Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan 2013

Uji Kualitatif Formalin 1



1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Formalin merupakan larutan yang terdiri atas 37% formaldehid dalam
air. Formaldehid merupakan senyawa dalam bentuk gas. Oleh karena itu
formalin yang dalam bentuk cair tidak bias disamakan dengan
formaldehid.formalin merupakan bentuk hidratasi hamper sempurna dari
formaldehid dan metanadiol. Jika larutan formalin berada dalam ruang
tertutup seperti coolbox ikan atau palka dapat diduga bahwa reaksi
keseimbangan antara formaldehid dan metanadiol terjadi hampir sempurna
gabungan reaksi kedua senyawa ini merupakan antibiotic yang sangat efektif
dalam merusak prose fisiologis sel bakteri melalui mekanisme denaturasi
protein, merusak membrane, dehydrator sekaligus memecah ikatan hydrogen
[ada sel bakteri ( Donaria dan Helena,2007).
Formaldehid dalam formalin berikatan dengan protein ikanmembentuk
jembatan metal yang menyebabkan struktur daging kaku dan tidak larut air.
Semakin lama ikan direndam dalam formalin daging ikan akan semakin
mengkerut. Perendaman dalam formaldehid menyebabkan sebagian besar
protein sitoplasma sel terkoagulasi protein yang berikatan dengan
formaldehid menyebabkan kualitas protein menurun dan bila dikonsumsi ada
sebagian kecil formaldehid bebas yang akan ikut dalam metabolism tubuh
(Zaelani dan Hartati, 2008 ).
Senyawa kimia formaldehid juga disebut methanol merupakan aldehida
berbentuk gas yang rmus kimianya H
2
CO. dalam udara bebas formaldehida
berada dalam berwujud gas tapi bias larut air (biasanya dijual dalam kadar
larutan 37% menggunakan merk dagang formalin). Dalam air formaldehid
mengalami polimerisasi, sedikit sekali yang dalam bentuk monomer H
2
CO.
formalin adalah larutan formaldehid dalam air dengan kadar antara 10-40%
(Sastro,2009)
Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan 2013

Uji Kualitatif Formalin 2

Formalin merupakan nama dagang dari formaldehid terlarut dengan
kadar 37=40%. Pada industry pengolahan makanan skala rumah tangga.
Formalain saat ini disalah gunakan sebagai penganti pengawet makanan karena
harganya murah. Mudah didapat fan menghasilkan produk yang secara fisual
fisikawikonsumen namun,secara medis mengancam kesehatan. Penggunaan
formalin sulit dihindarkan pada industri pengolahan makanan skala rumah
tangga. Padahal, produk dari industri skala ini judtru menjadi kebutuhan
utama masyarakat. Selain itu, formalin sangat tidak layak dijadikan
alternative pengawet makanan. Mengingat banyaknya dampak formalin bila
masuk ke system tubuh manusia (Widyawati et al., 2000)
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari Praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji
Kualitatif Formalin adalah untuk mengetahui cara uji kualitatif formalin
terhadap ikan segar dan beberapa produk perikanan.
Tujuan dari Praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji
Kualitatif Formalin adalah agar praktikan dapat mempraktikum uji kualitatif
formalin terhadap ikan segar dan beberapa produk perikanan.
1.3 Tempat dan Waktu
Praktikum Penanganan Hasil Perikanan dengan materi Penanganan Pasca
Panen Hasil Perikanan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 November
2013. Pada pukul 14.00 15.30 WIB, bertempat di Laboratorium THP
(Teknologi Hasil Perikanan) gedung C lantai 1, fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.


Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan 2013

Uji Kualitatif Formalin 3

2. METODOLOGI
2.1 Alat dan Fungsi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum penanganan hasil perikanan materi
uji kualitatif formalin adalah sebagai berikut :
Tabung reaksi :Sebagai wadah sampel yang di uji formalin.
Pipet tetes :Untuk mengambil larutan dalam skala kecil.
Timbangan digital :Untuk menimbang sampel dengan ketelitian 10
-2
.
Mortar dan alu :Untuk menghaluskan bahan yang berupa padatan.
Pisau :Untuk memotong dan menfillet daging ikan.
Nampan :Sebagai tempat alat dan bahan.
Spatula :Untuk menghomogenkan larutan yang di uji.
Whasing bottle :Sebagai tempat aquadest.
Rak tabung reaksi :Sebagai tempat tabung reaksi.
2.2 Bahan dan Fungsi
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum penanganan hasil
perikanan materi uji kualitatif formalin adalah sebagai berikut:
Tissue :Untuk mengeringkan alat- alat yang sudah digunakan.
Air :Untuk mencuci alat- alat yang diigunakan.
Test kit :Sebagai indicator adanya formalin.
Ikan kuniran :Sebagai sampel yang akan diuji formalin.
Bakso udang :Sebagai sampel yang akan diuji formalin.
Skalop :Sebagai sampel yang akan diuji formalin.
Aquadest :Sebagai pelarut bahan yang diuji.

Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan 2013

Uji Kualitatif Formalin 4

2.3 Skema kerja





















Sampel
Ditambah aquadest 10 ml
Ditimbang sebanyak 1 gram
Dimasukkan kedalam tabung reaksi

Dihaluskan
Ditambah test kid sebanyak 3 tetes
Dihomogenkan (dipilin)
Ditunggu selama 5-10 menit
Diamati perubahan warna

Tidak mengandung formalin (-) berwarna merah muda
Hasil
Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan 2013

Uji Kualitatif Formalin 5

3. PEMBAHASAN
3.1 Data Hasil Pengamatan

Keterangan :
(-) Warna putih keruh tidak mengandung foramalin
(+) Warna ungu mengandung formalin
(++) Warna ungu lebih banyak mengandung formalin
(+++) Warna ungu pekat lebih banyak mengandung formalin
Kelompok NamaProduk Hasiluji
1 Nugget Udang
IkanTongkol
-
+
2 Tempura Ikan
IkanBelanak
-
+
3 Kekian
IkanPatin
-
+
4 Bola Ikan
Ikan Tuna
-
+
5 Scallop
IkanBandeng
++
+
6 Otak-otakikan
UdangVaneli
-
+
7 Bola Cumi
Teri Nasi
-
++++
8 Nugget Udang
IkanTongkol
-
++
9 Tempura Ikan
IkanBelanak
-
+
10 Kekian
IkanPatin
-
+
11 Bola Ikan
Ikan Tuna
-
++
12 Scallop
IkanBandeng
+
+
13 Otak-otakikan
UdangVaneli
-
+
14 Bola Cumi
Teri Nasi
-
++++
Kelompok NamaProduk Hasiluji
15 Nugget Udang
IkanTongkol
++++
-
16 Tempura Ikan
IkanBelanak
-
+
17 Kekian
IkanPatin
-
+
18 Bola Ikan
Ikan Tuna
+
+++
19 Scallop
IkanBandeng
++
+
20 Otak-otakikan
UdangVaneli
++
-
21 Bola Cumi
Teri Nasi
++
+
22 Nugget Udang
IkanTongkol
+++
-
23 Tempura Ikan
IkanBelanak
-
+
24 Kekian
IkanPatin
+
++
25 Bola Ikan
Ikan Tuna
-
++
26 Scallop
IkanBandeng
+
+
27 Otak-otakikan
UdangVaneli
-
-
28 Bola Cumi
Teri Nasi
+
++++
Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan 2013

