Anda di halaman 1dari 18

1.

Bu Rina akan melakukan penelitian tentang Eefektivitas Penggunaan Explainer Video terhadap
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1)
bagaimana implementasi explainer video dalam pembelajaran IPS, 2) bagaimana efektivitas
penggunaan media explainer video terhadap keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPS, 3)
bagaimana efektivitas penggunaan media explainer video terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS di SMP Negeri 10 Semarang. Penelitian ini menggunakan metode pre-
experimental design dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Tentukan
metode penarikan sampel yang tepat digunakan pada penelitian tersebut!
Jawab :
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi yang diteliti. Hal ini
sesuai dengan ungkapan Arikunto (2013,hlm.174) bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari
populasi yang diteliti, Adapun jenis sampel yang 28 digunakan adalah sampel bertujuan
(purposive sampling). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kemampuan penulis sehubungan dengan merencanakan, melaksanakan, dan menilai
pembelajaran menganalisis kaidah kebahasaan teks negosiasi berfokus pada kalimat
bersyarat dengan menggunakan metode inkuiri;
2. Kemampuan siswa kelas SMP Negri 10 Semarang yang diukur adalah menganalisis kaidah
kebahasaan teks negosiasi berfokus pada kalimat bersyarat dengan menggunakan metode
inkuiri dengan tepat;
3. Keefektifan metode inkuiri diukur dari ada tidaknya peningkatan dari pretest ke posttest.
2. Pak Edy seorang guru di SMK Karya Jaya kelas XI. Ia mengalami kendala dalam pembelajaran,
yaitu terbatasnya alat dan bahan praktik untuk mata pelajaran Produktif TKJ. Hal ini berdampak
pada rendahnya hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa menunjukkan hanya 60% siswa
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dari masalah ini, pak Edy mencoba mencari solusi.
Salah satunya, ia akan menggunakan media pembelajaran interaktif (MPI). Pak Edy juga akan
meneliti efektivitas MPI terhadap hasil belajar siswa kelas XI. Berdasarkan masalah di atas,
kerjakan soal berikut:
• Tentukan metode penelitian yang tepat untuk penelitian pak Edy!
• Tentukan metode pengumpulan data penelitian!
Jawab :
 Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode grounded theory. Grounded
theory merupakan jenis penelitian kualitatif sistematik yang digunakan untuk
menghasilkan sebuah teori/hipotesis yang menjelaskan pada tataran konsep, sebuah
proses, kegiatan, atau interaksi. Dalam penelitian grounded, yang dimaksud dengan
teori adalah suatu penjelasan tentang “proses”, yang dalam penelitian ini adalah proses
kurikulum dari dua lembaga pendidikan, yaitu Program Studi PTIK sebagai lembaga
penyedia calon guru dan Program Studi TIK sekolah menengah kejuruan sebagai
pengguna lulusan.
Peneliti melalui prosedur pengumpulan data yang sistematis, pengidentifikasian dan
mengaitkan kategori-kategori, dan membangun hipotesis yang menjelaskan suatu
proses. Memberi penekanan pada penggunaan langkahlangkah analisis data, open
coding (pengkodean terbuka), axial coding (pengkodean terporos), dan selective coding
(pengkodean terpilih), serta pengembangan paradigma logis atau gambaran visual dari
teori yang dilahirkan dalam bentuk conditional matrix. Dalam rancangan ini, peneliti
melalui tiga tahapan pengkodean dalam menganalisis data. Pada tahap pertama, open
coding (pengkodean terbuka) peneliti menetapkan properties, yaitu sub-sub kategori
yang fungsinya adalah memberi keterangan yang lebih rinci tentang masing-masing
kategori. Masing-masing subkategori tersebut memiliki dimensi yang bermakna bahwa
sub-kategori berada dalam sebuah kontinum dan di dalam data berisikan contoh-contoh
yang mewakili dua ujung ekstrim pada kontinum ini. Pada tahap kedua, Axial Coding,
peneliti memilih satu buah kategori dalam pengkodean terbuka, meletakkannya pada
posisi sentral dari proses yang sedang dikaji (sebagai inti dari fenomena) dan kemudian
mengaitkan kategorikategori yang lain dengan kategori tersebut. Kategori-kategori yang
lain ini merupakan kondisi penyebab (faktor-faktor yang mempengaruhi kategori inti),
strategi (aksi yang dilakukan dalam rangka memberikan respon terhadap kategori inti),
kondisi-kondisi kontekstual (faktor-faktor sosial budaya, waktu, dan tempat yang
berpengaruh terhadap strategi), dan konsekuensi (hasil/akibat dari penggunaan
strategi). Tahap ini mencakup pembuatan diagram, yang disebut coding paradigm
(paradigma pengkodean) yang memggambarkan hubungan timbal balik antara kondisi-
kondisi penyebab, strategi, kondisi-kondisi kontekstual, dan konseuensi.
Peneliti grounded theory mengidentifikasi satu kategori pengkodean terbuka sebagai
kategori inti yang merupakan sentral dari teori yang akan dikembangkan. Kemudian,
kategori inti ini menjadi titik pusat dari paradigma axial coding. Tahap ketiga adalah
selective coding. Peneliti menyusun teori/hipotesis dari hubungan antara kategori-
kategori di dalam axial coding. Pada tataran dasar, kategori ini memberikan penjelasan
abstrak tentang proses yang sedang dikaji dalam sesuatu penelitian. Proses itu adalah
proses memadukan dan memperhalus teori. Melalui teknik-teknik seperti menuliskan
alur cerita yang mengaitkan kategori-kategori satu sama lainnya dan menyortir memo-
memo pribadi berkenaan dengan gagasan-gagasan teoritis. Dalam menulis, peneliti akan
mengkaji bagaimana faktor-faktor tertentu berpengaruh terhadap fenomena yang
menyebabkan digunakannya strategi tertentu yang pada akhirnya membawa suatu hasil
yang akan direkomendasikan sebagai sebuah teori/hipotesis. Penggunaan ketiga
prosedur di atas menunjukkan bahwa peneliti menggunakan satu set prosedur untuk
mengembangkan teori/hipotesis. Peneliti mengandalkan analisis data untuk
menemukan tipe-tipe kategori yang spesifik pada axial coding dan penggunaan diagram-
diagram untuk menyajikan teori. D. Instrumen Penelitian Paradigma riset kualitatif
menurut Locke, Spriduso & Silverman (1993: 110), bahwa “the investigator is the
primary research instrument (peneliti adalah instrument riset yang utama)”. Peneliti
berinteraksi dengan subjek melalui interview, observasi, dan analisa dokumen. Interaksi
ini mengarah pada koleksi data selanjutnya. Biografi penulis juga berperan penting
dalam riset. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti sebagai dosen lembaga
pendidikan tenaga kependidikan berpotensi menimbulkan bias dalam studi, sehubungan
dengan itu dilakukan upaya untuk mengontrol pengaruh biografi peneliti melalui
beberapa metode dalam prosedur koleksi dan analisis data. Pertama, di setiap akhir
interview penulis meringkas poin-poin utama dari para interviewee dan meminta
persetujuan mereka. Kedua, melalui memo peneliti
membuat keputusan tentang di mana, siapa dan bagaimana setiap hubungan dengan
kemunculan kategori data. Dalam rangka memperbaiki teori, kembali dikaji setiap
transkrip interview untuk menentukan apakah konten interview tersebut sudah cocok
dengan kondisi. Ringkasan hasil temuan teoritis dan prosedur yang dilalui untuk
mencapai temuan dievaluasi oleh pakar independen, yaitu seorang anggota tim
pengembang kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Indonesia.
Validasi dilakukan dengan menjawab pertanyaan seperti, apakah teori riset ini sudah
memenuhi syarat sebagai sebuah teori gounded? yaitu memenuhi empat kriteria pokok,
diantaranya, fit (tepat), workable (bisa dilaksanakan), relevan, dan bisa dimodifikasi.
Dengan demikian apabila teori grounded digunakan, tentulah ia akan relevan, dan dapat
dimodifikasi ketika memasukkan data-data baru. E. Validasi Instrumen Penelitian Sangat
penting diingat bahwa apakah penjelasan teoretis tentang proses yang teliti itu diterima
oleh partisipan dan merupakan terjemahan yang akurat dari data setiap urutan
peristiwa dalam keseluruhan proses. Dalam penelitian grounded, validasi merupakan
bahagian aktif dari proses penelitian (Creswell, 1998). Contohnya, selama prosedur
pengkodean terbuka dengan menggunakan teknik perbandingan berkelanjutan, peneliti
melakukan triangulasi data antara informasi dan kategori-kategori yang muncul. Proses
yang sama juga dilakukan antara pengecekan data terhadap kategori-kategori pada
tahap axial coding. Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
kategorikategori, kemudian kembali ke data lagi dan mencari bukti-bukti, insiden-
insiden, dan peristiwa-peristiwa suatu proses dalam penelitian grounded yang disebut
discriminant sampling. Setelah mengembangkan teori, peneliti grounded theory
memvalidasi proses dengan jalan membandingkannya dengan proses yang terdapat
dalam literatur (kepustakaan). Demikian juga, reviewer eksternal, yang menilai teori
grounded theory dengan menggunakan prinsip-prinsip keilmuan, termasuk validitas dan
kredibilitas data (Strauss & Corbin, 1998). Sebuah gounded theory yang baik harus
memenuhi empat kriteria pokok: fit (tepat), workable (bisa dilaksanakan), relevan, dan
bisa dimodifikasi.
 Teknik pengumpulan data
Observasi proses pembelajaran di kelas/laboratorium, pelaksanaan Praktek Program
Lapangan (PPL), Praktek Industri (PI), dan Praktek Kerja Industri (Prakerin). a) Proses
pembelajaran di kelas/laboratorium berupa aktivitas/peran mahasiswa selama proses
pembelajaran baik individual maupun kelompok. Mengobservasi aktivitas/peran dosen
yang difokuskan pada pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Secara garis besar
kegiatan observasi melalui langkah berikut.
(1) Persiapan Observasi
(a) penentuan mata kuliah yang akan diobservasi. Mata kuliah yang dipilih berdasarkan
pertimbangan adalah 2 mata kuliah produktif yang masingmasing memiliki kesesuaian
karakteristik dengan mata pelajaran produktif TKJ dan RPL di sekolah menengah
kejuruan. Selain itu, ditetapkan juga 1 mata kuliah pedagogi,
(b) menyiapkan kontrak perkuliahan yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah,
(c) melakukan koordinasi dengan dosen mengenai apa, kapan, dan bagaimana teknik
pengambilan data yang akan dilakukan agar tidak mengganggu proses pembelajaran.
Dengan demikian, segala bentuk kegiatan observasi atas seizin dan persetujuan dosen
pengampu mata kuliah.
(2) Pelaksanaan Observasi

Pada Mata kuliah produktif yaitu Praktek Jaringan Komputer dan Rekayasa Perangkat
Lunak, observasi lebih banyak dilakukan pada proses pembelajaran di laboratorium,
sedangkan untuk mata kuliah pedagogi yaitu Strategi Belajar Mengajar, observasi
dilakukan di dalam kelas. Secara garis besar kegiatan observasi pada setiap mata kuliah
sebagai berikut:
(a) observasi kegiatan awal pembelajaran adalah pertama, bagaimana aktivitas dosen
dan mahasiswa saatpenyiapan kelas/laboratorium, perangkat serta media
pembelajaran. Kedua, bagaimana aktivitas dosen dan mahasiswa pada tahap
penyampaian apersepsi, pemberian motivasi, dan penyampaian tujuan pembelajaran
oleh dosen.
(b) observasi kegiatan inti pembelajaran adalah bagaimana aktivitas dosen dan
mahasiswa saat pembahasan materi pembelajaran, penugasan, dan penyelesaian tugas
oleh mahasiswa, serta pembimbingan yang diberikan dosen selama mahasiswa bekerja.
(c) observasi kegiatan penutup pembelajaran adalah bagaimana dosen memberi
evaluasi, umpan balik, serta membuat kesepakatan dengan mahasiswa untuk tindakan
selanjutnya. b) PelaksanaanProgram Praktek Lapangan (PPL) yaitu oleh mahasiswa
semester VII Program Studi PTIK.
Observasi dilakukan melalui langkah berikut.
(1) Persiapan Observasi Meminta izin pada pihak program studi dan UPT PPL
Universitas Negeri Makassar untuk mengikuti proses pembekalan di tingkat
universitas

(2) Pelaksanaan Observasi

(a) pelepasan dan penyerahan mahasiswa ke sekolah. Interaksi antara dosen


pembimbing, dengan kepala sekolah (yang mewakili), dan guru pamong,
(b) aktivitas mahasiswa selama pelaksanaanProgram Praktek Lapangan(PPL),
(c) peran guru pamong sejak penerimaan mahasiswa, pemberian tugas, pembimbingan,
kerja sama dengan dosen pembimbing, serta proses penilaian.
(d) peran dosen pembimbing sejak pelepasan mahasiswa di sekolah, monitoring
pelaksanaan Program Praktek Lapangan (PPL), kerja sama dengan guru pamong, hingga
penarikan mahasiswa dari sekolah, dan pembimbingan pembuatan laporan akhir. c)
Pelaksanaan Praktek Industri (PI) oleh Prodi Pendidikan Teknologi Informatika dan
Komputer (PTIK). Observasi dilakukan pada satu industri saja, dengan pertimbangan
agar dapat memperoleh data yang lebih jenuh. Kegiatan yang dilakukan diantaranya
sebagai berikut. (1) Persiapan observasi: Meminta izin pada pihak program studi dan
industri untuk mengikuti proses Praktek Industri (PI) (2) Pelaksanaan Observasi (a)
pembekalan oleh Program Studi yang dikoordinir langsung oleh Ketua Program Studi, (b)
orientasi diinstitusi mitra yang disetujui, (c) pelepasan mahasiswa peserta Praktek
Industri (PI) oleh dosen pembimbing dan penerimaan oleh industri mitra, (d) aktivitas
mahasiswa selama pelaksanaan kegiatan PI (Praktek Industri), (e) peran pembimbing
sejak pemberian tugas kepada mahasiswa, pembimbingan, kerja sama dengan dosen
pembimbing, hingga proses penilaian. (3) Praktek Kerja Industri (Prakerin) pada Sekolah
Menengah Kejuruan. (a) Persiapan Obeservasi Meminta izin pada pihak program studi
dan industri untuk mengobservasi proses Praktek Kerja Industri (Prakerin), (b)
Pelaksanaan Observasi yaitu penempatan siswa di industri, memberikan pembekalan,
aktivitas pembimbing internal dan eksternal.

3. Anda akan melakukan penelitian mengenai Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis


Leaflet Pada Materi Sistem Sirkulasi Kelas XI. Berikut adalah rumusan masalahnya: 1. 2.
Bagaimana efektivitas media pembelajaran berbasis Leaflet pada materi sistem sirkulasi kelas
XI? Berdasarkan rumusan masalah tersebut, kerjakan soal berikut
a. Tentukan teknik analisis data apa yang paling tepat digunakan untuk penelitian tersebut!
b. Berikan alasan Anda memilih teknik analisis data tersebut!
Jawab :
 Tenik pegumpulan data
 Wawancara
wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
(Sugiyono, 2010 : 317) Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana
kondisi bahan ajar sejarah di SMA Negeri 2 Pemalang pada kelas XI IPS 4. Wawancara
tersebut ditujukan pada salah seorang guru sejarah dan seorang siswa kelas XI IPS 4. Isi
wawancara mencakup tentang bagaimana kondisi bahan ajar yang selama ini ada dan
bagaimana pembelajaran yang dilakukan berkaitan dengan ketersediaan bahan ajar
tersebut.
 Angket dan Tes Evaluasi
Pengertian metode angket menurut Arikunto (2006:151) Angket adalah pernyataan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:199)
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab
 Instrumen
Penelitian dengan fokus pengembangan bahan ajar sejarah pada pokok bahasan
interaksi bangsa indonesia dengan tentara jepang dibutuhkan data mengenai kebutuhan
bahan ajar bagi siswa kela XI IP SMA dan data uji ahli pengembangan bahan ajar sejarah
bagi siswa kelas XI IP SMA. Untuk mendapatkan data tersebut digunakan angket berupa
kuisioner serta uji evaluasi materi. Angket tersebut berisi tentang hal-hal yang berkaitan
dengan bahan ajar. Serta diadakan uji materi pada siswa untuk memperkuat hasil minat
belajar siswa. Untuk memperoleh gambaran umum tentang instrument yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini . Instrumen angket selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 1, 2 , 3 dan 4.
 Analisis Tes
Analisis tes yang dilakukan pada tahap uji coba adalah analisis validitas, reliabilitas dan
daya pembeda.
 Validitas Uji validitas
dilakukan untuk mengetahui apakah alat evaluasi itu sahih dan dengan kriteria mampu
mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi . Untuk menghitung validitas butir soal
essay digunakan rumus Product Moment dengan angka kasar, yaitu:         
       2 2 2 2 N X X N Y Y N XY X Y rxy Keterangan : 35 xy r = koefisien korelasi
antara variabel X dan Y N = banyaknya mahasiswa yang mengikuti tes X = nilai hasil uji
coba Y = skor total Hasil perhitungan validitas butir soal essay dengan menggunakan
rumus Product Moment angka kasar dikonfirmasikan dengan klasifikasi koefisien
 Mengapa memilih ini untuk teknik pemilihan data karena akan lebih banyak
mendqapatkan hasil penelitian dan kita akan cepat mengatahui apa saja yang kurang di
pahami siswa.
4. Bacalah contoh masalah berikut ini dengan teliti. Bu Anna adalah guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SD. Selama masa Pandemi Covid-19 ini, ia mengamati kesulitan orangtua siswa
dalam mendampingi putra-putrinya belajar. Bu Anna kerap kali harus mengulang materi
pelajaran kepada siswa, dan juga harus mengingatkan orangtua untuk membantu anak-anak
mengerjakan tugas-tugas sekolah. Bu Anna sedang berpikir bagaimana strategi pembelajaran
yang efektif bagi siswa belajar secara jarak jauh, sementara fasilitas seperti laptop/komputer, HP
yang dimiliki siswa tidak merata. Demikian pula dengan kemampuan orangtua yang tidak sama
tingkat pendidikannya, sehingga kadangkala tidak mampu membimbing anak-anak selama
belajar di rumah. Berdasarkan permasalahan tersebut, susunlah kerangka awal proposal yang
terdiri atas
1. BAB I Pendahuluan (sertakan judul penelitian)
2. BAB II Kajian Pustaka, gunakan minimal 3 teori dalam kajian pustaka, tuliskan sumbernya!
Jawab :

