Anda di halaman 1dari 4

A.

Distribusi data
Distribusi atau probabiliti distribusi data adalah suatu fungsi yang menunjukan semua
nilai dari sebuah data dan seberapa sering nilai tersebut terjadi.Ketika distribusi dari
data kategorikal divisualkan, kita akan melihat persentasi dari setiap group. Ketika
distribusi numerikal divisualkan, sering kali kita melihat disusun secara ascending
atau dari kecil ke besar.
1. Normal Distribution
Normal distribution berdasarkan pada data numerical kontinu, dan grapic akan
membentuk lonceng simetris. Dapat dikatakan, hampir 68% data berkisar disekitar
mean (average atau nilai rata-rata). Makin menjauh dari mean baik kearah kiri
atau kanan, akan makin menurun, ditunjukan dengan kurva yang menurun.
Menunjukan pengaruh outlier (atau data yang diluar kebiasaan) tidak ada.
Dikarenakan simetris, maka mean dan median berada di titik yang sama, tepat di
tengah kurva.
2. Standart Normal Distribution
Distribusi normal standar adalah distribusi normal dengan rata-rata nol dan
simpangan baku 1. Distribusi normal standar berpusat pada nol dan derajat
penyimpangan pengukuran tertentu dari rata-rata diberikan oleh simpangan baku.
Untuk distribusi normal standar, 68% dari pengamatan berada dalam 1 standar
deviasi dari mean; 95% terletak dalam dua standar deviasi dari mean; dan 99,9%
terletak dalam 3 standar deviasi dari mean. Sampai titik ini, kami telah
menggunakan "X" untuk menunjukkan variabel yang diinginkan (misalnya,
X=BMI, X=tinggi, X=berat). Namun, ketika menggunakan distribusi normal
standar, kami akan menggunakan "Z" untuk merujuk ke variabel dalam konteks
distribusi normal standar. Setelah standarisasi, BMI=30 yang dibahas pada
halaman sebelumnya ditunjukkan di bawah ini terletak 0,16667 unit di atas rata-
rata 0 pada distribusi normal standar di sebelah kanan.

3. Univorm Distribution
Adalah distribusi dimana setiap value yang terjadi memiliki probabilitas yang
sama. Dapat diambil contoh bila kita mengocok dadu, untuk mendapatkan 1,2
hingga 6, semuanya memiliki probabilitas 1/6.
B. Macam-macam table
Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan informasi dan
gambaran mengenai jumlah secara rinci sehingga memudahkan untuk dilakukan
analisis terhadap data tersebut. Macam–macam penyajian data dalam bentuk tabel
diantaranya adalah :
1. Tabel baris dan kolom
Tabel baris kolom ini adalah yang terdiri dari baris dan kolom. Tabel baris dan
kolom ini dapat dibedakan menjadi tiga arah, yaitu tabel satu arah, dua arah dan
tiga arah.
 Tabel satu arah yaitu tabel yang berisi mengenai sutau hal atau satu
karakteristik saja. Tabel ini merupakan bentuk tabel yang paling sederhana
Contoh :
Top Brand Index 5 perusahaan Smarthpone
di Indonesia tahun 2015
No Merek Top Brand Index
1 Samsung 29.7 %
2 Blackberry 24.7 %
3 Nokia 16.7 %
4 Iphone 4.5 %
5 smartfren 3.8 %
 Tabel dua arah yaitu tabel yang berisi menganai hubungan dua hal atau
dua karakteristik yang berbeda.
Contoh :
Penjualan dan Market Share 5 Perusahaan Smartphone
No Perusahaan Unit (Juta) Mareket Share
1 Samsung 78,1 23,8%
2 Apple 39,3 12%
3 Huawei 17,3 5,3%
4 Xiaomi 16,9 5,2%
5 Lenovo 16,8 5,1%
6 Other 159,2 48,6
Total 327,6 100
 Tabel tiga arah, yaitu tabel yang berisi mengenasi hubungan tiga hal atau
tiga karakteristik yang berbeda.
Contoh :
Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011
wilayah WNI ( Ribuan) WNA Total
L P Jumlah L P Jumlah
Jakarta 575.2 547,7 1.122,9 342 354 696 1.123,7
pusat
Jakarta 887,1 828,5 1,715,5 433 374 807 1.716,3
utara
Jakarta 1.1651,1 1.094.1 2,259,6 389 346 735 2.260,3
barat
Jakarta 1.510,1 1.035,1 2,134,8 401 340 743 2.135,6
selatan
Jakarta 12,6 1,415,2 2,925,6 574 536 1.110 2.926,7
timut
Kep 1,099,1 12,3 24,9 6 2 8 24,9
seribu
Total 5.250,6 4.932,8 10,183, 2.145 1.952 4.097 10.187,6
5

