Penataan laboratorium
A. Desain Laboratorium
Sebelum laboratoium itu dibangun kita harus tahu dulu untuk keperluan
apa dan untuk dipakai siapa laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium yang
akan digunakan untuk pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah tentunya
akan memiliki bentuk yang berbeda dengan laboratorium untuk penelitian.
Demikian pula, laboratorium untuk penelitian atau percobaan fisiologi
tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium untuk ekologi. Pada umumnya
bentuk, ukuran dan tata ruang suatu laboratorium didesain sedemikian rupa
sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan aktivitasnya. Disamping
bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi
laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang
bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan
percobaan dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi
kapasiitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu
kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah
laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar
40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2
dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum
mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk
setiap mahasiswa.
1. Jenis Laboratorium
Laboratorium dapat bermacam-macam jenisnya, di sekolah menengah
umumnya jenis laboratorium disesuaikan dengan mata pelajaran yang
membutuhkan laboratorium tersebut. Karena itu di sekolah-sekolah untuk
pembelajaran IPA biasanya hanya dikenal laboratorium fisika, laboratorium
kimia dan laboratorium biologi. Di SLTP mungkin hanya ada laboratorium IPA
saja. Di Perguruan Tinggi, untuk satu jurusan saja, mungkin terdapat banyak
laboratorium. Kadang-kadang atas pertimbangan efisiensi, suatu ruangan
laboratorium difungsikan sekaligus sebagai ruangan kelas untuk proses belajar
mengajar IPA . Laboratorium jenis ini dikenal sebagai Science classroom-
laboratory. Kelebihan jenis laboratorium ini berrsifat multi guna. Contoh tata
letak laboratorium jenis ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:
a. Ruang praktikum
Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium fisika
sekolah. Ruang praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya proses
pembelajaran fisika di laboratorium. Proses pembelajaran fisika di dalam ruang
praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi, praktikum perorangan atau
kelompok, dan penelitian. Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut
tempat yang lebih luas dari pada proses pembelajaran klasikal di dalam kelas
biasa, oleh karena itu luas ruang praktikum harus dapat memberikan
keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses
pembelajaran. Luas ruang praktikum ini tentu harus memperhitungkan jumlah
siswa dan guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran fisika di
dalamnya. Luas ruang praktikum biasanya antara satu setengah sampai dua kali
luas ruang kelas. Agar kegiatan proses pembelajaran di dalam ruang praktikum
dapat berjalan dengan baik, maka ruang praktikum hendaknya memiliki
fasilitasfasilitas utama sebagai berikut :
Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan lain-lain),
instalasi air dengan bak cucinya, instalasi gas, dan instalasi limbah.
Fasilitas mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa, kursi dan
meja demonstrasi untuk guru, loker penitipan tas buku siswa, dan lemari
penyimpanan alat-alat praktikum.
Papan tulis, dan mungkin layar untuk OHP dan LCD.
b. Ruang guru
Ruang guru di laboratorium adalah tempat kerja bagi penanggung jawab
laboratorium dan guru yang melaksanakan proses pembelajaran di
laboratorium.
Ruang guru terdapat di dalam laboratorium, dengan satu pintu masuk dan
keluar yang sama melalui ruang praktikum.
Ruang guru dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding berkaca
bening sehingga dari dalam ruang ini guru dapat mengawasi kegiatan yang
terjadi di dalam ruang praktikum.
Ruang guru memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
Memiliki fasilitas mebeler seperti :
Kursi dan meja tulis untuk satu orang guru atau lebih.
Lemari atau rak buku.
Lemari untuk keperluan administrasi.
Loker atau rak untuk menyimpan pekerjaan tulis siswa yang akan
diperiksa oleh guru. Dalam ruang ini dapat dilaksanakan pekerjaan
administrasi laboratorium seperti :
o Inventarisasi alat-alat laboratorium
o Administrasi penggunaan alat-alat laboratorium.
o Administrasi peminjaman alat-alat laboratorium.
o Pengelolaan kegiatan laboratorium.
Di dalam ruang guru juga dapat dilaksanakan pekerjaan akademik
laboratorium seperti :
Merencanakan kegiatan laboratorium.
Menyusun jadwal kegiatan laboratorium.
Memeriksa pekerjaan siswa
c. Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan
perawatan dan persiapan alat-alat laboratorium.
Bila sekolah atau laboratorium memiliki petugas laboran, ruang persiapan
juga dapat digunakan sebagai ruang kerja laboran dalam melayani kegiatan
laboratorium kepada guru dan siswa.
Ruang persiapan terdapat di dalam laboratorium, diantara ruang praktikum
dan ruang ruang penyimpanan atau gudang.
Ruang persiapan dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding
berkaca bening atau ram kawat, sehingga dari dalam ruang ini guru atau
laboran dapat melihat kegiatan yang terjadi di dalam ruang praktikum.
Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
Memiliki fasilitas mebeler seperti :
Kursi dan meja kerja untuk melakukan perawatan dan persiapan alat-alat
laboratorium.
Lemari atau rak alat-alat.
Loket peminjaman alat-alat.
Di dalam ruang ini dapat dilaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan
alat-alat laboratorium seperti :Memeriksa jumlah kelengkapan alat,
memeriksa keadaan, memperbaiki, membersihkan, mengkalibrasi ulang.
Di dalam ruang ini juga dapat dilaksanakan pekerjaan mempersiapkan alat-
alat yang akan digunakan dalam kegiatan laboratorium seperti : Pemeliharaan
dan perawatan, setting, uji coba
d. Ruang penyimpanan.
Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai gudang
laboratorium, adalah ruang yang disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat
yang sedang tidak digunakan. Ruang penyimpanan terdapat di dalam laboratorium
di sebelah dalam ruang persiapan.
Demi keamanan dan kemudahan penyimpanan dan pengambilan alat-alat,
ruang penyimpanan atau gudang biasanya hanya memiliki satu pintu masuk
dan keluar melalui ruang persiapan.
Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik dan ventilasi
udara yang baik.
Memiliki fasilitas mebeler seperti : Macam-macam lemari alat-alat dan
bahan-bahan, macam-macam rak untuk alat-alat.
Sekali lagi dapat diperhatikan bahwa pada kenyataannya di lapangan,
jumlah, bentuk, ukuran, kualitas dan lokasi setiap ruang-ruang laboratorium dapat
saja berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya, bergantung kepada
keadaan di masing-masing sekolah. Hal itu dapat terjadi misalnya karena
laboratorium didirikan dengan memanfaatkan ruangan-ruangan tertentu yang
sudah ada di sekolah. Akan tetapi, seandainya laboratorium di bangun baru di
tanah kosong, maka perencanaannya hendaklah memperhatikan perbandingan
yang proporsional antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya, dan antara
setiap ruangan yang dibuat hendaknya mudah saling mengakses selama kegiatan
laboratorium berlangsung.
C. Fasilitas Laboratorium
Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk
memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas
tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas
umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai
laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik,
gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja
siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan,
dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll.
Penerangan
Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat
diubah-ubah sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya
matahari atau dari listrik.
Ventilasi
Laboratorium IPA membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih untuk
laboratorium Fisika yang sering menggunakan bahan-bahan mudah
menguap. Kadang-kadang ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela,
sehingga dibutuhkan alat perotasi udara seperti kipas penyedot (ceiling
fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu pergantian udara menjadi
lebih baik.
Air
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA, terutama
untuk laboratorium Fisika. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus
cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang
kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang
terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium harus
lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium. Air yang masuk
dan ke luar laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan
pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat
merusakkan pipa-pipa tersebut. Beberapa kebutuhan instalasi air yang harus
diperhatikan, yaitu:
Kebutuhan instalasi air di laboratorium adalah untuk keperluan proses
pembelajaran yaitu eksperimen dan demonstrasi, merawat dan
memelihara alat-alat laboratorium yang dapat dibersihkan dengan air,
memelihara kebersihan laboratorium, dan untuk mencuci tangan.
Komponen Instalasi air terdiri dari saluran air bersih dari sumbernya ke
dalam laboratorium, salurang air buangan (limbah), dan bak cuci
lengkap dengan kran airnya.
Bak Cuci dapat dipasang di bagian ruangan yang memerlukan, namun
hendaknya jauh dari lemari alat-alat yang tidak tahan terhadap
kelembaban dan dari stop kontak listrik. Biasanya bak cuci di pasang di
ruang guru, di bagian pinggir ruang praktikum, di dekat meja
demonstrasi, dan dapat juga di dekat meja praktikum. Bak cuci
sebaiknya tidak usah dipasang di ruang persiapan dan di gudang.
Listrik
Pada laboratoium Fisika, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting.
Besarnya daya yang terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat
laboratorium, terutama alat-alat laboratorium yang membutuhkan daya
besar, seperti oven, furnace, autoclave dan lain-lain. Tegangan listrik harus
selalu dicek apakah stabil atau tidak.Tegangan listrik yang tidak stabil dapat
merusak alat-alat. Harus diperhatikan pula instalasi listrik, jangan
didekatkan dengan aliran air dan gas. Selain itu harus dilengkapi dengan
pengaman yang mudah dijangkau. Terminal out let harus mudah dijangkau.
Instalasi listrik secara periodic perlu diperiksa kondisinya. Kabel-kabel
listrik secara periodic disikat untuk menghilangkan bahan-bahan korosif
yang biasanya menempel pada permukaan kabel. Socket dan plug harus
diperiksa apakah masih berfungsi dengan baik atau rusak (aus). Apabila
rusak harus segera diganti. Periksa juga secara periodic hubungan kabel ke
socket apakah masih terikat dengan kuat.
