Anda di halaman 1dari 29

PERADABAN AZTEC

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Indonesia dan Dunia
Dosen Pengampu : Amalia Taufik, MA

Oleh

Kelompok 2

1. Suhada Wulandari (180106038)


2. Laili Atil Far’i (180106048)
3. Iffa Fzirah (180106057)
4. Liza Quratul A’yuni (180106066)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Peradaban Aztec”
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Amalia
Taufik, MA, pada mata kuliah Sejarah Indonesia & Dunia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang tujuan pembelajaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasi pada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Kami menyadari makalah ini, jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 1 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGENTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Peradaban Kuno Dunia Aztec ...................................................................... 3
B. Bentuk-Bentuk Hasil Peradaban aztec...................................................................... 6
C. Kelangsungan Hasil Peradaban Aztec pada Zaman Sekarang ................................... 8
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 25
B. Saran ....................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Aztek adalah suku pengembara (nomaden), Suku Aztek bermukim pada dua
pulau berawa disebelah selatan Danau Texcoco. Nama bangsa Aztek biasanya diberi nama
keluarga Thenoch. Nama ibu kota bangsa Aztek, yaitu Tenochtitlan berasal dari
kata “Thenochchikha“. Dan kata Meksiko berasal dari kata Meksikha. Tenochtitlan adalah
ibu kota Meksiko saat ini, yaitu Mexico city. Bangsa Aztek di Meksiko telah memperluas
kerajaan mereka dan ibukota Tenochtitlan, Mereka membangun kuil-kuil dan istana megah,
namun sering terlibat perang dengan bangsa-bangsa tetangganya supaya mendapatkan
tawanan untuk dijadikan korban persembahan dalam ritual agama.
Bangsa Aztek menganut kepercayaan politheisme. Pada 1320-an mereka mulai
membangun kota Tenochtitlan pada salah satu pulau tersebut. Kemudian tahun 1500
Kekaisaran Aztek berpenduduk lebih dari 10 juta dan menjadi penguasa tunggal di
sebagian besar Meksiko. Tahun 1521 kekaisaran Aztek berakhir dikarenakan Cortes
mengkhianati bangsa aztek menjadika bangsa aztek tawanan, dan membantai ratusan
bangsawan Aztek.
Bentuk-Bentuk Hasil Peradaban Aztec berupa kuil-kuil yang mengah sebagai tempat
pemujaan yang mereka bangun. suku aztek juga memiliki sekolah umum yang wajib untuk
semua anak. Dalam bidang seni dan olahraga, meskipun secara umum suku aztek dianggap
liar, sebenarnya mereka adalah orang-orang yang sangat artistic, mereka membuat tembikar
dan patung serta laying-layang. Suku aztek juga memainkan olahraga tim, khususnya
permainan yang sangat populer dikalangan mereka yaitu Ullamalisti, permainan tersebut
memanfaatkan bola karet yang dimainkan di lapangan.
Kelangsungan hasil peradaban aztec pada zaman sekarang dapat di lihat dari Metro
Moctezuma, dengan logo berupa mahkota berbulu ala Aztek bahasa Nahuatl kini
dituturkan oleh sekitar 1,5 juta orang, kebanyakan di wilayah pegunungan di Meksiko
tengah. Bahasa Spanyol Meksiko modern juga memiliki ratusan kata serapan dari bahasa
Nahuatl, dan banyak pula dari antara kata-kata ini yang masuk ke dalam perbendaharaan
kata bahasa Spanyol pada umumnya atau bahkan bahasa-bahasa lainnya di dunia. Nama-

1
nama tempat dalam bahasa Nahuatl tersebar di berbagai wilayah di Meksiko, khususnya
di wilayah yang pernah menjadi pusat Aztek. Selain itu, nama-nama Nahuatl juga dapat
ditemui di kota-kota yang didirikan oleh para prajurit Aztek yang membantu para
penjajah Spanyol. Akibatnya, kota yang awalnya tidak menuturkan bahasa Nahuatl
kemudian dikenal dengan nama Nahuatlnya. Di Kota Meksiko, terdapat berbagai nama
yang mengenang para penguasa Aztek, termasuk stasiun Moctezuma (dinamai dari
Motecuzoma II) dan Cuauhtemoc di jalur 1 Metro Kota Meksiko.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Peradaban Kuno Dunia Aztec
2. Bagaimana Bentuk-Bentuk Hasil Peradaban aztec
3. Bagaimana Kelangsungan Hasil Peradaban Aztec pada Zaman Sekarang
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Peradaban Kuno Dunia Aztec
2. Untuk mengetahui Bentuk-Bentuk Hasil Peradaban Aztec
3. Untuk mengetahui Kelangsungan Hasil Peradaban Aztec pada Zaman Sekarang