Uji Kualitatif Formalin 6

(++++) Warna sangat ungu banyak sekali mengandung formalin
3.2 Analisa Prosedur
Pada praktikum Penanganan Hasil Perikanan dengan materi uji kualitatif
formalin, prosedur kerjanya adalah sebagai berikut. Terlebih dahulu
disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat-alat yang digunakan
antara lain tabung reaksi, rak tabung reaksi, timbangan digital, mortal dan
alu, pisau, nampan, telenan, gelas ukur 100ml, stopwatch, whosing bottle,
spatula dan kamera. Sedangkan bahan yang digunakan adalah ikan segar yang
meliputi: ikan tongkol, ikan belanak, ikan patin, ikan tuna, ikan bandeng,udang
vannamei, dan teri nasi. Produk olahan yang meliputi nugget udang, tempura,
kekian, bola ikan, scallop, otak-otak ikan, bola cumi, reagen (tes kit), plastic
pp, plastic klip, kertas label, air dan tissue. Pada kelompok 7 sampel yang
digunakan adalah teri nasi dan bola cumi.
Langkah selanjutnya sampel teri nasi dan bola cumi dihaluskan
menggunkan mortal dan alu agar mudah untuk dibuat larutan. Setelah halus
masing-masing sampel ditimbang dengan timbangan digital sebanyak 1 gram
lalu masing-masing sampel dimasukkan tabung reaksi yang berbeda,dan diberi
kertas label untuk menandai sampel. Setelah itu ditambahkan aquades 10ml
pada masing-masing sampel untuk memudahkan sampel bereaki dengan reagen.
Selanjutnya dihomogenkan dan dipilin. Kemudian ditambahkan tes kit
sebanyak 3 tetes pada masing-masing sampel, teskit ini merupakan reagen
untuk uji kualitatif formalin, lalu dihomogenkan dengan cara dpilin agar
larutan merata dan mudah bereaksi, ditunggu 10 menit agar larutan bereaksi
sempurna lalu diamati perubahan yang terjadi dan dicatat hasilnya. Jika
warna keunguan (+) menunjukkan bahwa sampel mengandung formalin dan
apabila sampel berwarna kemerah mudaan (-) menunjukkan bahwa sampel
tidak mengandung formalin.
Ambang batas formalin didalam tubuh menurut IPCS ( Internasional
Programe On Chemical Safaty) lembaga khusus PBB yang bertugas
Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan 2013

Uji Kualitatif Formalin 7

mengontrol keselamatan penggunaan bahan kimiawi, dalam bentuk cairan
adalah 1 mg/liter. Sedangkan dalam bentuk makanan orang dewasa adalah
1.5-14mg/hari. Formalin diekskresika dala bentuk karbondioksida dan air,
diperkirakan sekitar 10% diekskresi mealui urin, 1% melaui feses dan 10-20
melalui saluran nafas ( Heryani,et.al.,2011).

3.3 Analisa Hasil
Dari praktikum penanganan hasil perikanan materi uji kualitatif
formalin didapatkan data hasil uji teskid pada sampel nugget udang pasa
kelompok 1,8,15,22. Didapatkan warna putih keruh dengan hasil uji formalin
negatif ( - ). Pada sampel ikan tongkol pada kelompok1,8,15,22 didapatkan
warna agak keunguan dengan hasil uji formalin rata-rata positif (++). Pada
sampel tempura, kelompok 2,9,16,23 didapat warna putih keruh dengan uji
formalin negatif. Pada sampel ikan belanak, 7,9,16,23 didapat hasil warn
keunguan denga hasil positif (+). Apda sampel kekian, pada kelompok
3,10,17,24 didapat hasil warna putih keruh dan hasil negatif ( - ). Pada sampel
ikan patin, kelompok 3,10,17,24 didapat hasil warna keunguan dengan ahsil
positif (+). Pada sampel bola ikan kelompok4,11,18,25 didapat hasil uji
formalin negatif (-) dengan warna keruh. Apda sampel iakn tuna kelompok
4,11,18,25 didapat hasil keunguan dengan ahsil positif (++). Pada sampel
scallop kelompok 5,12,19,26 berwarna ungu muda dan didapat hasil positif
(++). Pada sampel ikan bandeng kelompok 5,12,19,26 didapat hasil warna ungu
dan poditif (+). Pada sampel otak-otak ikan kelompok 6,13,20,27 didapat hasil
putih keruh dan negatif (-). Pada sampel udang vanamei kelompok 6,13,20,27
didapat hasil warna keunguan dan positif (+). Pada sampel bola cumi kelompok
7,14,21,28 didapat hasil warna putih keruh dan hssil negatif (-). Pada sampel
terinasi kelompok 7,14,21,28 didapat hasil warna ungu pekat dan hasil positif
(++++).
Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan 2013

Uji Kualitatif Formalin 8

Formalin dapat bereaksi dengan cepat dengan lapisan lendir saluran
pencernaan dan saluran pernafasan. Didalam tubuh lebih cepat teroksidasi
membentuk asam folat terutama dihati dan sel darah merah (Artina.2007)
Formalin adalah senyawa antimikroba serbaguna yang dapat membunuh
bakteri, jamur bahkan virus. Selain itu interaksi antara formaldehid dengan
protein dalam pangan menghasilkan tekstur yang tidak rapuh dalam waktu
yang lama dan untuk beberapa produk pangan seperti tahu, mie basah, ikan
segar, memang dikehendaki oleh konsumen (Sri Hastuti.2010)
3.4 Pengertian Formalin
Formalin merupakan sumber radical bebas eksogen.paparan formalin
yang berlebih akan menyebabkan lebih banyak radial bebas atau senyawa
eksogen reaktif atas (SOR) yang terbentuk melalui rantai transport electron
SOR yang berlebihan memicu terjadinya reaksi peroksida lipid pada
membrane sel spermatozoa ( Heryani et al .,2011)
Formaldehid yang lebih dikenal dengan nama formalin ini adalah salah
satu zat makanan yabg dilarang. Meskipun sebagian banyak orang sudah
mengetahui terutama produsen bahwa zat ini berbahaya jka digunakan
sebagai pengawet namun menggunakannya bukannya menurun namun malah
semakin meningkat dengan alas an harganya yang ralatif murah disbanding
pengawetan yang relative murah disbanding pengawetan yang tidak dilarang
dn dengan kelebihan. Formalin sebenarnya bukan merupakan bahan tambahan
makanan bahkan merupakan zat yang tidak boleh ditambahkan pada makanan (
Hastuti,2010 ).
Fungsi formaldehida adalah untuk memecah ikatan HNO
3
dalam efluen
itu dan terjai reaksi seperti pada reaksi (1) sampai dengan (3) dengan catatan
bahwa terjadinya reaksi anara frmaldehida dengan HNO
3
berlangsung sangat
baik tergantung pada kesamaannya. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
4HNO
3
+ HCOH 110
4
2+
+ 4NO
2
+ CO
2
+ 3H
2
O ( 8 -16 M ) (1)
4HNO
3
+ HCOH 110
4
2+
+ 4NO

+ 3CO
2
+ SH
2
O ( 2 8 M ) (2)
Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan 2013