Kebutuhan instalasi listrik dalam laboratorium adalah untuk :
Memberikan penerangan di semua ruangan laboratorium yaitu di ruang
praktikum, di ruang guru, di ruang persiapan, dan di ruang penyimpanan
atau gudang
Memfasilitasi proses pembelajaran di laboratorium yaitu demonstrasi,
eksperimen dan penelitian, atau penggunaan OHP, LCD dan amplifier.
Memfasilitasi pekerjaan administrasi laboratorium, yaitu untuk
pemasangan mesin tik elektronik atau komputer.
Komponen instalasi listrik laboratorium dapat terdiri dari jaringan kabel,
sikring, lampu, saklar dan stop kontak, lebih baik kalau dilengkapi
dengan stabiliser.
Jaringan instalasi listrik di laboratorium dapat dipasang pada langit-langit
ruangan, dinding ruangan, lantai, meja praktikum, meja demonstrasi, dan
meja persiapan.
Mebeler
Yang dimaksud dengan fasilitas mebeler adalah peralatan mebel seperti
meja, kursi, lemari, rak dan sebagainya. Pada prinsipnya semua mebeler
adalah sama, namun karena fungsi dan tujuan pemakaiannya, maka
mebeler laboratorium biasanya memiliki bentuk, ukuran, dan jenis bahan
tertentu yang dapat berbeda dengan mebeler lainnya. Sesuai dengan tujuan
pemakaian dan fungsinya, fasilitas mebeler laboratorium dapat terdiri dari
bermacam-macam meja, kursi, lemari, rak dan loker, seperti yang akan
dikemukakan berikut ini :
a. Meja
Macam-macam meja di laboratorium adalah meja praktikum, meja
demonstrasi, meja persiapan dan meja tulis.
Meja praktikum
Untuk siswa melakukan praktikum atau kegiatan pembelajaran
di laboratorium.
Satu meja untuktuk satu percobaan dan satu percobaan dapat
dilakukan oleh dua sampai 4 orang siswa.
Ukuran meja praktikum kira-kira dua kali meja belajar di kelas
dengan atau misalnya tinggi 75 cm, lebar 70 cm dan panjang
120 cm.
Dilengkapi dengan instalasi listrik.
Sebaiknya satu meja dipasang terpisah (jangan berimpit) dengan
meja yang lainnya.
Meja demonstrasi
Untuk guru melakukan demonstrasi atau kegiatan pembelajaran
di laboratorium.
Dipasang di bagian depan ruang praktikum di depan papan tulis.
Ukuran panjangnya kira-kira dua kali meja praktikum dengan
lebar dan tinggi yang sama atau bisa juga tinggi 75 cm, lebar 80
cm dan panjang 200 cm.
Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.
Di samping meja demonstrasi dapat dipasang bak cuci.
Meja persiapan
Untuk guru dan atau laboran untuk mempersiapkan alat-alat
yang akan digunakan untuk proses pembelajaran.
Dipasang di ruang persiapan.
Ukurannya kira-kira sama dengan meja demonstrasi.
Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.
Meja tulis
Untuk guru.
Di pasang di ruang guru di laboratorium.
Ukurannya sama dengan ukuran meja tulis pada umumnya,
lengkap dengan laci-lacinya
b. Kursi
Kursi di laboratorium dibedakan atas kursi biasa untuk guru dan
kursi praktikum untuk siswa melakukan percobaan atau mengikuti
pembelajaran di laboratorium.
Kursi praktikum biasanya dibuat tanpa sandaran punggung dan
tangan.
Kursi praktikum umumnya dibuat dari rangka besi tingginya
sekita 50 cm dan tempat duduknya terbuat dari kayu berbentuk
dengan diameter sekitar 25 cm.
Agar tidak cepat merusak lantai dan tidak menimbulkan suara
berisik ketika digeser, bagian bawak (telapak) kaki kursi
sebaiknya dilapisi plastik, kayu atau karet.
c. Lemari
Lemari di laboratorium terutama dapat dibedakan atas lemari alat,
lemari buku, dan lemari administrasi.
Lemari alat
- Dibuat dan disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat
laboratorium.
- Lemari alat di laboratorioum dibedakan atas lemari tinggi
yang disimpan di ruang penyimpanan, dan lemari pendek
yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum.
- Lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang
praktikum, juga dapat digunakan sebagai meja praktikum,
misalnya untuk percobaan yang menggunakan instalasi gas..
- Semua lemari laboratorium, terutama lemari alat-alat harus
terbuat dari bahan yang kuat untuk menahan beban yang
cukup berat, sebaiknya tidak dari partikel blok atau tripleks
dan multiplek yang terlalu tipis.
- Agar tidak menyita tempat yang lebar, pintu lemari alat-alat
biasanya berupa pintu geser.
- Bagian depan lemari alat di ruang penyimpanan sebaiknya
terbuat dari kaca, agar mudah dilihat alat apa yang terdapat
di dalamnya.
- Pintu lemari alat-alat harus dilengkapi dengan kunci yang
menjamin keamaan alat-alat di dalamnya.
- Alas tahapan lemari alat sebaiknya dapat dibongkar-pasang
untuk memudahkan penyimpanan alat-alat yang lebih tinggi
dari tinggi tahap yang tersedia.
Lemari administrasi
- Lemari administrasi adalah lemari yang digunakan untuk
menyimpan segala format
- administrasi laboratorium.
- Lemari ini dapat dibuat dari kayu atau plat logam, dengan
ukuran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
ketersediaan tempat.
- Jumlah lemari administrasi jangan terlalu banyak
dibandingkan dengan jumlah lemari alat.
- Lemari ini disimpan di ruang guru, dan diberi kunci.
Lemari buku
- Digunakan untuk menyimpan berbagai buku kepustakaan
laboratorium.
- Lemari ini sebaiknya berninding kaca, dan tidak dikunci,
agar setiap pengguna laboratorium dapat menggunakan
buku yang disimpan di dalamnya.
- Lemari ini dapat disimpan di ruang guru.
d. Rak
Rak adalah lemari tanpa dinding, yang digunakan untuk menyimpan
alat-alat.
Alat-alat yang disimpan dalam rak ini biasanya adalah alat-alat
yang memiliki kotak khusus, atau alat-alat yang tidak terlalu
memerlukan perlindungan dari cuaca dan debu.
Rak dapat disimpan di ruang penyimpanan alat, di ruang persiapan,
dan di ruang guru
e. Loker
Loker siswa adalah lemari yang disediakan di laboratorium khusus
untuk menyimpan buku dan tas siswa di dalam laboratorium.
Loker ditempatkan dibagian pinggir depan atau belakang ruang
praktikum.
Loker di laboratorium biasanya dibuat hanya berupa kotak-kota
dari sekat-sekat dan tahap-tahap tanpa pintu.
Loker dapat dibuat dari bahan kayu dengan ukuran yang ideal
untuk siswa.
Sebaiknya disediakan satu kotak untuk tiap satu siswa.
D. Personal
Agar kesinambungan daya guna laboratorium dapat dipertahankan,
laboratoratorium perlu dikelola secara baik. Salah satu bagian dari pengelola
lab ini adalah staf atau personal laboratorium. Staf atau personal laboratorium
mempunyai tanggunga jawab terhadap efektifitas dan efisiensi laboratorium
termasuk fasilitas, alat-alat dan bahan-bahan praktikum. Pada sekolah
menengah, biasanya laboratorium dikelola oleh seorang penanggung jawab
laboratorium yang diangkat dari salah seorang guru IPA (fisika, kimia atau
biologi). Di Perguruan Tinggi yang bertindak sebagai panggung jawab
laboratorium adalah kepala laboratorium yang dapat diangkat oleh Ketua
Jurusan atau Pimpinan Perguruan Tinggi, tergantung status laboratoriumnya,
apakah laboratorium pusat atau laboratorium Jurusan. Di Sekolah Menengah,
pengelola laboratorium bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah. Selain
pengelola laboratorium biasanya terdapat pula seorang teknisi laboratorium.
Tugas teknisi laboratorium membantu penyiapan bahan-bahan / alat-alat
praktikum, pengecekan secara periodic, pemeliharaan dan penyimpanan alat
dan bahan. Agar kinerja pengelola laboratorium berjalan baik, perlu disusun
struktur organisasi laboratorium. Pada struktur organisasi tersebut,
dicantumkan pula para guru mata pelajaran fisika, kimia dan biologi sebagai
penanggung jawab masing-masing alat/bahan. Sebagai contoh struktur
organisasi tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:
Tugas penanggung jawab laboratorium selain mengkoordinir berbagai aspek
laboratorium, juga mengatur penjadualan penggunaan laboratorium.
Penjadualan ini dikoordinasikan dengan bagian kurikulum dan
mempertimbangkan usulan-usulan guru. Pada laboratorium dengan peralatan
lab yang rumit atau kompleks, biasanya perlu diangkat seorang operator alat.
Operator alat bertanggung jawab terhadap alat yang dioperasikannnya, oleh
karena itu operator harus selalu siap jika sewaktu-waktu alat tersebut
digunakan.
