Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MASERASI
I. Tujuan praktikum
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
simplisia nabati dan hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau
hampir semua pelarut diuapkan.
Tujuan ekstraksi
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat
dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat
padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka,
kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Maserasi
Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperature
kamar terlindung dari cahaya, pelarut akan masuk kedalam sel tanaman melewati
didinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
didalam sel dengan diluar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak
keluar dan diganti oleh pelarut dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa
tersebut akan berulang sampai terjadi keseimbangan antara larutan didalam sel dan
larutan diluar sel.
1. Digesti
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu
pada suhu 400 500C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk
simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan.
Dengan pemanasan diperoleh keuntungan antara lain:
1) Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan berkurangnya
lapisan-lapisan batas.
2) Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga pemanasan
tersebut mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan.
3) Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan berbanding
terbalik dengan kekentalan, sehingga kenaikan suhu akan
berpengaruhpada kecepatan difusi. Umumnya kelarutan zat aktif akan
meningkat bila suhu dinaikkan.
4) Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan, maka
perlu dilengkapi dengan pendingin balik, sehingga cairan akan menguap
kembali ke dalam bejana.
2. Maserasi dengan Mesin Pengaduk
Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu proses
maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.
3. Remaserasi
Cairan penyari dibagi menjadi, Seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan
cairan penyari pertama, sesudah diendapkan, tuangkan dan diperas, ampas
dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua.
4. Maserasi Melingkar
Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu
bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali
secara berkesinambungan melalui sebuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.
5. Maserasi Melingkar Bertingkat
Pada maserasi melingkar, penyarian tidak dapat dilaksanakan secara
sempurna, karena pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah
terjadi masalah ini dapat diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat
(M.M.B), yang akan didapatkan :
Serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa kali, sesuai
dengan bejana penampung. Pada contoh di atas dilakukan 3 kali,
jumlah tersebut dapat diperbanyak sesuai dengan keperluan.
Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dari bejana penyari, dilakukan
penyarian.dengan cairan penyari baru. Dengan ini diharapkan agar
memberikan hasil penyarian yang maksimal
Tanaman Gambir
Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan yang berasal dari ekstrak
remasan daun dan ranting tumbuhan yang bernama sama (Uncaria gambir Roxb.). Di
Indonesia gambir pada umumnya digunakan untuk menyirih. Kegunaan yang lebih
penting adalah sebagai bahan penyamak kulit dan pewarna. Gambir juga mengandung
katekin (catechin), suatu bahan alami yang bersifat antioksidan. India mengimpor
68% gambir dari Indonesia, dan menggunakannya sebagai bahan campuran menyirih.
Klasifikasi Gambir
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Uncaria
Spesies : U. Gambir
Morfologi tanaman
Tanaman gambir (Uncaria Gambir Roxb) biasa tumbuh liar di hutan dan
tempat-tempat lainnya yang bertanah agak miring dan cukup mendapatkan sinar
matahari serta curah hujan merata setiap tahun. Biasanya tumbuh di ketinggian antara
200 m - 900 m di atas permukaan laut. Tanaman ini kebanyakan berada di daerah
Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan perdu yang memiliki
batang keras yang membelit. Daunnya bertangkai pendek dan berwarna hijau muda.
Bunganya berwarna putih, berbentuk kecil-kecil dan tongkol bulat, Bunganya
tersusun majemuk dalam bongkol dengan diameter 4-5 cm; mahkota berwarna merah
muda atau hijau; kelopak bunga pendek, mahkota bunga berbentuk corong (seperti
bunga kopi), benang sari lima. Buah berupa kapsula dengan dua ruang, panjang 14-18
mm, berbiji banyak, bersayap, dan bertangkai hingga 20 mm. Bagian gambir yang
dipanen adalah daun dan ranting yang selanjutnya diolah untuk menghasilkan ekstrak
gambir yang bernilai ekonomis. Panen dan pemangkasan daun dilakukan setelah
tanaman berumur 1,50 tahun. Pemangkasan dilakukan 2-3 kali setahun dengan selang
4-6 bulan. Pangkasan daun dan ranting harus segera diolah, karena jika pengolahan
ditunda lebih dari 24jam, getahnya akan berkurang.
Kegunaan
Kandungan Kimia
a. Alat
- Corong
b. Bahan
- Gambir 250 gr
- Etil Asetat
- Dimasukkan kedalam botol kaca gelap 2,5 liter ditambahkan pelarutnya yaitu etil
asetat secukupnya lalu dikocok, didiamkan selama 3 hari. Kocok setiap hari
- Hari ke-3 larutan tersebut disaring, filtratnya dipisahkan dari ampasnya. Lalu
ampas gambirnya di larutkan kembali dengan etil asetat dalam botol kaca,
didiamkan selama 3 hari. Kocok 3 hari
- Setelah filtrat terkumpul, filtrat dirotari dengan alat rotary hingga didapatkan
ekstrak
V. Hasil
VI. Pembahasan
Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperature
kamar terlindung dari cahaya, pelarut akan masuk kedalam sel tanaman melewati
didinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
didalam sel dengan diluar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak
keluar dan diganti oleh pelarut dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa
tersebut akan berulang sampai terjadi keseimbangan antara larutan didalam sel dan
larutan diluar sel.
Dari hasil praktikum didapat kan sedikitnya ekstrak yang didapat, ini mungkin
karena kesalahan dalam perajangan gambir, karena pada saat praktikum perajangan
dilakukan dengan blender sehingga didapatkan gambir yang sangat halus, yang
seharusnya tidak boleh terlalu halus. Bahkan pada saat penyaringan gambir dari
ampasnya, penyaringan harus dilakukan 2 kali dikarenakan jatuhnya ampas kedalam
larutan yang telah disaring sehingga menyebabkan larutan menjadi keruh dan
penyaringan diulang.
VII. Kesimpulan
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
simplisia nabati dan hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan.
Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada
temperature kamar terlindung dari cahaya, pelarut akan masuk kedalam sel
tanaman melewati didinding sel.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Materia Medika, Jilid.VI. Jakarta: Diktorat Jendral
POMDepkes RI.
Rohman, Abdul dan Ibnu Gholib G. 2006. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Saifudin, Azis et al. 2011. Standarisasi Bahan Obat Alam. Yogyakarta: Graha Ilmu.