Bab 6
Penyajian dan
Pengolahan Data
Grafik
Data hasil pengukuran dapat disajikan dan diolah sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk
keperluan laporan dan atau analisis selanjutnya, perlu diatur, disusun, disajikan dalam bentuk yang
jelas dan baik. Prosedur pengukuran dengan data-data pengolahan dan pengujiannya adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan pengukuran.
2. Pengumpulan data atau fakta.
3. Pengolahan dan penataan data.
4. Penyajian data kedalam bentuk tabel maupun grafik
5. Analisa dan interperensi data
6.1 GRAFIK
Ada dua cara penyajian data yang sering dipakai yaitu penyajian data dalam bentuk tabel
dan grafik. Tabel adalah sekelompok data-data yang disajikan dalam bentuk data atau keterangan-
Pengantar Laboratorium 1
Penyajian dan Pengolahan Data Grafik
keterangan dalam bentuk angka (golongan) atau string (huruf). Pada bab 6 ini akan diuraikan lebih
detail tentang cara-cara pembuatan grafik dan interpretasinya.
Grafik ialah lukisan atau gambaran yang menunjukkan hubungan antara dua atau lebih
variabel. Grafik dapat memberikan gambaran visual yang lebih jelas dibanding dengan tabel.
Data-data hasil pengukuran dapat disajikan dalam grafik. Pada hakikatnya grafik dan tabel
seyogyanya dipergunakan secara bersama-sama. Namun grafik pengukuran memang lebih mudah
menarik perhatian pembaca dibanding tabel. Grafik juga dapat melukiskan suatu peristiwa secara
lebih mengesankan dan tidak menjemukan. Meskipun demikian, penyajian secara grafis
sebetulnya hanya bersifat aproksimatif. Angka-angka yang eksak dan terperinci tentang suatu
peristiwa hanya mungkin diperoleh dari tabel data pengukuran.
Grafik sering digunakan untuk membangun pola variasi, yaitu membangun hukum yang
dapat memprediksi dan menginterpretasi apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang.
Selain itu, grafik digunakan untuk menunjukkan hubungan suatu besaran terhadap besaran lain
secara sangat jelas. Grafik garis tunggal dapat digunakan untuk menghubungkan dua besaran ke
satu besaran yang lain., sehingga apapun yang lain mesti tetap konstan. Pada aturan pembuatan
grafik, variabel yang diukur secara bebas (variabel bebas) diplot pada koordinat sumbu x dan
variabel terikat diplot pada koordinat sumbu y. Pada umumnya, penggambaran grafik statistik
yang baik harus memperhatikan beberapa faktor berikut :
1. Pemilihan jenis grafik yang sesuai.
2. Pemberian judul utama grafik, sehingga memperjelas keadaan hubungan diantara
koordinat (sumbu)
3. pemberian tekanan pada penggambaran grafik mudah dibaca baik dari segi warna, skala
sumbu, atau ciri lain yang digunakan.
4. Pemplotan data dilakukan dengan tepat.
5. Penempatan variabel bebas (dependent) diletakkan pada sumbu X dan variabel
respon/terikat (independent) diletakkan pada sumbu Y.
6. Menginterpretasikan kemiringan grafik sebagai ketidakpastian pengukuran atau nilai
kemiringan grafik (gradien).
Pengantar Laboratorium 2
Penyajian dan Pengolahan Data Grafik
bentuk grafik hasil pengukuran eksperimen yang di dalamnya terdapat variabel bebas, variabel
terikat dan variabel kontrol.
