Judul artikel Pembelajaran Tematik Terpadu menggunakan Model Problem Based
Learning di Sekolah Dasar, judul artikel ini sudah lengkap mencerminkan
isi artikel dan juga sudah sesuai dengan konsep dan teori-teori yang relevan. Sumber artikel https://jbasic.org/index.php/basicedu Halam Halaman 2171 - 2180 Volume dan Volume 5 Nomor 4 Tahun 2021 Tahun terbit Penulis Firda Khairati Amris dan Desyandri Korspondensi E-mail: firdakhairati@gmail.com, desyandri@fip.unp.ac.id Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Padang, Indonesia Abstrak 1. Pada bagian abstrak ini sudah membahas Pandahuluan, Tujuan, Metode dan Hasil. 2. Abstrak ini juga menggunakan bahasa yang singkat, baku dan jelas sehinga cepat dipahami. 3. Abstrak ini tidak menggunakan kutipan didalamnya. 4. Artikel ini juga tidak menggunakan singkatan atau hurup tebal 5. Artikel ini menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. 6. Menurut pendapat saya pada abstrak di artikel ini sudah bagus.
Kata kunci Kata kunci dalam artikel ini sudah tepat.
terdapat dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Inggris. Menurut saya kata kunci ini sudah menggunakan kata Problem Based Learning yang artinya memusatkan pemecahan masalah pada siswa itu sendiri.
Pendahuluan Pada pendahuluan artikel ini sudah mecantumkan tentang masalah
dan runglikup dalam pembelajaran PBL. Pada bagain pendahulan juga sudah mencantumkan menurut beberapa ahli terkait pembelajarn terpadu yang berpusat murid yang dipimpin oleh guru diantaranya: (1) Indriyani 2019, kurikulum 2013 ini lebih menekankan kepada proses keterampilan. (2) M. Desyandri, Mansurdin, and Fahmi 2019, menkankan pada peroses pendapingan dalam pembelajaran. (3) D. Desyandri and Vernanda 2017, tidak jauh beda dari pendapat diatas lebih pada keahlian yang di tenkankan. (4) (Julia Purnama Sari; Yunisrul; Desyandri 2018, ini menitikberatkan pada gejala dan konsep sebagai pusat perhatian murid. (5) (Maharani and Hardini 2017 dan (6) Ramadhani 2021, guru sebagai pendidik mempunyai peran yang sangat penting dalam peroses pembelajaran yang efektif. Paduhulan ini telah berisi permasalahn diantaranya, guru tidak mengajarkan siswa untuk berperan aktif dalam mengenbangkan hasil karya sendiri dan guru tidak mengedepankan kemampuan siswa itu sendiri dalam memecahkan masalahnya di sekitar. Pendahuluan ini juga sudah memaparkan hipótesis sementra dengan diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya : (1) Wulandari 2020 menekankan kepada siswa untuk mencari permsalahn sehingga guru sebagai fasilitator. (2) Saputra 2016 menekankan PBL ini merupakan metode melibatkan perserta didik dalam pemecahan maslah. (3) Febriani 2020 menekatkan peserta didik untuk berpikir keritis dalam menghadapi kehidupan nyata. (4) (Handayani and Muhammadi 2020 lebih menekankan kepada menginspirasi dan mendorong agar siswa terlibat aktif dalam pemecahan masalah. Bagain pendahuluan ini sudah mencantumkan fokus dalam permasalahn ini yaitu : memberikan refrensi kepada guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menerapkan metode PBL. Jadi menurut saya pendahuluan artikel ini sudah bagaus karena sudah mencakupa semua permasalahn dana mengukapkan perbedan-perbedan dalam motode pembelajaran PBL dengan método pembelajaran yang lain untuk menikatkan keratifitas siswa.