E. Anggaran
Kelancaran kegiatan laboratorium dan kesinambungan fungsionalisasi
laboratorium sangat tergantung kepada anggaran yang memadai. Penngertian
anggaran disini adalah suatu proses yang meliputi perencanaan sistematik
untuk suatu kegiatan yang menghemat uang. Untuk laboratorium sains
anggaran harus sudah disiapkan dua atau tiga bulan sebelum tahun ajaran baru
dimulai, sehingga cukup waktu untuk pertimbangan, pembatalan dan
finalisasi pesanan-pesanan dann pengadaan alat. Urutan persiapan anggaran
untuk laboratorium sains yang dianjurkan sebenarnya tidak ada tata cara yang
standar disebabkan variasinya administrasi. Langkah-langkah berikut ini
sangat bermanfaat untuk dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran:
1. Cek semua persediaan alat/bahan
2. Dengan bantuan guru senior dan asisten laboratorium, mintakan
informasi mengenai:
a. Barang habis tahunan
b. Periode mana dari tahun ajaran, bahan habis tertentu dibutuhkan untuk
digunakan
c. Alat-alat yang mengalami kerusakan akut
d. Alat-alat baru yang dibutuhkan pada tahun ajaran yang akan dating
e. Alat/bahan yang rusak atau hilang
3. Mencari informasi proyeksi penerimaan siswa pada tahun ajaran yang
akan dating
4. Pengecekan fasilitas laboratorium mencakup suplai air, listrik, gas dan
lain-lain
5. Mengecek harga-harga alat/bahan pada saat ini dan memprediksi harga-
harga tersebut pada tahun mendatang
6. Berdasarkan informasi di atas (1-5) dan hasil konsultasi dengan guru-guru
IPA, masing-masing guru senior menyiapkan daftar kebutuhan untuk
tahun yang akan datang. Daftar yang dibuat harus mencakup tipe alat,
model dan jumlah yang dibutuhkan. Secara umum daftar kebutuhan
meliputi:
a. Bahan habis
b. Alat-alat gelas, plastik dan logam
c. ATK
d. Dan lain-lain
7. Mendiskusikan hal-hal yang penting dan kritis untuk penyelesaian
kebutuhan alat/bahan tersebut dengan melibatkan Kepala Sekolah dan
guru senior.
Neraca
Analitik
Digital
Di ruang
dan timbang dengan
meja beton
(meja tidak
terpengaruh
Neraca Mengukur getaran) dan
Analitik massa benda terhindar suhu
Ayun tinggi
Cabinet,
kering,
pH Mengukur elektroda
meter pH terlindungi dan
digita laruta tidak kering
l n dari larutan
KCl jenuh
Mengukur
Gelas ukur Jumlah Lemari rak
Volume
cairan (shelves)
Labu ukur Menentuk
an Lemari rak
konsentras
i larutan (shelves)
baku
Rak pipet
Pipet ukur Mengambi
l volume
cairan
Bahan
Dasar Alat Nama Alat Gambar Alat Fungsi Penyimpanan
Gelas Gelas Kimia Penyimpan Lemari rak
zat cair
Pengambil
Pipet volume
gondok tertentu zat Rak pipet
cair pada
titrasi
Penyimpan
zat cair pada
Labu titrasi
Erlenmeyer Lemari rak
Penyimpan
zat cair
saat destilasi
Labu dasar
rata Lemari rak
Penyimpan
zat cair
Cawan petri dalam Lemari rak
jumlah kecil
Penyimpan
padatan
Gelas arloji yang akan Lemari rak
ditimbang
Wadah
Termometer Pengukur termometer,
suhu baki plastik
Tabung Tempat Rak tabung
reaksi mereaksikan reaksi saat
zat dipakai, baki
plastik
Sendok Pengambil
spatula zat padat dari
dan spatula botol
Penusuk Baki plastik
padatan
keras dalam
botol
Pembakar Pembakar Lemari rak
Bunsen dengan gas
LPG
EYELA. (2003). Price List. Tokyo (PT Indo Aktivina. WIsma Benhil
Lantai 7
Jl. Jenderal Sudirman Kav 36 Jakarta
Pusat).
Fisher. (2003). (PT. Sardo Ganesha Perdana Jl. Sunda 57 Telp.
59310
Bandung 40112).
Gama Gede. CV. (2003). Daftar Harga. Jl. Semar No. 10 bandung.
Tlp. (022)
619594, 637173. Fax. (022) 619504 Bandung
40172.
Bahan kimia yang ada di lab jumlahnya relatif banyak seperti halnya
jumlah peralatan. Di samping jumlahnya cukup banyak juga bahan
kimia dapat menimbulkan resiko bahaya cukup tinggi, oleh karena itu
dalam pengelolaan lab aspek penyimpanan, penataan dan
pemeliharaan bahan kimia merupakan bagian penting yang harus
diperhatikan.
Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan
penataan bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan
(segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan
(labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder
(secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals),
inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard
information).
Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis
tidaklah tepat, kebutuhan itu hanya diperlukan untuk melakukan
proses pengadministrasian. Pengurutan secara alfabetis akan lebih
tepat apabila bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis,
dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya.
Bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain,
harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi.
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pencampuran dengan sumber
bahaya lain seperti api, gas beracun, ledakan, atau degradasi kimia.
Banyak bahan kimia yang memiliki sifat lebih dari satu jenis tingkat
bahaya. Penyimpanan bahan kimia tersebut harus didasarkan atas
tingkat risiko bahayanya yang paling tinggi. Misalnya benzena
memiliki sifat flammable dan toxic. Sifat dapat terbakar dipandang
memiliki resiko lebih tinggi daripada timbulnya karsinogen. Oleh
karena itu penyimpanan benzena harus ditempatkan pada cabinet
tempat menyimpan zat cair flammable daripada disimpan pada
cabinet bahan toxic. Berikut ini merupakan panduan umum untuk
mengurutkan tingkat bahaya bahan kimia dalam kaitan dengan
penyimpanannya.
Wadah bahan kimia dan lokasi penyimpanan harus diberi label yang
jelas. Label wadah harus mencantumkan nama bahan, tingkat bahaya,
tanggal diterima dan dipakai. Alangkah baiknya jika tempat
penyimpanan masing-masing kelompok bahan tersebut diberi label
dengan warna berbeda. Misalnya warna merah untuk bahan
flammable, kuning untuk bahan oksidator, biru untuk bahan toksik,
putih untuk bahan korosif, dan hijau untuk bahan yang bahayanya
rendah.
Bahan kimia cair yang berbahaya harus disimpan pula dalam wadah
sekunder seperti baki plastik untuk mencegah timbulnya kecelakaan
akibat bocor atau pecah. Wadah sekunder yang diperlukan harus
didasarkan atas ukuran wadah yang langsung diisi bahan kimia, tidak
atas dasar volume bahan cair yang ada dalam wadahnya. Ukuran
wadah bahan primer yang perlu disediakan wadah sekundernya yaitu
:
Bahan Kimia
Limit Waktu 6 Bulan
Bahan Kimia
Bahan yang reaktif dengan air apabila kontak dengan dengan udara
lembab saja akan menghasilkan senyawa toksik, flammable, atau gas
mudah meledak. Misalnya hipoklorit dan logam hidrida. Oleh karena
itu penyimpanan bahan kimia ini harus dijauhkan dari sumber air
(jangan menyimpannya di bawah atau di atas bak cuci, dst.). Gunakan
pemadam api dengan bahan kimia kering apabila terjadi kebaran
dengan bahan ini. Simpan dalam desikator yang diisi dengan silika
gel.
Bahan kimia korosif terdiri dari dua macam yaitu asam dan basa.
Penyimpanan bahan kimia korosif jangan sampai bereaksi dengan
tempat penyimpanannya (lemari rak dan cabinet). Perhatikan bahwa
diantara bahan korosif dapat bereaksi dengan hebat, sehingga dapat
mengganggu kesehatan pengguna.
(plastik).
0C.
60,0 0C.
(2) Kelas III A : Cairan yang mempunyai titik bakar 60,0 0C dan <
93,4 0C.
(3) Kelas III B : Cairan yang mempunyai titik bakar 93,4 0C.
o 2-Acetylaminofluorene
o Acrylonitrile
o 4-Aminodiphenyl
o Asbestos
o Benzene
o bis-Chloromethyl ether
o Cadmium
o Dibromochloropropane (DBCP)
o 4-Dimethylaminoazobenzene
o Ethylene dibromide
o Ethyleneimine
o Ethylene oxide
o Formaldehyde
o Inorganic Arsenic
o 4,4'-Methylene bis(2-chloroaniline)
o Methylene chloride
o Methylenedianiline
o alpha-Naphthylamine
o beta-Naphthylamine
o 4-Nitrobiphenyl
o N-Nitrosodimethylamine
o beta-Propiolactone
o Vinyl chloride
Tabel-8
Matriks Bahan Kimia yang incompatable
(tidak boleh disimpan bersamaan)
Tabel-9
Klasifikasi Penyimpanan Bahan Kimia
Penataan alat dan bahan yang tepat, baik, dan teratur, sangatlah membantu
kelancaran dan meningkatkan gairah kerja. Memudahkan dalam pencarian,
mengurangi timbulnya kecelakaan, dan membuat lingkungan kerja yang
kondusif. Demikian pengadminitrasian alat dan bahan yang baik dan teratur,
dapat mempermudah pengawasan dan mengetahui dengan cepat data
kekayaan laboratorium yang dimiliki. Efisien dalam pengadaan karena jenis
dan jumlah alat atau bahan yang tersedia telah diketahui dengan pasti,
sehingga alat atau bahan yang diusulkan untuk dibeli akan sesuai dengan
kebutuhan (tidak berlebih atau tidak terjadi penumpukkan).