Misal data-data hasil pengukuran X dan Y dalam satuan pengukuran dilakukan sebanyak
enam kali pengukuran sebagai berikut:
Tabel 6.1: Contoh data-data hasil pengukuran percobaan hubungan antara X dan Y
Data ke- Besaran X (satuan) Besaran Y (satuan)
1 100,00 10,00
2 120,00 20,40
3 140,00 40,10
4 160,00 60,00
5 180,00 80,10
6 200,00 100,10
Pengantar Laboratorium 3
Penyajian dan Pengolahan Data Grafik
Pengantar Laboratorium 4
Penyajian dan Pengolahan Data Grafik
Pengantar Laboratorium 5
Penyajian dan Pengolahan Data Grafik
t (s)
Pengantar Laboratorium 6
Penyajian dan Pengolahan Data Grafik
Gambar 6.5: Grafik hubungan antara jarak (cm) terhadap waktu tempuh (s)
Pengantar Laboratorium 7
Penyajian dan Pengolahan Data Grafik
Pengantar Laboratorium 8
Penyajian dan Pengolahan Data Grafik
Katrol
M+m
Tali
halus
O
Pengamat
Tiang
berskala
Data-data di atas dapat dilukiskan dalam suatu grafik dengan fungsi yang sama pada persamaan
(6.2) yaitu hubungan antara jarak tempuh s (cm) terhadap waktu tempuh t (s).
Pengantar Laboratorium 9
Penyajian dan Pengolahan Data Grafik
Gambar 6.7: Grafik hubungan antara jarak (cm) terhadap waktu (s)
Jelas bahwa titik-titik yang digambarkan berdasarkan data-data di atas tidak terletak dalam satu
garis lurus. Jika kita berusaha untuk menghubungkan titik-titik tersebut, maka akan diperoleh
grafik garis putus. Artinya berdasarkan hasil pengukuran pada tabel 6.3 bahwa gerak ke bawah
dari benda semakin lama, semakin cepat. Dengan demikian ada perubahan kecepatan dari benda
tetapi perubahan kecepatannya tidaklah mendadak berubah secara halus (smooth).
Jadi berdasarkan persamaan (6.2) diperoleh kemiringan grafik yaitu: k = 12,06 cm/s (tidak lain
adalah kecepatan dalam cm/s) sedangkan n = 1,040.
Kasus lain jika gambar( 6.7) dibentuk menjadi persamaan garis lurus seperti persamaan
(6.1) di atas akan diperoleh:
Gambar 6.8: Grafik hubungan antara jarak (cm) terhadap waktu (s)
Pengantar Laboratorium 10
Penyajian dan Pengolahan Data
Pada persamaan 6.4 merupakan persamaan fungsi linier (garis lurus). Jadi grafik antara log s
terhadap log t adalah garis lurus, dengan persamaan grafik:
y = 13.97n - 1.647
R² = 0.984
sehingga diperoleh kemiringan grafik 13,97 cm/s yang tidak lain adalah kecepatan dalam satuan
cm/s.
c. Fungsi eksponensial
Misalkan dalam suatu eksperimen sebagai berikut: sejumlah tertentu air dipanaskan sampai
temperatur tertentu, kemudian air tersebut didinginkan dan temperatur air dicatat sewaktu air
tersebut sedang mendingin. Perubahan suhu antara temperatur air dan temperatur ruangan dicatat
sebagai fungsi waktu t. Berikut hasil pengukuran ditunjukkan dalam tabel 6.4, sebagai berikut:
Tabel 6.4: Hubungan antara beda temperatur (0C) terhadap waktu t (s)
Waktu t (menit) Beda temperatur T (0C)
2,00 37,0
4,00 34,0
6,00 31,0
8,00 29,0
13,00 23,0
18,00 19,0
24,00 16,0
28,00 13,0
33,00 11,0
38,00 9,0
48,00 6,0
Beda temperatur pada saat t = 0 kita catat disini, tetapi yang jelas pada saat t = 0, beda
temperatur mempunyai harga tertentu. Interpolasi dari grafik ini akan memotong sumbu beda
temperatur pada harga yang tertentu. Akan tetapi bagaimana kita melakukan interpolasi grafik
untuk harga-harga t yang lebih besar dari 48 menit? Berdasarkan pengalaman, diketahui bahwa
untuk waktu yang lama, temperatur air tersebut akan sama dengan temperatur ruangan atau beda
temperatur = 0. Yang sebenarnya temperatur air tersebut tidak sama persis dengan temperatur
ruangan. Akan tetapi bedanya sangat kecil, sehingga praktis diperoleh beda temperatur sama
dengan nol.
Pengantar Laboratorium 11
Penyajian dan Pengolahan Data
Tepatnya temperatur air tersebut untuk mendekati temperatur ruangan tergantung dari
banyaknya air tersebut. Misal air satu drum akan menentukan waktu yang lebih lama dari air yang
satu ember, meskipun beda temperatur untuk keduanya sama pada saat t = 0 (atau keduanya
mempunyai temperatur awal dari air). Cepatnya perubahan temperatur menuju nol ini ditentukan
oleh suatu konstanta. Jadi sebagai kesimpulan dari eksperimen yang digambarkan pada grafik 6.7
adalah:
1. Beda temperatur harga tertentu untuk t = 0
2. Beda temperatur mendekati nol untuk t sama dengan tak
terhingga. Data-data tersebut digambarkan grafiknya sebagai
berikut:
Gambar 6.9: Grafik hubungan antara beda temperatur (0C) terhadap waktu (s)
Hubungan antara beda temperatur dan waktu t yang sesuai dengan eksperimen di atas
dapat dinyatakan oleh suatu fungsi yang disebut fungsi eksponensial. Fungsi ini berbentuk:
y = y0 akx (6.5)
dengan a = suatu bilangan dengan a > 1
k = konstanta untuk harga a yang tertentu.
y0= harga y untuk x = 0
maka hubungan beda temperatur terhadap waktu t di atas ditulis dalam bentuk:
ΔT = T akt
(6.6)
0
Pengantar Laboratorium 12
Penyajian dan Pengolahan Data
Tanda negatif di depan k adalah karena k > 0 sedang beda temperatur berkurang jika waktu t
bertambah. Jika dipilih bilangan a = 10 yaitu bilangan pokok dari logaritma, maka persamaan
(6.6) menjadi:
ΔT = T 10kt (6.7)
0
misal:
y = log ΔT
c = log ΔT0
maka: y = - kt + c
grafik antara y terhadap t adalah garis lurus, dengan koefisien arah = -k, juga grafik antara log
beda temperatur terhadap waktu adalah garis lurus.
Dari gambar (6.9) diperoleh:
y = 39,41 e-0,03x dan R2 =0,998
dengan melihat persamaan (6.6) maka diperoleh T0 = 39,410C dan k = 0,03.
Contoh lain pada fungsi eksponensial adalah suatu laju turunnya aktivitas zat radioaktif
dalam zat radioaktif sebanding dengan banyaknya atom radioaktif. Bila suatu aktivitas zat
radioaktif diukur dalam selang waktu yang cukup lama, maka diperoleh aktivitas radioaktif
menurun. Misalkan mula-mula ada sebanyak N0 atom radioaktif, maka dengan berjalannya waktu
maka jumlah atom radioaktif yang tersisa setelah selang waktu t dirumuskan:
N = N .e .t
0
Begitu pula jika intensitas sinar radioaktif I0 melewati bahan separuh dari intensitas sinar
sebelum melewati bahan I = ½ I0 maka persamaannya ditulis menjadi:
I = I .e .x
0
Keterangan: x = tebal bahan (m); e = bilangan natural (2,71828) dan adalah koefisien
pelemahan bahan (m-1), adalah tetapan peluruhan (s-1). Kedua persamaan di atas termasuk fungsi
eksponensial.
Pengantar Laboratorium 13
Penyajian dan Pengolahan Data
y =
yi
S , dengan
N N adalah
jumlah
data
pengukur
an.
Setelah
dihitung,
maka
Pengantar Laboratorium 14
Penyajian dan Pengolahan Data
(x,y) dimasukkan ke dalam grafik. Kemudian ditarik garis lurus sedemikian rupa hingga jumlah
titik yang terdapat di atasnya lebih kurang sama dengan jumlah yang ada di bawahnya. Cara titik
sentroid ini memang tidak cermat namun sedikit pengalaman dapat dicapai hasilnya yang cukup
memuaskan. Perhatikan data hasil percobaan hukum hooke untuk menentukan nilai konstanta
pegas untuk, dengan massa beban m sebagai variabel bebas yang diplot pada sumbu x dan
pertambahan panjang pegas Δx sebagai variabel terikat yang diplot pada sumbu y.
Massa beban m diukur dengan menggunakan alat ukur neraca ohauss 311 gram ketelitian
0,01 gram dan pertambahan panjang pegas diukur dengan mistar ketelitian 0,1 cm. Berikut akan
diolah data di atas dengan cara menentukan titik sentroid.
Berdasarkan persamaan gaya pegas berlaku:
F = k.x
(6.9)
atau tetapan pegas k adalah:
m.
k = g.
Δx (6.10)
Konstanta pegas dapat dihitung dan diolah dengan rumus di atas, dengan percepatan
gravitasi g = 980,00 cm/s2 (bukan hasil pengukuran), panjang mula-mula pegas (x0) = 10,12 cm.
Tabel 6.5: Data perhitungan konstanta pegas k
m.
Data ke- m (g) x1 (cm) Δx (cm) k = g .
Δx
1 10,10 12,24 2,12 4660,38
2 20,50 14,22 4,10 4900,00
3 30,00 16,26 6,14 4788,20
4 40,20 18,22 8,10 4863,70
5 50,20 20,12 10,00 4919,60
k=
k =
24131,88
= 4826,74 dyne/cm
n 5
Pengantar Laboratorium 15
Penyajian dan Pengolahan Data
Pengantar Laboratorium 16
Penyajian dan Pengolahan Data
Gambar 6.10: Grafik hubungan massa benda (gram) terhadap pertambahan panjang pegas (cm)
x =
mi 151,000
S
= = 30,200gram
N 5
Sedangkan pada koordinat y diperoleh titik sentroidnya adalah:
y =
xi 30,46
S
= = 6,09cm
N 5
Gradien grafik dengan cara titik sentroid adalah:
g Δy ΔΔx 6,09 2,00 cm
= = = 4,09 = 0,202
=
k Δx Δm 30,200 10,000 20,200 gram
Dan kemiringan grafik diperoleh sama dengan perhitungan titik sentroid yaitu 0,197 cm/gram.
Konstanta gaya pegas adalah:
Pengantar Laboratorium 17
Penyajian dan Pengolahan Data
Metode least squares garis lurus adalah suatu metode penarikan garis lurus hingga
menghasilkan titik pengamatan (pengukuran) sedekat mungkin dengan garis lurus yang
Pengantar Laboratorium 18
Penyajian dan Pengolahan Data
diinginkan. Misalkan dua besaran fisis x dan y dapat dinyatakan oleh hubungan linier sebagai
berikut:
y=ax+b (6.11)
dengan a dan b adalah konstanta.
Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh data-data sebagai berikut:
Variabel x x1 x2 x3 x4 x5 x6 … xn
Variabel y y1 y2 y3 y4 y5 y6… yn
nol (minimum) dan jumlahnya juga menuju nol (minimum). Tetapi karena tanda i
mungkin
berharga positif atau mungkin saja hasilnya negatif, sehingga jumlah i
ini mungkin tidak dapat
menggambarkan minimum yang diinginkan. Oleh karena itu akan diambil jumlah kuadrat dari
deviasi ini minimum atau
n n 2
Pengantar Laboratorium 19
Penyajian dan Pengolahan Data
Pengantar Laboratorium 20
Penyajian dan Pengolahan Data
δs δs
δa = 0 dan
δb = 0
Dari persamaan (6.14) diperoleh:
n
δs
δa =
2[ ( y
i=1
i
– (axi + b) )(x i )]
n
δs
= 2
δa xi – (axi + b))] = 0
i=1
[(y
i
n n n
atau ( x y ) a x 2 + b x = 0
i i i i
i=1 i=1 i=1
n
(x y n
) a x 2
i=1
n
δs
δb =
2[ ( y
i=1
i
– (axi + b))(1)]
n
δs
= 2
δb i=1
[(y i
– (axi + b))] = 0
n n
atau
yi=1
i a x i - nb = 0
i=1
(6.16)
y i x i n x i yi + a n x 2 x = 0
i=1 i=1 i=1 i=1 i i=1 i
2
n n n n n
y i x i n x i yi = a n x 2 x
i=1 i=1 i=1 i i
i=1 i=1
Jika masing-masing ruas kiri dan ruas kanan di kali dengan harga negatif (-) maka diperoleh:
Pengantar Laboratorium 22
Penyajian dan Pengolahan Data
n n n
n x i y i x i y i
a= i=1 i=1 n i=12 (6.17)
n
n x x
2
i=1 i i=1 i
Dengan cara yang sama diperoleh:
2
n n n n
yi x i - n x i x i y i
b = i=1 i=1n i=1 2 i=1 (6.18)
n
x2 x
i=1 i i=1 i
Dengan mensubstitusi harga-harga a dan b ke dalam persamaan (6.11), maka akan diperoleh
persamaan garis lurus yang mempunyai deviasi minimum terhadap titik-titik pengamatan yang
disebut metode least squares.