2. Table kontingensi
Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, namun dalam tabel
ini memiliki ciri khusus, yaitu menyajikan data yang terdiri atas dua faktor atau
dua variabel, faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri atas k
kategori, dapat dibuat daftar kontingensi berukuran b x k dengan b menyatakan
baris dan k menyatakan kolom.
Contoh :
Tingkat Pendidikan Responden berdasarkan jenis kelamin
Tingkat Pendidikan Jumlah
Jenis Kelamin
SD SMP SMA
Laki-laki 25 20 15 60
Perempuan 20 12 8 40
Jumlah 45 32 23 100
3. Tabel Silang
Penyajian data dalam bentuk tabel silang dapat memberikan informasi mengenai
dua hal atau atau lebih yang berkaitan/berhubungan secara bersamaan. Misalnya
data hasil penelitian yang berupa perhitungan frekuensi dan prosentase jumlah
karyawan yang memiliki Tabel silang dapat hanya terdiri dari satu variable tetapi
dapat juga terdiri dari dua variable. Tergantung pertanyaan atau keadaan yang
ingin dideskripsikan. Dengan demikian, pemilihan penyajian data ke dalam tabel
silang satu atau dua variable akan tergantung dari data yang diperoleh. Tabel
silang satu variable digunakan untuk menggambarkan data dengan menampillkan
satu karakteristiknya saja. Misal jumlah keseluruhan. Sementara tabel silang dua
variable digunakan untuk menggambarkan data dengan menampilkan dua
karakteristiknya. Misalnya jumlah keseluruhan dan jumlah per gender.
C. Cara Menyusun tabel
1. Mengurutkan data.
2. Menentukan range atau jangkauan data
Range atau jangkauan merupakan ukuran penyebaran atau ukuran diskripsi dari
data. Jangkauan adalah selisih nilai terbesar dan terkecil dari data. Jangkauan
menunjukan seberapa tersebarnya nilai-nilai dakam data tersebut.
3. Menentukan jumlah kelas
Kelas adalah kelompok nilai data atau variable dari suatu data acak. Dalam
menentukan jumlah kelas menggunkan aturan sturgess, yakni aturan dalam
statistika yang diturunkan dari distribusi binominal, digunakan untuk menentukan
banyaknya kelas pada distribusi frekuensi data berkelompok.
Dengan rumus = k : 1+3,3 log n
Keterangan = k : Jumlah kelas
n : Jumlah data
4. Menentukan Panjang interval kelas
Panjang interval kelas adalah jarak antara tepi atas dan tepi bawah kelas. Panjang
interval kelas dapat dicari dengan rumus = C : R/k
C : lebar kelas
R :range
k : jumlah kelas

5. Menentukan tepi bawah dan tepi atas kelas


Dalam menentukan tepi bawah dan tepi atas kelas, dilakukan dengan mengurangi
0,5 pada batas kelas bawah dan menambah 0,5 pada batas kelas atas. Prisip
dasarnya adalah batas kelas harus memiliki nilai tempat decimal yang sama
dengan data, tepi bawah dan tepi atas harus memiliki satu nilai tambahan tempat
decimal dan berakhir di 5.
6. Menentukan frekuensi dari setiap kelas
Frekuensi kelas adalah banyaknya data yang termasuk kedalam kelas tertentu dari
data acak.
https://lab_adrk.ub.ac.id/id/belajar-cara-membuat-tabel-distribusi-frekuensi/

Anda mungkin juga menyukai