Anda di halaman 1dari 10

Penyajian Data

Penyajian data (presentation data) terdiri dari tiga langkah berikut

1. Suatu bentuk tulisan / grafik yang merupakan hasil kompilasi dari pengolahan data.
2. Tujuan memberikan infromasi dan memudahkan interpretaasi hasil analisis.
3. Bentuk penyajian data dapat berupa atau narasi, tablet atau daftar dan gambar atau
grafik / diagram.

Tulisan / Narasi/ Kaata-kata

Tulisan narasi / textuler adalah penyajian data untuk menjelaskan prosedur dan hasil
penelitian maupun kesimpulan. Penyajian secara textuler biasanya di gunakan untuk
penelitian atau data kualitatif dan penyajian data dilakukan dalam bentuk kalimat.

Sifat penyajian data textuler , di buat dalam bentuk narasi, mulai dari pengambilan data
sampai kesimpulan, sering di pakai dan kurang menggambatrkan bentuk statistic jika terlalu
banyak datanya. Contoh penyajian data secara textuler.

1. Insiden penyebaran penyakit DHF di daerah perkotaan lebih banyak di bandingkan


dengan di daerah pedesaan.
2. Luas wilayah kerja puskesmas X 40 km²
3. Jumlah penduduk puskesmas X 54.000 jiwa.
4. Daerah kerja puskesmas X terdiri atas 10 desa, dengan satelit-satelitnya, dua puskesmas
pembantu (Pustu), enam bidan desa, dan satu pusling.

Tablet atau Daftar

Penyajian yang terbentuk table/ daftar merupakan penyajian yang sistematis dari data dalam
bentuk angka ( data numerik ) yang disusun dalam kolom dan baris disaajikan secara singkat
dan jelas sehingga dapat memberi gambaran perbandingan-perbandinngan. Tujuan penyajian
data secaara table adalah menunjukan frekuensi kejadian dalam kategori yang berbeda.

Syarat pembuatan tabel :


1. Judul table, memberikan keterangan yang mandiri tentang 3 W, yaitu what, where, dan
when “apa/siapa” di mana, dan kapan dilakukan. Di tuliskan di tengah-tengah bagian
atas, singkat, jelas, dan lengkap.
2. Ada bagian data yang menerangkan tentang frekuensi distribusi kejadian, yaitu judul
kolom (box head) yang di tulis singkat dan jelas, biasanya dalam beberapa baris.
Usahakan jangan ada pemutusan kata serta ada judul baris (stub), yaitu berisikan item-
item yang di teliti, yang terdiri atas beberapa sel table.
3. Terdiri atas baris dan kolom.
4. Ada jumlah kolom dan jumlah baris serta jumlah keseluruhan (total silang dari jumlah
kolom dan jumlah baris)
5. Pengamatan terkecil dan terbesar harus masuk, tidak ada overlapping
6. Lebar kelas internal harus sama.
7. Ada catatan kkaki (footnote) untuk menerangkan sumber data di peroleh atau keterangan lain
yang diperlukan untuk memperjelaskan penyajian table, misalnya kode atau singkatan

Judul kolom
(Box head)
Judul
baris sub
Grand total
Berdasarkan penggunaannya, table dalam statistic di bedakan menjadi dua, yaitu (master
table) atau table umum dan table khusus ( texts table ).
1. Table umum (Master Table)
a. Data yang disajikan adalah data aslinya, sehingga dapat digunakan untuk table
khusus.
b. Data yang disajikan terperinci. Sehingga bagi yang memerlukan atau pembaca
dapat memperoleh semua informasi yang diperlukan.
c. Sumber keterangan untuk data asli.