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN JARAK JAUH TERHADAP PEMBELAJARAN SISWA DI SDIT


CENDEKIA PURWAKARTA
PENDAHULUAN
Sejak munculnya wabah penyakit Corona atau disebut Covid-19 ke Indonesia pada bulan Maret
lalu, Pemerintah Indonesia beserta Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan memberlakukan
diliburkan untuk mengurangi tersebarnya virus tersebut. Di Purwakarta Sendiri Bupati beserta
Kepala Dinas Pendidikan membuat surat edaran nomor 420/689/Disdik, semua peserta didik
beserta guru harus mmberlakukan program belajar di rumah atau menggunakan Pembelajaran
Jarak Jauh di Kabupaten Purwakarta. Pembelajaran jarak jauh seperti yang sering kita dengar
merupakan pembelajaran yang mengutamakan kemandirian. Guru dapat menyampaikan materi
ajar kepada peserta didik tanpa harus bertatap muka langsung di dalam suatu ruangan yang
sama. Pembelajaran semacam ini dapat dilakukan dalam waktu yang sama maupun dalam
waktu yang berbeda.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah pembelajaran dengan menggunakan suatu media yang
memungkinkan terjadi interaksi antara pengajar dan pembelajar. Dalam PJJ antara pengajar dan
pembelajar tidak bertatap muka secara langsung, dengan kata lain melalui PJJ dimungkinkan
antara (http://makalahpendidikanislamlengkap.blog spot.com/2015/06/model-
pembelajaranjarak-jauh.html) ini adalah:
1. Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru Tanah Air dengan
kapasitas daya tampung yang tidak terbatas, karena tidak memerlukan ruang kelas. Guru
dan murid tidak perlu bertatap muka secara langsung dalam ruang kelas, karena yang
digunakan adalah fasilitas komputer yang dihubungkan dengan internet atau intranet.
Sehingga, dengan belajar seperti ini akan mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti
biaya pembangunan dan pemeliharaan gedung, transportasi, pemondokan, kertas, alat tulis
dan sebagainya
2. Tidak terbatas oleh waktu. Pembelajar dapat menentukan kapan saja waktu untuk belajar,
sesuai dengan ketersediaan waktu masing-masing Proses pendidikan tidak perlu
mengganggu waktu bekerja mereka. 3. Pembelajar dapat memilih topik atau bahan ajar
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing. Hal ini sangat baik karena dapat
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran
1) listrik padam ketika mengakses program pembelajaran online.
2) Jaringan internet yang buruk.
3) Komitmen orangtua dan siswa yang tidak menentu.
4) Anak yang lambat belajar.
5) Anak yang tidak konsisten dengan jadwal belajarnya. Beberapa permasalahan tersebut
seperti yang diungkapkan oleh Rusman, dkk (2013:271) yaitu: “akses untuk mengikuti
pembelajaran sering terjadi masalah bagi pembelajar”. Seperti yang telah disinggung di
atas, bahwa pembelajaran jarak jauh memungkinkan para peserta mengambil kelas
kapanpun dan dimanapun. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan
pendidikan dan pelatihannya dengan tanggung jawab dan komitmen-komitmen lainnya,
seperti keluarga dan pekerjaan. Ini juga memberi kesempatan kepada para peserta didik
yang mungkin tidak dapat belajar karena keterbatasan waktu, jarak atau dana untuk ikut
serta
SDIT Cendekia merupakan salah satu sekolah swasta yang sigap dan siap menerapkan
Pembelajaran jarak jauh kepada para peserta didiknya. Setelah ada keputusan dari
Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, SDIT Cendekia langsung
membuat rambu-rambu serta apa satunya pengumpul data dan memerankan diri
sebagai pengamat dengan tujuan mengetahui kondisi dan mendapatkan informasi
secara langsung di SDIT Cendekia Purwakarta. Tekhnik pengumpulan data penelitian ini
menggunakan angket/kuisioner secara online yang ditujukan kepada para orang tua
siswa SDIT Cendekia. Angket tersebut berapa seperangkat pertanyaan tertulis yang
disampaikan kepada responden untuk diisi olehnya tanpa intervensi dari peneliti atau
pihak lain (Creswell, 2016:245). Lokasi penelitian adalah di SDIT Cendekia Purwakarta
Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta. Sumber datanya adalah Kepala Sekolah,
guru, orangtua, dan siswa. Sumber data dalam penelitian ini yaitu hasil dari kuisioner
secara online dan dokumentasi. Sumber data dicatat melalui catatan tertulis melalui
google form, sedangkan dokumen dapat berupa foto maupun berkas-berkas resmi.
Peneliti melakukan analisis data sesuai dengan yang dikemukakan Miles dan Huberman
(dalam Sugiyono, 2011:246), yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan suatu media yang memungkinkan adanya interaksi antara peserta
didik dan guru. Interaksi yang dimaksud adalah interaksi antara peserta didik dan
guru tidak bertatap muka secara langsung seperti pembelajaran biasanya yang
dilakukan di dalam ruang kelas atau ditempat yang sama. Namun interaksi dalam PJJ
dilakukan tidak bertatap muka secara langsung yang artinya peserta didik dan guru
berada dalam tempat yang berbeda, bahkan dalam jarak yang sangat jauh
(Prawiyogi et al., 2020). Dengan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh kehadiran
peserta didik dan guru tidak selalu bersifat hadir secara fisik bersamaan di ruang
kelas. Pelaksanaannya juga dapat berupa sepenuhnya menggunakan sistem jarak
jauh (hybrid) maupun campuran atau kolaborasi dari pembelajaran jarak jauh dan
dengan pembelajaran di ruang kelas (blended) (Setiawan, 2020) Pada
pelaksanaanya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan agar sistem
pendidikan (pembelajaran) jarak jauh dapat berjalan dengan baik yaitu tingkat
perhatian (konsentrasi) dari peserta didik maupun guru, kepercayaan diri guru,
pengalaman, kreatif dalam melakukan proses pembelajaran, pemahaman dalam
penggunaan internet atau e-learning, dan kemampuan dalam menjalin interaksi
dengan peserta didik (Prawiyogi et al., 2020). Kelebihan dalam pembelajaran
menggunakan sistem jarak jauh adalah dapat dimanfaatkan sebagai saran untuk
mengembangkan askes pendidikan pada masyarakat umum karena sistemnya yang
fleksibel tidak terbatas pada waktu, jarak dan tempat. Serta juga dapat
dimanfaatkan oleh banyak orang dari berbagai latar belakang geografis, sosial,
budaya maupun ekonomi. Meskipun mempunyai berbagai kelebihan pembelajaran
jarak jauh juga memiliki beberapa kekurangan yaitu kualitas teknologi yang tidak
sepenuhnya secara maksimal dapat memenuhi kebutuhan semua lapisan
masyarakat, interaksi antara siswa dan guru yang belum memadai serta pengalaman
dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh yang masih kurang. (Setiawan, 2020).
2.1.1 Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan
internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk
memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran (Sadikin & Hamidah, 2020).
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang berbasis elektronik dengan
memanfaatkan jaringan smartphone dan komputer yang dikembangkan dalam
bentuk web yang kemudian dikembangkan lebih luas ke jaringan komputer yaitu
internet. Pembelajaran daring ini bersifat interaktif karena tidak memiliki
batasan dalam akses sehingga pembelajaran ini dapat dilakukan dengan waktu
yang relatif lebih banyak (Suhery et al., 2020). Pembelajaran dalam jaringan
(daring) terbagi menjadi 2 yaitu:

1. E-learning, Pakpahan & Fitriani (2020) mengatakan bahwa e-learning


adalah teknologi informasi dan komunikasi yang akan membantu siswa
untuk belajar kapanpun dan dimanapun. E-learning memiliki konsep yang
luas artinya media yang digunakan dalam pembelajaran e-learning tidak
hanya media yang harus terhubung dengan internet/jaringan saja (online)
melainkan juga dapat menggunakan media yang tidak terhubung dengan
internet (offline). Contohnya radio, TV interaktif dan LCD proyektor. E-
learning terbagi menjadi dua tipe yaitu: 1. Synchronous. Synchronous
memiliki arti bahwa pada saat proses pembelajaran pendidik dan peserta
didik melakukan pembelajaran pada waktu yang sama dengan mengakses
internet secara bersamaan. Sehingga interaksi langsung dapat terjadi
meskipun secara online. Dalam pelaksanaan synchronous training pendidik
melakukan kegiatan belajar dengan memberikan bahan ajar dalam bentuk
makalah atau slide presentasi. Sedangkan peserta didik mendengarkan
presentasi, mengajukan pertanyaan maupun komentar terkait materi
pembelajaran secara langsung melalui internet. Synchronous training
memungkinkan peserta didik terhubung melalui internet seperti
pembelajaran langsung tatap muka namun tetap bersifat maya (virtual).
Synchronous training sering juga disebut sebagai virtual classroom
2. 2. Asynchronous Asynchronous berarti tidak pada waktu bersamaan.
Peserta didik dapat mengambil waktu pembelajaran berbeda dengan
pendidik memberikan materi. Asynchronous training sering digunakan
karena memiliki akses materi pembelajaran yang tidak terbatas ruang dan
waktu. Peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran dan
menyelesaikannya setiap saat sesuai rentang jadwal yang sudah ditentukan.
Pembelajaran dapat berbentuk bacaan, animasi, simulasi, permainan
edukatif, tes, quiz dan pengumpulan tugas. 2. Online learning Online
learning merupakan suatu pembelajaran yang keseluruhan dalam
penyampaiannya pembelajarannya dilakukan menggunakan bantuan
internet dan didukung oleh teknologi lain (Nguyen, 2015). Online learning
juga merupakan bagian dari e-learning yang memiliki pengertian merupakan
suatu pembelajaran dengan menggunakan jaringan komputer yang
terhubung dengan internet. Media yang digunakan dalam online learning
harus bersifat terhubung dengan internet (online). Pembelajaran secara
daring memiliki kelebihan sebagai berikut: 1. Fasilitas pembelajaran daring
dapat memungkinan akses komunikasi antara pendidik dan peserta didik
dilakukan dengan mudah tanpa terkendala jarak, tempat dan waktu. 2.
Dalam hal bahan ajar pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan
ajar dari internet yang terjadwal dan terstruktur. 3. Siswa dapat belajar (me-
review) bahan ajar setiap saat dan dimana saja apabila diperlukan
mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. 4. Peserta didik dengan
menggunakan askes internet dapat mencari informasi lebih terkait materi
pembelajaran. 5. Pendidik dan peserta didik dapat melakukan diskusi
menggunakan bantuan internet dengan jumlah peserta yang banyak.
6. Pembelajaran daring memungkinkan siswa yang biasanya memiliki
karakteristik pasif berubah menjadi aktif. 7. Dalam hal aksesnya penggunaan
pembelajaran daring cenderung bersifat efisien. Pembelajaran daring
memiliki beberapa kekurangan yaitu sebagai berikut: 1. Dalam proses
belajar mengajar values cenderung lambat terbentuk hal ini dikarenakan
kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik bahkan antar peserta
didik itu sendiri. 2. Aspek akademik atau aspek sosial cenderung terabaikan
dan hanya berfokus pada aspek lain seperti aspek bisnis atau komersial. 3.
Daripada berfokus pada aspek pendidikan proses kegiatan belajar
mengajarnya cenderung ke arah aspek pelatihan. 4. Pendidik dituntut untuk
dapat beradaptasi agar dapat menguasai pembelajaran ICT (Information
Communication Technology) yang berbeda dengan pembelajaran
konvensional biasanya. 5. Tingkat kegagalan lebih sering terjadi pada siswa
yang tidak memiliki motivasi tinggi. 6. Fasilitas yang ada pada suatu tempat
tidak sepenuhnya memadai dalam penggunaan internet (terkait masalah
listrik, telepon dan komputer)
2.1.3 Media Pembelajaran Online
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mendukung
tersalurkannya sebuah pesan atau informasi dari pengirim ke penerima
lainnya yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
siswa sehinnga terjadi proses belajar (Arsyad, 2005). Sedangkan pengertian
pembelajaran online menurut Dabbagh & Ritland (2005) adalah suatu
sistem belajar yang bersifat terbuka dan tersebar dengan bantuan
perangkat pendagogi (alat bantu pendidikan) yang tersambung melalui
internet dan teknologi jaringan sehingga memungkinkan terbentuknya
suatu pengetahuan serta terjadinya proses belajar . Penggunaan media
pembelajaran online memiliki kelebihan yang memungkinkan terjadinya
pembelajaran yang bersifat mandiri, interaktivitas yang tinggi,
meningkatkan kualitas ingatan serta banyaknya pengalaman belajar karena
pembelajarannya menggunakan teks, audio, video dan animasi yang cenderung
memberikan kemudahan dalam aspek proses penyampaian materi, mengunduh,
memperbarui, pengiriman email, komentar dan pertanyaan pada saat diskusi di ruang
chat maupun video conference untuk berkomunikasi secara langsung (Dryden, 2001).
Dabbagh & Ritland (2005) menyebutkan bahwa pembelajaran online memiliki tiga
komponen yaitu: 1.Model pembelajaran 2.Strategi instruksional dan pembelajaran
3.Media pembelajaran online Keterkaitan interaktif akan terbentuk dengan adanya
ketiga komponen ini. Model pembelajaran yang tersusun akan berfungsi sebagai suatu
proses sosial yang memungkinkan tersampaikannya suatu informasi dengan desain yang
sesuai dengan lingkungan pembelajaran online yang kemudian nantinya akan
terarahkan pada spesifikasi strategi instruksional dan pembelajaran. Kondisi ini akan
memungkinkan terjadinya kemudahan dalam belajar melalui pemanfaatan teknologi.
Atsani (2020) menyatakan bahwa terdapat beberapa media pembelajaran online yang
dapat dijadikan sebagai pilihan yaitu sebagai berikut: a. Media pembelajaran online
yang pertama dan yang paling sering digunakan adalah whatsapp group. b.Media
pembelajaran online yang berasal dari google adalah google suite for education. c.
Media pembelajaran online selanjutnya adalah ruang guru. d.Media pembelajaran
online berikutnya adalah zenius. e. Media pembelajaran online berbasis video
conference yang juga sering digunakan adalah zoom dan google meeting. 2.1.4 Media
Pembelajaran Whatsapp Group Whatsapp merupakan platform atau suatu media
berbasis internet yang dapat dimanfaatkan dalam bertukar informasi. Dalam
pembelajaran jarak jauh whatsapp memungkinkan pendidik dan peserta didik
berkumpul dalam satu grup 13 dan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan seperti
bertukar pesan dalam bentuk tulisan, suara maupun gambar. Whatsapp memiliki fitur
yang hemat kuota dan sangat familiar dikalangan peserta didik maupun masyarakat
(Kusuma & Hamidah, 2020). Menurut Jubile E, (2012) whatsapp merupakan aplikasi
chatting menggunakan smartphone yang memungkinkan terjadinya pertukaran
informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, lokasi dan video kepada orang lain serta
dapat digunakan untuk menelpon. Penggunaan whatsapp tidak jauh berbeda seperti
mengirim sms, namun pada umumnya biaya penggunaan whatsapp tidak menggunakan
pulsa tapi menggunakan jaringan internet yang terhubung dengan nomor Handphone
(HP) sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini (Suryadi et al., 2018). Aplikasi
whatsapp juga dilengkapi dengan fitur pendukung seperti new group, new broadcast,
whatsapp web, starred messages and settings. Fitur new group merupakan fitur yang
sering digunakan oleh para pelajar seperti siswa, mahasiswa, guru dan dosen sebagai
media komunikasi yang tidak terhalang oleh jarak yaitu whatsapp group. Whatsapp
