Sumber: www.istockphoto.com
Kompetensi Dasar
Pengalaman Belajar
• Mendeskripsikan berbagai penyajian data dalam tabel atau diagram/plot
tertentu yang sesuai dengan informasi yang ingin dikomunikasikan.
• Menyajikan data nyata dalam bentuk tabel atau diagram/plot tertentu yang
sesuai dengan informasi yang ingin dikomunikasikan.
• Mengumpulkan dan mengolah informasi berdasarkan tabel distribusi
frekuensi dan histogram untuk menentukan ukuran pemusatan dan
penyebaran data.
• Menganalisis dan menyelesaikan masalah ukuran pemusatan dan
penyebaran data berdasarkan hasil pengukuran dan pencacahan data dalam
tabel distribusi frekuensi dan histogram.
Kajian tentang statistika dimulai oleh seorang berkebangsaan
Inggris, John Graunt (1620 – 1674) ketika ia sedang mengumpulkan
dan mempelajari catatan kematian di berbagai kota di Inggris.
Data tersebut dapat ditunjukkan dalam diagram garis (garis tunggal) seperti
pada gambar berikut.
Diagram batang adalah suatu penyajian data dengan mengguna kan batang-
batang arah vertikal atau horizontal. Panjang batang sesuai dengan jumlah
data masing-masing objek.
Contoh:
1. Tabel berikut menunjukkan data korban kecelakaan di Kabupaten
Wiyurejo.
2. Gambar berikut menunjukkan banyak absensi di suatu sekolah dalam
bulan tertentu disajikan dalam diagram batang arah horizontal.
Jawab:
2.1.4 Diagram Batang Daun
Diagram batang daun ( stem and leaf plot) adalah suatu metode penyajian
data statistik dalam kelompok batang dan kelompok daun dari suatu set data.
Contoh:
Sajikan data berikut ini dalam diagram batang daun.
a. 1, 1, 2, 2, 3, 6, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 12, 14, 15, 15, 21, 22, 28
b. 8, 2, 7, 15, 9, 8, 12, 32, 25, 18, 22, 11
Jawab:
a. Diagram batang daun
Keterangan:
Lajur Batang menyatakan angka
puluhan, lajur Daun menyatakan
angka satuan.
b. Diagram batang daun
Keterangan:
0(0) ≡ 0 – 4
0(5) ≡ 5 – 9
1(0) ≡ 10 – 14 dan seterusnya.
Contoh:
Kelompokkan kedua set data berikut ini dengan menggunakan diagram
batang daun.
a. 22, 17, 18, 35, 50, dan 56
b. 32, 35, 8, 24, 49, dan 41
Jawab:
Kedua set data di atas dapat digabung pada batang yang sama
(back-toback stem plots).
2.2 DISTRIBUSI FREKUENSI
Data-data statistik berupa numerik yang diperoleh dari hasil pengamatan pada
umumnya masih berupa data kasar yang belum bisa memberikan informasi
yang jelas tentang data tersebut. Sebagai contoh, data hasil pengukuran
suatu penelitian diperlihatkan pada tabel berikut.
Agar data tersebut dapat memberikan informasi yang lebih banyak dan mudah
dibaca, maka sebaiknya disusun secara berkelompok yang disebut “distribusi
frekuensi”. Di dalam distribusi frekuensi, data disusun secara berkelompok ke
dalam kelas-kelas interval yang berbeda-beda.
• Misalnya disusun skala 10
Misalkan: banyaknya data n = 80, data terbesar xn = 175, dan data terkecil
x1 = 141
maka:
(i) k = 1 + 3,3 log 80 = 1 + 6,2802 = 7,2802 7
∴ Banyaknya kelas k = 7
(ii) Lebar kelas
c (dibulatkan)
Jadi, lebar kelas c = 5.
Sehingga kemungkinan interval kelasnya adalah 141 – 145, 146 – 150,
151 – 155, dan seterusnya.
Contoh:
Data hasil pengukuran tinggi badan pemain sepak bola (dalam cm)
di Erlangga Football Club diperlihatkan dalam tabel berikut.
Buatlah tabel distribusi frekuensi dalam interval kelas 160 – 164, 165 – 169,
dan seterusnya.
Jawab:
2.2.1 Frekuensi Relatif dan Kumulatif
Contoh:
Susunlah distribusi relatif berdasarkan data distribusi frekuensi tinggi
badan pemain sepak bola Erlangga Football Club pada tabel distribusi
frekuensi tinggi badan pemain sepak bola pada contoh sebelumnya.
Jawab:
Jawab:
2.2.2 Histogram
Penyajian data yang dikelompokkan menurut distribusi frekuensi dapat
dinyatakan dengan grafik yang disebut histogram. Frekuensi biasanya
dinyatakan dengan sumbu tegak dan interval kelas dinyatakan dengan
sumbu mendatar.
Contoh:
Perhatikan kembali data tinggi badan pemain sepak bola dalam table
distribusi frekuensi tinggi badan pemain sepak bola pada contoh
sebelumnya. Data tersebut dapat dinyatakan dengan histogram berikut.
A. Poligon frekuensi
Jika titik-titik tengah dari tiap kotak di bagian atas pada histogram saling
dihubungkan, maka akan diperoleh diagram yang bentuknya menyerupai
poligon (segi banyak), sehingga diagram yang dihasilkan dinamakan poligon
frekuensi, seperti gambar berikut.