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Peradaban Kuno Dunia Aztec


1. Letak Geografis
Bangsa Aztek adalah suku pengembara (nomaden) mendapat pengaruh
dari bangsa Maya, akhirnya suku Aztek tiba di Amerika Tengah Lembah Meksiko yang
diketahui bahwa bangsa Aztek ini turun dari pasang pasir utara pada abad ke-13 . Suku
Aztek bermukim pada dua pulau berawa disebelah selatan Danau Texcoco. Nama
bangsa Aztek biasanya diberi nama keluarga Thenoch. Sehingga disebut juga suku
Thenochikha jika dicampurkan dengan sebutan untuk Danau Texcoco (Danau bulan).
Jadi, disebut suku Meksikha. Nama ibu kota bangsa Aztek, yaitu Tenochtitlan berasal
dari kata “Thenochchikha“. Dan kata Meksiko berasal dari kata Meksikha. Tenochtitlan
adalah ibu kota Meksiko saat ini, yaitu Mexico city. 1
2. Penduduk suku Aztek
Tampak bahwa bangsa Aztek yang barbar sesungguhnya menyerap tradisi-tradisi
suci bangsa Maya yang lebih beradab dan memasukkannya ke dalam kepercayaan dan
tradisi-tradisi suci mereka. 2Penduduk kota ini lebih dari 200 ribu jiwa dan memiliki
prasarana untuk bangsawan dan orang biasa juga. 3Suku Aztek pada tahun 1325 menjadi
bangsa yang kuat dan rumah danau mereka, Tenochtitlan, adalah sebuah kota megah
dengan banyak kanal dan kuil. Dalam masyarakat Aztek, seorang raja- pendeta dan
bangsawan mengatur kehidupan rakyat jelata dan budak dengan tangan besi. 4 Bangsa
Aztek di Meksiko telah memperluas kerajaan mereka dan ibu kota Tenochtitlan, Mereka
membangun kuil-kuil dan istana megah, namun sering terlibat perang dengan bangsa-
bangsa tetangganya supaya mendapatkan tawanan untuk dijadikan korban persembahan
dalam ritual agama. Suku Aztek sudah mengenal olahraga yaitu seperti bermain bola
yang disebut sebagai permainan bola keramat dan spesial, tim-tim memukul bola karet

1
Cho Han Ook, why? Asal Mula Manusia dan Peradaban, Jakarta: Gramedia, 2011, hal. 135.
2
Prof. Arysio Santos, Atlantis The Lost Continent Finally Found, PT. Tamaprint Indonesia :
Jakarta, 2009, hal . 172.
33
Cho Han Ook,Why ...,hal . 135.
4
John Farndon , Sejarah Dunia Untuk Anak Pintar, Platinum : Jogjakarta, 2009 , hal . 227.
3
melewati sebuah ring kecil dalam lapangan berbentuk menggunakan pinggul, lutut dan
siku mereka. Permainan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan luka serius,
bahkan kematian. 5
3. Mata Pencaharian
Bangsa Aztek adalah petani terampil , mengisi tanah ke dalam daerah berawal
untuk menciptakan ladang subur yang disebut “chinampa“. Di ladang ini mereka
menanam pepohonan untuk mencengkeram tanah. Pada 1320-an mereka mulai
membangun kota Tenochtitlan pada salah satu pulau tersebut. 6 Petani Aztek berjalan
atau mendayung perahu kuno selama berjam-jam menuju pasar di kota-kota seperti
Tlataleco untuk menjual hasil pertanian yang ditukar dengan biji cokelat, yang mereka
gunakan sebagai uang ( barter ). Bangsa Aztek juga menjadi pedagang jarak jauh, yang
menggabungkan perdagangan dengan karya cerdas militer. Setiap tahun
Tenochtitlan mengambil 9000 ton jagung, kacang, dan beras dalam bentuk pajak 7
4. Kepercayaan
Bangsa Aztek menganut kepercayaan politheisme. Bangsa Aztek percaya bahwa
mereka hidup di era “Matahari Kelima“ dan suatu saat era ini akan berakhir. Agar hari
kiamat tertunda, dewa-dewa mereka, terutama dewa matahari Huitzilopochtli, harus
disenangkan hatinya dan diberi makan setiap hari. Bangsa Aztek percaya bahwa tugas
suci mereka adalah menyediakan “chalchiuhualt “, suatu nektar yang terdapat dalam
darah manusia, bagi dewa matahari. Tanpa darah ini, alam semesta akan berhenti
berfungsi. Bagi bangsa Aztek, jantung manusia merupakan simbol kehidupan, dan
Huitzilopotchli perlu diberi makan darah dan jantung manusia sehingga dia tidak murka
terhadap bangsa Aztek. 8 Dari awal hingga akhir, mereka tetap kecanduan untuk
mengorbankan manusia dengan metode mengerikan berupa mencungkil jantung para
korban hidup-hidup, dan kecanduan untuk berperang sebagai alat yang diperlukan untuk
menawan sejumlah besar korban-korban untuk dikorbankan sesuai tuntutan agama
mereka. Hasil wajar dari pengorbanan manusia ini adalah kanibalisme ritual. 9

