Anda di halaman 1dari 35

MODUL 3

(PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK


DIAGRAM)
KEGIATAN BELAJAR (KB) 1
MAC AM-MACAM BENTUK DIAG RA M UNTU K DATA T IDAK
B ERK
Data statistik terbagi menjadi 2, ELOMPO
yaitu data Kterkelompok dan data tidak
terkelompok

A. DATA TERKELOMPOK
Misalnya, data tentang inteligensi anak-anak Sekolah Dasar. Kumpulan data ini sejenis, karena hanya
membicarakan soal inteligensinya saja. Setiap anak Sekolah Dasar memiliki identitas tentang indeks
inteligensinya (IQ), namun IQ-IQ tersebut tidak selalu sama antara anak yang satu dengan anak lainnya.
Dengan demikian data tersebut merupakan kumpulan dari IQ-IQ. Untuk lebih memudahkan proses
penyampaian, khususnya untuk keperluan laporan dan pengolahan, biasanya kumpulan data itu
disederhanakan menjadi beberapa kumpulan bagian atau biasa kita sebut kelompok-kelompok (klaster-
klaster). Pengelompokan ini mempunyai aturan tersendiri, seperti adanya panjang kelas interval, dan
banyaknya kelas interval.
B. DATA TIDAK TERKELOMPOK
Data yang tidak terkelompok umumnya digunakan bagi data yang berasal dari ukuran yang kecil, di mana tanpa
kita mengelompokkannya. Hal itu tidak akan mengganggu teknik pengelolaan selanjutnya, misalkan data
tentang banyaknya murid perempuan dan laki-laki yang terdapat pada setiap kelas sebuah sekolah dasar
tertentu.

Biasanya banyak murid pada setiap kelasnya berkisar antara 40 sampai dengan 50 siswa, katakanlah dari 50
siswa itu terdiri dari 30 murid perempuan dan 20 murid laki-laki. Dengan data seukuran itu tentunya tidak
menyulitkan kita untuk melakukan pengelolaan (data itu tidak perlu diolah ke dalam bentuk data terkelompok).
Data semacam ini cukup diurutkan ke dalam kolom-kolom yang tidak terlalu panjang, dan cara mengurutkannya
tidak perlu ada aturan-aturannya seperti pada data terkelompok, yaitu dengan adanya panjang kelas interval,
banyak kelas, dan sebagainya.
Umumnya pada data tidak terkelompok merupakan variabel diskrit, dan perlu juga diperhatikan bahwa antara
data yang satu dengan data yang lainnya tidak memiliki suatu hubungan, atau dengan kata lain masing-masing
data itu terpisah (disjoint).
C. PENYAJIAN DATA TIDAK TERKELOMPOK DALAM BENTUK DIAGRAM
Teknik penyajian data dalam bentuk diagram berdasarkan data tidak terkelompok, artinya data yang belum
disusun dalam tabel distribusi frekuensi, di antaranya: diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran,
diagram titik, dan diagram lambang.

1. Diagram Batang
Diagram batang adalah diagram yang berdasarkan data berbentuk kategori. Langkah-langkah dalam membuat
diagram batang adalah sebagai berikut.

a) Buat dua buah sumbu, yaitu sumbu datar dan sumbu tegak. Dalam sumbu datar ditulis nama
kategorinya dan pada sumbu tegaknya ditulis frekuensi yang bersesuaian dengan setiap kategori. Dalam
pembagian skalanya masing-masing sumbu sebaiknya mengambil skala yang proporsional. Buat batang-batang
pada setiap kategori berupa empat persegi panjang dengan lebar yang sama pada setiap kategori dan tingginya
sesuai nilai frekuensi pada setiap kategori. Jarak antara batang yang satu dengan batang lainnya juga harus
sama.
b) Untuk selanjutnya masing-masing batang tersebut diberi warna yang sama atau diarsir dengan corak yang
sama.

c) Di bawah diagram diberi judul diagram dengan paragraf tengah (center). Judul diagram terdiri dari nomor,
masalah apa, di mana masalah itu terjadi, dan kapan masalah itu terjadi. Nomor diagram dibuat agar lebih
mudah dalam pencarian diagram. Biasanya nomor itu meliputi bab berapa materi itu sedang dibahas dan nomor
urut diagram itu sendiri. Misal Gambar 3 (5) artinya gambar itu membahas bab tiga dan urutan gambar kelima
yang sedang dibahas

Contoh : Misalkan jumlah siswa SD, SMP, SMA, SMEA dan STM di kota "X" pada
Tahun 1990 adalah
Jumlah siswa SD ada 1500 orang,
Jumlah siswa SMP ada 900 orang,
Jumlah siswa SMA ada 1100 orang,
Jumlah siswa SMEA ada 1250 orang,
Jumlah siswa STM ada 870 orang.
Gambarkan diagram batangnya.
2. DIAGRAM LINGKARAN
Diagram lingkaran diartikan sebagai cara penyajian sekumpulan data ke dalam lingkaran, lingkarannya dibagi
menjadi beberapa bagian sesuai dengan pengklasifikasian data. Dalam menggambarkan diagram lingkaran data
yang digunakan berupa nama- nama kategori yang masing-masing mempunyai nilai frekuensinya.

