BAB I
PENDAHULUAN
Sampah merupakan masalah yang tak pernah terselesaikan hingga saat ini,
meskipun beberapa negara maju telah menindak tegas orang-orang yang suka membuang
sampah sembarangan, namun belum juga membuat para pembuang sampah sembarangan
menjadi jera, apalagi dengan negara berkembang yang bahkan belum memiliki undang-undang
yang jelas mengenai permasalah ini.
Pada dasarnya permasalahan tentang sampah tidak bisa kita hindari dari
kehidupan sehari-hari. Semakin hari jumlah sampah di permukaan bumi ini terus bertambah
banyak. Sampah ini masih menjadi masalah utama di dunia. Banyak dampak negatif yang
ditimbulkan oleh sampah. Salah satunya sebagai tempat berkembang biaknya parasit dan bakteri
penyebab penyakit di masyarakat.
Penyakit-penyakit yang ditimbulkan tersebut telah menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Hal ini di sebabkan karena masih sangat banyaknya sampah yang dibuang di
sembarang tempat yang dekat dengan pemukiman masyarakat, sehingga mengakibatkan parasit
dan bakteri dari sampah tersebut dapat dengan mudah menyebarkan penyakit di masyarakat.
Berikut ini beberapa pengertian mengenai sampah menurut beberapa ahli :
"Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau
utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan
manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan". (Kamus Istilah Lingkungan,
1994).
"Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemilikya atau pemakai semula".
(Tandjung, Dr. M.Sc., 1982)
"Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai". (Radyastuti, W. Prof. , Ir, 1996). "Sampah
adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun
proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis." (Istilah Lingkungan untuk Manajeman,
Ecolink, 1996).
Di sampah terdapat banyak parasit dan tempat berkembangnya vector penyakit. Kata
parasit berasal dari bahasa Yunani yaitu “parasitos” (para-, di sisi, di samping, + sitos, makanan).
Parasit adalah hewan renik yang menggantungkan sebagian atau seluruh hidupnya pada
organisme atau hewan yang lain(inang). Selain hewan, parasit juga ada dalam bentuk tumbuhan.
Tumbuhan parasit sama juga dengan hewan parasit, ia adalah tumbuhan yang untuk
kelangsungan hidupnya menggantungkan sebagian atau seluruh sumber energinya pada
tumbuhan lain (disebut tumbuhan inang) dan mengakibatkan inangnya mengalami kekurangan
energi (Wikipedia). Parasit dapat menyerang manusia dan hewan, seperti menyerang kulit
manusia, ia dapat menempel pada kulit, makanan, organ pencernaan dan organ lainnya.
1.3 Tujuan
1. Untuk memberitahukan kepada pembaca mengenai parasit yang terdapat pada sampah.
2. Untuk memberitahukan mengenai penyakit yang diakibatkan oleh parasit pada sampah.
3. Menjelaskan tentang penularan parasit penyakit pada sampah.
4. Untuk menjelaskan cara pencegahan dan penanggulangan parasit pada sampah.
1.4 Manfaat
1. Wawasan para pembaca mengenai sampah dan penyakit yang disebabkannya bertambah luas.
2. Informasi para pembaca mengenai penularan, pencegahan dan pemberantasan dari penyakit yang
disebabkan oleh sampah tersebut semakin bertambah.
BAB II
PEMBAHASAN
§ Pencegahan Nemathelmintes
Untuk menghindari tertularnya cacing kremi dapat dilakukan hal-hal berikut ini :
2.2 Lalat
Lalat adalah jenis serangga yang umumnya berukuran kecil,
sedang sampai berukuran besar. Secara morfologi lalat mempunyai
struktur berbulu dan berantena pendek, umumnya mempunyai sepasang
sayap asli di bagian depan serta sepasang sayap kecil (halter) yang
terdapat di bagian belakang dan digunakan untuk menjaga stabilitas atau
keseimbangan saat terbang.