5
John Farndon, Sejarah Dunia..., hal. 228.
6
Simon Adams, Sejarah Dunia : Dari Mesir Kuno Hingga Tsunami Asia, Erlangga : Jakarta, 2007, hal. 161
7
John farndon, Sejarah Dunia..., .hal . 228
8
Simon Adams, Sejarah Dunia..., hal .180.
9
Arnold Toynbee, Sejarah Umat Manusia, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006, hal . 675.

4
5. Sistem pemerintahan
Pada 1426 Raja Aztek Itzcoatl membentuk persekutuan dengan dua kerajaan
tetangga, yaitu Texcoco dan Tlacopan, serta menaklukkan tetangga mereka yang
berkuasa, bangsa Tapanek. Jauh sebelum bangsa Aztek menjadi penguasa besar, mereka
merupakan para saudagar ulung yang disebut “ pochteca “. Bangsa Aztek juga
mendirikan piramida, istana, dan kuil besar. Kuil di Tenochtitlan merupakan pusat
kekaisarran dan tempat suci. Setelah melakukan kampanye militer, upacara
pengorbanan diadakan di kuil itu, terkadang mencapai 20.000 korban persembahan
dalam sehari. Kekaisaran Aztek pada tahun 1500 Kekaisaran Aztek berpenduduk lebih
dari 10 juta dan menjadi penguasa tunggal di sebagian besar Meksiko, kebanyakan dari
daerah tersebut merupakan daerah yang ditaklukkan.10
6. Ilmu pengetahuan
Orang-orang Aztek itu mengambil alih sistem kalender Amerika –Latin dengan
akurat, dan mereka mengombinasikan agama leluhur mereka dengan agama pemukim
terdahulu sehingga tercipta suatu panteisme dan ritual rumit seperti Hindu. 11 Mereka
mengelompokkan satu tahun yang memiliki 365 hari menjadi 18 bulan yang
terdiri dari 20 hari, sisa 5 hari di anggap sebagai hari sial. Batu peninggalan memiliki
gambar berbeda untuk setiap harinya. Mereka juga membuat naskah yang tersusun dari
piktogram-piktogram dan fonem-fonem permainan kata, yang lebih Mereka praktis
daripada piktograf-piktograf tradisional Amerika-latin, dan menghasilkan beberapa
puisi yang sangat instropektif. 12
7. Akhir Kekaisaran Aztek
Herman Cortes ( 1485-1547 ), prajurit dan penjelajah Spanyol, meninggalkan
Kuba pada Februari 1519 menuju Meksiko. Ia diiringi oleh pasukan kecil berjumlah 500
orang. Mereka tiba di ibukota Aztek, Tenochtitlan, pada November. Cortes terkesima
dengan berbagai istana, kuil, dan jalan-jalann yang besar, dan saat Cortes memasuki
kota ini Kaisar Aztek Montezuma segera menyambutnya. Montezuma dengan mewah
menjamu para tamu asing tersebut, namun Cortes mengkhianatinya, menjadikannya
tawanan, dan membantai ratusan bangsawan Aztek. Terkejut akan apa yang terjadi, para

10
Simon Adams , Sejarah Dunia.., hal. 180
11
Arnorld Toynbee, Sejarah..., hal. 674.
12
Arnorld Toynbee , Sejarah..., hal . 675.