Uji Kualitatif Formalin 9

2HNO
3
+ HCOH110
4
2+
+ 2NO
2
+ HCOOH + H
2
O (< 2 M ) (3) (Widodo,2010).
3.5 Ikatan Formalin Dengan Produk
Menurut Mahdi dan Aulaniam (2010), formaldehid bersifat sangat
reaktif. Karena formaldehid memiliki gugus karbonil yang bersifat reaktif.
Dapat dengan mudah bereaksi dengan gugus nukleofilik dalam hal ini adalah
gugus NH
2
dan system enzimatis dalam tubuh tidak berfungsi, sebagai
akibatnya terganggunya proses oksidatif fosfarilasi. Hal ini menyebabkan
terjadinya asidosis dan radikal bebas.
Formalin akan mengacaukan susunan protein atau RMA sebagai
pembentukan DNA didalam tubuh manusia. Jika susunan DNA kacau maka
akan memicu terjadinya sel sel kanker dalam tubuh mansia. Tentu prosesnya
memakan waktu yang lama, tetapi cepat / lambat jika tiap hari memakan yang
mengandung formalin maka kemungkinan terjadinya kanker juga sngat besar (
Hastuti ,2010 ).
Menurut Nugrahani ( 2005 ), kemampuan formaldehid berreaksi
dengan gugus -NH
2
dari lisin membentuk muatan silang protein yang
memperkuat tekstur ikatan silang ini akan meningkatkan dasa sobek
maksimum. Reaksi antara formaldehid dengan grup asam amino pada protein
mengurangi toksifitas formaldehid akan tetapi mengakibatkan penurunan
kualitas tekstur, yaitu menhasilkan struktur keras.
3.6 Uji Kualitatif Formalin
Pengujian kualitatif formalin menurut Hastuti ( 2010 ),dapat dilakukan
dengan cara kualitatif yaitu produk yang mengandung formalin akan
menunjukkan perubahan warna. Pengujian dilakukan dengan cara menimbang
bahan. Masukkan aquadest dalam beaker glass kemudian dididihkan.masukkan
bahan yang diuji kedalam Erlenmeyer dan masukkan asam kromatofat. Lalu
diaduk produk yang mengandung formalin perubahannya warna air dari bening
menjadi merah muda hingga ungu. Semakin ungu kadar formalin semakin
tinggi.
Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan 2013

Uji Kualitatif Formalin 10

Menurut Drastini dan dyah (2009), uji kualitatif dapat dilakukan
dengan menggunakan spelitrofometer,FMP dan KIT, namun harganya relative
mahal.shingga penelitian dapat menggunakan larutan Schiff yang relative
murah dan mudah penggunaannya. Larutan shiff biasanya digunakan untuk
mendeteksi formalin dalam ikan asin. Sampel yang positif formalin akan
berwarna ungu saat uji Schiff.namun jika sampel berubah warna ekstrak
maka sampel tidak mengandung formalin.
Dalam uji formalin yang dilakukan Silalahi et al., (2010), sampel yang
telah disiapkan dilakukan uji kualiatif dengan 2 cara yaitu dengan asam sulfat
danmetanol, kemudian dibakar dan dengan pereaksi asam desalat dan larutan
karkumir dalam methanol penentuan kadr dilakukan engan titrasi asam/ basa.
3.7 Ciri-Ciri Produk Berformalin
Produk makanan yang mengandung formalin sebagai bahan pengawet
memiliki ciri ciri Menurut Dwipayanti dan Sutiari ( 2011 ),yaitu:
Produk tidak rusak hingga 3 hari pada suhu kamar.
Produk bertahan lebih dari 15 haripada suhu lemari es.
Produk kera namun tidak padat.
Bau agak menyengat.
Bau khas formalin.
Sedangkan menurut Erwin (2006), produk makanan yang mengandung
pengawet formalin memiliki cirri:
Tekstur lebih kenyal
Tidak mudah hancur
Beraroma menyengat karena formalin
3.8 Bahaya Penggunaan Formalin
Menurut Dwipayanti dan Sutiaji (2011), penggunaan formalin dalam
makanan dapat menimbulkan beberapa dampak yaitu kulit kemerahan, kult
seperti terbakar, alergi kulit,, pada mata iritasi, mimisan , sesak nafas, suaa
serak, batuk kronis, sakit tenggrokan, iritasi lambung, mual muntah, mules,
Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan 2013

Uji Kualitatif Formalin 11

kerusakan hati, radang paru-paru, ( peuneonitis), sakit kepala, lemas, susah
tidur, sensitive, sukar konsentrasi, mudah lupa, kerusakan ginjal, kerusakan
testis ovarium, ganguan menstruasi,infertilisasi sekunder.
Formalin merupakan senyawa aldehid yang dihasilkan dari reaksi oksida
methanol dengan katalis pada perak pada temperature 600-700
o
C.
konsentrasi yang tinggi dapt menimbulkan reaksi secara kimia dengan hampr
semua zat di dalam sel, sehingga menekan funsi sel dan menyebankan
kerusakan organ tubuh. Kerusakan didalam sel tejadi karena formalin
menkoagulasi protein yang terdapat pada protoplasma dan nucleus (Saraswati
et al .,2009).
Formalin sebenarnya bukan merupakan bahan tambahan makanan
bahkan merupakan zat yang tidak boleh ditambahkna pada makanan. Memang
orang yang mengkonsumsi bahan pangan ( makanan) sepeti tahu, mie,bakso,
ayam, ikan dan bahkan permen. Efek dari bahan makanan berformalin baru
bias tersa beberapa tahu kemudian. Formalin dapat bereaksi cepat dengan
lapisan lender saluran pencernaan. Di dalam tubuh cepat teroksidasi
membenuk asam format teutama dihati dan sel darah merah. Pemakaian pada
makanan dapat mengakibatkan keracunan pad tubuh manusa, yaitu rasa sakit
perut yang akut disertai muntah- muntah timbulnya depresi susunan atau
kegagalan peredaran darah ( Hastuti,2010).

Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan 2013

Uji Kualitatif Formalin 12

4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum penanganan hasil perikanan materi uji
kualitatif formalin dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
formaldehid yang lebih dikenal dengan nama formalin ini adalah salah satu
zat tambahan makanan yang dilarang.
Formalin merupakan desinfektan dalam industry plastik, basa dan resin
untuk kertas dan juga digunakan untuk mengawetkan mayat.
Ciri produk pangan yang mengandung formalin seperti ikan asin yang
mengandung formalin yaitu tidak rusak sampai lebih dari sebulan pada
suhu kamar (25c), warna bersih, tidak mudah hancur dan tidak dihingapi
lalat.
Produk makanan yang mengandung formalin dengan pemberian test kit
apabila berubah warna bening menjadi ungu dan keunguan maka produk
tersebut menggandung formalin.
Dalam udara bebas formaldehid berada dalam wujud gas tetapi larut
dalam air.
Formalin bersifat karsinogenik dan mutagen.
Formaldehid yang masuk kedalam tubuh dapat menganggu fungsi sel
bahkan dapat mengakibatkan kematian sel.
Dari praktikum, kandungan formalin tertinggi pada teri nasi (++++) dengan
warna ungu pekat. Pada nugget udang, tempura, kekian, bola ikan, otak-
otak, dan bola cumi menunjukkan negatif (-) dengan warna putih keruh.
4.2 Saran
Dari praktikum Penanganan Hasil Perikanan dengan materi Uji
Kualitatif Formalin disarankan bahwa praktikan harus mengikuti praktikum
dengan hati-hati dan harus mempelajari materi dan skema dengan baik agar
tidak terjadi kesalahan dan praktikum berjalan lancar.

Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan 2013

Uji Kualitatif Formalin 13

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal.2007 Stabilitas Formalin dalam Daging Ayam Selama
Penyimpanan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Verberiner
Baris, 2008 Desain Produk Fillet Ikan Kuniran (Cupeneus Sulphereos)
Cuurer Karms Topis Tanpa Garam. Fakultas Teknologo
Pertanian. Institut Pertanian Bogor: Bogor
Darmawan. 2005 Pembuatan Film Animasi pendek 2 Dimensi tentang
Bahaya Formalin Tugas akhir jurusan seni dan desain
fakultas sastra. Universitas Negri Malang: malang
Donari, Nanik dan Helena Malik, 2007. Uji validasi pada analisis formalin
menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Bulletin teknologi
aquakultur vol 6 no 1 tahun 2007
Drastini Dan Dyah, 2009. Studi Metode Schiff untuk deteksi kadar
formalin pada ikan bandeng laut (chanos-chanos). J sain
Vet vol 27.no 1 FKH. Universitas Gajahmada,Yogyakarta
Dwipayanti, Utami dan Sutiari N.K, 2011. Pembinaan Pedagang Tahu dipasar
Bandung Mengenai Bahaya penyalahgunaan formalin.
Udayana Mengabdi vol 10 no 1 Fk Universitas Udayana: Bali
Erwin, Lily T. 2006. Masakan Tahu dan tempe lezat dan alami. PT Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta
Hastuti, Sri. 2010. Analisis kualitatif dan kuantitatif formaldehiol pada
ikan asin di Madura. Agointek vol 4 no 2 FP. Universitas
trunojoyo. Madura
Heryani, Luh Gede Sri Surya. Nyi Nyoman Werdi Susari, I Made Kardena,
desak Nyoman Dwi Indira Laksmi. 2011. Paparan formalin
Menghambat proses spermatogenesis pada menat. Fakultas
Kedokteran hewan. Universitas Udayana. Bali
Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan 2013

