Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN

Pengaruh Metode Bercerita dan Kemampuan Menyimak Terhadap Karakter


Kedisiplinan Anak Kelompok B TK Audita Kota Cimahi.

IDIK4007 Metode Penelitian

Nama: Siti Samrotus Sholihah


NIM: 857429563
Prodi: S1 PG PAUD
UPBJJ: BANDUNG ( GAMBIR )

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2022
BAB

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori Penelitian


Pendidikan anak usia dini khususnya di taman kanak-kanak sangatlah penting bagi
anak, ketika di taman kanak-kanak dimulai pembentukan moral, mental dan karakter sejak
usia dini atau usia 3-6 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi
yaitu SD.
Pada masa usia dinilah pembentukan kepribadian anak seutuhnya yaitu karakter, budi
pekerti, pandai dan terampil. Salah satu karakter dan sikap yang perlu ditanamkan sejak
anak usia dini adalah kedisiplinan. Kedisiplinan pada anak usia dini dapat dilihat dari sikap,
perilaku dan tanggung jawab anak.
Menamankan kedisiplinan pada anak usia dini tidaklah semudah menanamkan
kedisiplinan pada orang dewasa, butuh pembiasaan dan berulang-ulang dilakukan.
Sesungguhnya dalam hal ini guru memiliki peran yang sangat besar dalam diri anak di
lembaga PAUD.
Disiplin diharapkan mampu mendidik anak berperilaku sesuai dengan standar yang
ditetapkan kelompok sosial mereka, ia harus mempunyai empat unsur pokok, apapun cara
mendisiplinkan yang digunakan yaitu: peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi
dalam peraturan tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan dan
memaksanya, hukuman untuk pelanggaran peraturan, dan penghargaan untuk perilaku yang
baik dan sejalan dengan peraturan yang berlaku.
Menurut Gie (dalam Imron, 2011: 172) memberikan pengertian disiplin, “disiplin
adalah suatu keadan tertib di mana orangorang yang tergabung dalam suatu organisasi
tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati”.
Menurut Hurlock (2013: 85-91) hilangnya salah satu unsur pokok disiplin akan
menyebabkan sikap yang tidak menguntungkan bagi anak dan perilaku yang tidak sesuai
standar serta peraturan yang berlaku. Maka disiplin memiliki empat unsur sebagai berikut:
1) peraturan, 2) hukuman, 3) penghargaan, 4) konsistensi.
Gaya disiplin mempunyai pengaruh besar pada keterampilan sosial anak Hart (dalam
Syantut, 2007: 53) mengemukakan ada tiga gaya disiplin, yaitu: 1) Gaya Disiplin Permisif
(Permissive discipline style), 2) Kekuatan Gaya Disiplin Tegas Otoriter (Power assertive
discipline style authoritarian), 3) Gaya Disiplin Induktif Berwibawa (Inductive discipline
style authoritative).
Disiplin adalah suatu cara untuk membantu anak agar dapat mengembangkan
pengendalian diri. Dengan menggunakan disiplin, anak dapat memperoleh suatu Batasan
untuk memperbaiki tingkah lakunya yang salah. Pokok utama dalam disiplin adalah
peraturan, adapun peraturan yang ditetapkan agar pelaksanaan peraturannya dapat
berlangsung dengan efektif maka peraturan harus dapat dimengerti, diingat dan diterima
oleh anak.
1. Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Kedisiplinan Anak
Dalam membimbing dan mengembangkan potensi anak usia dini perlu memilih metode
yang tepat dan memiliki pemahaman dalam melaksanakan metode tersebut. Karena hal
ini akan berpengaruh terhadap optimal tidaknya keberhasilan dalam mencapai
kedisiplinan pada anak.
Pemilihan metode yang dilakukan pendidik atau guru semestinya dilandasi alasan yang
kuat. Setiap guru akan menggunakan metode sesuai dengan kebutuhan anak. Salah
satunya dengan menerapkan metode bercerita di PAUD. Metode bercerita merupakan
salah satu metode yang banyak dipergunakan.
Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau sesuatu
kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan
pengetahuan kepada orang lain (Bachri, 2005: 10).
Metode bercerita merupakan metode pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman
belajar bagi anak (Masitoh, 2011:10.3). Metode bercerita adalah penyampaian materi
pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik.
Moeslichatun (2004: 157) metode bercerita merupakan salah satu pemberian
pengalaman belajar bagi anak Taman Kanak-kanak melalui cerita yang disampaikan
secara lisan.