5
pemimpin aztek yang tersisa menyusun pemberontakan pada 1520, ketika Cortes tidak
sedang berada di Tenochtitlan.
Ketika suku Aztek menghadapi pasukan Spanyol, Aztek masih menggunakan
senjata yang terbuat dari batu dan kayu. Adalah luar biasa penduduk yang sangat
militeristik seperti Aztek tidak pernah mencoba membuat pedang dan mata tombak dari
baja. Banyak pasukan Spanyol yang dibunuh, namun Cortes berhasil menghimpun
suku-suku tetangga untuk melawan bangsa Aztek. Montezuma terbunuh, Tenochtitlan
di hancurkan, dan Cortes menjadi gubernur Meksiko. 13Tahun 1521 kekaisaran Aztek
berakhir. Pencari harta karun bangsa Spanyol menjarah pulau dan kekayaan mereka,
yang dipimpin oleh Hernando Cortez.14 Bangsa Spanyol menyiksa orang Aztek yang
tertinggal, disiksa, dibunuh, atau di perbudak, wabah penyakit ditularkan oleh para
penakluknya. 15
B. Bentuk-Bentuk Hasil Peradaban Aztec
1. Peradaban Aztec (1298-1521 M)
a. Kondisi geografis dan lingkungan alam
Bangsa Aztek adalah bangsa pengembara yang tiba di lembah meksiko
pada abad III. Mereka kemudian tiba di danau berawa sebelah selatan Texcoco.
Kemudian mereka membangun sebuah pemukian di tempat burung elang
bertengger yang dianggapnya gaib. Pemukiman tersebut nantinya yang akan
berkembang menjadi tenochitlan16.

Gambaran kota Tenocthtitlan

13
Simon Adams, Sejarah Dunia... , hal . 198
14
John Farndon, Sejarah dunia..., hal . 228.
15
Simon Adams, Sejarah Dunia..., hal . 198.
16
Moh. Yatim, Jejak Peradaban Dunia dalam Kontek Masa Kini, Direktorat Pembinaan Pendidikan
Keaksaraan dan Kesetaraan-Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat-Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2018, hal. 47

6
b. Kondisi sosial politk

Bangsa Aztek dikenal sebagai bangsa yang suka berperang. Tujuan berperang
adalah mendapatkan tawanan yang dapat dijadikan kurban untuk dipersembahkan
dalam pelaksanaan ritual kepercayaan yang mereka yakini, mereka juga
membangun kuil- kuil yang megah sebagai tempat pemujaan. Penguasa pertama
Tenochthitan adalah seorang raja pendeta yang bernama Tenoch yang tercatat wafat
pada tahun 1370. Kekaisaran Aztek memiliki kesatuan tentara yang mereka
banggakan yang disebut dengan ksatria Elang dan ksatria Jaguar. Mereka adalah
tentara yang selalu berada di garis depan baik untuk menyerang maupun untuk
mempertahankan diri. 17
c. Hasil budaya dan peradaban
1) Sistem kepercayaan dan religi
Dewa tertinggi yang mereka sembah adalah dewa matahari yang mereka
sebut dengan Huitzilopochti. Bangsa aztek memiliki keyakinan bahwa mereka
hidup di zaman Matahari ke lima, dimana suatu saat zaman ini akan berakhir.
Mereka perlu membuat upacara kurban untuk menyenangkan hati para dewa.
Bentuk kurban yang mereka anggap dapat menyenangkan hati para dewa adalah
darah manusia dan jantung manusia yang masih hidup.
2) Ilmu pengetahuan dan teknologi
Bangsa Azek telah mengenal tulisan piktograf yang mirip dengan huruf
hierogilf yang disebut n’ahuatl. Alfabert untuk bahasa ini berbentuk gambar.
Dalam bidang pendidikan, selain menekan orangtua untuk mengajarkan anak-
anaknya, suku aztek juga memiliki sekolah umum yang wajib untuk semua anak.
Dalam bidang seni dan olahraga, meskipun secara umum suku aztek dianggap liar,
sebenarnya mereka adalah orang-orang yang sangat artistic, mereka membuat
tembikar dan patung serta laying-layang. Suku aztek juga memainkan olahraga tim,
khususnya permainan yang sangat popular dikalangan mereka yaitu Ullamalisti,
permainan tersebut memanfaatkan bola karet yang dimainkan di lapangan.

17
Moh. Yatim, Jejak Peradaban Dunia, hal. 49

7
Huruf n’ahuatl

Sementara itu, sebagai bangsa yang mengembangkan tradisi pertanian,


mereka juga mengembangkan sistem penanggalan. Sistem penanggalan mereka
gunakan untuk menandai waktu menanam dan memanen. Mereka juga telah
memiliki kemampuan yang tinggi dalam mendirikan bangunan seperti istana, kuil
serta jalan raya.

