1.
2014
PENDAHULUAN
mempunyai
fungsi
sebagai
antibacterial
agent
dapat
62
2014
63
2.
2014
METODELOGI
Tabung reaksi
Botol kaca
Talenan
Pipet tetes 1 ml
Timbangan digital
Pisau
Nampan
Spatula
Whasing bottle
Kamera
Stopwatch
Tabung reaksi
Botol kaca
Talenan
Pipet tetes 1 ml
Timbangan digital
gram.
Materi Uji Kualitatif Formalin
64
2014
Pisau
Nampan
Spatula
Whasing bottle
Kamera
Stopwatch
Tissue
Air
Test kit
Produk perikanan (scallop, nugget ikan, tempura ikan, kekian, bola ikan,
otak-otak ikan dan bola cumi)
: Sebagai sampel yang akan di uji formalin.
Aquadest
Plastik clip
Plastik PP
Kertas label
65
2014
Sampel
Dihaluskan
Dihomogenkan (dipilin)
Hasil
Keterangan:
+
66
3.
2014
PEMBAHASAN
3.1.1. Data Hasil Pengamatan Uji Formalin pada Produk Hasil Perikanan
Pada praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif Formalin
pada produk hasil perikanan oleh seluruh praktikan didapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 18. Data uji kualitatif formalin produk hasil perikanan
Nama Produk
Scallop
Kaki naga
Nugget udang
Bola salmon
Tempura
Bola cumi
Kekian
Otak-otak ikan
Jumlah
9
7
7
8
9
4
4
8
Hasil
positif
4
2
6
2
4
1
3
4
%
Negatif
5
5
1
6
5
3
1
4
positif
44.4
28.57
85.71
25
44.4
25
75
50
Negatif
55.6
71.43
14.29
75
56.6
75
25
50
67
2014
Sampel
Ikan tongkol
Ikan belanak
Ikan patin
Ikan bandeng
Ikan bandeng
Udang vannamei
Ikan teri nasi
Ikan tongkol
Ikan belanak
Ikan patin
Ikan tuna
Ikan bandeng
Udang vannamei
Ikan teri nasi
Ikan tongkol
Ikan belanak
Ikan patin
Ikan tuna
Ikan bandeng
Udang vannamei
Ikan teri nasi
Ikan tongkol
Ikan belanak
Ikan patin
Ikan bandeng
Ikan bandeng
Udang vannamei
Ikan teri nasi
Hasil
+
+
+
+
+
+
68
2014
tetes tes kid sebagai indikator perubahan warna ada tidaknya formalin. Tabung
reaksi tersebut kemudian dipilin selama 10 menit agar lebih homogen kemudian
diamati perubahan warna yang terjadi pada larutan tersebut.
Pada kelompok 1 menggunakan sampel ikan tongkol. Kelompok 2
menggunakan sampel ikan belanak. Kelompok 3 menggunakan sampel ikan
patin.
Kelompok
Kelompok
69
2014
(kit
tester).
Metode ini
mempunyai
keistimewaan antara lain cepat, murah, pasti dan tidak memerlukan peralatan
yang rumit dan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Prinsip kerjanya
adalah dengan menambahkan cairan (reagent) pada bahan makanan yang
diduga menggunakan bahan yang diselidiki, dengan hasil akhir terjadinya
perubahan warna khas. FMR (formalin main reagent) merupakan salah satu jenis
kit tester kandungan formalin
Analisis formalin secara kualitatif dilakukan dengan menimbang sampel
ikan asin sebanyak 10 gram kemu- dian dicincang (blender), ditambahkan air
panas sebanyak 20 mL dan dibiarkan di- ngin. Setelah itu diambil sampel
(extract) sebanyak 5 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
selanjutnya ditambahk-an larutan titer antilin sebanyak empat tetes pada sambil
dihomogenkan. Pengamat- an dilakukan dengan melihat perubahan warna pada
ekstrak sampel. Produk ikan asin yang mengandung formalin akan berubah
warnanya dari bening menjadi merah muda hingga ungu. Semakin ungu kadar
formalin semakin tinggi (Ali et al.,2014).
70
2014
(-) mengandung
(-) mengandung
71
2014
merah muda setelah ditetesi test kit yang berarti negatif (-) mengandung formalin.