group digunakan sebagai tempat diskusi dan tanya jawab terkait materi dalam
pembelajaran maupun penyampaian informasi yang penting kepada semua orang yang
tergabung di dalamnya (Kusuma & Hamidah, 2020). Diskusi yang dilakukan dalam
whatsapp group sangat membantu terjadinya proses komunikasi terkait pembelajaran
walaupun dalam pembelajaran jarak jauh (Sidiq, 2019). 2.1.5 Media Pembelajaran
Google Meeting Google meet merupakan platform berbasis video conference atau tatap
muka yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pendidik dan peserta didik seperti
bertemu secara langsung. Google mengeluarkan google meet yang memungkinkan
pengguna untuk melakukan panggilan video dengan 25 pengguna lainnya per
pertemuan. Dengan kata lain, google meet bisa menjadi media alternatif untuk proses
belajar mengajar, bersosialisasi dengan rekan kantor atau bahkan melakukan rapat kerja
dari dalam rumah (Sawitri, 2020). Google meet dapat digunakan secara gratis untuk
skala kecil sebanyak 25 orang. Dengan banyaknya orang yang juga berselancar dan
melakukan pekerjaan 14 secara online turut mengganggu kelancaran konferensi online.
Google meet memiliki Interface atau antarmuka yang unik dan fungsional dengan
ukuran ringan serta cepat, mengedepankan pengelolaan yang efisien, mudah guna (user
friendly) yang dapat diikuti semua pesertanya (Sawitri, 2020). Intergrasi antara google
meet dan g suite akan memudahkan para pengguna dalam hal bergabung dalam video
conference menggunakan kalender atau undangan yang di bagikan melalui email. Selain
itu, undangan meeting yang dibuat dari aplikasi tersebut juga dapat diakses melalui
tautan dan kode rapat yang dikirimkan, serta nomor telepon jika tersedia. Aplikasi ini
juga dapat dinikmati melalui perangkat seluler, baik itu iOS maupun Android. Pengguna
dapat pula memantau jadwal rapat dengan semua informasi penting dari Kalender
layaknya versi desktop (Sawitri, 2020). Menurut Sawitri, (2020), google meet memiliki
kelebihan sebagai berikut: 1. Fitur White Board, fitur ini dapat memudahkan kita dalam
membuat tulisan atau gambar yang membantu dalam proses menerangkan suatu
materi yang sulit dijelaskan secara lisan. 2. Tersedia secara gratis, google meet dapat
diunduh pada Playstore atau app store bagi penggunan ios. 3. Kualitas video HD dan
didukung dengan resolusi lain, dengan fitur ini tampilan dilayar akan menjadi lebih
jernih. 4. Penggunaan yang mudah, langkah agar dapat menggunakan google meet
adalah cukup dengan mendaftar menggunakan akun google pada aplikasinya. 5.
Layanan Enkripsi video, layanan ini memungkinkan terjaminnya data penggunaan yang
bersifat rahasia sehingga tidak akan disalahgunakan. 6. Banyak pilihan Tampilan yang
menarik, fitur ini memungkinkan kita dapat mengatur tampilan pada video conference
sesuai keinginan seperti tata letak yang pas dan baik. 7. Jumlah peserta yang dapat
diundang mencapai hingga 100 peserta, dengan berlangganan G Suite kita dapat
mengundang 100- 250 peserta. Sedangkan 15 jika menggunakan google meet versi free
kita dapat mengundang 25 orang/lebih. Kelemahan dari Google Meet adalah sebagai
berikut : 1. Tidak adanya Fitur Hemat Data, google meet belum memiliki fitur untuk
menghemat kuota sehingga selama panggilan berlangsung kemungkinan terburuk
adalah terputusnya panggilan maupun kualitas audio dan video google meet yang tidak
jelas hal ini disebabkan karena penggunaan kuota internet yang boros. 2. Tidak semua
fasilitas free, pengguna Google meet dapat menikmati fitur yang lebih banyak dan
lengkap apabila telah berlangganan dengan membeli paket dari Google suite. 3.
Membutuhkan jaringan internet yang stabil, selain perlu jaringan yang cepat, dalam hal
akses google meet juga diperlukan kondisi jaringan yang stabil sehingga google meet
akan bekerja dengan semestinya tanpa adanya kendala. 2.2 Hasil Belajar 2.2.1
Pengertian Hasil Belajar Djamarah (2006) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah
yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan, keterampilan yang dinyatakan sesudah
hasil penelitian. Sedangkan menurut Hamalik (2003) hasil belajar ditandai dengan
adanya perubahan tingkah laku dalam diri peserta didik yang dapat diamati dan diukur
dalam aspek pengetahuan yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, aspek sikap dari kurang
sopan menjadi sopan dan aspek keterampilan.
2.2.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Djamarah (2006) perubahan tingkah laku yang terjadi oleh individu merupakan
akibat dari tercapainya proses belajar yang juga tidak terjadi dengan sendirinya namun
ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu sebagai berikut: 16 1. Faktor
Lingkungan a. Faktor Alami, lingkungan alami tempat tinggal anak didik dapat
mempengaruhi hasil belajar. Hal ini dikarenakan kesejukan udara dan ketenangan
suasana kelas dapat menyebabkan kondisi kelas yang kondusif sehingga kegiatan belajar
mengajar dapat terlaksana dengan baik dan menyenangkan. b. Lingkungan Sosial
Budaya, lingkungan yang ada disekitar sekolah juga akan menimbulkan permasalahan
dalam proses kegiatan belajar mengajar. misalnya letak sekolah yang berdekatan
dengan pasar, pabrik dan arus lalu lintas. 2. Faktor Instrumental a. Kurikulum, kurikulum
adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa
kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang
harus guru sampaikan dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan
sebelumnya. b. Program, keberhasilan dari pendidikan di sekolah tegantung dari baik
tidaknya program yang disusun yang juga menyesuaikan dengan potensi baik berupa
tenaga sarana prasarana dan finansial c. Sarana dan Fasilitas, sebagai tempat yang
sangat penting bagi berlangsung kegiatan belajar mengajar maka gedung sekolah harus
dipilih dengan baik. Selain itu fasilitas seperti buku pegangan atau penunjangan kegiatan
peserta didik harus tersedia serta fasilitas dalam proses kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru harus terpenuhi. d. Guru, merupakan unsur yang penting dan harus
hadir dalam aspek pendidikan. Dengan tidak adanya guru dan hanya ada peserta didik
maka kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak akan terlaksana. 3. Kondisi Fisiologis a.
Kondisi Fisiologis, kemampuan belajar peserta didik juga dipengaruhi oleh keadaan
jasmaninya. Karena peserta didik yang mempunyai keadaan jasmani yang baik akan
berbeda dengan peserta didik yang memiliki keadaan jasmani yang kurang misalnya
kekurangan gizi sehingga keadaan peserta didik ini 17 cenderung sering lelah dan cepat
mengantuk sehingga sulit memfokuskan diri pada saat proses pembelajaran
berlangsung. b. Kondisi Pancaindra, secara umum sebagian besar kegiatan belajar
mengajar dilakukan dengan membaca, melihat contoh, mendemonstrasikan, melakukan
observasi, dan mendengarkan sehingga jika peserta didik memiliki kondisi pancaindra
yang kurang maka akan sulit untuk mereka menerima pembelajran seperti peserta didik
umumnya. 4. Kondisi Psikologi a. Minat, jika peserta didik tidak memiliki minat untuk
mempelajari sesuatu maka akan sulit bagi mereka untuk memahami suatu materi
pembelajaran. b. Kecerdasan, peserta didik yang mempunyai intelegensi di bawah rata-
rata akan sangat sulit untuk menerima pembelajaran hal ini memang dikarenakan
kemampuan potensi mereka yang terbatas. Sedangkan peserta didik yang memiliki
intelegensi yang normal di atas rata-rata dengan lingkungan keluarga, masyarakat dan
pendidikan yang medukung maka tidak sulit bagi mereka untuk menerima pembelajaran
dan mencapai prestasi. c. Kemampuan Kognitif, ada tiga kemampuan yang
mempengaruhi kemampuan kognitif yaitu persepsi yaitu proses masuknya suatu
informasi, mengingat yaitu aktivitas yang membuat kita menyadari bahwa pengetahuan
yang ia peroleh berasa dari masa lampau dan berpikir adalah sikap kita dalam
memproses suatu informasi yang kemudian muncul tanggapan–tanggapan terkait
informasi tersebut

