MIKROBIOLOGI
PARASIT
“Echinococcus Granulosus”
OLEH :
1813201009
DOSEN PEMBIMBING
PROGRAM STUDI
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kita bersama, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang saya beri judul
“Echinococcus Granulosus ”.
Adapun makalah parasit echinococcus granulosus ini telah saya usahakan
semaksimal mungkin , sehingga dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan. Akhir kata saya berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Morfologi.................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................................
3.2 SARAN...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
DASAR TEORI
2.1 PENGERTIAN
Simtom tergantung pada lokasi kista didalam tubuh dan berkembang akibat tekanan,
Infeksi atau gesekan panas organ tubuh, yang paling umum Echinococcus granulosus
berkembang di lever, beberapa di otak, paru paru dan ginjal serta Jantung, kelenjar gondok
dan tulang juga bisa menjadi tempat berkembang, tapi sangat jarang terjadi. Kista didalam
tubuh bisa tetap hidup atau mati terurai menjadi calcium. Mereka bisa dideteksi lewat sinar
X .Prognosis umumnya bagus dan tergantung wilayah dan potensi luka dan penyebaran
organ dalam tubuh. Kista yang tiba tiba pecah sebelum waktunya bisa menyebabkan alergi,
Pasien yang kistanya sudah mati dan berubah menjadi kalsium masih memiliki infeksi aktif
dalam dirinya.
Cacing Echinococcus granulosus Cacing ini mempunyai 3 sampai 5 ruas, cacing ini
termasuk cacing yang berukuran pendek. Cacing dewasa terdapat dalam usus halus anjing,
serigala, fox dan beberapa binatang liar pemakan daging. Larvanya disebut kista hydatid
yang umumnya terdapat di dalam hati, paru-paru, jeroan lain dan jaringan-jaringan lain dari
manusia, sapi, domba, babi yang ketularan larva cacing pita ini karena kemasukan telur
cacing dan telur tersebut akan menetas dalam usus manusia atau hewan-hewan tersebut
akan menetas dalam usus manusia atau hewan-hewan tersebut kemudian berimigrasi dan
tumbuh menjadi larva (kista hydatid). Anjing ketularan cacing pita Echinococcus granulosus
ini karena makan daging terutama jeroan sapi, domba, kambing dan babi yang mengandung
kista hydatid. Hospes definitif : Anjing dan carnivora lainnya. hidatidosis (tipe
unilokular),Manusia terinfeksi oleh stadium larva.Penyebaran : Australia, Afrika,Amerika,
Eropa, RRC, Jepang, Filipina dan Arab.
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestoda
Ordo : Cyclophyllidea
Famili : Taeniidae
Genus : Echinococcus
Echinococcus granulosus merupakan cacing dari kelas cestoda yang paling kecil.
Pada manusia cacing ini dapat menimbulkan penyakit Echinococcosis cystic, penyakit ini
disebut juga dengan hidatid atau hidatidosis. Hospes definitif parasit ini adalah anjing dan
hewan carnivora lain, sedangkan hospes intermediernya adalah hewan herbivora (domba,
kambing, babi, sapi, kuda, unta).
Alveolar echinococcosis ditandai oleh tumor parasit di hati dan dapat menyebar ke
organ lain termasuk paru-paru dan otak. Pada manusia bentuk larva Echinococcus
multilocularis tidak sepenuhnya matang menjadi kista tetapi menyebabkan vesikel yang
menyerang dan menghancurkan jaringan di sekitarnya dan menyebabkan ketidaknyamanan
atau rasa sakit, penurunan berat badan, dan rasa tidak enak. Alveolar echinococcosis dapat
menyebabkan gagal hati dan kematian karena penyebaran ke jaringan terdekat. Alveolar
echinococcosis adalah penyakit berbahaya yang mengakibatkan tingkat kematian antara 50%
dan 75%, terutama karena sebagian besar orang yang terkena dampak tinggal di lokasi
terpencil dan memiliki perawatan kesehatan yang buruk.
