BIOFARMAKA
Pengertian
Tanaman biofarmaka atau Pegagan
Getah Damar
Gom Acasia
Rimpang (Rizhome)
Kunyit
Lengkuas
Kencur
Jahe
Temulawak
Umbi (Tuber)
Bawang merah
Teki
Bawang putih
Bunga (Flos)
Cengkeh
Jagung
Turi
Buah (Fructus)
Delima Kapulaga
Biji (semen)
Jamblang/
Saga
Juwet
Pala
Pinang
Kayu (Lignum)
Secang
Bidara Laut
Cendana
Kulit kayu (Cortex)
Kayu
Pule
manis
Pulosari/
Pulowaras
Batang (Cauli)
Kayu Putih
Turi
Brotowali
Daun (Folia)
Sirsat
saga
Miana
Pegagan Sembung
Seluruh tanaman (herba)
Sambiloto
Patikan kebo
Meniran
FUNGSI TANAMAN BIOFARMAKA
SELAIN SBG SUMBER BAHAN OBAT
• TANAMAN PANGAN
• SAYURAN
• BUAH
• BUMBU DAPUR
• REMPAH/MINUMAN PENYEGAR
• TANAMAN HIAS
• TANAMAN PAGAR
• PENEDUH
Waktu Panen
Sekali panen: Panen secara kontinyu:
• temu lawak, • Cabe jawa,
• kunyit, • kumis kucing,
• jahe, • kapulaga,
• Kencur • sambiloto
• dll • dll
Hasil
Penambanga
Budidaya n dari alam
Sumber
Bahan
Baku
Tanaman
liar/
gulma
Teknik Budidaya
1. Pembibitan
2. Pengolahan Tanah
3. Penanaman
4. Pemeliharaan Tanaman
5. Panen
6. Pasca Panen
18
1. Pembibitan
Vegetatif
• Setek batang: sirih, brotowali, dan lada.
• Setek rimpang (rizhome): kunyit, jahe,
temulawak
• Setek akar: daun dewa
• Cangkok: mahkota dewa, mawar, melati ,
kenanga.
• Tunas: kapulaga
Tumpang
sari
Monokultur
Cara
Budidaya
• Pola budidaya tumpangsari lahan yang dimiliki
terbatas.
22
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengolahan tanah bagi tanaman obat antara
lain :
• Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya
dalam bentuk umbi (tuber) umumnya
dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah
cukup dalam (25 – 40 cm), struktur gembur
sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang
dapat berkembang dengan baik.
23
• Pembuatan teras – teras apabila tanah terlalu miring,agar
erosi dapat diperkecil, misal dalam penanaman Sereh
Cymbopogon
( nardus ).
• Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada
awal pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur
perdu seperti Kumis kucingOrthosiphon
( stamineus ),
MentolMentha
( piperita ), Timi (
Thymus vulgaris )
• Pembuatan petakan sering dilengkapi dengan saluran
drainase yang baik, terutama bagi tanaman yang tidak
toleran terhadap genangan air . Seperti CabeCapsicum
(
annuum )
24
3. Penanaman
Dalam penanaman dikenal dua cara utama
1. penanaman bahan tanaman (benih atau
stek ) secara langsung pada lahan
2. disemaikan dahulu baru kemudian
diadakan pemindahan tanaman ke lahan
yang telah disediakan atau disiapkan.
25
Tujuan Persemaian
• Umumnya persemaian diadakan terutama bagi
tanaman yang pada waktu masih kecil
memerlukan pemeliharaan intensif.
28
• Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah,
sehingga kelembaban tanah dapat tetap sesuai ,
dilakukan pemberian mulsa.
• Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan
fase vegetatif ke generatif yang banyak memerlukan
energi, sehingga kandungan bahan berkhasiat sebagai
sumber energi tidak berkurang.
• Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir
percabangan, sehingga dapat menambah jumlah daun
yang tumbuh serta kandungan alkaloida dalam akar
bertambah.
• Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan
alkaloida dalam akar Pule pandak (Rauwolfia serpentina ).
29
Panen dan Pasca Panen
• Panen merupakan rangkaian tahapan
dalam proses budidaya tanaman obat.
• Kuantitas dan kualitas hasil panen
tergantung pada: waktu, cara panen dan
penanganan tanaman yang tepat dan
benar
• Waktu dan cara panen tergantung pada
tanaman yang dipanen : biji, rimpang,
daun, kulit dan batang, mengalami stress
lingkungan apa tidak, dll.
