Anda di halaman 1dari 11

PROPORSI TABEL KONTINGENSI DUA ARAH

2.1 Pendahuluan
a. Latar Belakang
SPSS adalah sebuah software untuk mengolah data statistik yang cara
penggunaanya cukup mudah.
Program SPSS seringkali digunakan untuk memecahkan problem riset
atau bisnis dalam hal statistik. Cara kerjanya sederhana, yaitu data yang anda input oleh
SPSS akan dianalisa dengan suatu paket analisa. SPSS merupakan bagian integral dari
tentang proses analisa, menyediakan akses data, persiapan dan manajemen data, analisa
data dan pelaporan. SPSS merupakan perangkat lunak yang paling banyak dipakai
karenatampilannya yang user friendly dan merupakan terobosan baru berkaitan
dengan perkembangan teknologi informasi, khususnya dalam E-Business.
SPSS didukung oleh OLAP (Online Analytical Processing) yang akan memudahkan
dalam pemecahan pengolahan data dan akses data dari berbagai perangkat lunak yang
lain.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat disimpulkan adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana cara untuk membandingkan proporsi tabel kontingensi dua arah pada
program SPSS ?
2. Bagaimana mengaplikasikan program SPSS untuk membandingkan proporsi tabel
kontingensi dua arah?

c. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat kita simpulkan adalah sebagai
berikut :
1. Mempelajari program SPSS untuk membandingkan proporsi tabel kontingensi dua
arah.
2. Mengaplikasikan program SPSS untuk membandingkan proporsi tabel kontingensi
dua arah.

1
2.2 Landasan Teori
Pada variabel kategori tunggal, data dapat disajikan dengna menghitung banyaknya
pengamatan pada masing-masing kategori. Proporsi sampel pada setiap kategori
merupakan peluangnya masing-masing. Misalkan ada dua variabel kategori 𝑋 dan 𝑌.
𝐼 menyatakan banyaknya kategori dari 𝑋 dan 𝐽 menyatakan banyaknya kategori dari 𝑌.
Suatu tabel yang terdiri dari 𝐼 baris untuk kategori 𝑋 dan 𝐽 kolom untuk kategori 𝑌
mempunyai ruang tabel yang menampilkan kombinasi dari 𝐼𝐽 keluaran. Tabel yang
menyajikan banyaknya keluaran di setiap ruangnya disebut tabel kontingensi. Tabel
kontingensi yang menunjukkan klasifikasi dua variabel disebut tabel kontingensi dua
arah. Tabel dua arah dengan 𝑖 kolom dan 𝑗 baris disebut tabel 𝑖𝑥𝑗, sehingga tabel
kontingensi 2𝑥2 merupakan pengklasifikasian dua variabel yang masing-masing terdiri
dari dua kelompok.
Odds ratio merupakan salah satu ukuran asosiasi bagi tabel kontingensi 2𝑥2. Jika
𝜋
suatu peluang sukses 𝜋, maka odds sukses didefinisikan oleh odds = (1−𝜋) . Odds ratio
𝜋1 (1−𝜋1)
untuk tabel kontingensi 2𝑥2 didefinisikan oleh 𝜃 = (Sunandi, 2018).
𝜋2 (1−𝜋2 )

Tabel kontingensi merupakan tabel yang digunakan untuk mengukur hubungan


(Asosiasi) antara dua variabel kategorik dimana tabel tersebut merangkum frekuensi
bersama dari observasi pada setiap kategori variabel. Ada beberapa jenis tabel
kontingensi yaitu tabel kontingensi satu arah yang hanya terdiri dari satu kategori atau
karakteristik data, ada tabel kontingensi dua arah yang hanya terdiri dari dua kategori
atau dua karakteristik yang saling berhubungan, dan ada juga tabel kontingensi tiga arah
yang hanya terdiri dari tiga kategori atau tiga karakteristik yang saling berhubungan.
Tabel Kontingensi merupakan tabel yang digunakan untuk mengukur hubungan
(asosiasi) antara dua variabel kategorik dimana tabel tersebut merangkum frekuensi
bersama dari observasi pada setiap kategori variable (Sunora, 2016).
Skala pengukuran dalam tabel kontingensi berskala nominal atau ordinal. Skala
nominal adalah skala yang bersifat kategorikal atau klasifikasi, skala tersebut dapat
berfungsi untuk membedakan tetapi tidak merupakan hubungan kuantitatif dan
tingkatan. Jadi anggota dari kelas yang satu berbeda dengan anggota dari kelas yang
lainnnya. Ciri-ciri dari skala ini adalah posisi data setara dan tidak bisa dilakukan
operasi matematik. Contoh skala nominal adalah laki-laki dan perempuan, cacat dan

2
tidak cacat, baik dan jelek, ya dan tidak. Skala ordinal adalah skala yang bersifat
membedakan atau berfungsi untuk menunjukkan adanya suatu urutan amatan atau
tingkatan. Jenis skala menyatakan besaran yang berbeda atau membedakan urutan
bahwa yang satu lebih besar dari atau lebih kecil dari yang lainnya. Contoh dari data
ordinal adalah sangat memuaskan, memuaskan, biasa, tidak memuaskan, sangat tidak
memuaskan (Wulandari, 2011).
Tabel Kontingensi merupakan suatu metode statistic yang menggambarkan dua
atau lebih variabel secara simultan dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabel yang
merefleksikan distribusi bersama dua atau lebih variabel dengan jumlah kategori yang
terbatas. Metode tabel kontingensi dapat menjawab hubungan antara dua atau lebih
variabel penelitian tetapi bukan hubungan sebab akibat. Semakin bertambah jumlah
variabel yang ditabulasikan maka semakin kompleks interpretasikan.
Keuntungan menggunakan Tabel Kontingensi.
1. Mudah diinterpretasikan dan dimengerti oleh si pengambil keputusan yang tidak
mengerti statistik.
2. Kejelasan informasi dapat mempermudah si pengambil keputusan untuk
melakukan sesuatu dengan benar.
3. Dapat menginformasikan fenomena-fenomena yang ada secara lebih kompleks
daripada hanya menggunakan analisis variabel secara terpisah.
(Kulstum, 2016).

3
2.3 Langkah Kerja dan Teladan
Langkah kerja dalam hal ini yaitu cara untuk mengerjakan data dari suatu masalah
yang ingin kita teliti. Agar suatu teladan dapat terjawab maka sangat dibutuhkannya
suatu langkah yang memudahkan yang dinamakan langkah kerja. Berikut adalah
langkah-langkah kerja yang harus dilakukan untuk mengerjakan soal teladan :
a. Langkah Kerja
1. Buka program SPSS dengan cara klik aplikasi SPSS yang tersedia di desktop.

Gambar 1. Program SPSS.

2. Pilih menu File New Data. Kemudian klik mouse pada sheet tab variable
view. Isi tabel seperti berikut :

Gambar 2. Variable View.

3. Kemudian klik mouse pada sheet tab data view. Masukkan data seperti berikut :

Gambar 3. Data View.

4
4. Untuk menghubungkan variabel Lpertama dan Lkedua dengan variabel Ltotal
dilakukan proses weight cases dengan langkah sebagai berikut. Dari menu utama
SPSS, pilih menu data kemudian pilih sub menu weight cases.

Gambar 4. Sub Menu Weight Cases.

5. Karena akan dilakukan pembobotan pada kasus (weight cases), maka klik mouse
pada pilihan weight cases by. Kemudian tampak pilihan variabel TotalL. Setelah itu
tekan ok untuk kembali ke layar utama SPSS.

Gambar 5. Weight Cases.

5
6. Untuk menganalisis data, pilih menu Analyze Descriptive Statistics Crosstabs.
Akan muncul kotak dialog berikut :

Gambar 6. Crosstabs.
7. Untuk pengisian variabel, masukkan variabel Lpertama pada kolom row(s) dan
variabel Lkedua pada kolom column(s).

Gambar 7. Pengisian Variabel.

6
8. Lalu tekan tombol statistics, kemudian pada kotak dialog klik risk. Kemudian klik
continue.

Gambar 8. Statistics dalam Crosstabs.

9. Lalu tekan cells, kemudian pada kotak dialog klik row, column, dan total. Kemudian
klik continue.

Gambar 9. Cells pada Crosstabs.