5. Baca kembali contoh pada kasus di soal nomor 4. Buatlah BAB III yang berisi tentang Metodologi
Penelitian untuk masalah pada kasus di soal nomor 4 tersebut.
1. BAB III Metode Penelitian terdiri atas:
A. Jenis Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Jenis Data
E. Metode Pengumpulan data
F. Instrumen Penelitian
G. Teknik Analisis Data
JAWAB :
BAB III METODE PENELITIAN METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitin

Berdasarkan permasalahan yang ada jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif.
Peneliti menggunakan metode kulaitatif deskriptif karena dirasa cocok karena dapat
menjabarkan dan mendeskripsikan secara detail persoalan yang diteliti dengan demikian inti
dari permasalahan dalam penelitian dapat tersamapaikan dengan jelas. Menurut sugiyono
(2016: 09) mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk menenliti pada kondisi obyek
yang alamiyah,dimana peneliti bertindak sebagai pemegang kunci, yaitu sebagai pelaksana,
pengamat, dan sekaligus pengumpul data. Metode kualitatif menghasilkan data deskriptif dalam
bentuk kata-kata dari orang secara lisan ataupun perilaku yang diamati.

B. Setting Penelitian
Penelitian dengan judul “Analisis Strategi Pembelajaran Daring Pada Guru Era Pandemi
Covid-19 Di Sdn Deyangan 2” Kecamatan Magelang, Kabupaten Magelang. Waktu penelitian
yang digunakan ialah dari bulan Mei, peneliti mengobservasi permasalahan pendidikan pada
masa pandemi yang hasilnya peneliti menemukan permasalahan mengenai strategi yang
digunakan oleh guru, peneliti melaksanakan penelitian di SDN Deyangan 2 pada bulan Juni
sampai bulan Juli
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan data sekunder :
a. Data Primer
Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara dan Observasi yang dilakukan di
SDN Deyangan 2 kepada Bapak Suparyo selaku Kepala sekolah beserta wawancara
dengan ibu Nurul Fatmawati dan ibu Nur khasanah selaku guru kelas rendah dan kelas
tinggi, mengenai strategi pembelajaran yang digunakan pada masa pandemi ini, serta
peserta didik di SDN Deyangan 2.
b. Data Sekunder
Sumber data yang telah disusun seperti data letak geografis, kurikulum yang digunakan
pada masa pandemi ini, proses pembelajaran yang berlangsung
D. Fokus Penelitian
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana peran kepala sekolah dalam
mengawasi guru dalam pelaksanaan strategi daring, strategi pembelajaran apa yang
digunakan oleh guru pada saat terjadi pandemi Covid-19 dan apa faktor penghambat serta
faktor pendukung strategi pembelajaran yang ada pada saat ini khusunya bagi guru di SDN
Deyangan 2.
Fokus penelitian ini bermaksud untuk menentukan suatu jawaban atas permasalahan yang
diteliti. Selain itu juga digunakan untuk mendapatkan data-data yang valid agar mendapat
jawaban yang relevan. Dengan demikian penelitian akan lebih fokus dengan apa yang akan
diteliti. Pada penelitian ini peneliti fokus pada bebrapa hal yang akan menjadi bagian pokok
pada pembahasan yaitu :
1. Bagaimana peran kepala sekolah dalam strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru
pada era pandemi Covid-19 ini?
2. Bagaimana strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran pada era pandemi Covid-
19?
3. Bagaimana faktor pendukung dan faktor penghambat strategi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru pada era pandemi Covid-19?
E. Metode Pengumpulan
Data Metode pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan peneliti untuk
memperoleh data (Sugiyono, Metode Penelitian kualitatif, Kuantitatif & RnD, 2016).
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber, setting, dan cara, metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi menurut (Suardeyasasri, 2010) observasi ialah suatu pengamatan yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara teliti dan
sistimatis yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung kepada tempat yang
diamati. Menurut (Sugiyono, 2014) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu
proses yang kompleks dan tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Menurut (Djamal, 2015) observasi menurut keterlibatan peneliti dibagi menjadi 2 yaitu
observasi partisipan dan non partisipan, pada observasi partisipan ialah peneliti
berperan ikut sebagai peneliti dan sebagai anggota yang diamati sedangkan non
partisipan ialah peneliti hanya menjadi peneliti saja. Berdasarkan pengertian menurut
ahli diatas observasi merupakan suatu pengamatan yang di lakukan secara langsung
maupun tidak langsung oleh peneliti dan dilakukan secara tersektruktur dengan jelas
Observasi yang digunakan peneliti berfokus pada hal-hal berikut :
1. Peran kepala sekolah dalam strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
2. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru apakah sudah sesuai dengan masa
saat ini.
3. Faktor penghambat dan faktor pendukung pada strategi pembelajaran daring

b. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang
banyak digunakan oleh penelitian kualitatif deskriptif. Wawancara dilakukan secara lisan
dengan responden secara individual dapat dilakukan dengan tatap muka menurut
(Sukmadinanta, 2016) dalam pengumpulan data melalui wawancara peneliti harus
mencari responden yang paling tahu tentang hal-hal yang akan di tanyakan, memilih
responden yang berkata jujur kepada peneliti apabila jawaban iya maka dia menjawab
iya apabila tidak menjawab dengan tidak responden yang di harapkan adalah responden
yang jujur, interpretasi subyek yang ditanyakan peneliti kepada responden merupakan
pertanyaan yang dimaksud oleh responden
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokum ini berisi
gambar, tulisan, biografi sekolah, catatan, dan sejarah kehidupan. Dokumen yang
berbentuk gambar adalah foto sekolah, sketsa sekolah, foto kegiatan dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk tulisan ialah RPP BDR, silabus BDR, kegiatan pembelajaran
siswa dan lain-lain. Menurut (Djamal, 2015) dokumen merupakan sumber data yang
stabil, karena tidak mengalami perubahan yang disebabkan faktorfaktor seperti
perubahan waktu maupun perubahan tempat
E. Instrumen Penelitian
F. Menurut (Sugiyono, 2010) instrumen penelitian adalah sualtu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik semua fenomena
disebut variabel. Penelitian ini mengguakan penelitian kualitatif deskriptif menurut
(Sugiyono, 2010) disamping peneliti sebagai intrumen utama, ada pula instrumen untuk
melengkapi dan dapat digunakan untuk membandingkan antara data-data yang
diperoleh saat penelitian ataupun data dari angket dan wawancara. Jadi dalam
penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa peneliti itu sendiri,
data-data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun indikator yang
digunakan dalam instrumen observasi dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Peran kepala sekolah dalam strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada era
pandemi Covid-19 ini.
2. Strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran pada era pandemi Covid-19.
3. Faktor pendukung dan faktor penghambat strategi pembelajaran yang dilakukan oleh
guru pada era pandemi Covid-19. Berikut ini merupakan instrumen yang digunakan
peneliti dalam melaksanakan penelitiannya:

G. Uji Keabsahan Data


Pengecekan keabsahan data pada penelitian ini dilakukan secara merata terhadap data
inti (primer) dan data pendukung (sekunder). Adapun teknik yang digunakan dalam
proses pengecekan data peneliti merujuk kepada cara-cara sebagai berikut:
a. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan secara sistimatis, konsisten, kontinyu, dan
komperhesif. Kegiatan ini diterapkan pada setiap teknik yang digunakan, baik dari segi
wawancara dan penyebaran angket sampai dengan kegiatan studi pustaka dan
dokumen yang diperlukan, ketekunan pengamatan dilakukan agar penelitian terhindar
dari kekeliruan data dan hasil, seperti ketidak atahuan narasumber tentang kebenaran
data yang diberikan.
b. Triangulasi
Triangulasi data ialah teknik pengecekan data dengan data satu dan data yang lainnya.
Baik antara data primer dengan data primer atau data sekunder dengan data sekunder
ataupun sebaliknya. Adapun pengecekan data dari hasil penelitian ini menggunakan
triangulasi metode, triangulasi dokumen dan kolaborasi antara triangulasi satu dengan
yang lainnya
c. Pengecekan teman sejawat
Pengecekan dengan teman sejawat bisa dilakukan dengan menkonsultasikan hasil dan
proses penelitian dengan dosen, teman mahasiswa yang sudah atau sedang melakukan
penelitian, atapun dengan orang yang sudah ahli dalam penelitian, sesudah melakukan
kegiatan ini peneliti mengharapkan mendapatkan masukan yang baik serta membangun
mengenai isi dari penelitainnya
H.Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data pada penelitian kualitatif analisis data dilakukan sebelum
peneliti terjun kelapangan, selama peneliti terjun kelapangan, sampai dengan membuat
laporan hasil penelitian. Jadi analisi data dilakukan sejak peneliti merancang penelitian
sampai peneliti menulis hasil dari penelitian. Menurut (Sugiyono, 2016) Analisis data
merupakan proses mencari, dan menyusun data secaras sistimetasis yang diperoleh
dari hasil pengamatan, hasil wawancara dan hasil observasi, analisis data merupakan
cara mengolah data dari hasil pengumpula data yang dilakukan dengan memilah-milah
hasil yang dirasa penting dan tidak serta membuat kesimpulan yang dapat dijabarkan
kepada orang lain. Teknik analisis dat ayang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis data analisis interaktif menurut Miles dan Hubermen, mengemukakan
bahwa aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas.
Berikut ini teknik analisis data interaktif menurut Miles dan Hubermen yaitu (Sugiyono,
2014):.
a. Penggumpulan data
Pengumpulan data pertama-tama dimulai dengan pengumpulan data dari berbagai
sumber, dari pengamatan, wawancara, dan Observasi. Dari hasil dat tersbut
dituliskan dalam dokumentasi berupa foto, vidio, tulisan dan sebagainya. Dalam
penelitian ini pengumpulan data menggunakan wawancar, angket dan
dokumentasi.
b. Reduksi data
Reduksi data adalah proses penyempurnaan data, baik pengurangan terhadap data
yang di anggap kurang perlu dan tdiak relevan. Maupun penambahan data yang
dirasa kurang. Data yang diperoleh dilapangan mungkin jumlahnya sangat banyak.
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan kepada
hal-hal yang penting, dengan demikian akan mendapatkan data yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data dan mencari data
yang merasa diperlukan untuk menganalisis strategi pembelajaran di dalam wabah
covid-19.
c. Penyajian data
Dengan adanya penyajian data memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.
Setelah itu adanya perencanaan kerja setelah penyajian data dalam bentuk narasi
juga dapat berupa grafiks ataupun tabel. Penyajian data di kumpulkan berdasarkan
kategori atau pengelompokan-pengelompkan yang sudah diterapkan. Penyajian
data dalam penelitian kualitatif dapat mengunakan uraian singkat, bagan atau
hubungan antar kategori
d. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dan verivikasi data yang sudah diperoleh dengan adanya
bukti-bukti selama pengamatan, wawancara yang dilakukan di lapangan, (Sugiyono,
2010), penarikan kesimpulan
merupakan akhir dari kegiatan penelitian karena penarikan kesimpulan sudah
menjawab semua pertanyaan oleh peneliti yang ditulis dalam rumusan masalah

Anda mungkin juga menyukai