Uji Kualitatif Formalin 14

Mahdi, Chanif dan Aulaniam. The Effect of Formaldehyde Exposure and
Yogurt Suplementation on Profile and Character of Hepar
Tissue protein of Rats (Rattus noruegicus). Indo. T. Chem
vol 10 no 1 MIPA. UB: Malang
Muttaqin. 2008. Analisis Kualitatif Formaldehial pada ikan asin di Madura.
Agrointek vol 4 no 2
Nugrahani, Martantri Dwi. 2005. Perubahan Karakteristik dan Kualitas
Protein pada Mie Basah Matang yang mengandung
Formaldehid dan Boraks. Skripsi. FTP. IPB: Bogor
Rokhati dan Prasetyaningrum, 2008. Dirolisis Pembuatan Asam cair dan
Bonggol Jagung sebagai pengawet alami pengganti
formalin program diploma fakultas teknik. Universistas
Diponegoro: Semarang
Saraswati, 2009. Pengaruh formalin dieapam dan minuman beralkohol
terhadap konsumsi pakan minum dan bobot tubuh. FMIPA:
Undip Semarang
Sastro, Marlia. 2009. Tanggung jawab pelaku usah terhadap pemakaian
formalin pada hasil perikanan dan peternakan
berdasarkan UUI no 18 tahun 1999 (penelitian di kota
lokseumawe. Jurnal suloh vol VII no 2. Agustus 2009. 97-
184
Silalahi, Jansen, Immanuel Mekala, Labora Panjaitan, 2010. Pemeriksaan
boraks di dalam bakso di medan. Msj kedokteran
Indonesia. Vol 60 no 11. Fakultas Farmasi. Universitas
Sumatera Utara: Medan
Triana, 2011. Ragam olahan Bandeng: Kanisius: Yogyakarta
Widodo, Charb. Ftiria Hanggrani. 2010. Pengaruh formaldehid terhadap
penurunan konsentrasi asam nitrat dan kenaikan kadar
Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan 2013

Uji Kualitatif Formalin 15

uranium dalam Efluen proses dilebe. Vol 6 no 2 Juni 2010.
71-134. Pusat teknologi bahan bakar nuklir. Botani Seupong
Widyarti, Sri, Fatchiyah, Susianti, Perdana Finawati Putri, Ami Maghfiront,
Wibi Riawan. 2000. Studi Level Mrna Mn.SOD pada hepar
mencit yang terpapar formalin subkronik. Fakultas
kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang
Zaelani, Kartini dan Hartati Kartikaningsih.2008. pengaruh pengukusan dan
penggorengan pada kadar formalin ikan layang (necopterus
spp) berformalin. Jurnal penelitian perikanan vol11 no 1 Juni
2008: 37-41

Laporan Praktikum Penanganan Hasil Perikanan 2013

Uji Kualitatif Formalin 16

LAMPIRAN
Uji Kualitatif Formalin dengan sampel Bola Cumi







Sebelum ditetesi Test Kid Setelah ditetesi Test Kid

Uji Kualitatif Formalin dengan Sampel Teri Nasi







Sebelum ditetesi Test Kid Setelah ditetesi Test Kid

Anda mungkin juga menyukai