PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Buah naga yang sering disebut juga kaktus manis atau kaktus madu,
adalah buah yang baru dikenal di Indonesia. Buah naga mulai di kembangkan
di tanah air serta memiliki peluang besar untuk disebarluaskan. Buah naga
termasuk dalam keluarga tanaman kaktus dengan karakteristik memiliki duri
pada setiap ruas batangnya. Sebagian besar sumber menyatakan bahwa buah
ini berasal dari Meksiko, Amerika Selatan. Konon disebut buah naga karena
seluruh batangnya menjulur panjang seperti layaknya naga.
Saat ini khususnya di Indonesia buah naga sangat mudah untuk
dijumpai karena buah naga banyak dijual oleh para pedagang baik di
supermarket, di pasar maupun di pinggir jalan. Buah naga juga merupakan
tanaman yang sangat mudah ditanam yang tidak begitu rumit dalam proses
penanamannya sehingga bisa dijadikan perkebunan dirumah. Harga buah
naga yang tidak terlalu mahal juga membuat para masyarakat meminati buah
ini. Selain harganya yang terjangkau buah naga juga diketahui banyak
memperoleh manfaat bagi masyarakat. Beberapa manfaat buah naga
diantaranya berfungsi mencegah berbagai macam penyakit degeneratif akibat
kandungan serat vitamin dan mineral tinggi yang terdapat didalamnya. Buah
naga juga mampu mengontrol emosi seseorang sehingga mereka yang rutin
mengkonsumsi buah naga cenderung merasa lebih tenang. Serat buah naga
juga
sangat
baik
untuk
menurunkan
kolestrol.
Pengolahan
untuk
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah dari karya ilmiah ini
adalah : Apakah limbah dari kulit buah naga dapat digunakan sebagai alat uji
kandungan formalin pada tahu ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah limbah dari kulit buah naga dapat digunakan sebagai alat uji
kandungan formalin pada tahu.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai:
1. Informasi dan masukan bagi masyarakat, khususnya yang tinggal di
daerah sekitar Pasar Inpres Baqa Samarinda Seberang mengenai
kandungan formalin pada bahan makanan dengan menggunakan kulit
buah naga.
2. Bahan acuan bagi peneliti lain untuk pemanfaatan kulit buah naga.
3. Menginformasikan kepada penjual di kantin sekolah SMA Negeri 4
Samarinda agar lebih selektif dalam memilih tahu yang lebih sehat dan
bersih bebas formalin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pemanfaatan
Pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna,
faedah, laba, untung. Sedangkan pemanfaatan mempunyai arti proses,
cara, pembuatan memanfaatkan.
Memanfaatkan berhubungan erat dengan kepemilikan karena
memiliki sesuatu sekaligus memiliki manfaatnya.
2. Ekstrak dan ekstraksi
a. Pengertian ekstrak dan ekstraksi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekstrak adalah pati atau
sari. Ekstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari
suatu padatan atau cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan
ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan
pelarut sehingga pada bidang datar antarmuka bahan ekstraksi dan
pelarut terjadi pengendapan massa secara difusi.
Bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang telah
menembus kapiler-kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan
ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih tinggi dibagian dalam bahan
ekstraksi dan terjadi difusi yang memacu keseimbangan konsentrasi
larutan dengan larutan diluar bahan (Sudjadi, 1988).
b. Tujuan ekstraksi
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia
yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada
perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana
perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi
masuk ke dalam pelarut.
dapat
diikuti
dan
dibuat
modifikasi
yang
sesuai
untuk
c. Prinsip ekstraksi
Prinsip Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari
pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan
masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena
adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di
luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan
diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses
difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses
maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari
setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya
dipekatkan.
Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia
dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam
bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan
penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut,
cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang
dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh
karena gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya
kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh
dikumpulkan, lalu dipekatkan.
Prinsip Soxhletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk
simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas
saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas
bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola
menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam
klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari
telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali
ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi.
Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna,
tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25
kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Prinsip Refluks
larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat
terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan
sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan komponen kimia
akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat
kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap.
Prinsip Kromatografi Lapis Tipis
Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan
partisi, yang ditentukan oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak
(eluen), komponen kimia bergerak naik mengikuti fase gerak karena
daya serap adsorben terhadap komponen-komponen kimia tidak
sama sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan
yang berbeda berdasarkan tingkat kepolarannya, hal inilah yang
menyebabkan terjadinya pemisahan.
Prinsip Penampakan Noda
a). Pada UV 254 nm
Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan
sampel akan tampak berwarna gelap.Penampakan noda pada
lampu UV 254 nm adalah karena adanya daya interaksi antara
sinar UV dengan indikator fluoresensi yang terdapat pada
lempeng. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi
cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron
yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang
lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sambil
melepaskan energi.
b). Pada UV 366 nm
Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan
berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu UV 366 nm
adalah karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan
gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom yang ada pada noda
tersebut. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi
cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron
8
merupakan
penyarian
simplisia
secara
10
11
ekstrak
dan
pelarut
dipisahkan
dengan
cara
dan
akan
bila
kelebihan
air. Untuk
13
14
Sosok tanaman jenis ini lebih kekar. Di bagian batang dan cabang,
jarak antar duri tampak lebih rapat. Bobot buahnya rata-rata 400500 gram. Dagingnya berwarna merah keunguan. Kadar
kemanisan 13-15 brik. (2010)
3). Buah naga daging super merah (hylocereus costaricensis).
15
Batangnya lebih besar dan berwarna loreng ketika tua. Kulit buah
merah dan berjumbai. Ukuran buahnya rata-rata 400-500 gram.
Tingkat kemanisan 13-15 brik. (2010) (http://id.wikipedia
.org/wiki/buah-naga-super-merah, tanggal akses 17 juli 2011, jam
19.30 WIB).
4). Buah naga kulit kuning daging putih (selenicerius megalanthus).
16
Batangnya lebih besar dan berwarna loreng ketika tua. Kulit buah
merah dan berjumbai. Ukuran buahnya rata-rata 400-500 gram.
Tingkat 14 kemanisan 13-15 brik. Buah naga yang sering disebut
juga kaktus manis atau kaktus madu, adalah buah yang baru
dikenal di Indonesia. Buah naga mulai dikembangkan di Tanah
Air serta memiliki peluang besar untuk disebarluaskan. Buah
naga
termasuk
dalam
keluarga
tanaman
kaktus
dengan
17
ini adalah penentuan cacat kulit pada buah naga ( Tim karya tani
mandiri, 2009 ).
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Buah Naga tiap 100 gram
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kandungan buah
Air
Karbohidrat
Asam
Protein
Serat
Kalsium
Fosfor
Magnesium
Vitamin C
Jumlah
90,20%
11,5 g
0,139 g
0,53 g
0,71 g
134,5 mg 8 %
8,7 mg
2%
60,4 mg
4%
9,4 mg
2%
4. FORMALIN
a. Pengertian formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat
menusuk. Didalam formalin terkandung sekitar 37% persen
formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15%
sebagai pengawet. Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh hama
(desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri.
b. Nama lain formalin
1) Formol - Methylene aldehyde Paraforin
2) Morbicid - Oxomethane - Polyoxymethylene glycols
3) Methanal - Formoform - Superlysoform
4) Formic aldehyde - Formalith - Tetraoxymethylene
5) Methyl oxide - Karsan - Trioxane
6) Oxymethylene Methyl
c. Penggunaan formalin
1) Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih :
lantai, kapal, gudang dan pakaian.
2) Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain.
18
4) Bila tertelan
a) Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa
terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare,
kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit
kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar
hingga koma.
b) Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak,
limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.
Bahaya jangka panjang (kronis)
1) Bila terhirup
1. Apabila terhirup dalam jangka lama maka akan mneimbulkan
sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang
selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan
sensitasi pada paru.