Contoh perhitungan grafik dengan metode least squares
Tentukan dengan metode least squares, dengan konstanta a dan m dalam bentuk persamaan:
P = a.wm (6.19)
Berikut data-data hasil pengukuran percobaan adalah:
Tabel 6.8: Hasil pengukuran data eksperimen
No v P
1 10 0,300
2 15 0,675
3 22,5 1,519
4 33,7 3,417
5 50,6 7,689
6 75,9 17,300
Jika dilihat persamaan (6.19) bahwa hubungan antara p terhadap v adalah tidak linier, kecuali
untuk harga z = 1. Oleh karena harga m belum diketahui, maka dapat diperoleh hubungan linier
dengan mengambil logaritma dari persamaan (6.14) sebagai berikut:
log p = m log v + log a
misal: y = log p
x = log v
b = log a
maka y = m.x + b
Pengantar Laboratorium 23
Penyajian dan Pengolahan Data
jadi a dan b ditentukan dengan mempergunakan persamaan (6.17) dan (6.18). Untuk
menyelesaikan persoalan ini, maka data-data pengukuran tersebut baik harga p dan v dihitung
logaritmanya melalui daftar log.
Tabel 6.9: Hasil perhitungan logaritma pengukuran
2
No yi = log p xi = log vi xi . yi xi
1 -0,523 1 -0,523 1,000
2 -0,171 1,176 -0,202 1,392
3 + 0,182 1,352 0,246 1,822
4 0,534 1,529 0,817 2,341
5 0,886 1,703 1,506 2,890
Jumlah 0,908 6,760 1,844 9,445
i=1 i i=1 i
Pengantar Laboratorium 24
Penyajian dan Pengolahan Data
EVALUASI (TUGAS)
1. Misalkan dalam percobaan diperoleh hubungan antara jarak Y (cm) terhadap waktu t (s)
sebagai berikut:
Y (cm) t (detik) v = Y/t (cm/s)
10,00 0,40 25,00
20,00 0,70 28,60
30,00 1,00 30,00
40,00 1,20 33,33
50,00 1,45 34,50
60,00 1,70 35,30
70,00 1,80 38,90
80,00 2,00 40,00
90,00 2,20 40,90
100,00 2,30 43,50
a. Tentukan ketidakpastian nilai v? Buat grafik bentuk fungsi linier dan fungsi eksponensial?
b. Tentukan nilai kecepatan berdasarkan grafik dan secara perhitungan? Berapa persentase
perbedaannya?
c. Buatlah grafik data di atas dengan metode titik sentroid!
d. Buatlah grafik data di atas dengan metode least squares garis lurus!
2. Diberikan data-data hasil pengukuran sebagai berikut:
V (V) 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00
I (A) 0,12 0,30 0,50 0,68 0,84 0,98
***************Selamat Bekerja***************
Pengantar Laboratorium 25