Gambaran ritual kematian hasil budaya peradaban Aztec

C. Kelangsungan Hasil Peradaban Aztec pada Zaman Sekarang

Peradaban Aztek telah meninggalkan berbagai macam warisan kepada dunia. Situs-
situs arkeologi Aztek telah digali dan dibuka untuk umum, sementara artefak-artefaknya
dipamerkan di museum-museum. Nama-nama tempat dan kata serapan dari bahasa Nahuatl

8
sangat tersebar di Meksiko. Simbol dan mitologi Aztek juga telah berpadu dengan
nasionalisme Meksiko dan menjadi bagian dari lambang negara tersebut.18
Pada abad ke-19, citra orang-orang Aztek sebagai suku barbar yang tidak beradab
mulai berubah akibat romantisasi bangsa Aztek sebagai kelompok pribumi dengan budaya
yang sangat maju dan dapat menyaingi peradaban-peradaban Eropa kuno. Setelah Meksiko
berhasil memerdekakan diri dari Spanyol, romantisasi bangsa Aztek dimanfaatkan dalam
narasi yang digunakan untuk membetuk sebuah bangsa baru yang merupakan perpaduan
antara Eropa dan Amerika. 19
1. Aztek dan jati diri nasional
Budaya dan sejarah Aztek telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
proses pembentukan identitas nasional Meksiko setelah kemerdekaan negara tersebut
pada tahun 1821. Di Eropa pada abad ke-17 dan ke-18, orang-orang Aztek dianggap
sebagai suku barbar, kejam, dan memiliki budaya rendahan.20
Walaupun begitu, sebelum Meksiko memperoleh kemerdekaan, orang-orang
Spanyol yang lahir di Amerika (criollos) sudah menilik sejarah Aztek dalam proses
pencarian simbol kebanggaan yang terpisah dari Spanyol. Rohaniwan dan ilmuwan
abad ke-17 Carlos de Sigüenza y Góngora berhasil memperoleh kumpulan manuskrip
seorang bangsawan Texcoco yang bernama Alva Ixtlilxochitl. Tokoh Yesuit
Kreol Francisco Javier Clavijero menerbitkan buku La Historia Antigua de
México (1780–81) saat ia sedang berada di pengasingan di Italia akibat pengusiran
orang-orang Yesuit pada tahun 1767 dalam buku tersebut, ia menelusuri sejarah Aztek
dari zaman migrasi hingga masa penguasa terakhir mereka, Cuauhtemoc.
Tujuannya menulis buku tersebut adalah untuk membela masa lalu Meksiko
dari segala macam tuduhan yang dilayangkan oleh penulis-penulis yang sezaman
dengannya, seperti Pauw, Buffon, Raynal, dan William Robertson.21 Hasil penggalian
arkeologi di alun-alun utama Kota Meksiko pada tahun 1790 berhasil menemukan dua
pahatan batu raksasa yang terkubur tidak lama setelah kota Tenochtitlan jatuh ke
tangan Spanyol. Kedua peninggalan yang berhasil ditemukan adalah batu kalender
18
Carrasco The Aztec : A very short introduction, oxford university press. 2012. h 121
19
Keen Benjamin the Aztec image in western thought. (New Brunswick : Rutgers university press. 1971), h 310
20
Ibid. h 260
21
Brading, the first amerika : the Spanish monarchy, creole patriots and the liberal state. (Cambridge university
press. 1991) h 450

9
Aztek yang terkenal serta patung Coatlicue. Buku Descripción histórico y cronológico
de las dos piedras karya Antonio de León y Gama yang diterbitkan pada tahun 1792
meneliti kedua peninggalan batu tersebut. Satu dasawarsa kemudian, ilmuwan
Jerman Alexander von Humboldt menghabiskan waktu selama setahun di Meksiko.
Salah satu buku yang ia terbitkan pada masa itu adalah Vues des Cordillères et
monuments des peuples indigènes de l'Amérique.22 Humboldt adalah tokoh yang telah
memperkenalkan Aztek kepada para ilmuwan dan khalayak di Barat.

Sehubungan dengan agama, lukisan Perawan Guadalupe dari zaman penjajahan


menggambarkan Bunda Maria melayang di atas kaktus nopal yang merupakan bagian
dari mitos pendirian kota Tenochtitlan. Juan Diego adalah orang Nahua yang konon
melihat penampakan seperti itu, dan ia mengaitkan Bunda Maria yang terlihat gelap
dengan masa lalu Meksiko pada zaman Aztek.
Setelah Meksiko berhasil meraih kemerdekaannya pada tahun 1821 dan
menjadi sebuah negara monarki yang disebut Kekaisaran Meksiko,
di benderanya terpampang lambang tradisional Aztek berupa seekor burung elang
yang sedang hinggap di atas bonggol kaktus nopal. Di atas kepala elang ini terdapat
sebuah mahkota yang merupakan lambang monarki Meksiko yang baru. Setelah sistem
monarki dijatuhkan pada tahun 1822, elang di bendera republik yang baru tidak
memiliki mahkota. Pada dasawarsa 1860-an, setelah Prancis mendirikan Kekaisaran
Meksiko Kedua di bawah kepemimpinan Maximilian dari Wangsa Habsburg, di

22
Humbolt views of the cordilleras and monuments of the indigenuous peoples of the americas. 2014

10
bendera Meksiko masih terdapat lambang elang dan kaktus yang dihiasi dengan
simbol-simbol monarki. Kekaisaran ini sendiri tidak bertahan lama dan pasukan
Prancis berhasil dikalahkan, sehingga republik pun didirikan kembali, dan benderanya
juga menjadi lebih sederhana seperti sebelumnya.
Lambang elang dan kaktus sendiri juga sudah dijadikan lambang resmi
Republik Meksiko, dan kini lambang tersebut menghiasi bangunan-bangunan resmi, di
Meksiko pada masa setelah kemerdekaan, terjadi perseteruan antara
kelompok Hispanistas (kebanyakan terdiri dari elit-elit konservatif Meksiko)
dan Indigenistas (kebanyakan adalah elit Meksiko yang liberal).
Kelompok Hispanistas secara tegas menolak menjadikan peradaban kuno di
Meksiko sebagai kebanggaan nasional dan kelompok. Walaupun di bendera Republik
Meksiko terdapat simbol Aztek, para elit konservatif tidak menyukai para penduduk
asli dan tidak ingin mengaitkan mereka dengan masa lalu yang "agung". Pada masa
kekuasaan Presiden Antonio López de Santa Anna, para cendekiawan Meksiko yang
pro-indigenistas tidak memperoleh banyak dukungan. Seusai pelengseran Santa Anna
pada tahun 1854, para cendekiawan yang tertarik dengan masa lalu pribumi Meksiko
menjadi semakin giat. Kaum liberal cenderung bersimpati dengan para penduduk asli
dan sejarah mereka, tetapi merasa bahwa permasalahan genting yang harus dipecahkan
adalah "Permasalahan Indian".
Berkat komitmen kaum liberal untuk mewujudkan persamaan kedudukan di
mata hukum, tokoh-tokoh pribumi yang berhasil naik derajatnya (seperti Benito
Juárez yang berlatar belakang Zapotek dan naik jabatan di kalangan liberal hingga
akhirnya menjadi presiden pribumi Meksiko pertama, atau cendekiawan dan
politikus Ignacio Altamirano yang berlatar belakang Nahua) merasa bahwa liberalisme
adalah cara pandang yang diperlukan untuk maju ke depan. Terkait dengan upaya
untuk menyelidiki masa lalu pribumi Meksiko, tokoh liberal moderat José Fernando
Ramírez adalah tokoh yang telah banyak bersumbangsih. Ia menjabat sebagai direktur
Museum Nasional dan melakukan kajian dengan menggunakan kodeks-kodeks, tetapi
pada saat yang sama ia juga menjaga jaraknya dari perseteruan antara kaum liberal
dengan konservatif yang mengakibatkan perang saudara. Para cendekiawan Meksiko
yang meneliti sejarah Aztek pada akhir abad ke-19 meliputi Francisco