Ciri—ciri table umum :

1. Berisi keterangan aneka ragam tentang subjek yang sama atau berisi semua
variable yang di teliti.
2. Untuk data kuantitatif berisi angka absolut ( bukan presentasi).
3. Berisi keterangan yang mudah di pakai untuk rujukan.
4. Nilai yang di masukkan adalah nilai asli dan belum di bulatkan.
Ciri penderita tuberculosis parum desa cerme lor kecamatan cerme, gersik, 2008

No Nama Usia Jenis pendidikan Suku Status Dsb


(th) kelamin ekonomi
1 Yani 20 L PT Jawa Menengah -
2 Ana 14 P SLTP Jawa Rendah -
3 Anton 10 L SD Jawa Rendah -
4 Ari 8 L SD Jawa rendah -

2. Table khusus (Texs Table)


Table khusus adalah table yang menggambarkan adanya hubungan dan mengambil
salah satu aspek dari table umum, sehinggaa mudah diinterprestasikan, karena angka-
angka sudah dapat di bulatkan.
Berikut ini adalah jenis-jenis table.
a. Tabulasi satu variable ( one-way frequency tables ) atau tabulasi distribusi
frekuensi. Berikut ini ciri-ciri tabulasi satu variable.
1) Bentuk table sederhana, biasanya data terdiri atas 1 variabel yang disertai
frekuensi masing-masing kategori tersbeut.
2) Terdiri atas 2-3 kolom.
3) Kolom pertama berisi kategori atau kelompok atas variable yang diamati dan
dicatat.
4) Kolom kedua berisi frekuensi dari masing-masing kategori.
5) Kolom ketiga berisi persentasi dari masing-masing kategori.

Distribusi usia responden, kabupaten Gresik,2008

Usia (dalam tahun) Jumlah Persentase


< 20 6 2,56
20 – 24 74 31,62
25 – 29 85 36,62
30 - 34 48 20,51
35 - 39 14 5,98
40 – 44 4 1,70
>44 3 1,29
b. Tabulasi silang ( two way frequency tables ) atau teks table, disebut juga table
kontingensi.
1) Untuk data yang terdiri atas dua variable atau dua faktor, di buat table
kontingensi atau tabulasi silang berukuran b x k dengan b menyatakan banyak
baris b dan k menyatakan banyak kolom.
2) Untuk mengetahui hubungan antar variable atau membedakan proporsi suatu
kejadian antar kelompok yang berbeda.
3) Secara umum, variabel independen di letakkan pada kolom dan variabel
dependen pada baris.
4) Pemberian persentase menurut masing-masing kolom.

Pendidikan Social ekonomi Jumlah


Rendah Menengah Tinggi
Buta huruf 29 8 3 40
Tidak tamat SD 20 23 20 63
Tamat SD 24 15 19 58
Tamat SLTP / Sederajat 5 18 19 42
Tamat SLTA / Sederajat 3 15 12 30
Jumlah 18 81 72 234
Gambar atau Grafik/Diagram
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan
Arah dan tujuan analisis data, ketersediaan data, alat bantu pembuatan grafik,
serta ketepatan dalam memilih model/ jenis grafik yang disajikan.
Syarat/prinsip gambar atau grafik/diagram
1. Sederhana, tidak banyak garis atau symbol.
2. Dapat memberikan keterangan secara mandiri ( Self explanatory )
3. Untuk menggambarkan lebih dari satu hubungan antar variabel harus di
gunakan keterangan atau legenda.
4. Judul di bawah garfik.
5. Garis grafik lebih tebal dari garis koordinat.
6. Frekuensi pada sumbu y dan klasifikasi sumbu x.
7. Skala frekuensi di mulai 0 dengan pemberian tanda skala di mulai daari
kiri ke kanan dan dari baawah ke atas.
8. Pembagian skala dan besar harus jelas nilai interval sama.

Berikut ini adalah jenis-jenis diagram

1.diagram linngkungan (Pie diagram)


a. penyajikan data kualitatif sebagai komponen perbandingan dan keseluruhan

b. syarat diagram lingkaran

bentuk lingkaran dengan jumlah komponen 100% atau 360o pehitungan luas
komponen atau sekor merupakan perbandingan yang di kalikkan dengan
100%

2. Diagram garis
a. Menyajikan data kuantitatif dengan menggunakan system koordinat (sumbu x dan
sumbu y) dimana sumbu x menggambarkan variabel independen, sedangkan
sumbu y menggambarkan variabel dependen.
b. Melihat tren/kecenderungan atau menggambarkan perubahan nilai dari waktu ke
waktu dalam suatu pengamatan atau meramalkan sifat-sifat agregat.
c. Sumbu y berupa angka mutlak, persentase, rasio atau rate, sumbu X berupa
waktu.
d. Menyajikan data kuantitatif.