Dengan presentase positif 25% dan negatif 75%.
Untuk produk tempura jumlah sampelnya 9. 4 sampel, larutannya
menghasilkan warna ungu setelah ditetesi test kit yang berarti positif (+)
mengandung formalin. Sedangkan 5 sampel menghasilkan warna merah muda
setelah ditetesi test kit yang berarti negatif (-) mengandung formalin. Dengan
presentase positif 44,4% dan negatif 55,6%.
Untuk produk bola cumi jumlah sampelnya 4. 1 sampel, larutannya
menghasilkan warna ungu setelah ditetesi test kit yang berarti positif (+)
mengandung formalin. Sedangkan 3 sampel, larutannya menghasilkan warna
merah muda setelah ditetesi test kit yang berarti negatif
(-) mengandung
(-) mengandung
(-) mengandung
72
2014
nugget udang merupakan makanan yang mudah rusak sehingga perlu adanya
bahan tambahan agar makanan tersebut tetap awet.
Sedangkan
produk
hasil
perikanan
yang
presentase
penggunaan
formalinnya cenderung sedikit adalah bola cumi dengan presentase 75%. Hal
tersebut disebabkan karena konsumen tidak terlalu menyukai produk bola cumi.
Pada
mekanisme
pengujian
formalin
berwarna
ungu
bila
positif
dikarenakan pada test kit ada kromatoform yang apabila berikatan dengan asam
format yang terbentuk dari reaksi protein dan gugus karboksilat yang ada pada
formalin akan menghasilkan warna ungu. Sedangkan apabila tidak mengandung
formalin akan berwarna merah muda.
Nugget, bakso, sosis dan mie merupakan jajanan yang banyak dijual oleh
pedagang makanan di sekolah-sekolah. Bahan utamanya adalah campuran
tepung terigu dan sedikit daging sebagai perasa. Makanan tersebut mudah rusak
sehingga perlu adanya bahan tambahan agar makanan tersebut bisa awet tahan
lama (Karyantina et al.,2011).
Penggunaan formalin sebagai pengawet makanan semakin marak
dilakukan oleh para pelaku bisnis yang tidak bertanggung jawab. Udang
merupakan salah satu produk perikanan yang memilliki sifat mudah busuk (highly
perishable), maka penanganan yang baik mutlak diperlukan agar mutu udang
tetap segar pada saat dikonsumsi. Udang merupakan salah satu bahan makanan
yang rentan menjadi sasaran pengawetan dengan formalin (Jannah et al., 2014).
73
2014
Untuk sampel ikan tongkol digunakan oleh kelompok 1, 8, 15, dan 22. Pada
kelompok 1, pada larutan terbentuk warna ungu setelah ditetesi test kit. Hal ini
menunjukkan bahwa ikan tongkol pada kelompok 1 mengandung formalin.
Sedangkan pada kelompok 8, 15, dan 22 larutan terbentuk warna merah muda
setelah ditetesi test kit. Hal ini menunjukkan bahwa ikan tongkol pada kelompok
8, 15, dan 22 tidak mengandung formalin.
Untuk sampel ikan belanak digunakan oleh kelompok 2, 9, 16, dan 23.
Pada seluruh kelompok yang menggunakan ikan belanak sebagai sampel,
larutan membentuk warna merah muda setelah ditetesi test kit. Hal ini
menunjukkan bahwa ikan belanak pada kelompok 2, 9, 16, dan 23 tidak
mengandung formalin.
Untuk sampel ikan patin digunakan oleh kelompok 3, 10, 17, dan 24. Pada
seluruh kelompok yang menggunakan ikan belanak sebagai sampel, larutan
membentuk warna merah muda setelah ditetesi test kit. Hal ini menunjukkan
bahwa ikan patin pada kelompok 3, 10, 17, dan 24 tidak mengandung formalin.
Untuk sampel ikan bandeng digunakan oleh kelompok 4, 5, 12, 19, 25, dan
26. Pada seluruh kelompok yang menggunakan ikan belanak sebagai sampel,
larutan membentuk warna merah muda setelah ditetesi test kit. Hal ini
menunjukkan bahwa ikan bandeng pada kelompok 4, 5, 12, 19, 25, dan 26 tidak
mengandung formalin.