7
b. Teladan
1. Pada liga bola basket profesional selama 1980-1982, yaitu ketika Larry Bird dari
Bolton Celtics melakukan lemparan bebas (pada basket lemparan bebas adalah 2 kali
lemparan). Catatan lemparan bebas Larry Bird adalah 5 kali dia gagal memasukkan
keduanya, 251 kali dia berhasil memasukkan keduanya, 34 kali dia berhasil hanya
pada lemparan pertama, dan 48 kali dia berhasil hanya pada lemparan kedua.
Tabel 1. Catatan Lemparan Bebas Larry Bird
Lemparan ke- 2 Total
Masuk Tidak
1 Masuk 251 34 285
Tidak 48 5 53
Total 299 39 338

8
2.4 Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
Tabel 2. Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Lpertama * 338 100.0% 0 .0% 338 100.0%
Lkedua

Tabel 3. Pertama*Lkedua Crosstabulation


kedua Total

masuk tidak
Lpertama masuk Count 251 34 285
% within 88.1% 11.9% 100.0%
Lpertama
% within Lkedua 83.9% 87.2% 84.3%
% of Total 74.3% 10.1% 84.3%
tidak Count 48 5 53
% within 90.6% 9.4% 100.0%
Lpertama
% within Lkedua 16.1% 12.8% 15.7%
% of Total 14.2% 1.5% 15.7%
Total Count 299 39 338
% within 88.5% 11.5% 100.0%
Lpertama
% within Lkedua 100.0 100.0 100.0%
% %
% of Total 88.5% 11.5% 100.0%

Tabel 4. Risk Estimate


Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Lpertama .769 .286 2.066
(masuk / tidak)
For cohort Lkedua = .972 .883 1.071
masuk
For cohort Lkedua = tidak 1.265 .518 3.085
N of Valid Cases 338
9
b. Pembahasan
Pada tabel kedua, didapat banyaknya hubungan Lpertama dan Lkedua sebanyak
338 dengan tingkat valid 100%,dan tingkat valid pada missing adalah 0% dari 0
lemparan, dan total dari keseluruhan data sebesar 338 yaitu 100%.
Pada tabel ketiga, untuk Lpertama(masuk)*Lkedua(masuk) masuk sebanyak 251
sebesar 74,3%, dan untuk Lpertama(tidak)*Lkedua(masuk) sebanyak 48 sebesar 14,2%.
Sehingga total sebanyak 299 sebesar 88,5%. Untuk Lpertama(masuk)*Lkedua(tidak)
sebanyak 34 sebesar 10,1%, dan untuk Lpertama(tidak)*Lkedua(tidak) sebanyak 5
sebesar 1,5%. Sehingga total sebanyak 39 sebesar 11,5%. Jadi, total sebanyak 338
dengan persenan sebesar 100%.
Pada tabel keempat, odds ratio berarti hubungan antara Lpertama masuk dan
Lpertama tidak masuk. Dimana yang tidak masuk pertama sebagai pembilang
sedangkan yang masuk pertama sebagai penyebut. Nilai odds ratio sebesar 0,769 yang
berarti lemparan yang tidak masuk pertama memiliki 0,769 tidak masuk kedua, atau
lebih kecil dibandingkan yang menggunakan lemparan pertama. Untuk selang
kepercayaan dengan taraf nyata 95% diperoleh nilai batas bawah 0,286 dan batas atas
2,066.

10
2.5 Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Tabel Kontingensi merupakan suatu metode statistic yang menggambarkan dua
atau lebih variabel secara simultan dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabel yang
merefleksikan distribusi bersama dua atau lebih variabel dengan jumlah kategori yang
terbatas. Metode tabel kontingensi dapat menjawab hubungan antara dua atau lebih
variabel penelitian tetapi bukan hubungan sebab akibat. Semakin bertambah jumlah
variabel yang ditabulasikan maka semakin kompleks interpretasikan.
Pada tabel kedua, didapat banyaknya hubungan Lpertama dan Lkedua sebanyak
338 dengan tingkat valid 100%,dan tingkat valid pada missing adalah 0% dari 0
lemparan, dan total dari keseluruhan data sebesar 338 yaitu 100%. Pada tabel ketiga,
melihat besaran hubungan Lpertama (masuk) * Lkedua (masuk), Lpertama(tidak) *
Lkedua(masuk), Lpertama (masuk) * Lkedua (tidak), dan Lpertama (tidak) * Lkedua
(tidak). Pada tabel keempat, melihat odds ratio yang memiliki arti hubungan antara
Lpertama masuk dan Lpertama tidak masuk.
b. Saran
Penulis berharap laporan ini dapat berguna bagi penulis khususnya, juga pembaca
pada umumnya. Sebaiknya dalam merekap data harus diperhatikan sebaik mungkin agar
meminimalisir kesalahan dalam perhitungan.

11

Anda mungkin juga menyukai