3. Diagram batang
a. Bertujuan melihat kecenderungan data/ pengamatan menurut waktu, di mana sumbu
x berisi data waktu dan sumbu y menunjukan frekuensi nilai dari variabel data.
b. Membandingkan beberapa pengamatan data menurut data menurut data dan jenis atau
kategori tertentu.
c. Macam-macam diagram batang di antaranya : histogram, polygon frekuensi, bar
chart.

4. Diagram pancar ( scatter diagram )

a) Penyajian grafik yang di peroleh dari hasil pencarian data ( titik-titik frekuensi data ).

b) Menyajikan hubungan (korelasi) antara dua variable.

5. Pictogram

a) Menggambarkan simbol-simbol atau gamr-gambar, di mana masing-masinng simbol


menggambarkan jumlah tertentu.

b) Menggambarkan suatu visualisasi data bagi masyarakat yang tidak biasa membaca
data.

Cara mengolah data


Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengolah data adalah sebagai berikut

1) Membuat table distribusi frekuensi

Contoh :

Didapatkan angka berat badan dari 32 orang balita yang berusia 4 bulan adalah :

5 4 4 4 6 5 5 7

5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5 5 5

3 3 5 6 6 5 5 5

2) Menentukan banyak nya kelas

Cara menentukan banyaknya kelas dengan cara sebagi berikut

a) Tentukan nilai terbesar dari data yang ada. Jika berdasarkan data di atas berarti 7.

b) Tentukan nilai terkecil dari data yang ada. Jika berdasarkan data di atas berarti3.

c) Kurangi nilai terbesar dengan nilai terkecil, yaitu 7 – 3 =4

d) Jika diambil interval (i) = 4, maka banyaknya kelas (k) = 4 : 4 = 1

Ternyata banyaknya kelas pada data di atas tidak memenuhi kelas yang baik, yaitu
antara 8 -20 kelas, sehingga interval = 4 tidak kita gunakan. Selanjutnya dapat dicoba
dengan (i) = 1, maka banyaknya kelas (k) = 4 : 1=1

Dari perhitungan tersebut, ternyata banyakk kelas = 4 masih belum memenuhi


ketentuan yang ada. Namun jal ini tidaklah mutlak karena untuk menentukan
banyaknya kelas interval di pengaruhi olehrange nilai tertinggi dan nilai terendah. Di
samping itu, jumlah penyebaran angka juga ikut menentukan. Makin banyak
penyebaran angka makin mudah untuk membuat banyaknya kelas interval sesuai
dengan ketentuan.
k = 1 + 3.322 log n

keterangan :

k = banyaknya kelas

n = banyaknya data.

3) Menentukan lebar kelas/kelas interval

Lebar kelas harus sama. Rumus untuk mencari interval (i) secara umum adalah
sebagai berikut

atau

keterangan :

I = interval kelas / besar kelas interval

R = range, adalah nilai observasi data yang paling tertinggi di kurangi nilai yang
paling rednah

K = banyak kelas

atau maka = 1,33 di bulatkan menjadi 1

Pengelompokan hasil berat badan dapat di lihat

Pengelompokan berat badan dari 32 orang balita yang berusia 4 bulan

No Kelas interval f %
1 3–4 5 115.62
2 5–6 26 81.25
3 7-8 1 3.13
N = 32 100.00
Ukuran pemutasan ( Tendensi Sentral )

1. Rata – rata hitung ( arithmetic mean )


Rata-rata hitung dapat dilakukan untuk data yang tidak dikelompokkan ( ungrouped )
maupun data yang dikelompokkan ( grouped data )
2. Rumus untuk data yang tidak dikelompokkan adalah

Rata – rata hitung =

Data berat badan ( BB ) dari 10 orang mahasiswa DIII Keperawatan ( AKPER ) pemda gresik pada
tahun 2007/2008

No Nama Mahasiswa Berat Badan ( BB ) dalam


Kg
1
2
3
4

Anda mungkin juga menyukai