Anda di halaman 1dari 11

MENU

ILMU MANAJEMEN INDUSTRI

PENGETAHUAN TENTANG MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASIONAL,


MANAJEMEN SDM DAN MANAJEMEN KUALITAS

Search for:

HomeManajemen KualitasPengertian Scatter Diagram (Diagram Tebar) dan Cara Membuatnya

Pengertian Scatter Diagram (Diagram Tebar) dan Cara


Membuatnya
October 23, 2016 Budi Kho
Pengertian Scatter Diagram (Diagram Tebar) dan Cara Membuatnya – Scatter Diagram atau Diagram
Tebar adalah salah satu alat dari QC Seven Tools (7 alat pengendalian Kualitas) yang berfungsi untuk
melakukan pengujian terhadap seberapa kuatnya hubungan antara 2 (dua) variabel serta
menentukan jenis hubungan dari 2 (dua) variabel tersebut apakah hubungan Positif, hubungan
Negatif ataupun tidak ada hubungan sama sekali. Bentuk dari Scatter Diagram adalah gambaran
grafis yang terdiri dari sekumpulan titik-titik (point)dari nilai sepasang variabel (Variabel X dan
Variabel Y).

Scatter Diagram sering disebut juga dengan Scatter Chart, Scatter plot, Scattergram dan Scatter
graph.

Contoh kasus untuk pengujian kekuatan hubungan antara 2 variabel antara lain :

1. Hubungan antara kecepatan Mesin dengan Kualitas Produk.


2. Hubungan antara Jumlah Tenaga Kerja dengan Output yang dihasilkan.
3. Hubungan antara Jumlah Jam kerusakan mesin dengan tingkat kecacatan yang terjadi.
4. Hubungan antara Total Jam Lembur dengan tingkat absensi Tenaga Kerja.
5. Hubungan antara Absensi dengan tingkat kerusakan produk.

Langkah-Langkah Membuat Scatter Diagram (Diagram Tebar)

Berikut ini merupakan Langkah-langkah yang diperlukan dalam membuat Scatter Diagram (Diagram
Pencar) :

1. Pengumpulan data

Lakukan pengumpulan sepasang data X dan Y yang akan dipelajari hubungannya kemudian
masukkanlah data tersebut ke dalam sebuah Tabel. Usahakan pengumpulan pasangan data
melebihi 30 pasangan data (n > 30) agar tingkat ke-akurasi-annya lebih tinggi.
2. Pembuatan Sumbu Vertikal dan Sumber Horizontal

Tentukanlah nilai Maksimum dan nilai Minimum dari kedua data variabel X dan Y tersebut kemudian
buatlah sumbu Vertikal dan sumbu Horizontal beserta skalanya sesuai dengan nilai Maksimum dan
Nilai Minimum yang didapat.

3. Penebaran (Plotting) data

Lakukanlah Penebaran data (data plotting) kedalam kertas yang telah dibuat pada langkah ke-2
(langkah pembuatan sumbu vertikal dan sumbu horizontal).

4. Pemberian Informasi

Berikanlah informasi  yang secukupnya untuk Scatter Diagram tersebut seperti :

1. Judul Grafik
2. Banyaknya pasangan data
3. Judul dan unit pengukuran untuk sumbu Vertikal dan Horizontal
4. Interval Waktu
5. Orang yang membuat dan penanggung Jawab Scatter Diagram tersebut.

Contoh Kasus Pembuatan Scatter Diagram

Agar lebih jelas tentang cara pembuatan dan penerapan Scatter Diagram, berikut ini merupakan
contoh Kasusnya :

Perusahaan A yang mempunyai Tenaga Kerja sebanyak 300 orang dan bergerak di bidang industri
perakitan elektronik sedang menghadapi permasalahan atas tingginya tingkat kerusakan dalam
produksi. Dicurigai bahwa penyebabnya adalah dikarenakan jumlah absensi operator (tenaga kerja)
yang tinggi di dalam produksinya. Berikut ini adalah Tabel tentang jumlah absensi tenaga kerja
dengan tingkat kerusakan.
Berdasarkan Contoh kasus dan Tabel diatas, maka kita dapat membuat Scatter Diagramnya
mengikuti langkah-langkah yang telah disebutkan diatas tadi.

Langkah 1 – Pengumpulan data

Seperti yang telah ditampilkan dalam tabel diatas dengan pasangan data sebanyak 30 data (n = 30)

Langkah 2 – Pembuatan Sumbu Vertikal dan Sumber Horizontal

Sumbu Horizontal : Nilai Maksimum untuk Absensi adalah 6 dan Minimumnya adalah 1
Sumbu Vertikal : Nilai Maksimum untuk tingkat kerusakan adalah 5,6 dan Minimumnya adalah 0,7

Catatan :
 Agar bentuk grafik lebih bagus, kita dapat lebihkan batas skala maksimum dan minimum
 Jika yang diuji adalah hubungannya dengan kualitas, maka tingkat kerusakan lebih baik
diletakkan pada sumbu Vertikal.
Langkah 3 – Penebaran Data (Data Plotting)

