Anda di halaman 1dari 20

A.

PENYAJIAN DATA

Data yang dikumpulkan untuk laporan atau akan dianalisis lebih lanjut perlu diatur, disusun,
disajikan dengan jelas dan baik, yaitu biasanya disajikan dalam bentuk tabel/daftar dan
diagram/grafik. Penyajian data yang demikian memudahkan orang untuk membaca data itu atau
lebih dimengerti oleh pembaca atau orang yang membuat keputusan berdasarkan data
tersebut.

1. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel

Untuk menyusun sekumpulan data yang urutannya belum tersusun secara teratur, data
tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Sebuah tabel umumnya terdiri dari beberapa bagian:
judul tabel, judul kolom, judul baris, badan tabel, catatan dan sumber data. Penyajian data
dalam bentuk tabel mengutamakan keakuratan dan ketepatan datanya, meskipun secara
tampilan tidak menarik. Kita perhatikan contoh tabel perkiraan cuaca berikut.

Contoh 1.1

Tabel 1.1 Perkiraan Cuaca Kota-kota Besar di Indonesia

Dari contoh table 1.1


Judul tabel : Perkiraan Cuaca Kota-kota Besar di Indonesia
Judul kolom : Kota, Cuaca, Suhu, dan Kelembaban
Judul baris : Ambon, Denpasar, Bandung,…, Djogjakarta
Badan Tabel : data cuaca (berawan, hujan), data suhu dan data kelembaban
Sumber : Seputar Indonesia, 22 Januari 2017
Dengan menyajikan data seperti itu, kita dapat dengan mudah membaca table itu, sebagai
contoh; pada hari Senin, 22 Januari 2017, di kota Denpasar diperkirakan hujan, suhu 25◦C-
31◦C dan kelembaban 73%-96%.
2. Penyajian Data dalam Bentuk Diagram
a. Diagram Batang
Diagram batang adalah suatu penyajian data dengan menggunakan batang-batang
berarah vertikal atau horizontal. Pada diagram ini antara batang satu dengan yang
lainnya diberikan jarak sehingga letak tiap batang tadi tampak terpisah. Pada diagram
batang juga dilengkapi dengan skala sehingga nilai dapat dibaca dari diagram tersebut.

Contoh 1.2
Data banyaknya sepeda motor di suatu wilayah pada tahun 2016 sampai
dengan 2020 disajikan pada tabel 1.2 berikut.

Tabel 1.2 Data Banyaknya Sepeda Motor dari tahun 2016-2020

Bentuk diagram batangnya disajikan pada Gambar 1.1

Banyaknya Sepeda Motor di sebuah Wilayah pada Tahun


2016, 2017, 2018, 2019, dan 2020

7000

6000 2020
banyak-
nya 5000
2019
sepeda 4000
tahun

motor
2018
3000

2000 2017

1000
2016
0
2016 2017 2018 2019 2020 0 5000 10000
tahun banyaknya sepeda motor

(b) Diagram Batang Tegak (a) Diagram Batang Mendatar

Gambar 1.1 diagam batang


b. Diagram Garis
Penyajian data statistik dengan menggunakan diagram berbentuk garis lurus disebut
diagram garis lurus atau diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk
menyajikan data statistik yang diperoleh berdasarkan pengamatan dari waktu ke waktu
secara berurutan.
Seperti halnya diagram batang, diagram garis pun memerlukan sistem sumbu datar
(horizontal) dan sumbu tegak (vertikal) yang saling berpotongan tegak lurus. Sumbu
mendatar biasanya menyatakan jenis data, misalnya waktu dan berat. Adapun sumbu
tegaknya menyatakan frekuensi data.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat diagram garis adalah sebagai berikut.

Buatlah suatu koordinat


(berbentuk bilangan) Secara berurutan sesuai
Gambarlah titik koordinat
dengan sumbu mendatar dengan waktu,
yang menunjukkan data
menunjukkan waktu dan hubungkan titik titik
pengamatan pada waktu
sumbu tegak koordinat tersebut
t.
menunjukkan data dengan garis lurus.
pengamatan.

Contoh 1.3

Hasil penjualan gula pasir di distributor Seroja pada periode Januari-Juli


2021 ditunjukan pada Tabel 1.3 berikut.
Bulan Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli
Jumlah (ons) 10 15 30 35 25 45 60

Data tersebut dapat ditunjukan dalam diagram garis seperti pada Gambar 1.2
70

60

50
jumlah (ons)

40

30

20

10

0
Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli
bulan

Gambar 1.2 diagam garis


c. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah penyajian data statistik dengan menggunakan gambar yang
berbentuk lingkaran. Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan bagian atau
persen dari keseluruhan. Untuk membuat diagram lingkaran, terlebih dahulu ditentukan
besarnya persentase tiap objek terhadap keseluruhan data dan besarnya sudut pusat
sektor lingkaran.

Contoh 1.4
Daftar jumlah siswa kelas XI A yang mengambil pelajaran ekstrakurikuler adalah sebagai
berikut.
Tabel 1.3 Data Anggota Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler Banyaknya Siswa


Musik 9
Tari 5
Bulutangkis 6
Basket 8
Lain-lain 12

Menentukan besar presentase setiap objek terhadap keseluruhan data dan besar sudut
pusat sektor lingkaran sebagai berikut.

Ekstrakurikuler Jumlah persen Sudut pusat


9 9
Musik 9 × 100% = 22,5% × 360° = 81°
40 40
5 5
Tari 5 × 100% = 12,5% × 360° = 45°
40 40
6 6
Bulutangkis 6 × 100% = 15% × 360° = 54°
40 40
8 8
Basket 8 × 100% = 20% × 360° = 72°
40 40
12 12
Lain-lain 12 × 100% = 30% × 360° = 108°
40 40
40

Data Anggota Ekstrakurikuler


Jadi, gambar dari
diagram lingkarannya
adalah seperti
22,5%
gambar di samping. Lain-lain
30%

12.5%

Basket
20%

Bulutangkis
15%

Gambar 1.3 diagram lingkaran


3. Distribusi Frekuensi
Seringkali kita menjumpai sekumpulan data amatan dalam jumlah atau ukuran yang besar
untuk dianalisis. Ukuran data yang besar ini dapat disederhanakan dengan cara menentukan
banyak nilai amatan yang sama, atau banyak nilai amatan yang terletak pada interval
tertentu. Banyak nilai amatan yang sama atau banyak nilai amatan yang terletak pada
interval tertentu itu disebut frekuensi.
Tabel yang memuat nilai amatan atau nilai amatan yang terletak pada interval tertentu
bersama-sama frekuensinya disebut sebagai tabel distribusi frekuensi. Sebagai konsekuensi
dua amatan ini, maka kita mempunyai dua macam; tabel distribusi frekuensi tunggal dan
tabel distribusi terkelompok.

a. Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal


Untuk memahami cara membuat tabel ini, kita perhatikan hasil ujian semester mata
pelajaran Matematika 30 sisiwa:
80 30 50 70 70 70 40 80 90 50
80 90 70 70 60 60 60 70 50 60
60 60 70 60 60 80 80 80 60 70
catatan Dari kumpulan dia atas kita dapat membaca bahwa:
1 siswa mendapat nilai 30
Turus (tally) adalah cara
mudah menghitung 1 siswa mendapat nilai 40
frekuensi. Banyak kelas 3 siswa mendapat nilai 50
biasanya diambil paling 9 siswa mendapat nilai 60
sedikit 5 dan paling 8 siswa mendapat nilai 70
banyak 20.
6 siswa mendapat nilai 80
2 siswa mendapat nilai 90

Keterangan-keterangan ini tentu saja akan lebih praktis apabila kita sajikan seperti dalam
tabel berikut ini.
Tabel 1.4
Nilai Ujian (xi) Turus Banyak siswa/ frekuensi (fi)
30 I 1
40 I 1
50 III 3
60 IIII IIII 9
70 IIII III 8
80 IIII I 6
90 II 2
Penyajian data seperti Tabel 1.4 disebut tabel distribusi frekuensi tunggal. Dari tabel ini
dengan cepat dapat ditemukan berapa banyak frekuensi siswa yang memperoleh nilai
30, 40 dan seterusnya.

b. Tabel Distribusi Kelompok


Jika kita dihadapkan pada kelompok data amatan yang sangat besar ukurannya, maka
pembuatan tabel distribusi frekuensi tunggal juga kurang efektif. Untuk kasus demikian
akan lebih baik apabila kumpulan data tersebut kita kelompokan ke dalam beberapa
kelas interval terlebih dahulu.
Berikut ini adalah tabel nilai ulangan matematika siswa kelas XI Multimedia
Tabel 1.5
Panjang Benda (dalam cm) Frekuensi (fi)
31 - 40 2
41 - 50 4
51 – 60 25
61 – 70 47
71 – 80 18
81 – 90 4
Dalam tabel distribusi frekuensi berkelompok ada beberapa pengertian dan aturan yang
perlu dipahami.
Dalam tabel distribusi frekuensi berkelompok ada beberapa pengertian dan aturan yang
perlu dipahami.
1. Kelas
Kelas adalah interval suatu data yang memuat beberapa data. Tabel di atas memuat
6 kelas yaitu kelas pertama 31-40, kelas kedua 41-50, kelas ketiga 51-60 dan
seterusnya.

2. Batas Kelas
Pada setiap kelas nilai terkecil disebut batas bawah dan nilai terbesar disebut batas
atas kelas. Sebagai contoh pada kelas interval 71-80 batas bawahnya 71 dan batas
atasnya adalah 80.

3. Tepi Kelas
Tepi kelas ada dua yaitu tepi atas dan tepi bawah
Menentukan tepi kelas ditentukan berdasarkan ketelitian pengukuran yaitu :
Data dicatat dengan Tepi bawah kelas Tepi atas kelas
ketelitihan hingga ...
satuan Tb = Bb - 0,5 Ta = Ba + 0,5
satu desimal Tb = Bb - 0,05 Ta = Ba + 0,05
dua desimal Tb = Bb - 0,005 Ta = Ba + 0,005
Pada tabel di atas, pengukuran dicatat dengan ketelitian hingga satuan, maka :
Tb = Bb - 0,5 ; tepi bawah kelas pertama adalah Tb = 31 - 0,5 = 30,5
Ta = Ba + 0,5 ; tepi atas kelas pertama adalah Ta = 40 + 0,5 = 40,5

4. Panjang Kelas
Jika masing-masing kelas mempunyai panjang yang sama, maka panjang kelas
merupakan selisih antara tepi atas dengan tepi bawah.
Panjang kelas = tepi atas – tepi bawah
Panjang kelas disebut juga lebar kelas atau interval kelas.

5. Titik Tengah Kelas


Titik tengah sebuah kelas adalah suatu nilai yang dapat dianggap mewakili kelas itu.
Titik tengah kelas disebut juga nilai tengah kelas atau rataan kelas dan ditetapkan
sebagai berikut.
𝟏
Titik tengah = 𝟐 (batas bawah + batas atas)
Menyusun Tabel Frekuensi Berkelompok
Sebelum menyusun tabel distribusi frekuensi berkelompok sebaiknya terlebih dahulu
data diurutkan dari datum terkecil sampai datum terbesar.
Data yang telah diurutkan seperti itu disebut statistika jajaran atau statistika peringkat.
Dari statistika jajaran dapat ditetapkan nilai datum terkecil, disebut statistika minimum
yaitu xmin=x1 dan nilai datum terbesar, disebut statistik maksimum, yaitu xmaks=xn.
Kedua statistik ini (xmin dan xmaks) disebut sebagai statistik-statistik ekstrim.
Tabel distribusi frekuensi berkelompok dapat disusun melalui langkah-langkah sebagai
berikut.

• menentukan nilai data terbesar (xmaks ) dan nilai data terkecil


(xmin ) kemudian tentukan rentang atau jangkauannya, yaitu:
1 R = xmaks - xmin

• tentukan banyak kelas (k) dari n buah data berdasarkan


aturan Sturgess, yaitu k = 1 + 3,3 log n
2

• menentukan panjang kelas atau interval kelas dengan rumus:


panjang kelas= rentang/banyak kelas
3

• dengan menggunakan nilai panjang kelas yang diperoleh


pada step 3, tetapkan kelas-kelasnya sehingga mencakup
4 semua nilai amatan

• tentukan frekuensi setiap kelasnya dengan menggunakan


sistem turus. kemudian susunlah tabel distribusi frekuensi
5 berkelompok

Contoh 1.5

Suatu data diperoleh dari 40 kali pengukuran (teliti sampai mm terdekat) sebagai berikut.
157 149 125 144 132 156 164 138 144 152
148 136 147 140 158 146 165 154 119 163
176 138 126 168 135 140 153 135 147 142
173 146 162 145 135 142 150 150 145 128
Buatlah tabel distribusi frekuensi berkelompok untuk data tersebut!
Jawab:
Banyak data, n = 40
Nilai statistik minimum xmin = 119, dan nilai statistik maksimum xmaks = 176.
1. Rentang (R) = xmaks - xmin = 176 – 119 = 57
2. Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log n = 1+ 3,3 log 40 = 6,286...
Banyak kelas dibulatkan ke atas menjadi k=7 buah.
𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 57
3. Panjang kelas = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 = 7
= 8,1428...
4. Panjang kelas dibulatkan ke atas menjadi 9
5. Dengan panjang kelas 9 dan nilai statistik minimum
Catatan
ditetapkan sebagai batas bawah kelas pertama (tidak Dalam menentukan banyak kelas
dengan menggunakan kaidah
harus demikian), maka diperoleh kelas-kelas dan titik-
empiris Sturgess, nilai k yang
titik tengah kelas sebagai berikut. diperoleh nilai k nukan bilangan
Kelas pertama 119-127 dengan titik tengah 123, bulat. Nilai k itu harus dibulatkan (ke
Kelas ketiga 128-136 dengan titik tengah 132, bawah atau ke atas) sedemikian
Kelas kedua 137-145 dengan titik tengah 141, sehingga panjang kelas yang
diperoleh merupakan bilangan ganjil
Kelas keempat 146-154 dengan titik tengah 150,
dan tidak terlalu besar.
Kelas kelima 155-163 dengan titik tengah 159,
Kelas keenam 164-172 dengan titik tengah 168, dan
Kelas ketujuh 173-181 dengan titik tengah 177.
Perhatikan bahwa semua nilai amatan terdistribusikan atau tersebar dalam kelas-kelas
tersebut.
1. Tabel distribusi berkelompok untuk data tersebut dapat ditampilkan dalam tabel
berikut.
Hasil pengukuran (mm) Titik tengah (xi) Turus Frekuensi (fi)
119 – 127 123 III 3
128 – 136 132 IIII I 6
137 – 145 141 IIII IIII 10
146 – 154 150 IIII IIII I 11
155 – 163 159 IIII 5
164 – 172 168 III 3
173 - 181 177 II 2
Tabel 1.6

4. Frekuensi Relatif dan Frekuensi Kumulatif


a. Daftar Frekuensi relatif
Daftar frekuensi relatif adalah distribusi frekuensi yang frekuensi relatif masing-masing
kelasnya dapat diperoleh dengan menyatakan persentase frekuensi kelas tersebut terhadap
jumlah seluruh frekuensi.
Sebagai contohnya, mari kita lihat lagi Tabel 1.6 dengan ukuran data atau nilai n= 40. Maka
tabel distribusi relatifnya adalah sebagai berikut.
Tabel 1.7
Hasil pengukuran (mm) Frekuensi (fi) Frekuensi relatif
3
119 – 127 3 × 100% = 7,5%
40
6
128 – 136 6 × 100% = 15%
40
10
137 – 145 10 × 100% = 25%
40
11
146 – 154 11 × 100% = 27,5%
40
5
155 – 163 5 × 100% = 12,5%
40
3
164 – 172 3 × 100% = 7,5%
40
2
173 - 181 2 × 100% = 5%
40
b. Daftar Frekuensi kumulatif
Daftar distribusi frekuensi kumulatif dapat disusun dari daftar distribusi berkelompok.
Terdapat dua jenis tabel distribusi kumulatif, yaitu
 Frekuensi kumulatif kurang dari (fk kurang dari) -> di definisikan sebagai jumlah
frekuensi semua nilai amatan yang kurang dari atau sama dengan nilai tepi atas pada
tiap-tiap kelas. Dilambangkan dengan fk ≤.
 Frekuensi kumulatif lebih dari (fk lebih dari) -> di definisikan sebagai jumlah
frekuensi semua nilai amatan yang lebih dari atau sama dengan nilai tepi bawah pada
tiap-tiap kelas. Dilambangkan dengan fk ≥.
Sebagai contohnya, mari kita lihat lagi Tabel 1.6 dengan mencantumkan batas atas dan batas
bawah dari tiap kelas intervalnya sehingga diperoleh tabel frekuensi kumulatif sebagai
berikut.
Tabel 1.8
Hasil pengukuran Frekuensi Tepi bawah Tepi Frekuensi Kumulatif
(mm) (fi) (tb) atas (ta) fk ≤ta fk ≥tb
119 – 127 3 118,5 127,5 3 40
128 – 136 6 127,5 136,5 9 37
137 – 145 10 136,5 145,5 19 31
146 – 154 11 145,5 154,5 30 21
155 – 163 5 154,5 163,5 35 10
164 – 172 3 163,5 172,5 38 5
173 - 181 2 172,5 181,5 40 2

5. Histogram, Poligon, dan Ogive


Penyajian data yang dikelompokan menurut distribusi frekuensi dapat dinyatakan dengan
grafik yang disebut histogram. Histogram adalah diagram batang yang menyajikan daftar
distribusi berkelompok.
Langkah-langkah untuk membuat histogram suatu data berkelompok adalah sebagai berikut.
1. Menggambar sumbu horizontal (untuk nilai) dan sumbu vertikal (untuk frekuensi).
2. Menggambar persegi panjang untuk setiap interval. Alas persegi panjang menunjukan
panjang kelas, yaitu dari tepi bawah kelas sampai tepi atas kelas, sedangkan tinggi
persegi panjang menunjukan frekuensinya.
3. Di atas setiap persegi panjang dapat ditulis frekuensi masing-masing agar histogram
mudah dibaca.
Jika titik-titik tengah dari sisi atas tiap persegi panjang yang berdekatan pada histogram
dihubungkan maka akan diperoleh grafik garis yang disebut poligon frekuensi.

Sebagai contoh, Histogram dan poligon frekuensi dari tabel daftar distribusi kumulatif
(Tabel 1.8) disajikan pada gambar berikut.
Ogive (poligon distribusi frekuensi kumulatif) adalah bentuk kurva dari daftar distribusi
frekuensi kumulatif.
Ogive terdiri dari ogive positif (ogive kurang dari) dan ogive negatif (ogive lebih dari).
 Ogive positif dibentuk dengan menghubungkan titik-titik dengan tepi atas sebagai
absis dan frekuensi kumulatif kurang dari sebagai ordinat.
 Ogive negatif dibentuk dengan menghubungkan titik-titik dengan tepi bawah sebagai
absis dan frekuensi kumulatif lebih sebagai ordinat.
Dengan kata lain ogive positif adalah poligon frekuensi kumulatif kurang dari. Sedangkan
ogive negatif adalah poligon frekuensi kumulatif lebih dari.

Gambar kurva ogive dari data pada Tabel 1.8,


Hasil pengukuran Frekuensi Tepi bawah Tepi Frekuensi Kumulatif
(mm) (fi) (tb) atas (ta) fk ≤ta fk ≥tb
119 – 127 3 118,5 127,5 3 40
128 – 136 6 127,5 136,5 9 37
137 – 145 10 136,5 145,5 19 31
146 – 154 11 145,5 154,5 30 21
155 – 163 5 154,5 163,5 35 10
164 – 172 3 163,5 172,5 38 5
173 - 181 2 172,5 181,5 40 2

adalah:
LATIHAN 2
1. Dalam tabel berikut menunjukan waktu tempuh (dalam menit) 100 peserta lomba jalan
cepat

a) Gambarlah histogram dan poligon frekuensinya!


b) Gambarlah ogive kurang dari berdasarkan data tersebut!
c) Gambarlah ogive lebih dari berdasarkan data tersebut!

2. tentukan tabel distribusi data kelompok, lengkap dengan frekuensi kumulatifnya


berdasarkan histogram dan poligon frekuensi berikut!

3. Tentukan tabel distribusi frekuensi data kelompok lengkap dengan frekuensi


kumulatifnya berdasarkan kurva ogive berikut!
B. PENGOLAHAN DATA

1. Ukuran Pemusatan Data


Nilai statistika yang dapat menggambarkan keadaan suatu data antara lain adalah mean
(rataan hitung), modus, dan median dengan menyatakan ukuran pemusatan data.

1) Rataan Hitung (Mean)


a. Rataan hitung (Mean) pada data tunggal

Rataan hitung (𝑥̅ ) dari data tunggal 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … . , 𝑥𝑛 adalah:

𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + … . +𝑥𝑛
𝑥̅ = =
𝑛

Secara umum, apabila nilai-nilai data kuantitatif dinyatakan dengan 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … . , 𝑥𝑛


(terdapat 𝑛 buah datum) dengan setiap datum mempunyai frekuensi 𝑓1 , 𝑓, 𝑓3 , … . , 𝑓𝑛 .
Maka rataan hitung (𝑥̅ ) ditentukan oleh rumus berikut.
n

𝑓1 𝑥1 + 𝑓2 𝑥2 + 𝑓3 𝑥3 + … . +𝑓𝑛 𝑥𝑛 x
i 1
i
𝑥̅ = =
𝑓1 + 𝑓2 + 𝑓3 + ⋯ + 𝑓𝑛 n

f
i 1
i

Jika data pertama dengan jumlah 𝑛1 mempunyai rata-rata 𝑥̅1 , data kedua dengan
jumlah 𝑛2 mempunyai rata-rata 𝑥̅2 , dan seterusnya, maka rata-rata gabungan dari
data tersebut adalah

𝑛1 𝑥̅1 + 𝑛2 𝑥̅2 + 𝑛3 𝑥̅3 + ⋯


𝑥̅𝑔𝑎𝑏 =
𝑛1 + 𝑛2 + 𝑛3 + ⋯

b. Rataan hitung (Mean) pada data kelompok


Untuk data yang disajikan dalam daftar distribusi frekuensi, maka rataan hitungnya
dapat ditentukan dengan rumus:

𝑥̅ =

dengan: 𝑥𝑖 = titik tengah kelas interval


𝑓𝑖 = frekuensi dari 𝑥𝑖
𝑘= banyaknya kelas interval
Selain menggunakan cara di atas, kita dapat menentukan rataan dari sekumpulan
data dengan terlebih dahulu menentukan rataan sementaranya. Rataan sementara
biasanya diambil dari nilai tengah yang mempunyai frekuensi terbesar. Terdapat dua
cara dalam menghitung rataan setelah rata-rata sementara ditentukan, yaitu cara
simpangan rataan dan cara pengkodean (coding).
1) Cara Simpangan Rataan
Rataan Hitung dengan cara simpangan rataan dapat ditentukan dengan
rumus sebagai berikut.

dengan𝑥̅𝑠 = ratan sementara

𝑑𝑖 =simpangan 𝑥𝑖 terhadap 𝑥̅𝑠


𝑥̅ = 𝑥̅𝑠 +
𝑑𝑖 = 𝑥𝑖 − 𝑥̅𝑠

2) Cara Pengkodean (Coding)