2. Efek neurosikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah,
keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya
ingat berkurang.
3. Gangguan haid dan kemandulan pada perempuan
4. Kanker pada hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan,
paru dan otak.
2) Bila terkena kulit
a) Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal
serta memerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit
dan kepekaan pada kulit, dan terjadi radang kulit yang
menimbulkan gelembung.
3) Bila terkena mata
a) Jika terkena mata, bahaya paling menonjol adalah radang
selaput mata.
20
4) Bila tertelan
a) Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran
pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, serta rasa
terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa
gatal di dada.
e. Tindakan Pencegahan
1) Terhirup
a) Untuk mencegah agar tidak terhirup gunakan alat pelindung
pernafasan, seperti masker, kain atau alat lainnya yang dapat
mencegah kemungkinan masuknya formalin ke dalam hidung
atau mulut.
b) Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap udara (exhaust
fan) yang tahan ledakan.
2) Terkena mata
a) Gunakan pelindung mata atau kacamata pengaman yang tahan
terhadap percikan.
b) Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat kerja yang
berguna apabila terjadi keadaan darurat.
3) Terkena kulit
a) Gunakan pakaian pelindung bahan kimia yang cocok.
b) Gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia.
4) Bila tertelan
a) Bila diperlukan segera hubungi dokter atau dibawa kerumah
sakit.
f. Cara penyimpanan formalin
1) Jangan disimpan dilingkungan bertemperatur dibawah 15oC.
2) Tempat penyimpanan harus terbuat dari baja tahan kara,
aluminium murni, polietilen atau poliester yang dilapisi
fiberglass.
3) Tempat penyimpanan tidak boleh terbuat dari baja biasa, tembaga,
nikel atau campuran seng dengan permukaan yang tidak
dilindungi/dilapisi.
4) Jangan menggunakan
bahan
21
aluminium
jika
temperatur
g. Struktur formalin
Sturktur kimia formaldehida : CH2O
Identifikasi :
22
23
24
lengkap dan diyakini memiliki daya cerna yang tinggi (sebesar 85% 90%).
Kandungan
gizi
dalam
tahu,
memang
masih
kalah
arang dan kalorinya yang rendah, tahu merupakan salah satu menu
diet rendah kalori.
Dibalik kelezatannya, tahu menyimpan khasiat medis tersendiri.
Sebuah studi oleh tim medis dari Kanada membuktikan bahwa tahu
dapat menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh. Studi yang
dipublikasikan di American Journal of Clinifical Nutrition dilakukan
pada 55 orang lelaki dan perempuan usia setengah baya yang
mengidap kolesterol tinggi.
Setelah mengikuti diet sehat, partisan tersebut diikutkan pada
pola makan beragam, mulai dari kacang almond, tahu, sayuran
mentah, dan jenis makanan kedelai lain. Setelah setahun, kolesterol
mereka
diukur. Hasilnya,
mereka
yang
mengkonsumsi
tahu
menyediakan
direkomendasikan
untuk
10%
dari
tembaga,
nilai
mineral
harian
yang
penting
yang
dari
kedelai,
seperti
tahu
mengandung
isoflavon
27
Tinggi protein membuat perut tidak cepat merasa lapar. Juga, sifat
rendah kalori (sekitar 80 kalori dalam 100 gram) tidak menambah
kalori ekstra untuk menu diet.
6. Manfaat tahu membantu pasien diabetes pada masalah ginjal
Diabetes dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, salah satunya
gagal ginjal. Diabetes adalah penyebab utama kegagalan ginjal
dengan tanda awal adanya sejumlah protein dalam urin. Sebuah
penelitian dilakukan pada pria dengan diabetes tipe 2, yang
semuanya didiagnosis dengan penyakit ginjal yang terkait dengan
diabetes, menemukan bahwa protein kedelai dan manfaat tahu
dapat menurunkan 10% protein yang ditemukan dalam air seni.
Tabel 2.2 Perbandingan gizi yang ada pada tahu dan ampas tahu.