Untuk sampel udang Vannamei digunakan oleh kelompok 6, 13, 20, dan
27. Pada seluruh kelompok yang menggunakan ikan belanak sebagai sampel,
larutan membentuk warna merah muda setelah ditetesi test kit. Hal ini
menunjukkan bahwa udang Vannamei pada kelompok 6, 13, 20, dan 27 tidak
mengandung formalin.
74
2014
Untuk sampel ikan teri nasi digunakan oleh kelompok 7, 14, 21, dan 28.
Pada seluruh kelompok yang menggunakan ikan teri nasi sebagai sampel,
larutan membentuk warna ungu setelah ditetesi test kit. Hal ini menunjukkan
bahwa ikan teri nasi pada kelompok 7, 14, 21, dan 28 mengandung formalin.
Untuk sampel ikan tuna digunakan oleh kelompok 11 dan 18. Pada
kelompok 11, pada larutan terbentuk warna ungu setelah ditetesi test kit. Hal ini
menunjukkan bahwa ikan tongkol pada kelompok 11 mengandung formalin.
Sedangkan pada kelompok 18 larutan terbentuk warna merah muda setelah
ditetesi test kit. Hal ini menunjukkan bahwa ikan tongkol pada kelompok 18 tidak
mengandung formalin.
Pada pengujian formalin dengan sampel ikan segar didapatkan hasil positif
megandung formalin sebanyak 6 ikan, 5 diantaranya adalah ikan teri nasi.
Penggunaan formalin pada ikan teri nasi karena ikan teri nasi berukuran kecil
sehingga mudah rusak dan cepat busuk. Sedangkan pengujian formalin yang
hasilnya negatif sebanyak 22 dan yang paling banyak tidak mengandung
formalin adalah ikan tongkol. Hal ini dikarenakan selera dan kebutuhan
konsumen akan ikan tongkol yang tinggi.
Pada mekanisme pengujian formalin berwarna ungu bila positif
dikarenakan pada test kit ada kromatoform yang apabila berikatan dengan asam
format yang terbentuk dari reaksi protein dan gugus karboksilat yang ada pada
formalin akan menghasilkan warna ungu. Sedangkan apabila tidak mengandung
formalin akan berwarna merah muda.
Di sisi lain, ikan dan udang termasuk jenis bahan pangan yang mudah
rusak (membusuk). Hanya dalam waktu beberapa jam saja sejak ditangkap dan
didaratkan akan timbul proses perubahan yang mengarah pada kerusakan. Cara
yang umum dilakukan untuk mencegah kerusakan yaitu pengawetan dengan
75
2014
76
4.
2014
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pada praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif Formalin
didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
Formalin adalah larutan formaldehida dalam air dengan kadar air 80-90%
dengan rumus kimia H2CO.
Formalin
merupakan
bahan
yang
dilarang
penggunaannya
dalam
makanan.
Formalin kerap digunakan pada ikan dengan tujuan agar ikan tidak cepat
rusak dan tahan lama.
Bila larutan sampel ditetesi test kit dan berubah menjadi berwarna ungu
hingga kebiruan berarti sampel positif mengandung formalin.
Bila larutan sampel ditetesi test kit dan berubah menjadi berwarna merah
muda berarti sampel negatif mengandung formalin.
Pada
mekanisme
pengujian
formalin
berwarna
ungu
bila
positif
dikarenakan pada test kit ada kromatoform yang apabila berikatan dengan
asam format yang terbentuk dari reaksi protein dan gugus karboksilat yang
77
2014
Ikan segar yang rentan penggunaan formalin adalah ikan teri nasi karena
ukurannya yang kecil sehingga mudah rusak dan cepat busuk.
4.2. Saran
Pada praktikum Penanganan Hasil Perikanan materi Uji Kualitatif Formalin
diharapkan praktikan lebih tenang sehingga tidak mengganggu praktikan lain dan
lebih memahami skema kerja yang ada sehingga tidak banyak bertanya.
78
2014
DAFTAR PUSTAKA
79
2014
LAMPIRAN
UJI KUALITATIF FORMALIN
(sampel produk 1)
(sampel produk 2)
(dihaluskan sampel)
(sampel ditimbang)
80
2014
81
2014
82