B. Prasyarat
Kemampuan khusus yang harus anda tekuni dan latih secara intensif dari
modul-modul yang dipersyaratkan tersebut adalah :
(1) Mengenali dengan baik semua alat, bahan, dan fasilitas umum yang
digunakan di laboratorium analisis
(2) Terampil menggunakan semua alat untuk analisis
D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir yang harus dicapai setelah menyelesaikan modul ini tertuang
pada tabel sebagai berikut :
E. Kompetensi
Kompetensi yang akan dicapai dalam Modul ini mencakup aspek-aspek sebagai
berikut :
Su Kriteria Materi Pokok Pembelajaran
b Unjuk Lingkup Sika Pengetahu Keterampila
1
Kompete 2
Kerj Balajar
3 p4 an 5 n 6
E. 1 nsi 1. Penataan
a Penataan Hati-hati dan Cara Menata alat
Menata bahan bahan teliti menata
bahan dilakuka baku dan dalam alat di
baku dan n spare part menata lab
peralatan berdasar alat Menata
kan bahan kimia
jenis alat Hati-hati Cara
dan menata
cermat bahan
2. dalam kimia di
Penataan mengelomp lab
bahan okan bahan
berdasar kimia
kan sifat
bahan
F. Cek Kemampuan
Berikan tanda cek (V) pada tingkat penguasaan sesuai yang anda
Tingkat Penguasaan
No. Aspek yang harus dikuasai Baik Sedang Kurang
1 Pemahaman anda tentang makna
pengelolan
2 Keterampilan anda menyusun struktur
laboratorium
organisasi
laboratorium
3 Keterampilan anda menyusun jadwal
penggunaan
4 Pemahaman anda tentang makna
laboratorium
5 laboratoriumanda tentang fungsi
Pemahaman
6 laboratorium
Keterampilan anda dalam merancang
tingkatan
7 Pengenalan anda tentang beberapa fasilitas
praktikum
umum
laboratorium
8 Pemahaman anda tentang penggunaan
fasilitas
9 Keterampilan anda menyusun/menata
umum laboratorium
fasilitas
10 Pemahaman anda tentang makna penataan
umum laboratroium
alat dan
11 Pengenalan anda terhadap bahan dasar
bahan
penyusun
12 Pemahaman anda tentang klasifikasi
alat yang ada di laboratorium
alat di
13 Pemahaman anda tentang spesifikasi alat
laboratorium
yang ada
14 Pemahaman anda terhadap fungsi alat
di laboratorium
yang ada di
15 Keterampilan anda menggunakan semua
laboratorium
alat yang
16 Pemahaman anda tentang cara menata
ada di laboratorium
alat di
17 Partisipasi anda dalam menata alat di
laboratorium
18 laboratorium anda dalam menata alat di
Keterampilan
laboratorium
19 Pengenalan anda terhadap ujud bahan
kimia di
20 Pemahaman anda tentang klasifikasi
laboratorium
bahan kimia
21 Pemahaman anda tentang spesifikasi
yang ada di laboratorium
bahan kimia
22 Pemahaman anda tentang fungsi bahan
yang ada di laboratorium
kimia di
23 Keterampilan anda dalam memperlakukan
laboratorium
bahan
24 Pemahaman anda dalam menata bahan
kimia di laboratorium
kimia di
25 Partisipasi anda dalam menata bahan
laboratorium
kimia di
26 Keterampilan anda dalam menata bahan
laboratorium
kimia di
laboratorium
II. PEMBELAJARAN
Tanda
Jenis Kegiatan Tanggal Wakt Tempat Perubah tangan
KBM-1 u Belajar an dan Guru
Alasan
Diskusi Kela
tentang : 8 Jam s
Konsep
dasar
manajemen
laboratoriu
m Aspek \-
aspek
manajemen
lab
Struktur
organisasi dan
tugas
pengelola lab Kelas /
Peraturan kerja Laboratori
di lab um
Latihan tentang :
Menyusun
struktur
organisasi lab
KBM-2
Diskusi
tentang : 8 Jam Kela
Pengertian s
laboratorium
Fungsi
laboratorium
Latihan tentang
: Menyusun Kelas /
contoh Laboratori
um
dari suatu pola
praktikum
KBM-3
Diskusi
tentang : 10 jam
Jenis ruang Kela
di s
laboratorium
Fasilitas
umum
laboratorium
KBM-4
Latihan tentang Kelas/
Diskusi tentang
: Menyusun Lab
: Penataan alat 16 Jam Kela
denah lab
Klasifikasi s
Mengatur
alat
penempatan
berdasarkan
fasilitas umum
jenis bahan
lab
dasar dan
fungsinya
Teknik
KBM-5
penataan alat
Diskusi tentang
: Penataan 16 Jam Kela
Latihan
bahan s
tentang :
Klasifikasi
Penataan Kelas/
bahan
alat Lab
berdasarkan
sifat kimia dan
sifat fisisnya
Teknik
penataan
bahan
Latihan
tentang : Kelas /
Penataan lab
bahan kimia
B. Kegiatan Belajar
3. Kegiatan Belajar 3
Menyusun denah lab ideal dan denah lab yang nyata di sekolah /
b. Uraian materi 3
Fasilitas Laboratorium
Ruang staf berukuran sekitar 15-20 m2, merupakan ruang kerja Ketua
Lab dan para pengelola lab lainnya. Ruang ini dilengkapi meja kerja,
meja tamu, kabinet, lemari buku, meja komputer, pesawat telpon, dan
papan tulis. Dokumen laboratorium dan buku-buku literatur ditempatkan
di ruangan ini. Ruang staf lab ditunjukkan pada Gambar-8 berikut.