· Jenis – jenis lalat
· Penularan
2.3 Plasmodium
Infeksi oleh parasit Plasmodium yang ditularkan dari satu manusia yang lain dengan
gigitan nyamuk malaria yang dikenal dengan nyamuk Anopheles menyebabkan penyakit
malaria. Pada manusia, parasit tersebut bermigrasi ke hati di mana mereka melepaskan bentuk
lain. Jika ini terjadi, mereka dapat memasuki aliran darah dan menginfeksi sel-sel darah merah.
Parasit sebagai penyebab penyakit malaria berkembang biak di dalam sel darah
merah, yang kemudian pecah dalam waktu 48 sampai 72 jam, menginfeksi sel darah merah.
Gejala pertama biasanya terjadi 10 hari sampai 4 minggu setelah infeksi, meskipun mereka dapat
muncul pada awal 8 hari atau selama setahun kemudian. Kemudian gejala yang terjadi pada
siklus 48 sampai 72 jam.
v Penanggulangan nyamuk yang paling umum dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan
lingkungan melalui gerakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur sarang nyamuk) dan
pengasapan. Tujuannya adalah untuk memutus mata rantai perkembangbiakan jentik nyamuk.
v Untk dirumah agar tidak terkena gigitan nyamuk bisa dengan cara memakai kelambu saat tidur ,
menggunakan obat anti nyamuk oles saat di luar rumah
2.4 Tikus
Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang
paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan
hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model yang penting dalam biologi; juga
merupakan hewan peliharaan yang populer.
Jenis-jenis penting
mencit (Mus sp.)
tikus rumah (Rattus rattus)
4) Leptospira
Nama Penyakit : Leptospirosis
Host : Tikus
cara Penularan : Manusia terinfeksi leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau
tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke
dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau atau
makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira. Masa inkubasi selama 4 -
19 hari.
Pencegahan :
· Membiasakan diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
· Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.
· Mencucui tangan dengan sabun sebelum makan.
· Mencucui tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/
kebun/sampah/tanah/selokan dan tempat-tempat yang tercemar lainnya.
· Melindungi pekerja yang berisiko tinggi terhadap leptospirosis (petugas kebersihan, petani,
petugas pemotong hewan, dan lain-lain) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.
· Menjaga kebersihan lingkungan
· Membersihkan tempat-tempat air dan kolam renang.
· Menghindari adanya tikus di dalam rumah/gedung.
· Menghindari pencemaran oleh tikus.
· Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu yang tercemar oleh tikus
· Meningkatkan penangkapan tikus.
5) Capillaria hepatica
Jenis nematoda ini sering ditemukan dalam hati tikus. Cacing dewasa ini dan telur-telurnya
menyebabkan reaksi granulomatosa intensif dalam hati tikus dan hewan pengerat lainnya.
Nama Penyakit : Capillariasis
Host : TIkus
Cara penularan : Cacing dewasa memproduksi telur yang matang dan hidup di hati
hingga binatang hospes mati. Ketika hati yang terinfeksi ini dimakan, maka telur-telur dilepas
melalui proses pencernaan, mencapai tanah melalui tinja dan berkembang menjadi infektif dalam
waktu 2 – 4 minggu. Ketika hospes yang tepat memakan telur yang telah menjadi embrio, telur
kemudian menetas didalam saluran pencernaan, larva bergerak menuju dinding usus dan melalui
sistem vena portae menuju ke hati. Disana larva menjadi dewasa dan menghasilkan telur. Infeksi
semu terjadi pada manusia ketika ditemukan telur cacing dalam tinja sesudah mengkonsumsi hati
yang terinfeksi, baik mentah maupun matang. Karena telur-telur tidak menjadi embrio, maka
penularan tidak terjadi.
Pencegahan : Hindari tertelannya debu tanah, yang mencemari makanan atau
yang mengotori tangan. Kebiasaan menutup makanan dan mencuci tangan sebelum menjamah
makanan adalah kebiasaan yang baik yang membantu mencegah penularan. Lindungi persediaan
air minum dan makanan dari kontaminasi tanah.
6) Angiostrongylus cantonensis
Angiostrongylus cantonensis adalah cacing yang hidup di paru-paru tikus dan diotak tikus.
