Anda di halaman 1dari 8

STATISTIKA PENDIDIKAN

Nama Kelompok :
1. Oktafiatia Egi Prastika
2. Siti Mamduha
3. Umi Tazkiyah
4. Bi’ru Rohmah
5. Yati Fratmiatun
6. M. Adil Arman
MODUL 3
Penyajian Data dalam Bentuk Diagram

KEGIATAN BELAJAR 1

Macam-Macam Bentuk Diagram Untuk Data Tidak Terkelompok

A. Data Terkelompok

Ibarat suatu benda, maka benda tersebut mempunyai tempat yang khusus ataujika manusia
mempunyai rumah ada kemungkinan jumlah penghuni rumah keluarga yang satu akan berbeda
dengan jumlah penghuni rumah keluarga lainnya. Begitu pula halnya dengan data, dari sebagian
data yang sejenis kalau kita telaah maka data tersebut terdiri dari beberapa anggota, bahnkan
sampai tak terhitung banyaknya anggota ciri khas yang sama.

B. Data Tidak Terkelompok

Umumnya pada data tidak terkelompok merupakan variabel diskrit, dan perlu juga
diperhatikan bahwa antara data yang satu dengan data yang lainnya tidak memiliki suatu hubungan,
atau dengan kata lain masing-masing data itu terpisah.

C. Penyajian Data Tidak Terkelompok Dalam Bentuk Diagram

1. Diagram Batang

Diagram batang adalah diagram yang berdasarkan data berbentuk kategori. Langkah-
langkah dalam membuat diagram batang adalah sebagai berikut.

a) Buat dua buah sumbu, yaitu sumbu datar dan sumbu tegak. Dalam sumbu datar ditulis nama
kategorinya dan pada sumbu tegaknya ditulis frekuensi yang bersesuaian dengan setiap
katagori.
b) Untuk selanjutnya masing-masing batang tersebut diberi warna yang sama atau diarsir
dengan corak yang sama.
c) Dibawah diagram diberi judul diagram dengan paragraf tengah (center).

2. Diagram Lingkaran

Diagram lingkaran diartikan sebagai cara penyajian sekumpulan data ke dalam lingkaran,
lingkarannya dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan pengklasifikasian data. Langkah-langkah
dalam membuat diagram lingkaran adalah sebagai berikut.

a) Ubah nilai data absolut ke dalam bentuk persentase untuk masing-masing kategori.
b) Ubah nilai data dalam bentuk persentase kedalam satuan derajat untuk masing-masing
kategori.
c) Buat sebuah lingkaran dengan menggunakan jangka, ukuran lingkarannya jangan terlalu
besar dan jangan terlalu kecil.
d) Masukkan kategori yang pertama seukuran sudut kategori tersebut dengan menggunakan
busur derajat. Sebaiknya, dimulai dari titik yang tertinggi (0000 pada jurusan tiga angka).

3. Diagram Titik

Diagram titik dapat juga dikatakan sebagai diagram koordinat karena penyajian data melalui
diagram ini hanya merupakan titik-titik koordinat yang memberikan gambaran antara data atau
variabel yang tedapat disumbu datar (horizontal) dengan yang terdapat disumbu tegak (vertikal).

Langkah-langkah menggambarkannya tidak berbeda jauh dengan langkah-langkah seperti


menggambar diagram batang, namun pada setiap kategori, yang terlihat bukan merupakan batang-
batang, melainkan berupa titik-titik yang merupakan koordinat antara absis dan ordinat.

4. Diagram Garis

Diagram garis adalah diagram yang digambarkan berdasarkan data waktu. Baiasnya waktu
yang digunakan adalah tahun atau bulan. Langkah-langkah dalam membuat diagram garis adalah
sebagai berikut.

a) Buatlah dua buah sumbu, yaitu sumbu datar dan sumbu tegak. Pada sumbu datar biasanya
menunjukkan waktu, sedangkan pada sumbu tegak menunjukkan bilangan frekuensinya
b) Sesuaikan data pada masing-masing sumbu
c) Jika semua data sudah disesuaikan pada masing-maasing sumbu, maka akan dapat
sekumpulan titik-titik.
d) Hubungkan titik-titik tersebut sehingga akan diperoleh diagram garis.
e) Dibawah diagram diberi judul diagram yang terdiri dari nomor, masalah apa, dimana
masalah itu terjadi, dan kapan masalah itu terjadi dengan paragraf tengah (center).

5. Diagram Lambang

Diagram lambang adalah suatu cara penyajian data dalam menggunakan lambang-lambang.
Lambang-lambang yang digunakan harus sesuai dengan objek yang diteliti. Langakah-langkah daal
membuat diagram lambang adalah sebagai berikut.

a) Buat tiga kolom, dengan ketentuan sebagai berikut.

Kolom pertama berisi kategori, kolom kedua diisi lambang yang digunakan, kolom ketiga
berisi frekuensinya.

b) Dibawah diagram diberi catatan berisi satu lambang (digambarkan) mewakili sejumlah obje
tertentu.
c) Tulis kategori nama pertama dan gambarkan lambangnya pada kolom lambang serta
tuliskan banyak dtaanya pada kolom frekuensi
d) Banyaknya lambang yang digambarkan tidak sama dengan banyaknya yang ada. Dengan
demikian kemungkiann ada lambang yang digambarkan secara tidak utuh.
e) Untuk kategori lainnya dapat dilakukan seperti kategori pertama
f) Dibagian tengah bawah diagram, diberi nomor agar lebih mudah dalam pencarian diagram
KEGIATAN BELAJAR 2

Macam-Macam Bentuk Diagram Untuk Data Perkemlompok

A. Histogram dan Poligon

Apabila kita mempunyai sekumpulan data, kemudian data itu disusun dalam tabel distribusi
frekuensi . apabila kita menggambarkan grafik berdasarkan data yang sudah disusun dalam tabel
distribusi frekuensi maka akan diperoleh hidtogram dan poligon frekuensi

B. Ogive (ozaiv)

Karena tabel distribusi frekuensi komulatif ada dua macam, yaitu tabel distribusi frekuensi
komulatif “kurang dari” dan tabel distribusi komulatif “atau lebih” maka grafiknya juga ada dua
macam, yaitu ogive positif dan ogive negatif.

Grafik yang dibuat berdsarkan data yang sudah disusun dalam tabel distribusi frekuensi
kumulatif “kurang dari” disebut ogive positif. Sedangkan grafik yang dibuat berdasarkan data yang
sudah disusun dalam tabel distribusi frekuensi komulatif “atau lebih” disebut ogive negatif.
MODUL 4
Ukuran Pemusatan,Lokasi,dan Dispersi

KEGIATAN BELAJAR 1

Nilai Rata-Rata

Nilai rata-rata merupakan salah satu ukuran untuk memberikan gambaran yang lebih jelas
tentang sekumpulan data mengenai sesuatu persoalan, apakah tentang sample ataupun populasi
selain penyajian melalui daftar atau diagram simbol-simbol ini adalah nili-nilai data kuantitatif dan n
berfungsi menyatakan banyak data atau ukuran sample yang digunakan, sedangkan N untuk
menyatakan ukuran populasi X untuk menyatakan nilai rata-rata dari sample , sedangkan dari
populasi dinyatakan dengan U. Jadi, X adalah statistik, sedangkan U parameter.

A. Rata-Rata Hitung

Rata-rata hitung merupakan ukuran yang b.anyak di pakai.

𝑥1+ 𝑥2 +𝑥3+.....+𝑥𝑛
𝑥̅ = 𝑛
∑𝑛
𝑖=𝐼 𝑋1
𝑥̅ =
𝑁

Dengan 𝑥̅ adalah nilai rata-rata

𝑥1 adalah nilai pengamatan data ke i

n adalah banyaknya data

contoh 1 : jika diketahui empat buah data 25, 23, 26 dan 30, tentukan nilai rata-rata data tersebut!

Penyelesaian:

Keempat data tersebut dapat ita tulis 𝑥1 =23; 𝑥2 =25; 𝑥3 =26; dan 𝑥4 =30, sehingga ∑ 𝑥𝑖
∑𝑛
𝑖=𝐼 𝑥1 104
=23+25+26+30=104;n=4. Jadi,nilai rata-rata data tersebut 𝑥̅ = = =26
𝑛 4

Cara lain yang lebih singkat dan lebih sederhana ialah dengan mempergunakan nilai rata-
rata duga (assumed mean) disingkat dengan AM. Cara ini sering di sebut pula dengan cara pendek
atau dengan yang menyebutnya cara koding.
Keuntungan dengan cara ini kita bekerja dengan bilangan-bilangan yang lebih sederhana
(relatif kecil), berbeda sekali dengan cara “tanda kelas” dimana kita akan bekerja dengan bilangan-
bilangan yang lebih besar.

Rumus untuk menghitung 𝑥̅ dengan metode AM ini seperti yang tertera di bawah ini :

∑𝐾
𝑖=𝐼 𝑓𝑖 𝑑𝑖
𝑥̅ =AM +P(
∑𝑘
)
𝑖=𝐼 𝑓𝑖

B. Nilai Rata-Rata Ukur

Nilai rata-rata ukur diberi simbol dengan U, di mana U= 𝑛√𝑥1 . 𝑥2 . 𝑥3 … 𝑥𝑛 .U digunakan


perbandingan yang relatif tetap sehingga seolah-olah urutan data merupakan barisan geometri.
𝑥1 = 𝑥2 = 𝑥3
Misalnya, 𝑥1. 𝑥2. 𝑥3 𝑥4dan seterusnya, dengan 𝑥2 𝑥3 𝑥4
dan seterusnya,U banyak digunakan untuk
data teknik atau yang brifat enginering.