Lakukan Penebaran data sesuai dengan tabel diatas dengan cara menggambarkan titik-titk X dan Y.
Langkah 4 – Pemberian Informasi
Berikanlah informasi dan Judul Scatter Diagram seperti contoh dibawah ini:
Judul Scatter Diagram     : Hubungan antara Absensi dengan Tingkat Kerusakan
Banyak pasangan data     : n = 30
Judul dan unit pengukuran  :
Sumbu Vertikal      = Tingkat Kerusakan (%),
Sumbu Horizontal = Jumlah Absensi (Orang)
Interval waktu                          : 01 ~ 30 November 2012
Nama Pembuat / Penanggung : Dickson Kho

 
Cara Membaca Scatter Diagram :
Dari bentuk grafik yang dihasilkan, maka grafik dari Scatter Diagram diatas dinyatakan memiliki hubungan
Positif  (korelasi Positif) yang artinya Makin Tinggi Jumlah Absensi Tenaga Kerja akan mengakibatkan
tingkat kerusakan yang makin tinggi pula. Jadi jika ingin mengurangi tingkat kerusakan produk, salah satu
tindakan yang harus dilakukan adalah mengurangi tingkat absensi tenaga kerja.

POLA SCATTER DIAGRAM

Terdapat 3 pola dalam Scatter Diagram yaitu :

1. POLA POSITIF SCATTER DIAGRAM

Yaitu Pola yang menunjukkan hubungan atau korelasi positif di antara Variabel X dan Variabel Y
dimana nilai-nilai besar dari Variabel X berhubungan dengan nilai-nilai besarnya Variabel Y,
sedangkan nilai-nilai kecil variabel X berhubungan dengan nilai-nilai kecil Variabel Y.

2. POLA NEGATIF SCATTER DIAGRAM

Yaitu pola yang menunjukkan hubungan atau korelasi negative di antara Variabel X dan Variabel Y
dimana nilai-nilai besar Variabel X berhubungan dengan nilai-nilai kecil Variabel Y sedangkan nilai-
nilai kecil Variabel X berhubungan dengan nilai-nilai besar Variabel X.
3. POLA TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN (TIDAK BERKORELASI)

Yaitu Pola yang berkemungkinan tidak memiliki hubungan karena tidak ada kecenderungan nilai-
nilai tertentu pada variabel X terhadap nilai-nilai tertentu pada Variabel Y.

Berikut ini gambar 3 Jenis pola dalam menilai hubungan atau korelasi antara pasangan data X dan
Y:

 PENINGKATAN KUALITAS
 QC 7 TOOLS
 SCATTER DIAGRAM
 TEKNIK PEMECAHAN MASALAH

Powered By Geniee

Rasa sakit di sendi akan hilang sekali dan untuk selamanya!


Miliuner wanita: 1 benda ini membantu jadi kaya dengan cepat!

PREVIOUS ARTICLE

NEXT ARTICLE

RELATED ARTICLES

Pengertian Histogram dan Cara Membuatnya


July 1, 2016 Budi Kho
Pengertian Check Sheet (Lembar Periksa) dan Cara Membuatnya
August 30, 2016 Budi Kho

Pengertian Cause and Effect Diagram (Fishbone Diagram) Cara Membuatnya


June 27, 2016 Budi Kho

BE THE FIRST TO COMMENT


Leave a Reply

Your email address will not be published.

Comment

Name *

Email *
Website

 Notify me of follow-up comments by email.

 Notify me of new posts by email.

ARTIKEL TERBARU

Analisis Kebutuhan Pelatihan (Training Needs Analysis) dan Jenis-jenisnya


December 8, 2018

Perencanaan dan Pengawasan Produksi (Production Planning and Control)


November 24, 2018

Pengertian Biaya Produksi (Production Cost) dan Cara Menghitungnya


November 10, 2018

Pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP) dan Cara Menghitung HPP


October 23, 2018

8 Langkah Perubahan menurut Kotter


October 9, 2018
ARTIKEL TERPOPULER

Pengertian Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan)


June 18, 2017

Pengertian Moving Average (Rata-rata Bergerak) dan Rumus Moving Average


January 15, 2018

Pengertian dan contoh Analisis SWOT


June 18, 2016

Pengertian Kaizen dalam Meningkatkan Kualitas dan Produktivitas Produksi


August 6, 2016

Pengertian Control Chart (Peta Kendali) dan Cara Membuatnya


August 9, 2016

ARCHIVES
 December 2018
 November 2018
 October 2018
 September 2018
 August 2018
 July 2018
 June 2018
 May 2018
 April 2018
 March 2018
 February 2018
 January 2018
 December 2017
 November 2017
 October 2017
 September 2017
 August 2017
 July 2017
 June 2017
 May 2017
 April 2017
 March 2017
 February 2017
 January 2017
 December 2016
 November 2016
 October 2016
 September 2016
 August 2016
 July 2016
 June 2016
KATEGORI
 Dasar-dasar Manajemen
 Manajemen Keuangan
 Manajemen Kualitas
 Produksi dan Operasional
 Sumber Daya Manusia (SDM)
ARTIKEL TERPILIH

Pengertian Eight Disciplines (8D) dan Penerapannya


June 23, 2016

Pengertian Rasio Kas (Cash Ratio) dan Rumus Rasio Kas


September 27, 2017

Pengertian Perencanaan (Planning) dan Jenis-jenis Perencanaan


December 13, 2016

Copyright 2018 Ilmumanajemenindustri.com

Anda mungkin juga menyukai