Langkah-langkah dalam membuat diagram lingkaran adalah sebagai berikut.


a)Ubah nilai data absolut ke dalam bentuk persentase untuk masing-masing kategori.
b)Ubah nilai data dalam bentuk persentase ke dalam satuan derajat untuk masing- masing kategori.
c)Buat sebuah lingkaran dengan menggunakan jangka, ukuran lingkarannya jangan terlalu besar, dan jangan
terlalu kecil
d)Masukkan kategori yang pertama seukuran sudut kategori tersebut dengan menggunakan busur derajat.
Sebaiknya, dimulai dari titik yang tertinggi (000° pada jurusan tiga angka).
e)Masukkan kategori-kategori lainnya ke dalam lingkaran seukuran masing-masing sudut pada kategori tersebut
sesuai dengan arah jarum jam.
a)Kemudian untuk setiap kategori yang terdapat dalam lingkaran, hendaknya diberi
corak atau warna yang berbeda.
b)Dan terakhir untuk setiap kategori yang terdapat dalam lingkaran hendaknya
diberi identitas.
·nama kategori disertai nilai persentasenya, atau
·nilai persentasenya saja, sedangkan nama kategorinya dicantumkan pada catatan
tersendiri yang terletak di luar lingkaran disertai dengan corak atau warna yang
sesuai seperti dalam lingkaran.

Contoh 3: Lihat kembali data dalam Contoh 2 mengenai jumlah siswa SD, SMP,
SMA, SMEA dan STM di kota "X" pada Tahun 1990. Gambarkan diagram
lingkarannya.
3. DIAGRAM TITIK
Diagram titik dapat juga dikatakan sebagai diagram koordinat karena penyajian data
melalui diagram ini hanya merupakan titik-titik koordinat yang memberikan gambaran
antara data atau variabel yang terdapat di sumbu datar (horizontal) dengan yang terdapat
di sumbu tegak (vertikal). Langkah-langkah menggambarkannya tidak berbeda jauh
dengan langkah-langkah seperti menggambar diagram batang, namun pada setiap
kategori, yang terlihat bukan merupakan batang-batang, melainkan berupa titik-titik yang
merupakan koordinat antara absis dan ordinat.
Dalam hal ini, antara daerah yang satu dengan daerah lainnya terpisah (disjoint). Oleh sebab itu, kita tidak boleh
menghubungkan garis antara dua titik yang berdekatan sehingga menjadi diagram garis. Kecuali jika sumbu
horizontal merupakan "waktu", di mana waktu tersebut merupakan variabel yang kontinu.
4. DIAGRAM GARIS
Diagram garis adalah diagram yang digambarkan berdasarkan data waktu. Biasanya waktu yang digunakan adalah
tahun atau bulan. Langkah-langkah dalam membuat diagram garis adalah sebagai berikut.
a) Buatlah dua buah sumbu, yaitu sumbu datar dan sumbu tegak. Pada sumbu datar biasanya menunjukkan waktu,
sedangkan pada sumbu tegak menunjukkan bilangan frekuensinya. Dalam pembagian skala pada masing-masing
sumbu sebaiknya mengambil skala yang proporsional.
b) Sesuaikan data pada masing-masing sumbu, artinya data tahun pada sumbu datar dibuat garis bantu ke atas
sehingga berpotongan dengan garis bantu dari sumbu tegak yang merupakan frekuensi kategori tersebut.
c) Jika semua data sudah disesuaikan pada masing-masing sumbu, maka akan terdapat sekumpulan titik-titik.
d) Hubungkan titik-titik tersebut sehingga akan diperoleh diagram garis.
e) Di bawah diagram diberi judul diagram dengan paragraf tengah (center). Judul diagram terdiri dari nomor,
masalah apa, di mana masalah itu terjadi, dan kapan masalah itu terjadi. Nomor diagram dibuat agar lebih mudah
dalam pencarian diagram.
Contoh 4: Berikut ini diberikan data mengenai jumlah siswa yang diterima di sebuah
SMA dari Tahun 1980 sampai 1986.
Tahun 1980 siswa yang diterima berjumlah 150 orang.
Tahun 1981 siswa yang diterima berjumlah 162 orang.
Tahun 1982 siswa yang diterima berjumlah 175 orang.
Tahun 1983 siswa yang diterima berjumlah 200 orang.
Tahun 1984 siswa yang diterima berjumlah 225 orang.
Tahun 1985 siswa yang diterima berjumlah 230 orang.
Tahun 1986 siswa yang diterima berjumlah 240 orang.
5. DIAGRAM LAMBANG (GAMBAR / PIKTOGRAM)
Diagram Lambang adalah suatu cara penyajian data dalam menggunakan lambang-lambang. Lambang-
lambang yang digunakan harus sesuai dengan objek yang diteliti. Misalnya, data yang digunakan
mengenai jumlah siswa maka lambang yang digunakannya adalah gambar orang. Langkah-langkah
dalam membuat diagram lambang adalah sebagai berikut.