C. Nilai Rata-Rata Harmonis

Jika diketahui data-data 𝑥1, 𝑥2, 𝑥3,…. 𝑥𝑛 maka nilairata-rata harmonisyang diberi simbol H dapat
ditentukan sebagai berikut.

𝑛
H= 1 1 1 1 atau dapat ditulis secara singkat
+ + +⋯+
𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥𝑛

𝑛
H= 𝑛 1
∑𝑖=𝐼
𝑋𝑖

.
D Nilai Rata-Rata Kuadratis (Nkr)

Biasanya NRK disebut juga “Akar Nilai Rata-rata Kuadratis” atau dikatakan sebagai “Nilai Rata-
rata Kuadratis” dari kumpulan bilangan yang merupakan urutan 𝑥1 ; 𝑥2; 𝑥3;… 𝑥𝑛 , dan diberi simbol
dengan :

∑ 𝑋𝑖2
NRK = √
𝑛
KEGIATAN BELAJAR 2

Modus dan Median

A. MODUS

Modus digunakan untuk gejala-gejala yang sering terjadi, diberi simbol dengan Mo, dan
umumnya Modipakai sebagai “nilai rata-rata” bagi data kualitatif.

Selanjutnya, jika disusun secara terkelompok karena Anda mempunyai data cukup besar maka
Modapat divari dengan rumus :

𝑏1
Mo = B𝑏𝑀𝑜 + p ( )
𝑏1+ 𝑏2

B. MEDIAN

Median adalah nilai data yang terletak ditengah setelah data itu disusun menurut urutan
nilainya sehingga membagi dua sama besar. Maksudnya, jika median kita sebut Memaka terdapat
50% dari banyak data yang nilai-nilainya paling tinggi atau sama dengan Me dan 50% lagi paling
rendah atau sama dengan Me.

Untuk data yang terkelompok, artinya yang disusun dalam daftar distribusi frekuensi, Me
dapat dihitung dengan rumus berikut.
𝑛
−𝐹𝑀𝑒
2
Me = B𝑏𝑀𝑒 + P ( )
𝑓𝑚𝑒

KEGIATAN BELAJAR 3

Kuartil, Desil, dan Persentil

A. DATA TERSEBAR

1. Kuartil

Kalau median dapat dikatakan sebagai ukuran perduaan maka kuartil dapat dikatakan sebagai
ukuran perempaan, artinya nilai-nilai kuartil akan membagi 4 bagian yang sama banyak terhadap
seluruh data yang sudshdiurutkan. Dengan demikian, kita kenal kuartil pertama (K), Kuartil kedua
(𝐾2 ), dan kuartil ketiga (𝐾3 ) .secara umum, ukuran perempatan tersebt dapat digambarkan sebagai
berikut.

𝑛1, 𝑛2, 𝑛3, 𝑛4


dengan𝑛1+ 𝑛2+ 𝑛3+ 𝑛4=𝑛
𝐾1 𝐾2 𝐾3

2. Desil
Jika kumpulan data dibagi menjadi 10 bagian yang sama banyak maka tiap bagian disebut
“persepuluhan” atau disebut “desil”. Seperti halnya dengan kuartil begitu pula pada desil (𝐷𝑖 ) akan
terdapat 𝐷1,𝐷2 , 𝐷3,… 𝐷9.

𝑖
Letak 𝐷𝑖 = data ke (n=1), i= 1,2,3,.....9.
10

3. Dersentil

Persentil (𝑃𝑖 ) merupakan ukuran lokasi yang paling halus karena pembagiannya 1 sampai dengan
99.

1
Letak 𝑃𝑖 = data ke (n + 1); i=1,2,3,....99
100

B. DATA TERKELOMPOK

Penulis yakin bahwa anda masih ingat akan rumus median untuk data terkelompok.

𝑛
( −𝐹𝑀𝑒 )
2
Me = 𝐵𝑏𝑚𝑒 + p
𝑓𝑚𝑒

1. Kuartil

Bentuk umum nilai kuartil untuk data terkelompok:


𝑖
( 𝑛 −𝐹𝐾𝑖 )
4
𝐾1 =𝐵𝑏𝑘𝑖 +p 𝑓𝐾𝑖
, i = 1,2,3

2. Desil dan Persentil

Begitu pula dengan lokasi “persepuluhan” atau desil dan lokasi “perseratusan” atau persentil.
𝑖
𝑛 −𝐹𝐷𝑖
𝐷𝑖 =𝐵𝑏𝐷𝑖 +p (10 ) ; i = 1,2,3,....9.
𝑓𝐷𝑖

Sedangkan untuk persentil :

𝑖
𝑛−𝐹𝑃𝑖
100
𝑃𝑖 = 𝐵𝑏𝑝𝑖 + p( )
𝑓𝑃𝑖

Anda mungkin juga menyukai