Anda di halaman 1dari 3

EDUCATIVO: JURNAL PENDIDIKAN

Vol. 1, No. 1, Mei (2022), Page 226-234


P-ISSN (2829-8004) & E-ISSN (2829-6222)

Problematika Pembelajaran IPA Terpadu


(Kendala Guru Dalam Pengajaran IPA Terpadu)
Ena Suma Indrawati1, Yeni Nurpatri2
12
Prodi Pendidikan Fisika, Universitas Adzkia, Indonesia
*Corresponding-Author. Email: enasuma77@gmail.com

Artikel ini membahas tentang masalah yang dihadapi oleh pendidik dalam mengajar Mata
Pelajaran IPA Terpadu. Beberapa masalah yang dibahas meliputi kurangnya pemahaman
tentang implementasi kurikulum 2013, latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan
tuntutan pengajaran Mata Pelajaran IPA Terpadu, dan keterbatasan fasilitas. Artikel ini juga
memberikan solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, seperti mengikuti pelatihan
terkait pengajaran Mata Pelajaran IPA Terpadu, berdiskusi dengan guru IPA lainnya, dan
menerapkan pembelajaran kooperatif. Selain itu, artikel ini juga Menyebutkan beberapa sumber
yang terkait dengan topik pendidikan dan pembelajaran, seperti persepsi siswa terhadap efikasi
guru, pengetahuan konten pedagogis guru fisika, kesulitan yang dihadapi oleh guru IPA dalam
mengajar IPA.
1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah yang dibahas dalam artikel ini adalah kurangnya pemahaman dan
keterbatasan guru dalam mengajar Mata Pelajaran IPA Terpadu. Guru-guru menghadapi
kendala seperti latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan tuntutan pengajaran IPA
Terpadu, kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran, keterbatasan fasilitas pengajaran,
kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran, dan metode pengajaran yang monoton [1 ]
. Selain itu, guru-guru juga mengalami kesulitan dalam mengajarkan tema mata pelajaran yang
bukan latar belakang pendidikan mereka, seperti guru IPA Terpadu yang berlatar belakang
biologi kesulitan mengajarkan materi fisika [3]. Masalah lainnya adalah kurangnya pemahaman
guru terhadap pembelajaran kecakapan abad 21 dan penerapan penilaian autentik dalam
Kurikulum 2013 [1] . Kendala lain yang dihadapi adalah keterbatasan fasilitas laboratorium dan
buku IPA Terpadu, serta penggunaan metode pengajaran yang cenderung ceramah, diskusi, dan
tanya jawab yang menghambat kreativitas siswa [5]
2. Metode Penelitian
Artikel ini menggunakan metode penelitian Meta-analisis: Artikel ini menggunakan
meta-analisis sebagai metode penelitian untuk menganalisis dan mensintesis data dari berbagai
penelitian terkait masalah yang dihadapi pendidik dalam pengajaran Mata Pelajaran IPA
Terpadu [1] [4] .
3. Kelebihan Dan Kekurangan Artikel
Kelebihan artikel ini yaitu pada Analisis komprehensif: Artikel ini menggunakan metode
meta-analisis untuk menganalisis hasil berbagai penelitian terkait permasalahan yang dihadapi
pendidik dalam pengajaran Mata Pelajaran IPA Terpadu. Pendekatan ini memungkinkan
adanya tinjauan komprehensif terhadap penelitian serupa dan memberikan perspektif yang lebih
luas mengenai isu tersebut. Penyertaan berbagai sumber: Artikel menyebutkan berbagai
sumber, termasuk artikel jurnal yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa penelitian ini didasarkan pada literatur yang luas, sehingga meningkatkan
kredibilitas dan reliabilitas temuan.Identifikasi permasalahan spesifik: Artikel ini
mengidentifikasi permasalahan spesifik yang dihadapi pendidik dalam pengajaran Mata
Pelajaran IPA Terpadu, seperti kurangnya pemahaman terhadap kurikulum, ketidaksesuaian
latar belakang pendidikan, dan fasilitas yang belum memadai. Hal ini memberikan kejelasan
mengenai tantangan yang perlu diatasi dalam rangka meningkatkan pengajaran Mata Pelajaran
IPA Terpadu.Solusi praktis: Artikel ini menyarankan solusi praktis untuk mengatasi
permasalahan yang teridentifikasi, seperti mengikuti pelatihan, berkolaborasi dengan guru IPA
lain, dan menerapkan pembelajaran kooperatif. Solusi ini menawarkan langkah-langkah yang
dapat ditindaklanjuti yang dapat diambil oleh para pendidik untuk meningkatkan praktik
pengajaran mereka.
Kekurangan dari artikel ini yaitu Kurangnya metodologi penelitian yang spesifik: Artikel
ini tidak memberikan informasi rinci mengenai metodologi penelitian yang digunakan dalam
penelitian-penelitian tersebut. Kurangnya transparansi membuat sulit untuk menilai validitas
dan reliabilitas temuan [1] [2] [3] [4] [5] [6] .Cakupan terbatas: Artikel ini berfokus secara
khusus pada permasalahan yang dihadapi pendidik dalam pengajaran Mata Pelajaran IPA
Terpadu. Hal ini tidak mengeksplorasi faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap
tantangan dalam pengajaran mata pelajaran ini, seperti keterlibatan siswa atau desain kurikulum
[1] [2] [3] [4] [5] [6] .Kurangnya bukti empiris: Artikel ini sangat mengandalkan opini dan
pernyataan umum tanpa memberikan bukti empiris atau contoh spesifik untuk mendukung
klaim yang dibuat. Hal ini membatasi kekuatan argumen yang disajikan [1] [2] [3] [4] [5] [6]
Kurangnya argumen tandingan: Artikel ini tidak menyajikan perspektif alternatif atau argumen
tandingan terhadap permasalahan yang diidentifikasi. Hal ini membatasi keseimbangan dan
kedalaman analisis secara keseluruhan [1] [2] [3] [4] [5] [6]
4. Kesimpulan
Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa pendidik menghadapi berbagai tantangan dalam
mengajar mata pelajaran IPA Terpadu. Tantangan tersebut antara lain kurangnya pemahaman
terhadap kurikulum, ketidaksesuaian latar belakang pendidikan, terbatasnya fasilitas
pengajaran, rendahnya keterlibatan siswa, dan kesulitan dalam menyiapkan bahan ajar. Artikel
tersebut menyarankan solusi seperti menghadiri pelatihan, berkolaborasi dengan guru sains
lainnya, dan menerapkan metode pengajaran inovatif. Namun, artikel tersebut memiliki
keterbatasan dalam hal kurangnya metodologi penelitian yang spesifik, terbatasnya ruang
lingkup, kurangnya bukti empiris, dan tidak adanya argumen tandingan. Diperlukan penelitian
lebih lanjut untuk mengatasi keterbatasan tersebut dan memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif mengenai permasalahan yang dihadapi pendidik dalam pengajaran Mata
Pelajaran IPA Terpadu.[1] [2] [3] [4] [5] [6] .

Anda mungkin juga menyukai