Kadar/100
No
Unsur Gizi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
gram kedelai
Energi (kal)
An (g)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Mineral (g)
Kalium (mg)
Fosfor (mg)
Zat Besi (mg)
Vitamin A (mcg)
Vitamin B (mg)
basah
382
20
30,2
15,6
30,1
4,1
196
506
6,9
29
0,93
Bahan Tahu
Ampas Tahu
79
84,8
7,8
4,6
1,6
1,2
124
63
0,8
0
0,06
393
4,9
17,4
5,9
67,5
4,3
19
29
4
0
0,2
B. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa kulit buah naga dapat
digunakan sebagai alat uji kandungan formalin pada tahu yang dijual di Pasar
Inpres Baqa Samarinda Seberang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
28
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah untuk
membuktikan bahwa ternyata limbah kulit buah naga dapat digunakan
sebagai alat uji kandungan formalin pada tahu.
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian diatas kami memperoleh tahu yang memiliki
tekstur yang berbeda, ada yang bertekstur keras atau padat dan ada yang
bertekstur kenyal yang diambil dari beberapa kios yang terdapat di Pasar
Inpres Baqa Samarinda Seberang.
Dari perbedaan di atas disebabkan karena beberapa tahu tersebut
terbukti mengandung formalin. Untuk membuktikan bahwa tahu tersebut
30
Sample
SumberPembuata
Tahu kios A
n Tahu
Jalan
Perlakuan
Perubahan
ekstraksi
Warna
Kesejahteraan
2
Tahu kios B
Selili
Tetap
berwarna
merah pekat
Tetap
berwarna
Tahu kios C
Kilo 5
31
merah pekat
Tetap
berwarna
4
Tahu kios D
Produksi sendiri
merah pekat
Berubah warna
menjadi pudar
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kulit buah
naga yang terbuang begitu saja jika digunakan semaksimal mungkin
dapat dimanfaatkan sebagai salah satu cara untuk menguji kandungan
formalin pada bahan makanan. Dan hasil penelitian penulis menunjukkan
bahwa 75% tahu yang dijual di pasar inpres baqa Samarinda Seberang
menggunakan formalin.
B. Saran
Kami berharap ide memanfatkan limbah kulit buah naga ini dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menguji kandungan
formalin pada bahan makanan. Dan masyarakat terutama ibu-ibu rumah
tangga bisa lebih selektif dalam memilih bahan makanan yang bersih dan
bebas dari formalin.
32
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2010) (http://chemistry35.blogspot.com/2011/04/ekstraksi-pengertianprinsip-kerja.html, tanggal akses 13 Desember 2013, jam 11.00 WITA)
Anonim. (2010) (http://www.referensimakalah.com/2013/04/pengertianpemanfaatan-dalam-kepemilikan.html, tanggal akses 13 Desember 2013, jam
11.15 WITA)
Anonim. (2011) (https://ekstrakjuskulitmanggis.wordpress.com/tag/pengertiantahu.html, tanggal akses 13 Desember 2013, jam 11.25 WITA)
Anonim. (2010) (http://waterstonet.blogspot.com/2011/05/struktur-kimiaformalin-dan-bahaya.html, tanggal akses 13 Desember 2013, jam 11.40 WITA)
Wahyuni, Rekna (2010). Pemanfaatan dan Pengolahan Kulit Buah Naga Super
Merah. Malang : Universitas Brawijaya.
Tim Karya Tani Mandiri (2009). Pedoman Bertanam Buah Naga. Jakarta:
Penerbit Nuansa Aulia.
Sudjadi, Drs. (1986). Metode Pemisahan. Yogyakarta: UGM Press.
33
LAMPIRAN-LAMPIRAN
34
35
Sample tahu
Buah Naga
36
Saringan
Pisau
37
Blender
38
PROSES PENELITIAN
39
40
Asal universitas
Dosen Pembimbing
Nama peserta
: 1. Arbainsyah
2. Bistari mustapa
3. Elti
4. Hamzah
Seberang
41