Dengan cara yang sama, distribusi frekuensi kumulatif pada contoh
sebelumnya dapat dinyatakan dengan poligon frekuensi kumulatif
“kurang dari” dan “lebih dari” seperti gambar berikut.
B. Ogive
a. Jika nilai lulus minimal 45, tentukan persentase siswa yang gagal.
b. Jika batas nilai lulus minimal 60, tentukan persentase siswa yang berhasil.
Jawab:
Ogive data nilai ujian pada tabel di samping
ditunjukkan pada gambar di samping.
a.Dengan membaca ogive, jika nilai lulus
minimal 45, maka terdapat 33% siswa
yang memperoleh nilai kurang dari 45.
Jadi, sekitar 33% siswa yang gagal. Jika
ditanya jumlah siswa yang gagal, maka
ada 33% dari 300 = 99 siswa yang gagal.
Contoh:
Tabel berikut menunjukkan nilai ujian statistika yang diperoleh 50 siswa.
Seorang siswa dinyatakan lulus atau tidak lulus dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Nilai 0 – 39 tidak lulus.
2. Nilai 40 – 69 lulus.
3. Nilai 70 – 89 lulus dengan pujian.
4. Nilai 90 – 100 lulus dengan predikat cemerlang.
Berdasarkan data pada tabel di atas, kerjakan soal berikut.
a. Buatlah distribusi frekuensi data nilai ujian di atas.
b. Gambarlah histogram dari data tersebut.
Jawab:
a. Distribusi frekuensi data adalah sebagai berikut.
Atau Keterangan:
= rataan hitung (rataan)
xi = data ke-i
n = banyak (ukuran) data
Contoh:
Tentukan rataan dari data 60, 75, 62, 87, 65, 83.
Jawab:
Keterangan:
= rataan
xi = titik tengah interval kelas ke-I
frekuensi dari xi
= n = ukuran data
2.3.2 Modus
A. Modus data tunggal
Contoh:
Tentukan modus dari data berikut.
a. 2, 3, 4, 2, 4, 5, 4, 2, 2
b. 7, 3, 8, 5, 7, 7, 5, 1, 5
Jawab:
a. Modusnya adalah 2, sebab 2 paling banyak muncul, yaitu sebanyak 4 kali.
b. Modusnya adalah 5 dan 7, sebab 5 dan 7 mempunyai frekuensi tertinggi,
yaitu 3.
Dengan
L : tepi bawah kelas modus
d1 : selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya
d2 : selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudahnya
c : panjang kelas
Contoh:
Tentukan modus dari data pada tabel berikut.
Jawab:
2.4 UKURAN LETAK DATA
2.4.1 Kuartil Data Tunggal
Jika satu set data statistik disusun berdasarkan urutan nya, kita dapat
menentukan median atau nilai tengahnya. Median membagi data menjadi dua
bagian yang sama, di mana 50% dari data mempunyai nilai sama atau kurang
dari median, sedangkan 50% lainnya mempunyai nilai sama atau lebih dari
median. Simbol median adalah Q2 (Me atau ).
Nilai tengah dari 50% data ≤ median disebut kuartil bawah dengan simbol Q1,
dan nilai tengah dari 50% data ≥ median disebut kuartil atas dengan simbol Q3.
Diagram kotak garis memberikan gambaran untuk median, kuartil bawah,
kuartil atas, data terkecil, dan data terbesar, seperti diagram berikut ini.
Contoh:
Tentukan median, kuartil bawah, dan kuartil atas dari set (kumpulan)
data berikut ini.
8, 2, 7, 15, 8, 12, 17, 20, 5
Jawab:
2.4.2 Kuartil Data Berkelompok
Oleh karena data telah dikelompokkan, maka kita tidak mengetahui nilai-nilai yang
dimaksudkan di atas. Untuk menentukan nilai tersebut dapat digunakan rumus berikut.
dengan: L1 = tepi bawah kelas kuartil bawah Q1
n = ukuran data (jumlah frekuensi)
F1 = frekuensi pada interval kelas kuartil bawah Q1
F1 = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil bawah Q1
c = panjang kelas
dengan:
L2 = tepi bawah kelas kuartil tengah Q2
n = ukuran data (jumlah frekuensi)
f2 = frekuensi pada interval kelas kuartil tengah Q2
f2 = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil tengah Q2
c = panjang kelas
dengan:
L3 = tepi bawah kelas kuartil atas Q3
n = ukuran data (jumlah frekuensi)
f3 = frekuensi pada interval kelas kuartil atas Q3
F3 = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil atas Q3
c = panjang kelas
Contoh:
Hitunglah semua kuartil pada distribusi frekuensi pada tabel berikut.
Jawab:
2.4.3 Masalah Kuartil yang Melibatkan Ogive
Contoh:
Tabel di samping menunjukkan skor yang
diperoleh peserta ujian dalam
ujian akhir matematika.
a. Jika skor minimal 45 dinyatakan lulus, berapa
persenkah peserta ujian yang dinyatakan
lulus?
b. Jika 85% peserta ujian yang akan diluluskan,
berapa skor minimal kelulusan?
c. Jika 6% peserta ujian yang lulus terbaik akan
diberikan beasiswa, berapa skor terendah
siswa yang mendapat beasiswa?
Jawab: