Anda di halaman 1dari 19

PENYADIAN DATA DALAM

BENTUK DIAGRAM
Penyajian Data Tidak Terkelompok Dalam Bentuk
Diagram

Pada modul 2 Anda telah mempelajari tekhnik penyajian data tidak


terkelompok dalam bentuk tabel baris-kolom dan tabel kontingensi.
Cara lain untuk menyajikan sekumpulan data tersebut adalah dalam
bentuk diagram atau grafik. Oleh karena itu , akan dijelaskan teknik
penyajian data dalam bentuk diagram berdasarkan data tidak
terkelompok, artinya data yang belum disusun dalam tabel distribusi
frekuensi, diantaranya : diagram batang, diagram lingkaran, diagram
titik dan diagram lambang.
Diagram matriks baris dan kolom:
yaitu data yang disajikan dalam bentuk baris dan kolom

: Penduduk dan Luasan penduduk Indonesia tahun 1990


Jumlah
Luas area
Wilayah Penduduk
(m2)
(ribuan)

Jawa 118,300 2,286


Sumatera 41,400 183,025
Sulawesi 13,800 72,979
Kalimantan 10,400 208,124
Irian Jaya 1,000 162,946
Semua lainnya 9800 60,622

Total 194,700 689,982


Penyajian data dalam baris dan kolom

Contoh data Tabel 2.3 menunjukkan hasil pemilu untuk masing-masing partai
di Indonesia tahun 2009. Data tersebut disajikan dengan diagram batang
seperti tampak pada gambar 2.2 berikut.

Tabel 2.3: Hasil Pemilu di Indonesia Tahun 2009


No Partai (Parties) Suara (votes) %
1 P Demokrat 21,703,137 20.8
2 Golkar 15,037,757 14.4
3 PDI-P 14,600,091 14
4 PKS 8,206,955 7.9
5 PAN 6,254,580 6
6 PPP 5,533,214 5.3
7 PKB 5,146,122 4.9
8 Gerindra 4,646,406 4.5
9 Others 22,971,523 22.2
Source: www.bps.go.id
Diagram Batang

• Diagram batang adalah diagram yang berdasarkan data


berbentuk kategori.
Langkah – langkah dalam membuat diagram batang adalah
sebagai berikut :
a. Buat dua buah sumbu , yaitu sumbu datar dan sumbu tegak.
Dalam sumbu datar ditulis nama kategorinya dan pada
sumbu tegaknya ditulis frekuensi yang bersesuaian dengan
setiap kategori.
b. Untuk selanjutnya masing-masing batang tersebut diberi
warna yang sama atau diarsir dengan corak yang sama.
c. Di bawah diagram diberi judul diagram dengan paragraf
tengah (center)
Diagram Batang
Berikut adalah diagram batang diambil dari sajijan data dengan baris dan
kolom tentang hasil pemilu di Indonesia Tahun 2009

1. Demokrat

25000000
2. Golkar

3. PDIP
20000000
4.PKS

15000000 5.PAN

6.PPP

10000000
7.PKB

8.Gerindra
5000000
9.lain-lain

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 2.2 Hasil Pemilu Indonesia Tahun 2009


Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran diartikan sebagai cara penyajian sekumpulan data
ke dalam lingkaran, lingkarannya dibagi menjadi beberapa bagian
sesuai dengan pengklasifikasian data.
Langkah-langkah dalam membuat diagram lingkaran adalah sebagai
berikut:
a. Ubah nilai data absolut ke dalam bentuk persentase untuk
masing-masing kategori.
b. Ubah nilai data dalam bentuk persentase ke dalam satuan derajat
untuk maing-masing kategori.
c. Buat sebuah lingkaran dengan menggunakan jangka , ukuran
lingkarannya jangan terlalu besar, dan jangan terlalu kecil
Langkah-langkah dalam membuat diagram lingkaran

d. Masukkan kategoriyang pertama seukuran sudut kategori


tersebbut dengan menggunakan busur derajat.
e. Masukkan kategori-kategori lainnya ke dalam lingkaran seukuran
masing-masing sudut pada kategori tersebut sesuai dengan arah
jarum jam.
f. Kemudian untuk setiap kategori yang terdapat dalam lingkaran
hendaknya diberi corak atau warna yang berbeda.
g. Dan terakhir untuk setiap kategori yang terdapat dalam lingkaran
hendaknya diberi identitas.
1). Nama kategori disertai nilai persentasenya, atau
2). Nilai persentasenya saja, sedangkan nama kategorinya
dicantumkan pada catatan tersendiri yang terletak di luar
lingkaran disertai dengan corak atau warna yang sesuai seperti
dalam lingkaran.
Contoh diagram lingkaran
• Kita akan membandingkan jumlah penjualan tiket tiap bulan pada suatu
pertunjukkan tahun 1991.
• Data diberikan sebagai berikut: Penjualan tiket (satuan dalam ribuan lembar)
pada bulan Januari 90, Februari 80, Maret 70, April 80, Mei 100, Juni 110, Juli
120, Agustus 150, September 180, Oktober 200, November 160, dan Desember
210. Untuk menggambarkan data tersebut dalam diagram lingkaran dibutuhkan
sudut juring untuk tiap unit (dalam hal ini bulan). Rumus untuk mendapatkan
sudut dalam juring lingkaran:
• Sudut juring = (jumlah data)/ (jumlah seluruh data) x 360 0.
• Kita hitung masing-masing sektor penjualan tiket pada tahun 1991. Jumlah data
ada 1550 ribu tiket. Perhitungannya sebagai berikut :
• 1. Januari = 90/1550 x 360O = 20,9O 2. Pebruari = 80/1550 x 360O = 18,6O
• 3. Maret = 70/1550 x 360O = 16,3O 4. April = 80/1550 x 360O = 18,6O
• 5. Mei = 100/1550 x 360O = 23,2O 6. Juni = 110/1550 x 360O = 25,5O
• 7. Juli = 120/1550 x 360O = 27,9O 8. Agustus = 150/1550 x 360O = 34,8O
• 9. September = 180/1550 x 360O = 42,0O 10. Oktober = 200/1550 x 360O =
46,5O
• 11. Nopember = 160/1550 x 360O = 37,2O 12. Desember = 210/1550 x 360O
= 48,8O
Hasil perhitungan sudut juring tadi dinyatakan dalam diagram
lingkaran

Penjualan Tiket
Januari
Desember 6% Februari
15% 5%
Maret
5%

April
November 6%
11%
Mei
7%

Oktober Juni
14% 8%
Juli
1%
September Agustus
12% 10%
Diagram Titik
Diagram titik dapat juga dikatakan sebagai diagram koordinat karena
penyajian data melalui diagram ini hanya merupakan titik-titik
koordinat yang memberikan gambaran antar data atau variabel yang
terdapat di sumbu datar (horisontal) dengan yang terdapat di sumbu
tegak(vertikal).
Langkah-langkah menggambarkannya tidak berbeda jauh dengan
langkah-langkah seperti menggambar diagram batang, namun pada
setiap kategori , yang terlihat bukan merupakan batang-batang,
melainkan berupa titik-titik yang merupakan koordinat antara absis
dan ordinat.
Contoh diagram titik

Contoh di bawah ini , mengenai banyaknya penduduk pada daerah tertentu.

Banyak Penduduk

A B C D E F Daerah
Diagram Garis

Diagram garis adalah diagram yang digambarkan berdasarkan data waktu.

Penggunaan Barang A di Jawatan B Tahun 1971-1980


700

600

500

400

300

200

100

0
1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980
Diagram Lambang
Diagram lambang adalah suatu cara penyajian data dalam
menggunakan lambang-lambang.Lambang-lambang yang digunakan
harus sesuai dengan obyek yang diteliti.
Macam-macam Bentuk Diagram untuk Data Terkelompok

A. Histogram dan Poligon Frekuensi


Histogram adalah grafik yang digambarkan berdasarkan data
yang sudah disusun dalam tabel distribusi frekuensi.
Apabila dari histogram , tiap sisi atas tengah-tengah dihubungkan
satu sama lain dan hubungkan sisi atas pertama dengan setengah
jarak dai panjang kelas yang diukurkan kekiri batas bawah kelas
intervalpertama,serta hubungkan sisi atas terakhir dengan setengah
jarak dari panjang kelas yang diukurkan ke kanan, batas atas kelas
interval terakhir maka akan diperoleh poligon frekuensi.
Contoh Histogram dan Poligon Frekuensi

Berikut diberikan tabel nilai matematika

NILAI UJIAN FREKUENSI


35 – 44 3
45 – 54 3
55 – 64 8
65 – 74 23
75 – 84 20
85 – 94 19
95 - 104 4

Tabel nilai matematika 80 siswa Gambar histogram nilai matematika 80 siswa

Bila titik-titik tengah pada histogram gambar tersebut digambar grafiknya,


maka akan membentuk diagram poligon frekuensi. .
OGIVE ( OZAIV)

Untuk memberi gambaran sebaran data tentang urutan ranking nilai dari
nilai terendah ke nilai tertinggi sehingga memudahkan untuk menaksirkan
nilai median, kuartil, desil atau persentil digunakan diagaram antara nilai
dan frekuensi komulatif kurang dari.
FREKUENSI
NILAI UJIAN FREKUENSI
KUMULATIF

31 – 40 2 2
41 – 50 3 5
51 – 60 5 10
61 – 70 14 24
71 – 80 24 48
81 – 90 20 68
91 – 100 12 80
Contoh Ogive

• Baris pertama pada frekuensi komulatif 2 artinya ada 2 anak yang


mendapat nilai kurang dari 40,5; seterusnya 5 adalah ada 5 siswa yang
mendapat nilai kurng dari 50,5, sampai terakhir 80 artinya ada 80 siswa
yang mendapat nilai kurang ari 100,5.
• Digambarkan diagram antara nilai dan frekuensi komulatif dinamakan
OGIVE (perhatikan gambar di bawah ini )
90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100

Gambar Ogive dari nilai matematika 80 siswa

Anda mungkin juga menyukai