Rataan Hitung dengan cara pengkodean dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut.
dengan 𝑐 = panjang kelas interval

𝑢 𝑖 = kode
𝑥̅ = 𝑥̅𝑠 + 𝑐
𝑥𝑖 − 𝑥̅𝑠
𝑢𝑖 =
𝑐

Contoh 1.6

1. Tentukan rataan hitung dari data: 4, 3, 2, 5, 6, 7, 8, 5.


Jawab:
4+3+2+5+6+7+8+5 40
𝑥̅ = = 5
8 8
Jadi, rataan hitungnya adalah 𝑥 = 5.
2. Tiga kelas A, B, dan C berturut-turut terdiri dari 10 siswa, 20 siswa, dan 15 siswa.
Rata-rata nilai gabungan dari ketiga kelas adalah 55. Jika rata-rata nilai kelas A
dan C berturut-turut 56 dan 65, tentukan rata-rata nilai kelas B.
Jawab:
Kelas A : 𝑛𝐴 = 10 dan 𝑥̅𝐴 = 56
Kelas C : 𝑛𝐶 = 15 dan 𝑥̅𝐶 = 65
Kelas B : 𝑛𝐵 = 20 dan 𝑥̅𝐵 =?
𝑥̅𝑔𝑎𝑏 = 55
𝑛𝐴 𝑥̅𝐴 + 𝑛𝐵 𝑥̅𝐵 + 𝑛𝐶 𝑥̅𝐶
𝑥̅𝑔𝑎𝑏 =
𝑛𝐴 + 𝑛𝐵 + 𝑛𝐶

10.56 + 20𝑥̅𝐵 + 15.65


55 =
10 + 20 + 15
560 + 20𝑥̅𝐵 + 975
55 =
45
2.475=20𝑥̅𝐵 +1.535 𝑥̅𝐵 = 47

Jadi, rata-rata nilai kelas B adalah 47.


3.
2) Modus
a. Modus pada data tunggal

Definisi
Modus adalah nilai data yang paling sering muncul atau nilai data yang
mempunyai frekuensi terbesar.

b. Modus pada data kelompok


Modus data berkelompok dirumuskan sebagai berikut:

𝑑1
𝑀𝑜 = 𝑡𝑏 + ( )⋅𝑐
𝑑1 + 𝑑2

dengan: 𝑡𝑏 =tepi bawah kelas modus

𝑑1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

𝑑2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

𝑐= panjang kelas

Contoh 1.7

1. Data: 4, 7, 7, 7, 5, 4, 9 mempunyai modus 7


2. Data: 2, 5, 6, 8, 9, 12, 15, 17 tidak mempunyai modus
3. Tentukan modus dari tabel di sampaing ini.
Nilai Frekuensi
Jawab 50-54 2
Frekuensi modusnya 18, kelas modusnya 65-69, dan 55-59 4
60-64 6
tepi bawah frekuensi modus (𝑡𝑏 )=64,5
65-69 18
𝑑1 = 18 – 6 = 12 70-74 9
𝑑2 = 18 – 9 = 9 75-79 15
80-84 6
𝑐= 69,5 – 64,5 = 5
𝑑1
𝑀𝑜 = 𝑡𝑏 + ( )⋅𝑐
𝑑1 + 𝑑2
12
= 64,5 + ( )⋅5
12 + 9
12
= 64,5 + ⋅5
21
= 64,5 + 2,86 = 67,36
3) Median

Definisi
Median adalah suatu nilai yang membagi data menjadi dua bagian yang sama
banyaknya setelah data tersebut diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar.

a. Median pada data tunggal


Misalnya terdapat data 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … . , 𝑥𝑛 dengan 𝑥1 < 𝑥2 < 𝑥3 … . < 𝑥𝑛 .
 Jika 𝑛 ganjil, maka 𝑀𝑒 = 𝑥𝑛+1
2
1
 Jika 𝑛 genap, maka 𝑀𝑒 = (𝑥𝑛 + 𝑥𝑛+1 )
2 2 2

b. Median pada data kelompok


Jika data yang tersedia merupakan data kelompok, artinya data itu dikelompokkan
ke dalam interval-interval kelas yang sama panjang. Untuk mengetahui nilai
mediannya dapat ditentukan dengan rumus berikut ini.
Ingat!
1 Dalam
𝑛 − 𝑓𝑘
𝑀𝑒 = 𝑡𝑏 + 2 ⋅𝑐 menentukan
𝑓 median, data
harus diurutkan
dari yang terkecil.

dengan: 𝑡𝑏 =tepi bawah kelas median


𝑛= banyaknya data
𝑓𝑘 = frekuensi kumulatif sebelum kelas median
𝑓=frekuensi kelas median
𝑐= panjang kelas

Contoh 1.8
Catatan
1. Tentukan median dari bilangan-bilangan berikut.
Kelas median adalah
a) 2, 4, 3, 4, 6, 5, 8, 8, 9 kelas dengan frekuensi
1
b) 27, 28, 26, 21, 29, 29 kumulatif mencapai
2

Jawab: atau lebih, bukan kelas


yang terletak di tengah.
a) 𝑛=9 (ganjil)
Data yang telah diurutkan: 2, 3, 4, 4, 5, 6, 8, 8, 9.
𝑀𝑒 = 𝑥9+1 = 𝑥5 = 5
2
Jadi mediannya adalah 5

b) 𝑛=6 (genap)
Data yang telah diurutkan: 21, 26, 27, 28, 29, 29
1 1 1
𝑀𝑒 = (𝑥6 + 𝑥6+1 ) = (𝑥3 + 𝑥4 ) = (27 + 28) = 27, 5
2 2 2 2 2

Jadi mediannya adalah 27, 5


2. Hitunglah median untuk data berkelompok berikut.

Kelas interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif


42-48 3 3
49-55 10 13
56-62 20 33
63-69 13 46
70-76 4 50
Jumlah 50
Jawab

Karena ukuran datanya adalah 50, 𝑀𝑒 terletak pada kelas interval 56-62, sehingga

𝑡𝑏 = 56 - 0,5 = 55,5

𝑛= 50, 𝑓𝑘 = 13, 𝑓=20

𝑐= 62,5 – 55,5 = 7

Oleh karena itu,


1 1
𝑛 − 𝑓𝑘 50 − 13
𝑀𝑒 = 𝑡𝑏 + 2 ⋅ 𝑐 = 55,5 + 2 ⋅ 7 = 59,7
𝑓 20
LATIHAN 3

1. Tentukan mean, median, modus dari data berikut !


a. 4, 3, 1, 5, 3, 2, 3
b. 62, 52, 61, 44, 54, 70, 46, 46, 48, 53, 57, 50
c.
Nilai 5 6 7 8 9 10
Frekuensi 2 5 12 10 4 1

2. Perhatikan tabel berikut!

Nilai Matematika 5 6 7 8 9 10
Frekuensi 2 5 12 10 a 1
Dalam tabel diatas, nilai rata-rata matematika adalah 7. Tentukan niai a, kemudian
tentukan modus dan mediannya!

3. Nilai rata-rata ujian matematika dari 39 orang siswa adalah 45. Jika nilai seorang siswa
lainnya, yaitu Angga, digabungkan dengan kelompok tersebut, nilai rata-rat ke-40 orang
siswa menjadi 46. Tentukan nilai ujian Angga!

4. Tentukan mean, median, dan modus dari data berikut!


Nilai 40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81 82-88
Frekuensi 7 16 30 35 30 20 12
Berapa siswa yang memperoleh ilai diatas rata-rata?

5. Diketahui data dari distribusi frekuensi berikut.


Jika modus dari data diatas adalah 33,5, tentukan
a. Nilai 𝑥
b. Mean
c. Median

6. Tentukan mean, median, dan modus dari data yang disajikan oleh histogram berikut.

Anda mungkin juga menyukai