PENYAJIAN DATA
Data yang dikumpulkan untuk laporan atau akan dianalisis lebih lanjut perlu diatur, disusun,
disajikan dengan jelas dan baik, yaitu biasanya disajikan dalam bentuk tabel/daftar dan
diagram/grafik. Penyajian data yang demikian memudahkan orang untuk membaca data itu atau
lebih dimengerti oleh pembaca atau orang yang membuat keputusan berdasarkan data
tersebut.
Untuk menyusun sekumpulan data yang urutannya belum tersusun secara teratur, data
tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Sebuah tabel umumnya terdiri dari beberapa bagian:
judul tabel, judul kolom, judul baris, badan tabel, catatan dan sumber data. Penyajian data
dalam bentuk tabel mengutamakan keakuratan dan ketepatan datanya, meskipun secara
tampilan tidak menarik. Kita perhatikan contoh tabel perkiraan cuaca berikut.
Contoh 1.1
Contoh 1.2
Data banyaknya sepeda motor di suatu wilayah pada tahun 2016 sampai
dengan 2020 disajikan pada tabel 1.2 berikut.
7000
6000 2020
banyak-
nya 5000
2019
sepeda 4000
tahun
motor
2018
3000
2000 2017
1000
2016
0
2016 2017 2018 2019 2020 0 5000 10000
tahun banyaknya sepeda motor
Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat diagram garis adalah sebagai berikut.
Contoh 1.3
Data tersebut dapat ditunjukan dalam diagram garis seperti pada Gambar 1.2
70
60
50
jumlah (ons)
40
30
20
10
0
Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli
bulan
Contoh 1.4
Daftar jumlah siswa kelas XI A yang mengambil pelajaran ekstrakurikuler adalah sebagai
berikut.
Tabel 1.3 Data Anggota Ekstrakurikuler
Menentukan besar presentase setiap objek terhadap keseluruhan data dan besar sudut
pusat sektor lingkaran sebagai berikut.
12.5%
Basket
20%
Bulutangkis
15%
Keterangan-keterangan ini tentu saja akan lebih praktis apabila kita sajikan seperti dalam
tabel berikut ini.
Tabel 1.4
Nilai Ujian (xi) Turus Banyak siswa/ frekuensi (fi)
30 I 1
40 I 1
50 III 3
60 IIII IIII 9
70 IIII III 8
80 IIII I 6
90 II 2
Penyajian data seperti Tabel 1.4 disebut tabel distribusi frekuensi tunggal. Dari tabel ini
dengan cepat dapat ditemukan berapa banyak frekuensi siswa yang memperoleh nilai
30, 40 dan seterusnya.
2. Batas Kelas
Pada setiap kelas nilai terkecil disebut batas bawah dan nilai terbesar disebut batas
atas kelas. Sebagai contoh pada kelas interval 71-80 batas bawahnya 71 dan batas
atasnya adalah 80.
3. Tepi Kelas
Tepi kelas ada dua yaitu tepi atas dan tepi bawah
Menentukan tepi kelas ditentukan berdasarkan ketelitian pengukuran yaitu :
Data dicatat dengan Tepi bawah kelas Tepi atas kelas
ketelitihan hingga ...
satuan Tb = Bb - 0,5 Ta = Ba + 0,5
satu desimal Tb = Bb - 0,05 Ta = Ba + 0,05
dua desimal Tb = Bb - 0,005 Ta = Ba + 0,005
Pada tabel di atas, pengukuran dicatat dengan ketelitian hingga satuan, maka :
Tb = Bb - 0,5 ; tepi bawah kelas pertama adalah Tb = 31 - 0,5 = 30,5
Ta = Ba + 0,5 ; tepi atas kelas pertama adalah Ta = 40 + 0,5 = 40,5
4. Panjang Kelas
Jika masing-masing kelas mempunyai panjang yang sama, maka panjang kelas
merupakan selisih antara tepi atas dengan tepi bawah.
Panjang kelas = tepi atas – tepi bawah
Panjang kelas disebut juga lebar kelas atau interval kelas.
Contoh 1.5
Suatu data diperoleh dari 40 kali pengukuran (teliti sampai mm terdekat) sebagai berikut.
157 149 125 144 132 156 164 138 144 152
148 136 147 140 158 146 165 154 119 163
176 138 126 168 135 140 153 135 147 142
173 146 162 145 135 142 150 150 145 128
Buatlah tabel distribusi frekuensi berkelompok untuk data tersebut!
Jawab:
Banyak data, n = 40
Nilai statistik minimum xmin = 119, dan nilai statistik maksimum xmaks = 176.
1. Rentang (R) = xmaks - xmin = 176 – 119 = 57
2. Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log n = 1+ 3,3 log 40 = 6,286...
Banyak kelas dibulatkan ke atas menjadi k=7 buah.
𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 57
3. Panjang kelas = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 = 7
= 8,1428...