Cara Waktu/
umur
Panen
Periode
Hasil penelitian Suganda (2002), pada
tanaman kecubung. Kadar alkaloid tertinggi
terakumulasi pada bunga (0,99%), akar (0,89
%), daun (0,58%), batang (0,46%) dan biji (0,
19%).
Akar:
• Akar muda, misal pacar air
• Akar tua, misal cempaka, trengguli
Penanganan berbeda
Rimpang dan umbi-umbian
Biji-Bijian:
Diambil setelah buah mengalami masak
fisiologis dikeringkan
• Biji.
• Panen tidak bisa dilakukan secara serentak karena perbedaan waktu
pematangan dari buah atau polong yang berbeda.
• Pemanenan dilakukan setelah 60% kulit polong atau kulit biji sudah
mulai mongering. Hal ini berbeda dengan tanaman semusim
indeterminate dan tahunan, yang umumnya dipanen secara berkala
berdasarkan pemasakan dari biji/polong.
38
• Buah.
– Buah harus dipanen setelah masak fisiologis
dengan cara memetik.
– Pemanenan sebelum masak fisiologis akan
menghasilkan buah dengan kualitas yang rendah
dan kuantitasnya berkurang.
– Buah yang dipanen pada saat masih muda, seperti
buah mengkudu, jeruk nipis, jambu biji dan buah
ceplukan akan memiliki rasa yang tidak enak dan
aromanya kurang sedap.
– Pemanenan yang terlambat akan menyebabkan
penurunan kualitas karena akan terjadi perombakan
bahan aktif yang terdapat di dalamnya menjadi zat
lain. Selain itu tekstur buah menjadi lembek dan
buah menjadi lebih cepat busuk.
39
• Daun.
– Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh
maksimal dan sudah memasuki periode matang fisiologis dan
dilakukan dengan memangkas tanaman.
– Seperti rimpang jahe, untuk kebutuhan ekspor dalam bentuk segar jahe dipanen pada
umur 8 - 9 bulan setelah tanam, sedangkan untuk bibit 10 - 12 bulan.
– Untuk keperluan pembuatan jahe asinan, jahe awetan dan permen dipanen umur 4 - 6
bulan karena pada umur tersebut serat dan pati belum terlalu tinggi.
– Sebagai bahan obat, rimpang dipanen setelah tua yaitu umur 9 - 12 bulan setelah
tanam. Untuk temu-awak pemanenan rimpang berumur 10 - 12 bulan.
– Temulawak yang dipanen pada umur tersebut menghasilkan kadar minyak atsiri dan
kurkumin yang tinggi.
– Penanaman rimpang dilakukan pada saat awal musim hujan dan dipanen pada
pertengahan musim kemarau.
– Saat panen yang tepat ditandai dengan mulai mengeringnya bagian tanaman yang
berada di atas permukaan tanah (daun dan batang semu), misalnya kunyit,
temulawak, jahe, dan kencur.
41
• Bunga.
– Bunga digunakan dalam industri farmasi dan
kosmetik dalam bentuk segar maupun kering.
– Bunga yang digunakan dalam bentuk segar,
– pemanenan dilakukan pada saat bunga kuncup
atau setelah pertumbuhannya maksimal.
– Berbeda dengan bunga yang digunakan dalam
bentuk kering, pemanenan dilakukan pada saat
bunga sedang mekar.
– Seperti bunga piretrum, bunga yang dipanen
dalam keadaan masih kuncup menghasilkan
kadar piretrin yang lebih tinggi dibandingkan
dengan bunga yang sudah mekar.
42
• Kayu.
– Pemanenan kayu dilakukan setelah pada
kayu terbentuk senyawa metabolit sekunder
secara maksimal.
– Umur panen tanaman berbeda-beda
tergantung jenis tanaman dan kecepatan
pembentukan metabolit sekundernya.
– Tanaman secang baru dapat dipanen setelah
berumur 4 sampai 5 tahun, karena apabila
dipanen terlalu muda kandungan zat aktifnya
seperti tanin dan sappan masih relatif sedikit.
Kayu manis: 6 – 12 tahun.
43
• Herba.
– Pada beberapa tanaman semusim, waktu panen yang tepat
adalah pada saat pertumbuhan vegetatif tanaman sudah
maksimal dan akan memasuki fase generatif atau dengan
kata lain pemanenan dilakukan sebelum tanaman berbunga.
44
• Cara Panen
– Menyiapkan peralatan dan tempat, yang digunakan harus bersih
dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering.