Anda di halaman 1dari 11

Penyajian Data dalam Bentuk Diagram

Batang, Lambang, Garis dan Lingkaran

A. Diagram Batang
Penyajian data dalam gambar akan lebih menjelaskan lagi persoalan secara visual. Untuk
ini, pertama-tama akan diuraikan pokok dasar pembuatan diagram batang. Data yang
variabelnya berbentuk kategori atau atribut sangat tepat disajikan engan diagram batang. Data
tahunan pun dapat pula disajikan dalam diagram ini asalkan tahunannya tidak terlalu banyak.
Untuk menggambar diagram batang diperlukan sumbu datar dansumbu tegak yang berpotongan
tegak lurus. Sumbu datar dibagi menjadi beberapa skala bagian yang sama, demikian pula sumbu
tegaknya. Skala pada sumbu tegak dan skala pada sumbu datar tidak perlu sama. Jika diagram
dibuat tegak, maka sumbu kuantum data tiap waktu. datar dipakai untuk
menyatakan atribut atau waktu. Kuantum atu nilai data digambar pada sumbu tegak (Sudjana,
1996: 21).
Diagram batang sangat cocok untuk menyajikan data yang berbentuk kategori atau
atribut dan data tahunan yang tahunannya tidak terlalu banyak. Untuk menggambarkan
diagram batang diperlukan sumbu tegak dan sumbu datar yang berpotongan tegak lurus.
Sumbu tegak maupun sumbu datar dibagi menjadi beberapa skala bagian yang sama.
Pada bagian bawah sumbu datar dituliskan atribut atau waktu dan pada sumbu tegak
dituliskan kuantum atau nilai data.
Untuk kategori data yang belawanan dapat dibuat diagram batang dua arah. Jika terdapat
klasifikasi atribut dengan nilai data sangat besar dibandingkan klasifikasi lainnya, batang untuk
bernilai besar ini lebih baik dipatahkan (Sudjana, 1996: 24).

Contoh:
1. Distribusi Frekuensi Nilai UAS Dalam Bidang Studi Matematika dari 40 Orang Siswa kelas X 1
SMA Tunas Cendekia.
Nilai Frekuensi (f)
(X)
9 4
8 6
7 9
6 16
5 5
Total 40 = N

2. Jumlah lulusan SMA X di suatu daerah dari tahun 2001 sampai tahun 2004 adalah sebagai
berikut.

Nyatakan data di atas dalam bentuk diagram batang!

Penyelesaian:

Data tersebut dapat disajikan dengan diagram batang sebagai berikut.


3. Data banyaknya siswa kelas 9 yang tidak masuk sekolah dalam 8 hari berurutan sebagai berikut.

4. Dalam suatu sekolah, terdapat 5 kelas untuk kelas IX, yaitu kelas IX A sampai IX E. Pada
suatu ujian matematika, masing-masing kelas IX tersebut memiliki nilai rata-rata berikut:
Kelas IX A memiliki rata-rata 77,5, rata-rata kelas IX B 79,2, rata-rata kelas IX C 85,8, rata-
rata kelas IX D 76,7, dan rata-rata kelas IX E 84,3. Nilai rata-rata tersebut akan sedikit sulit
untuk dibandingkan apabila disajikan dalam bentuk kalimat seperti sebelumnya. Terdapat
cara menyajikan data yang dapat memudahkan kita untuk memudahkan dalam
membandingkan masing-masing kategori, yaitu dengan diagram batang.
Penyelesaian:
Langkah pertama dalam membuat diagram batang adalah membuat dua sumbu mendatar
dan tegak. Sumbu mendatar memperlihatkan kategori, sedangkan sumbu tegak
menyatakan nilai atau frekuensi dari masing-masing kategori. Berikut ini contoh diagram
batang yang menyajikan data rata-rata nilai ujian matematika kelas IX A-IX E pada kasus
sebelumnya.
Dari diagram batang di atas kita dapat mengamati bahwa kelas IX A, IX B, dan IX D
merupakan kelas yang memiliki rata-rata yang hampir sama dan berada di bawah dua kelas
lainnya, yaitu kelas IX C dan IX E.
5. Selanjutnya perhatikan tabel yang menyajikan data suhu terendah dan tertinggi dari
beberapa kota berikut!

Dari tabel tersebut kita dapat menggambar diagram batang yang menyajikan suhu terendah
dan tertinggi dari masing-masing kota sekaligus. Perhatikan diagram batang berikut!
Dari dua diagram batang pada contoh sebelumnya, kita dapat membandingkan nilai dari
masing-masing kategori. Pada diagram pertama, kita dapat membandingkan nilai rata-rata
dari masing-masing kelas IX. Sedangkan pada diagram kedua, kita dapat membandingkan
suhu terendah dan suhu tertinggi sekaligus dari masing-masing kota. Dari kedua contoh
tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa diagram batang sangat tepat digunakan untuk
membandingkan nilai atau frekuensi dari masing-masing kategori.
B. Diagram Lambang
Sering dipakai untuk mendapatkan gambaran kasar sesuatu hal dan sebagai alat visual bagi
orang awam. Sangat menarik dilihat, lebih-lebih jika simbol yang digunakan cukup baik dan
menarik. Setiap satuan jumlah tertentu dibuat sebuah simbol sesuai dengan macam datanya
(Sudjana, 1996: 36).
Contoh:

Nilai Frekuensi
5 5
6 16

7 9
8 6
9 4
Diagram lambang sangat cocok untuk menyajikan data kasar sesuatu hal dan sebagai
alat visual bagi orang awam. Setiap satuan yang dijadikan lambang disesuaikan dengan
macam datanya. Misalnya untuk data jumlah manusia dibuatkan gambar orang. satu
gambar orang menyatakan sekian jiwa tergantung kebutuhannya. Kelemahannya ialah jika
data yang dilaporkan tidak penuh (bulat) sehingga lambangnya pun menjadi tidak utuh.

C. Diagram Garis
Untuk menggambarkan keadaan yang serba terus atau berkesinambungan, dibuat diagram
garis. Seperti diagram batang, diperlukan sistem sumbu datar dan sumbu tegak yang saling tegak
lurus. Sumbu datar menyatakan waktu sedangkan sumbu tegaknya melukiskan kuantum data tiap
waktu. Jika nilai data terkumpul sekitar harga yang cukup besar sehingga diagramnya cukup jauh
dari sumbu horizontal, maka lebih baik dilakukan loncatan atau pemutusan sumbu tegak. Ketika
membuat diagram garis hendaknya diperhatikan mengenai penggunaan skala agar kesimpulan
yang diambil tidak salah. Pengambilan skala yang terlalu lebar atau terlalu sempit akan
menyebabkan gambaran yang berlainan. Pembagian skala yang sama besar dinamakan skala
hitung. Kertas grafik dangan skala hitung dipakai apabila dari diagram ingin mendapat gambaran
persoalan dalam pengertian absolut. Apabila yang dikehendaki gambaran persoalan dalam
bentuk relative, sering digunakan kertas lain yang disebut kertas grafik semi logaritma yang
terdiri atas dua fase atau siklus (Sudjana, 1996: 26-29).
Grafik garis dibuat biasanya untuk menunjukkan perkembangan suatu keadaan.
Perkembangan tersebut bisa naik bisa turun. Hal ini akan nampak secara visual melalui garis
dalam grafik. Dalam grafik terdapat garis vertikal yang menunjukkan jumlah dan yang mendatar
menunjukkan variable tertentu yang ditunjukkan pada gambar di bawah, yang perlu diperhatikan
dalam membuat grafik adalah ketepatan membuat skala pada garis vertikal yang akan
mencerminkan keadaan jumlah hasil observasi. (Dr. Sugiyono, 2002: 34).
Contoh:
1. Perkembangan nilai ujian matematika Adit semester 1 tahun ajaran 2012/2013 sebagai berikut:
Ujian Semester ke Nilai
1 80
2 95
3 60
4 100
5 85
D. Diagram Lingkaran
Untuk membuat diagram lingkaran, gambarkan sebuah lingkaran, lalu dibagi-bagi menjadi
beberapa sektor. Tiap sektor melukiskan kategori data yang terlebih dahulu diubah ke dalam
derajat. Dianjurkan titik pembagian mulai dari titik tertinggi lingkaran. Diagram lingkaran sering
digunakan untuk melukiskan data atribut (Sudjana, 1996: 35).
Diagram lingkaran sangat cocok untuk menyajikan data yang berbentuk kategori atau
atribut dalam presentasi. Untuk membuat diagram lingkaran, maka lingkaran dibagi-bagi
menjadi beberapa sektor. Setiap sektor melukiskan kategori data yang lebih dahulu diubah
ke dalam derajat dengan menggunakan busur derajat.
Cara lain untuk menyajikan data hasil penelitian adalah dengan diagram lingkaran.
Diagram lingkaran digunakan untuk membandingkan data dari berbagai kelompok. (Dr.
Sugiyono, 2002: 37)
Contoh:
1. Dari hasil penelitian mengenai pelajaran matematika dengan sampel 50 siswa di SMP Negeri 24
Prabumulih diperoleh data sebagai berikut:
No Penilaian Jumlah
1 Sangat Suka 12
2 Suka 13
3 Tidak Suka 19
4 Sangat Tidak Suka 6

Penyajian data tersebut dalam diagram lingkaran adalah sebgai berikut:


a. Cari persentase masing-masing data tersebut.
Sangat Suka = .
Suka = .
Tidak Suka = .
Sangat Tidak Suka = .
b. Cari Luas sudut yang dibutuhkan untuk setiap data.
Sangat Suka = .
Suka = .
Tidak Suka = .
Sangat Tidak Suka = .
c. Selanjutnya luas-luas kelompok data tersebut digambarkan ke dalam bentuk lingkaran.

2. Ranah privat (pengaduan) dari koran Solo Pos pada tanggal 22 Februari 2008 ditunjukkan
seperti tabel berikut:
Nyatakan data di atas dalam bentuk diagram lingkaran!
Penyelesaian:
Sebelum data pada tabel di atas disajikan dengan diagram lingkaran, terlebih dahulu ditentukan
besarnya sudut dalam lingkaran dari data tersebut.
1. CPNS/Honda/GTT = 5/100 x 360 = 18.
2. Perbaikan/pembangunan/gangguan jalan = 9/100 x 360 = 32,4.
3. Masalah lingkungan/kebersihan = 6/100 x 360 = 21,6.
4. Kesehatan/PKMS/Askeskin = 3/100 x 360 = 10,8.
5. Lalu lintas/penertiban jalan = 6/100 x 360 = 21,6.
6. Revitalisasi/budaya Jawa = 20/100 x 360 = 72.
7. Parkir = 3/100 x 360 = 10,8.
8. Pekat/penipuan/preman = 7/100 x 360 = 25,2.
9. Persis/olahraga = 10/100 x 360 = 36.
10. PKL/Bangunan liar = 2/100 x 360 = 7,2.
11. PLN dan PDAM = 2/100 x 360 = 7,2.
12. Provider HP = 7/100 x 360 = 25,2.
13. Tayangan TV/radio/koran = 3/100 x 360 = 10,8.
14. Lain-lain = 17/100 x 360 = 61,2.

Diagram lingkarannya adalah sebagai berikut.


Diposkan oleh Hariyatunnisa Ahmad di 10:21:00 am

Anda mungkin juga menyukai