4. Panjang kelas dibulatkan ke atas menjadi 9
5. Dengan panjang kelas 9 dan nilai statistik minimum
Catatan
ditetapkan sebagai batas bawah kelas pertama (tidak Dalam menentukan banyak kelas
dengan menggunakan kaidah
harus demikian), maka diperoleh kelas-kelas dan titik-
empiris Sturgess, nilai k yang
titik tengah kelas sebagai berikut. diperoleh nilai k nukan bilangan
Kelas pertama 119-127 dengan titik tengah 123, bulat. Nilai k itu harus dibulatkan (ke
Kelas ketiga 128-136 dengan titik tengah 132, bawah atau ke atas) sedemikian
Kelas kedua 137-145 dengan titik tengah 141, sehingga panjang kelas yang
diperoleh merupakan bilangan ganjil
Kelas keempat 146-154 dengan titik tengah 150,
dan tidak terlalu besar.
Kelas kelima 155-163 dengan titik tengah 159,
Kelas keenam 164-172 dengan titik tengah 168, dan
Kelas ketujuh 173-181 dengan titik tengah 177.
Perhatikan bahwa semua nilai amatan terdistribusikan atau tersebar dalam kelas-kelas
tersebut.
1. Tabel distribusi berkelompok untuk data tersebut dapat ditampilkan dalam tabel
berikut.
Hasil pengukuran (mm) Titik tengah (xi) Turus Frekuensi (fi)
119 – 127 123 III 3
128 – 136 132 IIII I 6
137 – 145 141 IIII IIII 10
146 – 154 150 IIII IIII I 11
155 – 163 159 IIII 5
164 – 172 168 III 3
173 - 181 177 II 2
Tabel 1.6
Sebagai contoh, Histogram dan poligon frekuensi dari tabel daftar distribusi kumulatif
(Tabel 1.8) disajikan pada gambar berikut.
Ogive (poligon distribusi frekuensi kumulatif) adalah bentuk kurva dari daftar distribusi
frekuensi kumulatif.
Ogive terdiri dari ogive positif (ogive kurang dari) dan ogive negatif (ogive lebih dari).
Ogive positif dibentuk dengan menghubungkan titik-titik dengan tepi atas sebagai
absis dan frekuensi kumulatif kurang dari sebagai ordinat.
Ogive negatif dibentuk dengan menghubungkan titik-titik dengan tepi bawah sebagai
absis dan frekuensi kumulatif lebih sebagai ordinat.
Dengan kata lain ogive positif adalah poligon frekuensi kumulatif kurang dari. Sedangkan
ogive negatif adalah poligon frekuensi kumulatif lebih dari.
adalah:
LATIHAN 2
1. Dalam tabel berikut menunjukan waktu tempuh (dalam menit) 100 peserta lomba jalan
cepat
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + … . +𝑥𝑛
𝑥̅ = =
𝑛
𝑓1 𝑥1 + 𝑓2 𝑥2 + 𝑓3 𝑥3 + … . +𝑓𝑛 𝑥𝑛 x
i 1
i
𝑥̅ = =
𝑓1 + 𝑓2 + 𝑓3 + ⋯ + 𝑓𝑛 n
f
i 1
i
Jika data pertama dengan jumlah 𝑛1 mempunyai rata-rata 𝑥̅1 , data kedua dengan
jumlah 𝑛2 mempunyai rata-rata 𝑥̅2 , dan seterusnya, maka rata-rata gabungan dari
data tersebut adalah
𝑥̅ =
𝑢 𝑖 = kode
𝑥̅ = 𝑥̅𝑠 + 𝑐
𝑥𝑖 − 𝑥̅𝑠
𝑢𝑖 =
𝑐
Contoh 1.6
Definisi
Modus adalah nilai data yang paling sering muncul atau nilai data yang
mempunyai frekuensi terbesar.
𝑑1
𝑀𝑜 = 𝑡𝑏 + ( )⋅𝑐
𝑑1 + 𝑑2
𝑐= panjang kelas
Contoh 1.7
Definisi
Median adalah suatu nilai yang membagi data menjadi dua bagian yang sama
banyaknya setelah data tersebut diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar.
Contoh 1.8
Catatan
1. Tentukan median dari bilangan-bilangan berikut.
Kelas median adalah
a) 2, 4, 3, 4, 6, 5, 8, 8, 9 kelas dengan frekuensi
1
b) 27, 28, 26, 21, 29, 29 kumulatif mencapai
2
b) 𝑛=6 (genap)
Data yang telah diurutkan: 21, 26, 27, 28, 29, 29
1 1 1
𝑀𝑒 = (𝑥6 + 𝑥6+1 ) = (𝑥3 + 𝑥4 ) = (27 + 28) = 27, 5
2 2 2 2 2
Karena ukuran datanya adalah 50, 𝑀𝑒 terletak pada kelas interval 56-62, sehingga
𝑡𝑏 = 56 - 0,5 = 55,5
𝑐= 62,5 – 55,5 = 7
Nilai Matematika 5 6 7 8 9 10
Frekuensi 2 5 12 10 a 1
Dalam tabel diatas, nilai rata-rata matematika adalah 7. Tentukan niai a, kemudian
tentukan modus dan mediannya!
3. Nilai rata-rata ujian matematika dari 39 orang siswa adalah 45. Jika nilai seorang siswa
lainnya, yaitu Angga, digabungkan dengan kelompok tersebut, nilai rata-rat ke-40 orang
siswa menjadi 46. Tentukan nilai ujian Angga!
6. Tentukan mean, median, dan modus dari data yang disajikan oleh histogram berikut.