Nama Penyakit : Angiostongiliasis
Host : Tikus
Cara penularan : Dengan cara memakan sejenis keong yang menjadi inang perantara
penyakit ini
Pencegahan & Pemberantasan :
1). Memberi penyuluhan kepada masyarakat umum tentang cara-cara menyiapkan makanan
mentah dan makanan yang berasal dari siput baik siput darat maupun laut. 2). Pengendalian
tikus. 3). Rebus siput, udang, ikan dan kepiting selama 3 & 5 menit atau bekukan pada
– 15 oC (5oF) selama 24 jam; tindakan ini efektif membunuh larva. 4). Hindari makan
makanan mentah yang terkontaminasi oleh siput dan mollusca, membersihkan salada dan sayur-
sayuran dengan seksama untuk menghilangkan mollusca tidak selalu dapat menghilangkan larva
yang infektif. Radiasi dan pasturisasi akan sangat efektif.
7) Hymenolepis nana
Cacing ini dikenal sebagai cacing pita kerdil pada manusia, walaupun biasa hidup pada tubuh
tikus.
Nama Penyakit : Himenolepiasis nana
Hospes : Manusia dan tikus
Cara penularan : Infeksi oleh cacing pita ini umumnya terjadi secara langsung dari
tangan ke mulut. Pada manusia infeksi selalu disebabkan oleh telur yang tertelan dari benda yang
terkontaminasi tanah, dari tempat-tempat defekasi atau langsung dari anus ke mulut.
Pencegahan : Karena penularan cacing pita ini secara langsung dan manusia
sebagai sumber infeksi utama maka pencegahannya agak sulit dilakukan. Untuk menekan dan
menghindari infeksi cacing pita ini, perlu meningkatkan kebersihan lingkungan, kebersihan
perorangan terutama pada keluarga besar, meningkatkan kesadaran dan higienes pada anak-anak,
mengobati penderita sehingga tidak menjadi sumber penularan serta memberantas hospes
reservoar sebagai sumber infeksi seperti tikus dan hewan pengerat lainnya.
8) Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii adalah hewan bersel satu yang disebut protozoa. Protozoa ini merupakan
parasit pada tubuh hewan dan manusia. Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis,
yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Terdapat diseluruh sel tubuh tikus
kecuali sel darah merah.
Nama Penyakit : Toxoplasmosis.
Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan
dari hewan ke manusia.
Hospes : Tikus. Selain tikus, Toxoplasma Gondii juga ada pada sapi, anjing,
hamster, burung, domba, kuda, kucing, ayam, babi.
Cara penularan :Cara pertama merupakan penularan terbanyak, yaitu manusia
memakan daging yang mengandung toxoplasma hidup. Yang dimaksud adalah Manusia tertular
toxoplasma akibat memakan daging mentah atau daging setengah matang atau daging yang tidak
dimasak dengan sempurna,dimana daging tersebut mengandung Toxoplasma.
Pencegahan : Untuk mencegah hal ini maka masaklah daging dengan sempurna,
minimal dengan suhu 70 derajat celcius.
o Penularan
Penularannya bisa melalui gigitan, kencing dan kutu yang terdapat pada tubuhnya :
1. Penyakit Leptospirosis (Penyakit Kencing Tikus)
Urine tikus yang mengandung bibit penyakit leptospirosis dapat mencemari air di kamar mandi
atau makanan yang tidak disimpan pada tempat yang aman. Penyakit ini dijangkiti melalui kutu
yang terdapat pada badan tikus (Xenopsylla cheopis) berupaya melompat dan bergantung pada
bulu roma manusia.
2. Riketsia
Penyakit ini berlaku akibat terjangkit bakteria yang dipindahkan melalui melalui gigitan tungau
yang terdapat pada badan tikus. Tanda-tandanya ialah demam, radang paru-paru, benkak kelenjar
linfa, alahan dan kekeliruan mental.