Gambar-8 Ruang Staf Lab
Meja demonstrasi ada yang ditempatkan secara tetap di depan kelas lab
dan ada pula yang dapat dipindah-pindahkan karena dilengkapi kaki
bergelinding. Meja demonstrasi di depat kelas berukuran panjang 3 m,
tinggi dan lebarnya sama dengan meja praktikum. Karena meja
demonstrasi harus kelihatan oleh banyak praktikan, maka meja tersebut
harus diberi podium setinggi 20-30 cm. Adapun meja demonstrasi yang
dapat didorong harus memiliki tinggi 90 cm hingga 100 cm, sedangkan
panjang dan lebarnya sama dengan meja praktikum. Meja tersebut
digunakan pembimbing praktikum untuk menampilkan contoh rangkaian
alat, percobaan yang dapat menguatkan pemahaman konsep, ataupun
digunakan praktikan untuk menampilkan proses eksperimen yang
ditemukan kelompoknya. Gambar-11 menunjukkan dua contoh dari meja
demonstrasi.
Gambar-11Meja
demonstrasi
(a) tidak dapat didorong (b) dapat
didorong
Meja tulis berukuran panjang 1,2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,7 m. Meja
tersebut ditempatkan di ruang staf untuk keperluan persiapan Ketua Lab /
Pembimbing praktikum. Meja tersebut dilengkapi laci sebagimana
ditunjukkan pada Gamabr-8.
Cabinet ada yang terbuat dari kayu, kayu pres, polywood, logam atau
polietilen (plastik). Barang tersebut biasanya dilapisi cat pelindung untuk
menjaga ketahanannya. Ada cabinet yang dikhususkan untuk menyimpan
bahan kimia cair mudah menguap (flammable), atau bahan korosif
seperti asam. Cabinet juga sering dipakai untuk menyimpan bahan kimia
padatan. Gambar-12 memperlihatkan beberapa contoh cabinet.
Gambar-12 Macam-macam Cabinet
c. Rangkuman 3
b. Uraian materi 4
c. Rangkuman 4
b. Uraian materi 5
Di bawah ini disajikan beberapa contoh katalog bahan kimia serta satu
contoh cara menuliskan spesifikasi bahan.
Katalog Bahan Kimia
c. Janssen Chimica.
Rangkuman 5 (2003-2004).
Belgium.
Titik bakar cairan flammable Kelas IA adalah < 22,8 0C dan titik
didih < 37,8 0C. Titik bakar Kelas IB adalah < 22,8 0C dan titik
didih 37,8 0C. Titik bakar Kelas IC adalah 22,8 0C dan <
37,8
0C, dan titik didih tidak tertentu.
< 60,0 0C. Kelas III A mempunyai titik bakar 60,0 0C dan <
93,4
DAFTAR PUSTAKA
Anna Poedjiadi. (1984). Buku Pedoman Praktikum dan Manual Alat
Laboratorium Pendidikan Kimia. jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Brown, Byron C. (2004). Enviromental Health and Safety. Medical College of
Georgia.
Creedy, John. (1978). A Laboratory Manual for Schools and Colleges. London :
Heinemann Education Books Limited.
Curran, Gregory L. (2001). Science Help Online Chemistry. Fordham Preparatory
School.
Dana, Charles A. (2002). Science Facilities Standards. Texas Education Agency.
Depdilbud. (1993). Buku Katalog Alat Laboratorium IPA untuk SMP dan SMA.
Jakarta : Dikmenum.
Djupripadmawinata, et al. (1981). Pengelolaan Laboratorium IPA-II
(Lanjutan). Jakarta : P3G.
Education Department. (1995). Science Laboratories. Physical and Biological
Sciences Section Advisory Inspectorate.
Grover, Fred and Wallace, Peter. (1979). Laboratory Organization and
Management. London : Butterworths.
Hernandez, Sonia, et al. (1999). Science Safety Handbook for California Public
School. Sacramento : California Department of Education.
Medical College of Georgia. (2001). Chemical Saftey Guide for Laboratories.
Environmental Health & Saftey Division.
Moh. Amien. (1984). Buku Pedoman Praktikum Dan Manual Laboratorium
Pendidikan IPA Umum (General Science). Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sarosa Purwadi dan Tobing, R.L., eds. Moedjiadi et al. (1981). Pengelolan
Laboratorium IPA. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soendjojo Dirdjosoemarto dan Iswojo PIA. (1985). Pengelolaan Laboratorium
IPA. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Stoner, James A.F. (1979). Management. London : Prentice hall International
Inc.