Anda di halaman 1dari 6

1.

Check Sheet

Merupakan alat bantu untuk memudahkan pengumpulan data secara sistematis. Data sendiri merupakan
unsur penting dalam pelaksanaan pengendalian kualitas. Data berguna untuk membantu memahami situasi
yang sebenarnya, menganalisis persoalan, mengendalikan proses, mengambil keputusan dan membuat
rencana.

Mengapa menggunakan Check Sheet ?

Metoda ini sangat berguna untuk mempermudah dalam menganalisis pola suatu data, jenis data yang
ditampilkan adalah :

- Data hasil pengukuran : panjang, berat, waktu, dll


- Data hasil perhitungan : jumlah copy, jumlah kerusakan, dll
- Data dalam urutan : pertama, kedua ...
- Data dalam derajat tingkat persoalan : nilai 1, nilai 2, ...
- Data dalam hubungan kepentingan relatif : ya/tidak , 1/0

Bagaimana melakukan nya ?

Dalam pengumpulan data dengan menggunakan check sheet, perlu diperhatikan beberapa hal agar data
terkumpul dengan baik dan mudah, yaitu :

a. Sasaran pengumpul data harus jelas


 Apa yang ingin diketahui
 Apakah data yang dikumpulkan sudah cukup lengkap sebagai dasar bertindak
b. Stratifikasi data sesuai kebutuhan agar
 Mudah dipahami dan diisi
 Dapat memberikan perincian data yang lengkap tentang apa yang ingin diketahui
c. Tentukan tata cara pengumpulan data ( siapa, kapan, dimana dan cara pengumpulan data )
d. Sesederhana mungkin sehingga dapat diisi dengan cepat dan mudah , kalau perlu pergunakanlah
gambar2
2. Stratifikasi

Berupa tabel yang menguraikan / mengklasifikasikan data atau masalah menjadi kelompok dan golongan yang
sejenis , yang lebih kecil atau menjadi unsur-unsur tunggal dari data/masalah sehingga menjadi lebih jelas dan
mudah untuk dianalisis.

Mengapa menggunakan Stratifikasi ?

Metoda ini sangat berguna untuk menunjukkan karakteristik data, sehingga mempermudah untuk dianalisis.

Bagaimana melakukan nya ?

a. Data dikumpulkan dan dikelompokan berdasarkan faktor-faktor ( X dan Y ) sesuai baris dan kolom
dalam suatu tabel menurut :
 Jenis kesalahan / kerusakan
 Penyebab dari kesalahan / kerusakan
 Lokasi kesalahan / kerusakan
 Material, hari pembuatan, unit kerja, orang yang mengerjakan, supplier, waktu, lot /
batch, dll
b. Hitung jumlah data secara baris dan kolom sesuai dengan faktor-faktor tsb
3. Histogram

Merupakan diagram yang terdiri atas grafik balok dan menggambarkan penyebaran / distribusi data-data yang
ada. Jadi dengan menggunakan histogram, dapat diketahui distribusi / penyebaran data yang ada.

Mengapa menggunakan Histogram ?

Histogram digunakan untuk mengukur sejauh suatu proses dapat memenuhi keinginan pelanggan. Diagram
ini dapat juga digunakan untuk melihat apakah terdapat masalah pada suatu proses sehingga keinginan
pelanggan tidak terpenuhi. Pengukuran tersebut dilakukan terhadap parameter dari suatu proses.

Bagaimana membuat histogram ?

a. Pilih parameter yang akan menjadi fokus pengukuran


b. Kumpulkan data yang berhubungan dengan parameter proses
c. Tentukan range data melalui data maksimum dan minimum
d. Tentukan jumlah kelas, interval, dan tentukan kelas-kelas nya
e. Tentukan titik tengah kelas dan hitung jumlah data masing-masing kelas
f. Gambarkan histogram nya
4. Pareto Diagram

Merupakan diagram yang terdiri atas grafik balok dan grafik garis yang menggambarkan perbandingan masing-
masing jenis data terhadap keseluruhan. Dengan memakai diagram pareto, dapat terlihat masalah mana yang
dominan dan tentunya kita dapat mengetahui prioritas penyelesaian masalah.

Mengapa menggunakan Pareto Diagram ?

Sebagai analogi, dalam menyelesaikan masalah yang besar, tentu hasil nya akan lebih besar dibandingkan bila
menyelesaikan masalah yang kecil. Biarpun masalah besar hanya terselesaikan 50% tapi umum nya masih lebih
besar hasilnya bila dibandingkan menyelesaikan masalah yang kecil apalagi bila masalah kecil tidak dapat
diselesaikan secara tuntas.

Diagram Pareto berguna untuk :

a. Menunjukan masalah utama


b. Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadap keseluruhan
c. Menunjukan tingkat perbaikan setelah tindakan perbaikan pada daerah terbatas
d. Menunjukan perbandingan masing-masing persoalan sebelum dan sesudah perbaikan

Bagaimana membuat diagram pareto ?

a. Stratifikasi masalah dan nyatakan dalam angka.


b. Tentukan jangka waktu pengumpulan data yang akan dibahas untuk memudahkan melihat
perbandingan sebelum dan sesudah penanggulangan, buatlah jangka waktu yang sama untuk
pengumpulan data sebelum dan sesudah penanggulangan.
c. Atur masing-masing penyebab ( sesuai dengan stratifikasi ), dibuat berurutan sesuai besarnya nilai
dan gambarkan dalam grafik kolom. Penyebab dengan nilai besar terletak di sisi kiri.
d. Gambarkan grafik garis yang menunjukkan jumlah persentase ( jumlah = 100% ) pada bagian atas
grafik kolom, dimulai dengan nilai yang terbesar dan dibagian bawah masing-masing kolom
dituliskan nama / keterangan kolom tersebut.
e. Pada bagian atas atau samping berikan keterangan / nama diagram dan jumlah unit seluruhnya.
5. Cause & Effect Diagram ( Fish Bone Diagram )

diagram ini disebut sebagai diagram tulang ikan, dan berguna untuk memperlihatkan faktor-faktor yang
berpengaruh pada kualitas hasil. Prinsip yang dipakai untuk membuat diagram sebab akibat ini adalah
sumbangan saran ( Brainstroming ). Pada umumnya ada 5 faktor utama yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan diagram yaitu 4M 1E ( Man, Machine, Material, Methods, Environment ).

Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang berpengaruh pada kualitas hasil. Dengan demikian diagram
dapat dibagi menjadi 2 sisi, yaitu sisi faktor-faktor yang berpengaruh atau sisi sebab dan sisi yang mendapat
akibatnya. Jadi diagram ini menunjukan hubungan antar AKIBAT ( kualitas ) dengan SEBAB ( faktor-faktor yang
berpengaruh / mengakibatkan sesuatu pada kualitas ).

Mengapa menggunakan Fish Bone Diagram ?

Diagram ini dapat berguna untuk memahami hubungan karakteristik akibat dan faktor penyebabnya. Selain
itu dapat pula menjelaskan area masalah untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Bagaimana membuat Fish Bone Diagram ?

a. Tentukan masalah / sesuatu yang akan diperbaiki / diamati. Gambarkan panah dengan kotak
diujungkan nya dan tulis masalah yang akan diperbaiki / diamati itu dalam kotak.
b. Cari faktor-faktor utama yang berpengaruh / mempunyai akibat pada masalah / sesuatu tersebut.
Tuliskan dalam kotak yang telah dibuat diatas dan bawah panah diantara kotak dengan panah
yang ada.
c. Cari lebih lanjut faktor-faktor yang lebih terperinci. Tulis faktor-faktor tersebut di kiri kanan panah
penghubung tadi dan buatlah panah di bawah faktor tersebut menuju garis penghubung.
d. Carilah penyebab-penyebab utama

Dari diagram yang sudah lengkap, carilah penyebab utama dengan menganalisis data yang ada. Bila analisis
data tidak dapat dilakukan, analisislah faktor-faktor mana yang berpengaruh dan mana yang tidak
berpengaruh. Faktor-faktor yang dianggap tidak berpengaruh untuk sementara tidak perlu diperhatikan,
sedang faktor-faktor yang berpengaruh ditentukan urutannya.
6. Scatter Diagram ( Diagram Pencar )

Merupakan diagram yang menggambarkan korelasi (hubungan) antara 2 faktor/data yang ada. Dengan
memakai diagram ini kita dapat melihat apakah 2 faktor yang kita uji tersebut saling berpengaruh atau
mempunyau korelasi atau tidak.

Mengapa menggunakan Scatter Diagram ?

Diagram ini dapat berguna untuk mengetahui tingkat hubungan dua kelompok data dan menemukan
penyebab yang perlu dikendalikan dan ditingkatkan. Hubungan tersebut dapat berupa korelasi positif, negatif
atau tidak ada korelasi sama sekali antara kedua kelompok data tersebut.

Bagaimana membuat Scatter Diagram ?

a. Kumpulkan data yang memiliki kemungkinan hubungan dan buatlah suatu data sheet ( tabel )
b. Gambarkan sumbu X dan Y beserta skala dan keterangannya, lalu gambar titik-titik data
c. Masukan data yang telah diperoleh ke dalam diagram, dan linkarilah bila ditemukan data yang
sama.

Anda mungkin juga menyukai