11
Pimentel, Antonio García Cubas, Manuel Orozco y Berra, Joaquín García Icazbalceta,
dan Francisco del Paso y Troncoso.

Monumen untuk Cuauhtémoc, diresmikan pada tahun 1887 oleh Porfirio


Díaz di Kota Meksiko Pada akhir abad ke-19, peradaban Aztek mulai menjadi
kebanggaan nasional di Meksiko. Zaman ini didominasi oleh seorang pahlawan militer
liberal yang bernama Porfirio Díaz. Ia adalah seorang mestizo yang berasal dari
Oaxaca dan mengabdi sebagai Presiden Meksiko dari tahun 1876 hingga 1911.
Kebijakan terbuka terhadap penanam modal asing dan modernisasi negara dengan
tangan besi untuk menghentikan kerusuhan telah merugikan penduduk asli Meksiko.
Walaupun begitu, pemerintahan Díaz mendanai penelitian-penelitian arkeologi dan
upaya perlindungan dan pelestarian monumen kuno.
Akibatnya, "para ahli merasa lebih untung jika mereka memusatkan perhatian
pada orang-orang Indian yang sudah meninggal selama berabad-abad." Salah satu
kebijakan Presiden Díaz adalah dengan mendirikan Monumen untuk
Cuauhtémoc di Paseo de la Reforma, Kota Meksiko. Monumen ini ia resmikan pada
tahun 1887. Kemudian, dalam ajang pameran dunia pada akhir abad ke-19, paviliun
Meksiko sanat menunjukkan masa lalu pribuminya, terutama yang terkait dengan

12
Aztek. Para cendekiawan Meksiko seperti Alfredo Chavero membantu membina citra
budaya Meksiko selama pameran-pameran tersebut.

Lukisan dinding karya Diego Rivera yang menggambarkan pasar Aztek di


Tlatelolco. Lukisan ini terletak di Istana Nasional Meksiko Revolusi Meksiko (1910–
1920) dan perjuangan para penduduk asli telah mendorong pemerintah untuk
mendukung pergerakan politik dan budaya yang disebut indigenismo. Simbol-simbol
masa lalu Aztek pun hadir di berbagai tempat, khususnya dalam muralisme
Meksiko karya Diego Rivera. Dalam karya-karya mereka, penulis-penulis Meksiko
seperti Octavio Paz dan Agustin Fuentes telah mengkaji penggunaan simbol-simbol
Aztek oleh negara-negara bagian modern di Meksiko, dan mereka mengkritik
pemanfaatan budaya pribumi untuk keperluan politik, tetapi pada saat yang sama
mereka juga menggunakan ungkapan simbolis di dalam karya-karya mereka.
Contohnya, Paz mengkritik rancangan Museum Antropologi Nasional yang
membentuk pandangan bahwa sejarah Meksiko mencapai puncaknya pada zaman
Aztek sebagai perampasan nasionalistik terhadap kebudayaan Aztek.
2. Bahasa dan nama tempat

13
Metro Moctezuma, dengan logo berupa mahkota berbulu ala Aztek bahasa
Nahuatl kini dituturkan oleh sekitar 1,5 juta orang, kebanyakan di wilayah pegunungan
di Meksiko tengah. Bahasa Spanyol Meksiko modern juga memiliki ratusan kata
serapan dari bahasa Nahuatl, dan banyak pula dari antara kata-kata ini yang masuk ke
dalam perbendaharaan kata bahasa Spanyol pada umumnya atau bahkan bahasa-
bahasa lainnya di dunia. Nama-nama tempat dalam bahasa Nahuatl tersebar di
berbagai wilayah di Meksiko, khususnya di wilayah yang pernah menjadi pusat Aztek.
Selain itu, nama-nama Nahuatl juga dapat ditemui di kota-kota yang didirikan oleh
para prajurit Aztek yang membantu para penjajah Spanyol. Akibatnya, kota yang
awalnya tidak menuturkan bahasa Nahuatl kemudian dikenal dengan nama
Nahuatlnya. Di Kota Meksiko, terdapat berbagai nama yang mengenang para
penguasa Aztek, termasuk stasiun Moctezuma (dinamai dari Motecuzoma II)
dan Cuauhtemoc di jalur 1 Metro Kota Meksiko.
3. Hidangan

Chapulines, belalang yang dipanggang dan ditaburi cabai, kini masih menjadi
makanan yang populer. Hidangan Meksiko masih menggunakan bahan-bahan dasar
yang berasal dari Mesoamerika, seperti jagung, cabai, kacang, labu, tomat,
dan avokad. Orang-orang Spanyol kemudian memperkenalkan bahan-bahan dasar dari
Aztek ke berbagai belahan dunia, sehingga kini terdapat kata-kata serapan dari bahasa
Nahuatl di berbagai bahasa,
seperti cokelat, tomat, cabai, avokad, tamale, taco, pupusa, chipotle, pozole,
dan atole. Selain itu, hidangan Meksiko juga telah menyebar ke berbagai negara,
alhasil warisan kuliner Aztek bisa dikatakan telah menyebar secara global. Kini
gambar-gambar Aztek dan kata-kata dalam bahasa Nahuatl digunakan untuk