Adapaun penjelasan masalah dan rung lingkup yang di bagas adalah
seabagi berikut : Kurikulum yang digunakan di tingkat SD adalah kurikulum 2013 yang menggunakan pembelajaran terpadu berorientasi mata pembelajaran. Pelaksanaan proses belajar mengajar tematik yaitu model belajar mengajar terpadu yang menerapkan tema untuk menghubungkan topik yang berbeda dan menyuguhkan pengalaman yang berkesan kepada siswa. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, Kegiatan pembelajaran tematik terpadu berpusat pada siswa, hanya dipimpin oleh guru, sedangkan kegiatan menuntut siswa untuk aktif belajar. Ada banyak faktor dalam proses pembelajaran yang mempengaruhi keberhasilan siswa, yaitu metode dan model pembelajaran Namun pada kenyataannya, itu tidak seperti yang Anda harapkan. Menurut penelitian-penelitian sebelumnya masih banyak ditemukan permasalahan guru dan penggunaan metode kuis oleh sebagian besar guru dan tanya jawab saat pembelajaran. Saat ini telah banyak dikemukakan model serta metode yang memungkinkan proses belajar mengajar pada peserta didik berperan aktif, namun guru masih ragu dalam proses pembelajaran untuk diterapkan dan tujuan pembelajarannya secara optimal. Aktivitas siswa dalam interaksi sangat terlihat pembelajaran yang kurang menegangkan. Komunikasi antar siswa juga cenderung berada di luar materi ajar, daripada berfokus pada pemecahan masalah akademik. Akibatnya, tugas biasanya tidak selesai dalam waktu yang ditentukan. Menghadapi situasi tersebut, tingkat kerjasama siswa masih rendah, terutama dalam kelompok. Oleh karena itu, guru tidak mengajarkan siswa untuk aktif mengembangkan dan mempresentasikan hasil kerjanya, guru tidak mengedepankan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah nyata di sekitar. Di sisi lain, dalam pelaksanaan proses pembelajaran selalu ada pemisahan yang jelas antar mata pelajaran. Guru berpedoman pada buku guru dan siswa tanpa melengkapi sumber lain seperti materi dari buku Metode metode literature review (pencarian dokumen)
Dalam artikel ini menggunakan metode pencarian bibliografi untuk
meningkatkan analisis dari berbagai sumber. Pengumpulan data yang di lakaukan dalam artikel ini adalah peneliti menggunakan jurnal online menggunakan Google Scholar yang dicari. Keyword tentang Motode pelajaran ProblemBased Learning dan Tematik Terpadu. Menurut saya dalam artikel ini metode yang di gunakan ini sudah sesuai dengan apa yang akan menjadi prosudur dalam artikel ini secara baik. Pembahasan Dari hasil dan pembahasan artikel ini membahasa dua pokok pembehasan yaitu : 1. Metode pembelajaran Problem Based Learning. Disini peneliti menggunkan pendapat orang lain sebagai analisi tentang PBL sedangakan pendapat orang disini sebanyak 7 orang diantaranya. Rahayu 2016, Kristin 2018, Ramadhani 2021, Yelnosia and Taufik 2020, Vera and Astuti 2019, Mesyta Putri Ayu 2020 dan Majid 2014. Jadi menurut saya dari semua pendapat di atas peneliti sudah cukup membuktikan bahwa metode PBL ini berbasis masalah. 2. Analisis Model Problem Based Learning dalam penerapan Pelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar. Di artikel ini atau dibagain pembahsan yang kedua peneliti menggunakan 20 hasil penlitian orang lain untuk memastikan metode pembelajaran PBL ini efektif di siswa sekolah dasar penlitia yang 20 ini adalah: (Dewi and Wardani 2019), (Eliyasni, Anita, and Hanafi 2020), (Yolanda 2018), (Reinita 2020), (Setiyaningrum 2018), (Krismayanti 2020), (Handayani and Muhammadi 2020), (Adetya and Desyandri 2019), (Melindawati 2019), (Rahman and Latif 2020), (Warizona 2016), (Marsali 2016), (Saputra 2016), (Hasanah and Fitria 2021), (Hastuti and Zaiyasni 2020), (Febriani 2020), (Novianti, Bentri, and Zikri 2020), (Vera and Astuti 2019), dan (Rahayu 2016) dari pendapat penliti di atas memang menujukan hasil yang efektif dalam pembelajaran siswa sekolah dasar dengan metode PBL ini. Jadi menurut saya di dalam pembahasan ini sudah sesuai dengan pendahuluan metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini, sehingga pembahsan ini sudah cukup bagaus untuk menganlisi hasil metode PBL ini, didukung juga dengan data-data hasil penelitian yang dilakukan.