Echinococcus granulosus dewasa hidup dalam lumen usus halus anjing → telur keluar
bersama tinja → tertelan hospes perantara (domba, kambing, babi, sapi, kuda, unta) atau
manusia → telur menetas di usus halus dan melepaskan onkosfer → menembus dinding usus
dan bermigrasi melalui sistem peredaran darah ke berbagai organ, terutama hati dan paru-
paru → onkosfer berkembang menjadi kista hidatid → kista hidatid membesar secara
bertahap menghasilkan protoscolices → hospes definitif menjadi terinfeksi dengan menelan
organ yang mengandung kista hidatid → menempel pada mukosa usus → berkembang
menjadi dewasa dalam waktu 32 – 80 hari.
2.4 Morfologi Echinococcus granulosus
Telur Echinococcus
Sakit perut
Kulit gatal
Batuk
Nyeri dada
Demam
Seseorang yang terinfeksi echinococcosis sering kali tanpa gejala sampai kista hidatid
yang mengandung parasit larva tumbuh menjadi besar yang menyebabkan ketidaknyamanan,
rasa sakit, mual, dan muntah. Kista tumbuh selama beberapa tahun sebelum mencapai
kematangan dan tingkat di mana gejala muncul biasanya tergantung pada lokasi kista. Kista
terutama ditemukan di hati dan paru-paru tetapi juga dapat muncul di limpa, ginjal, jantung,
tulang, dan sistem saraf pusat, termasuk otak dan mata. Pecahnya kista paling sering
disebabkan oleh trauma dan dapat menyebabkan reaksi anafilaksis ringan hingga berat,
bahkan kematian, sebagai akibat dari pelepasan cairan kistik.
A. Metode kompresi
Spesimen berupa sepotong daging/organ diperoleh dari otopsi atau biopsi, diletakan
diantara gelas obyek dan ditekan sampai otot menjadi tipis, kemudian diperiksa
dengan mikroskop.
B. Pemeriksaan Serologi
Immunodiagnostic Test, Haemagglutination/Flucculation technique, Complemen
Fixation Test, Skin Test, dan ELISA.
Pencegahan Echinococcosis :
1.Jauhkan anjing dari tempat pemotongan hewan dan tidak boleh makan makan sisa atau
sampah hasil dari pemotongan hewan
2.Berikan obat anti cacing pada anjing 1-2 kali dalam setahun.
3.Mengontrol populasi anjing liar
4.Jangan mengkonsumsi makanan atau minuman yang kemungkinan terkontaminasi oleh
kotoran anjing
5.Cuci tangan dengan sabun setelah memegang anjing, dan sebelum makan
6.Mengajari anak-anak pentingnya mencuci tangan untuk mencegah infeksi
7.Infeksi dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan tinja anjing, terutama pada
anak-anak.
8.Meningkatkan kesadaran higienis dan sanitasi air.
9.Menjaga kebersihan dan kesehatan hewan piaraan terutama anjing dan kucing.
10.Cara terbaik untuk menghindari infeksi manusia adalah menghindari menelan makanan
atau bahan lain yang terkontaminasi dengan kotoran anjing.
*Dilakukan dengan pembedahan yang hanya berhasil pada penderita dengan kista unilokuler.
*Dengan mebendazol selama jangka waktu panjang pada dosis rendah.
Dimasa lalu, operasi adalah satu-satunya pengobatan untuk kista echinococcal kistik.
Kemoterapi, tusukan kista, dan PAIR (Percutaneous Aspiration, Injection of chemicals and
Reaspiration) telah digunakan untuk menggantikan operasi sebagai perawatan yang efektif
untuk echinococcosis kistik. Namun, pembedahan tetap merupakan pengobatan yang paling
efektif untuk menghilangkan kista dan dapat menyebabkan penyembuhan total. Beberapa
kista tidak menyebabkan gejala apa pun dan tidak aktif; kista-kista itu seringkali hilang tanpa
pengobatan.
Banyak pasien dapat diatasi dengan Albendazole atau mebendazole. Namun jika kista
berada pada lokasi yang sulit, kemungkinan dioperasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : https://medlab.id/echinococcus-granulosus/
Sumber : detikhealth.com
https://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2010/08/18/echinococcus-granulosus/
http://wiki.isikhnas.com/images/a/a7/Penyakit_ECHINOCOCCOSIS.pdf