3. Leptospirosis
Tikus bertindak sebagai pembawanya di mana bakteri yang dipindahkan melalui makanan dan
minuman tercemar oleh kencing bisa mengakibatkan penyakit ini. Diantara tanda terjangkitnya
ialah kencing berdarah, pembengkakkan limpa dan hati, sakit saraf dan otot, demam panas yang
kuat, menggigil serta loya dan muntah-muntah. Jika tidak dirawat segera ia bias mengakibatkan
kerusakkan hati, buah pinggang dan kematian.4. Demam Gigitan Tikus (rat bite fever)Bakteri
yang menyebabkan terjangkitnya penyakit ini masuk ke badan manusia melalui gigitan tikus,
makanan yang tercemar dengan gigitan tikus dan dimakan oleh manusia.
Cara penaggulangan bahaya tikus yakni dengan membersihkan rumah dan sekitar tempat
pembuangan sampah agar tidak menjadi sarangnya
2.5 Kecoa
Kecoa atau coro adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang lebih terdiri dari 3.500
spesies dalam 6 familia. Kecoa terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah
kutub.
Di antara spesies yang paling terkenal adalah kecoa Amerika, Periplaneta americana,
yang memiliki panjang 3 cm, kecoa Jerman, Blattella germanica, dengan panjang ±1½ cm, dan
kecoa Asia, Blattella asahinai, dengan panjang juga sekitar 1½ cm. Kecoa sering dianggap
sebagai hama dalam bangunan, walaupun hanya sedikit dari ribuan spesies kecoa yang termasuk
dalam kategori ini.
· Penularan
Kecoa dengan mudah kita jumpai di rumah tinggal. Ia memakan hampir segala macam
makanan yang ditemukannya untuk bertahan hidup. Baunya yang tidak sedap, kotoran dan
kuman yang ia tinggalkan di setiap tempat yang ia hinggapi, membuat kecoa dianggap sebagai
indikator sanitasi yang buruk. Berbagai kuman penyakit yang berasal dari tempat-tempat kotor
menempel pada tubuh kecoa dan akan menempel di setiap tempat yang dia hinggapi. Oleh
karena itulah kecoa dapat menjadi penyebab berbagi jenis penyakit mulai dari tipus,
toksoplasma, hingga penyakit SARS yang mematikan, sehingga perlu dikendalikan populasinya.
Pengendalian kecoa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan
insektisida. Atau dengan menyiramkan air panas pada telur kecoa agar tidak menetas dan
berkembang biak.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
v Parasit yang terdapat pada sampah adalah Cacing Nemathelminthes, Lalat, Plasmodium, Tikus,
dan Kecoa.
v Beberapa nemahelmhintes (nematoda) yang menjadi parasit pada manusia :
· Ascaris lumbricoides (cacing perut), penyebab penyakit ascariasis
· Ancylostoma duodenale (cacing tambang), banyak di daerah pertambangan. Oxyuris
vermicularis (cacing kremi), dapat melakukan autoinfeksi
· Wuchereria bancrofti (cacing rambut), penyebab penyakit kaki gajah
· Trichinella spiralis, penyebab penyakit trichinosis
v Beberapa parasit pada sampah :
· Ascaris Lumbricoides
· Enterobius vermicularis
· Trichinella spiralis
· Leptospira
· Capillaria hepatica
· Angiostrongylus cantonensis
· Hymenolepis nana
· Toxoplasma gondii
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat menyadari seberapa penting
kebersihan lingkungan. Lingkungan yang bebas dari sampah yang merupakan sumber penyakit.
Timbul kesadaraan diri masing-masing dalam mengelola sampahnya. Baik membuang sampah
pada tempatnya dan mendaur ulang sampah itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://doktersehat.com/penyakit-tifus/
http://tunsa.wordpress.com/tag/penyakit-sampah/
http://doktersehat.com/penyakit-tifus/#ixzz29aTFc9Do
http://www.kesehatan123.com/1868/penyebab-malaria-plasmodium/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tikus
http://www.hdindonesia.com/info-kesehatan/serangga-pembawa-penyakit
http://adgunners.blogspot.com/2009/05/awas-bahaya-tikus-kecoa.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecoa
http://id.wikipedia.org/wiki/Nemathelminthes