a) Buat tiga buah kolom, dengan ketentuan sebagai berikut.


Kolom pertama berisi nama-nama kategori,
Kolom kedua berisi lambang yang digunakan, dan
Kolom ketiga berisi frekuensinya.

b) Di bawah diagram diberi catatan berisi satu lambang (digambarkan) mewakili sejumlah objek tertentu.
Bilangan yang dipakai untuk satu lambang ini hendaknya jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil.

c) Tulis nama kategori pertama dan gambarkan lambangnya pada kolom lambang serta tuliskan banyak datanya
pada kolom frekuensi.
d) Banyaknya lambang yang digambarkan tidak sama dengan banyaknya yang ada tetapi kalau dikalikan
dengan bilangan yang mewakili satu lambang tersebut sama dengan frekuensinya. Dengan demikian,
kemungkinan ada lambang yang digambarkan secara tidak utuh.

e) Untuk kategori lainnya dapat dilakukan seperti pada kategori pertama.


c)Di bagian tengah bawah diagram diberi nomor agar lebih mudah dalam pencarian diagram. Biasanya
nomor itu meliputi bab berapa materi itu sedang dibahas dan nomor urut diagram itu sendiri. Kemudian di
bawahnya disertai penjelasan mengenai datanya.

C o n to h :
B er iku t dat a p em in jam b u k u d i p er p ust ak aan .
H a ri S e n in se ban ya k 2 5 sisw a.
H a ri S e lasa seb an y ak 2 0 si sw a.
H a ri R ab u seb an y ak 3 0 sisw a.
H a ri K a m is se b an y ak 1 5 sisw a.
H a ri Ju m ’at se ba n ya k 1 0 sisw a .
H a ri S a b tu se ban ya k 4 5 sisw a.
D a ta d i atas d ap at d isaj ika n dal am b en tu k dia g ram g am b ar. D iag ra m la m ba n g d a ta
d iw ak il i ole h g a m ba r, se hin g g a n am p ak m en ar ik .
MODUL 3 KEGIATAN BELAJAR 2
Macam – Macam Bentuk Diagram untuk Data Terkelompok
A. HISTOGRAM DAN POLIGON FREKUENSI
Adapun langkah-langkah dalam menggambarkan histogram dan poligon frekuensi, sebagai berikut :

• Buat dua sumbu, sumbu datar dan sumbu tegak.


Pada sumbu datar memuat bilangan yang merupakan batas-batas bawah semua kelas interval dan batas atas
pada kelas interval terakhir (ada juga yang menggunakan titik tengah atau tanda kelas untuk setiap kelas
interval). Sumbu tegaknya mengenai nilai frekuensi dari data yang bersesuaian dengan kelas intervalnya)
• Untuk kelas interval pertama, pada sumbu datar dibatasi oleh batas bawahnya dan batas atasnya.
(Pada batas bawah dan batas atas masing-masing ditarik garis tegak lurus ke atas sampai menunjukkan bilangan
yang sesuai dengan frekuensi pada sumbu tegak. Selanjutnya, hubungkan kedua ujungnya, sehingga akan
terbentuk sebuah batang yang berupa empat persegi panjang. Ulangi kegiatan ini hingga seluruh kelas interval
terakhir. Dalam hal ini, batas bawah kelas interval kedua sama dengan batas atas kelas interval pertama,
sehingga garis yang ditarik tegak lurus akan berimpit dan akan diperoleh batang-batang yang saling berimpit
kemudian grafik inilah yang dinamakan histogram)
• Apabila dari histogram ini, titik-titik tengah sisi atas persegi panjang dihubungkan satu sama lain dan
hubungkan sisi atas pertama dengan setengah jarak dari panjang kelas yang diukurkan ke kiri batas bawah
kelas interval pertama, serta hubungkan sisi atas terakhir dengan setengah jarak dari panjang kelas yang
diukurkan ke kanan batas atas interval terakhir maka akan diperoleh poligon frekuensi.