Pemilihan metode yang dapat mendukung pengembangan moral anak khususnya
pembentukan karakter disiplin dapat dilakukan dengan menggunakan metode bercerita.
Kegiatan bercerita memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral dan
keagamaan (Masitoh, 2011:10.7).
Dengan bercerita guru dapat menyampaikan pesan atau informasi yang terkait dengan
pembentukan karakter disiplin anak. Dalam hal ini cerita menempati posisi pertama
untuk mengubah etika anak-anak, karena sebuah cerita mampu menarik anak untuk
menyukai dan memperhatikannya (Hidayat, 2011:4.18).
Penggunaan metode bercerita dalam pembentukan karakter disiplin anak adalah pilihan
yang cerdas dan sangat bijak. Arti pentingnya cerita bagi anak usia dini, tidak dapat
dilepaskan dari kemampuan guru dalam mentransmisikan nilai-nilai luhur kehidupan
dalam bentuk cerita (Musfiroh, 2008:25).
Guru efektif memiliki kualitas pribadi yang memungkinkan mereka mengembangkan
hubungan kemanusiaan dengan siswa (Arends,2007:19). Untuk itu peranan guru dalam
membawakan cerita dengan baik sangat penting.
Pada Penelitian yang dilakukan oleh Bundiati D. Sihite pada tahun 2016 dengan judul
“Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Pembentukan Karakter Disiplin Anak Usia 5-6
Tahun.” mengemukakan bahwasannya ada pengaruh yang signifikan dari metode
bercerita terhadap pembentukan karakter disiplin anak usia 5-6 tahun di TK Santa Lusia
Medan.
2. Pengaruh Kemampuan Menyimak Terhadap Kedisiplinan Anak
Menyimak sebagai salah satu kegiatan berbahasa merupakan keterampilan yang cukup
mendasar dalam aktivitas berkomunikasi. Dalam kehidupan, manusia selalu dituntut
untuk menyimak, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Oleh sebab itu, kegiatan menyimak lebih banyak dilakukan dari pada kegiatan
berbahasa lain seperti berbicara, membaca dan menulis. Hal ini dibuktikan oleh Rivers
dalam Sutari, dkk (1997:8) kebanyakan anak usia dini menggunakan 45% waktunya
untuk menyimak, 30% untuk berbicara, 16% untuk membaca, dan hanya 9% saja untuk
menulis.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu Dwi Utami, Munisa, dan Abdi Syahrial Harahap
pada tahun 2020 dengan judul “Pengaruh Metode Bercerita Dan Kemampuan
Menyimak Pada Pembentukan Karakter Disiplin Anak Usia Dini” menunjukan bahwa
siswa yang memiliki kemampuan menyimak tinggi dengan metode bercerita
menggunakan boneka tangan dapat menghasilkan hasil pembentukan karakter disiplin
anak usia dini yang signifikan dari siswa yang memiliki kemampuan menyimak rendah
dengan metode bercerita menggunakan buku cerita bergambar.
Hal ini sesuai dengan teori Edgar Dale yang menyatakan hasil belajar seseorang
diperoleh melalui pengalaman langsung (kongkrit), kenyataan yang ada dilingkungan
kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal
(abstrak).
3. Pengaruh Metode Bercerita dan Kemampuan Menyimak Terhadap Kedisiplinan
Anak
Bercerita yang merupakan salah satu bentuk dari komunikasi memiliki hubungan erat
dengan kemampuan penyimakan daripada cerita yang disampaikan atau
dikomunikasikan, dimana tentu saja terdapat interaksi antara metode bercerita dan
kemampuan menyimak dalam mempengaruhi hasil pembentukan karakter disiplin anak
usia dini.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu Dwi Utami, Munisa, dan Abdi Syahrial Harahap
pada tahun 2020 dengan judul “Pengaruh Metode Bercerita Dan Kemampuan
Menyimak Pada Pembentukan Karakter Disiplin Anak Usia Dini” menunjukan
bahwasannya kelompok siswa yang memiliki kemampuan menyimak tinggi
memperoleh nilai rata-rata hasil pembentukan karakter disiplin lebih baik yang diajar
dengan metode bercerita menggunakan boneka tangan sedangkan kelompok siswa yang
memiliki kemampuan menyimak rendah, rata-rata nilai hasil pembentukan karakter
disiplin yang diperoleh lebih baik bagi yang diajar dengan menggunakan metode
bercerita buku cerita bergambar. Hal ini menunjukan bahwa interaksi antara metode
bercerita dengan kemampuan menyimak rendah terjadi pada nilai rata-rata hasil
pembentukan karakter disiplin yang rendah, sehingga kelihatan bahwa rata-rata nilai
hasil pembentukan karakter disiplin siswa yang memiliki kemampuan menyimak tinggi
di dominasi pada kelompok metode bercerita dengan boneka tangan.