• Lalu Di bawah diagram diberi judul diagram dengan paragraf tengah (center). Judul diagram terdiri dari
nomor, masalah apa, di mana masalah itu terjadi, dan kapan masalah itu terjadi. Nomor diagram dibuat agar
lebih mudah dalam pencarian diagram.

Contoh :
Tinggi badan dicatat dalam cm dari sejumlah mahasiswa angkatan 1989/1990 di Universitas A diberikan dalam
tabel berikut :
Penyelesaian dengan gambar histogram serta poligon frekuensinya :
Ada dua cara kita yang dapat membuat histogram dan poligon frekuensi daridaftar distribusi
frekuensi di atas yakni :

1.Pada sumbu tegaknya kita cantumkan bilangan-bilangan untuk nilai frekuensinya. Untuk
menyesuaikan dengan daftar di atas kita tentukan bilangan-bilangan itu adalah 0, 5, 10, 15, 20, dan
25. Seperti gambar dibawah :
2. Pada sumbu datarnya kita bisa cantumkan data tinggi badan yang diambil dari titik-titik tengah
setiap kelas interval (dalam hal ini 153, 156, 159, 162, 165, 168,171) atau dari batas bawah dan
batas atas setiap kelas interval (151,5, 154,5,157,5, 160,5, 163,5, 166,5, 169,5, 172,5).
B. OGIVE (OZAIV)
Sekumpulan data yang sudah disusun dalam tabel distribusi frekuensi kumulatif maka dari daftar tersebut
kita dapat menggambarkan grafik ogive atau ozaiv.

(Karena tabel distribusi frekuensi kumulatif ada dua macam, yaitu tabel distribusi frekuensi kumulatif
"kurang dari" dan tabel distribusi frekuensi kumulatif "atau lebih" maka grafiknya juga ada dua macam, yaitu
ogive positif dan ogive negatif.

Grafik yang dibuat berdasarkan data yang sudah disusun dalam tabel distribusi frekuensi kumulatif "kurang
dari" disebut ogive positif. Sedangkan grafik yang dibuat berdasarkan data yang sudah disusun dalam tabel
distribusi frekuensi kumulatif "atau lebih" disebut ogive negatif.

Contoh :
Diberikan data dalam tabel distribusi frekuensi kumulatif berikut ini.
Penyelesaian Gambarkan ogive positif dan ogive negatif.
Sumbu datarnya berisi bilangan-bilangan 61, 66, 71,76, 81,86, 91,96. Sumbu tegaknya berisi bilangan-
bilangan 10, 20, 30, 40. Pada sumbu datarnya jarak antara 0 dan 61 dibuat loncatan karena selisihnya 61,
sedangkan yang lainnya berselisih 5. Gambar sebagai berikut :
MODUL 4 KB 1 NILAI RATA-RATA

Nilai rata-rata merupakan salah satu ukuran untuk memberikan gambaran yang Nebih jelas dan singkat
tentang sekumpulan data mengenai sesuatu persoalan, apakah tentang sampel ataupun populasi selain
penyajian melalui daftar atau diagram.
Nilai rata-rata merupakan salah satu dari ukuran gejala pusat.\

Nilai Rata-rata:
• Rata-rata hitung
• Rata-rata ukur
• Rata-rata harmonis
• Rata-rata kuadratis

Rata-rata hitung
Rata-rata hitung mupakan ukuran yang paling banyak pakai
Contoh soal:
Jika diketahui lima buah data 20, 35, 24 , 46 dan 30,tentukan nilai rata-rata data tersebut!
Jawaban:
• Rata-rata ukur
Contoh soal:
Jika diketahui empat buah data 5, 6, 6 , dan 8tentukan nilai rata-rata ukur data tersebut!
Jawaban:

• Rata-rata harmonis
Contoh soal:
Jika diketahui tiga buah data 3, 6, dan 8 tentukan nilairata-rata harmonis data tersebut!
Jawaban:

• Rata-rata kuadratis
Contoh soal:
Jika diketahui tiga buah data 2, 3, dan 5 tentukan nilai rata-rata harmonis data tersebut:
Jawaban :

Anda mungkin juga menyukai