B. Hasil Penelitian Terdahulu


No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1. Rahayu Dwi Pengaruh Metode Metode Pembentukan karakter
Utami, Bercerita Dan Bercerita disiplin siswa yang diajar
Munisa, dan Kemampuan (X1) dengan metode bercerita
Abdi Menyimak Pada Kemampuan menggunakan boneka
Syahrial Pembentukan Karakter Menyimak tangan lebih tinggi dari
Harahap Disiplin Anak Usia (X2) pada pembentukan
(2020) Dini Karakter karakter disiplin siswa
Disiplin yang di ajar dengan
Anak (Y) metode bercerita
menggunakan buku cerita
bergambar.
Pembentukan karakter
disiplin antara siswa yang
memiliki kemampuan
menyimak tinggi
dan siswa yang memiliki
kemampuan menyimak
rendah terdapat perbedaan
secara
signifikan. Terdapat
interaksi antara metode
bercerita dengan
kemampuan menyimak
terhadap pembentukan
karakter disiplin anak usia
dini.
2. Bundiati D. Pengaruh Metode Metode Metode bercerita
Sihite Bercerita Terhadap Bercerita berpengaruh secara
(2016) Pembentukan Karakter (X1) signifikan terhadap
Disiplin Anak Usia 5-6 Karakter pembentukan karakter
Tahun Disiplin disiplin anak usia 5-6
Anak (Y) tahun di TK Santa Lusia
Medan.
3. Erna Pengaruh Metode Metode Terdapat pengaruh dari
Listianingsi Bercerita dan Metode Bercerita variable metode bercerita
h (2020) Bermain terhadap (X1) dan metode bemain secara
Karakter Disiplin Anak Metode parsial terhadap karakter
Kelas B di RA Al Bemain (X2) kedisiplinan anak dan
Khadijah Purworejo Karakter terdapat pengaruh berbeda
Ngunut Kabupaten Disiplin dari variable metode
Tulungagung Anak (Y) bercerita dan metode
bemain secara simultan.

C. Dua Variabel Penelitian


1. Metode Bercerita
Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau sesuatu
kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan
pengetahuan kepada orang lain (Bachri, 2005: 10).
Metode bercerita merupakan metode pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman
belajar bagi anak (Masitoh, 2011:10.3). Metode bercerita adalah penyampaian materi
pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik.
Moeslichatun (2004: 157) metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman
belajar bagi anak Taman Kanak-kanak melalui cerita yang disampaikan secara lisan.
Pemilihan metode yang dapat mendukung pengembangan moral anak khususnya
pembentukan karakter disiplin dapat dilakukan dengan menggunakan metode bercerita.
Kegiatan bercerita memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral dan
keagamaan (Masitoh, 2011:10.7).
Dengan bercerita guru dapat menyampaikan pesan atau informasi yang terkait dengan
pembentukan karakter disiplin anak. Dalam hal ini cerita menempati posisi pertama untuk
mengubah etika anak-anak, karena sebuah cerita mampu menarik anak untuk menyukai
dan memperhatikannya (Hidayat, 2011:4.18).
2. Kemampuan Menyimak
Menyimak sebagai salah satu kegiatan berbahasa merupakan keterampilan yang cukup
mendasar dalam aktivitas berkomunikasi. Dalam kehidupan, manusia selalu dituntut
untuk menyimak, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Oleh sebab itu, kegiatan menyimak lebih banyak dilakukan dari pada kegiatan berbahasa
lain seperti berbicara, membaca dan menulis. Hal ini dibuktikan oleh Rivers dalam
Sutari, dkk (1997:8) kebanyakan anak usia dini menggunakan 45% waktunya untuk
menyimak, 30% untuk berbicara, 16% untuk membaca, dan hanya 9% saja untuk
menulis.

D. Hubungan Kedua Variabel Penelitian


Bercerita merupakan salah satu bentuk dari komunikasi yang memiliki hubungan erat
dengan kemampuan penyimakan daripada cerita yang disampaikan atau dikomunikasikan,
dimana tentu saja terdapat interaksi antara metode bercerita dan kemampuan menyimak
dalam mempengaruhi hasil pembentukan karakter disiplin anak usia dini.
Berdasarkan kenyataan di atas maka jelas bahwa kemampuan menyimak harus dibina
dan ditingkatkan pada anak usia dini sebagai pendukung dalam kegiatan metode bercerita
agar nilai-nilai atau informasi yang disampaikan guru dalam bercerita tersebut dapat diserap
anak dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

E. Daftar Pustaka
Bundianti, D. Sihite, “Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Pembentukan Karakter Disiplin
Anak Usia 5-6 Tahun.” Jurnal Usia Dini, Vol. 2, No. 1, Juni 2016.
Erna Listianingsih. 2020. “Pengaruh Metode Bercerita Dan Metode Bermain Terhadap
Karakter Disiplin Anak Kelas B Di Ra Al Khadijah Purworejo Ngunut Kabupaten
Tulungagung.” Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam
Negeri Tulungagung.
Gita Kurniawati, “Pengaruh Metode Pembelajaran Bermain Peran Terhadap Kedisiplinan
Anak Usia 5-6 Tahun.” Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA, 2019.
Rahayu Dwi Utami, Munisa, dan Abdi Syahrial Harahap, “Pengaruh Metode Bercerita Dan
Kemampuan Menyimak Pada Pembentukan Karakter Disiplin Anak Usia Dini.”
Journal of Scientific Information and Educational Creativity, Vol. 21, No. 2,
September 2020.

Anda mungkin juga menyukai