14
menciptakan nuansa keaslian atau keeksotikan dalam upaya pemasaran hidangan
Meksiko.
4. Dalam budaya populer

Gagasan mengenai orang Aztek telah memikat imajinasi bangsa Eropa


semenjak pertama kami berjumpa dengan mereka, dan telah menjadi sumber inspirasi
bagi pembuatan banyak lambang ikonik dalam budaya populer Dunia Barat. Dalam
bukunya yang berjudul The Aztec Image in Western Thought, Benjamin
Keen berpendapat bahwa para pemikir Barat biasanya memandang budaya Aztek
melalui kacamata kepentingan budaya mereka sendiri. Orang Aztek dan tokoh-
tokoh mitologi Aztek dimunculkan dalam budaya Dunia Barat. Nama Quetzalcoatl,
dewa ular berbulu unggas, telah digunakan dalam penamaan salah
satu genus pterosaurus, yakni Quetzalcoatlus, sejenis reptil terbang berukuran besar
dengan bentang sayap mencapai 11 meter (36 kaki). Sosok Quetzalcoatl sudah sering
ditampilkan dalam buku-buku, film, dan permainan video. D. H. Lawrence memberi
judul Quetzalcoatl pada rancangan naskah awal dari novelnya yang pada akhirnya
diganti menjadi The Plumed Serpent atas desakan penerbitnya, Alfred A.
Knopf. Penulis Amerika, Gary Jennings, menulis dua novel sejarah terkenal yang
berlatar belakang Meksiko pada zaman Aztek, yakni Aztec (1980) dan Aztec
Autumn (1997). Kedua novel ini sangat populer sampai-sampai ditulis lagi empat
novel dalam seri Aztek ini setelah ia wafat.
Masyarakat Aztek juga telah digambarkan dalam film. Film Meksiko tahun
2000 yang berjudul La Otra Conquista (Penaklukan Lain) disutradarai oleh Salvador
Carrasco, dan menggambarkan situasi penjajahan sesudah Meksiko ditaklukkan oleh
bangsa Spanyol pada era 1520-an. Film ini menggunakan sudut pandang seorang juru
tulis Aztek, Topiltzin, yang berhasil selamat dalam peristiwa penyerbuan kuil
Tenochtitlan.[168] Film tahun 1989, Retorno a Aztlán (Kembali ke Aztlán), yang
diproduksi oleh Juan Mora Catlett adalah sebuah film fiksi sejarah yang berlatar
belakang masa pemerintahan Motecuzoma I. Dialog dalam film ini menggunakan
bahasa Nahuatl dan diberi judul alternatif dalam bahasa Nahuatl, Necuepaliztli in
Aztlan. Dalam film-film eksploitasi B produksi Meksiko pada era 1970-an, salah satu

15
sosok yang berulang kali ditampilkan adalah "mumi Aztek" selain sosok-sosok hantu
dan tukang sihir Aztek.
5. Peninggalan
Budaya dan sejarah Aztek lebih banyak diketahui dari bukti-
bukti arkeologi yang ditemukan dalam usaha-usaha penggalian seperti
penggalian Templo Mayor yang terkenal di Kota Meksiko, dari karya-karya tulis
pribumi, catatan-catatan saksi mata dari para conquistadores Spanyol seperti Hernán
Cortés maupun Bernal Díaz del Castillo, dan teristimewa dari penjabaran budaya serta
sejarah Aztek yang disusun pada abad ke-16 dan abad ke-17 oleh para rohaniwan
Spanyol dan para cerdik pandai Aztek dalam bahasa Spanyol maupun bahasa Nahuatl,
misalnya Kodeks Firenze yang terkenal. Kodeks Firenze adalah kumpulan dua belas
karya tulis dwibahasa (Spanyol dan Nahuatl) disertai ilustrasi yang disusun oleh
seorang frater Fransiskan bernama Bernardino de Sahagún bersama para
narasumber pribumi Aztek. Sumbangan penting bagi pengetahuan mengenai orang
Nahua pascapenaklukan Spanyol adalah pelatihan para juru tulis pribumi untuk
menulis teks-teks dengan huruf Latin dalam bahasa Nahuatl, terutama untuk keperluan
setempat pada masa penjajahan Spanyol. Pada masa jayanya, peradaban Aztek
memiliki khazanah tradisi mitologi dan keagamaan yang kaya dan rumit, serta
menghasilkan karya-karya arsitektur dan seni rupa yang menakjubkan.
Keterangan yang ada mengenai sejarah Aztek berasal dari berbagai sumber.
Peninggalan-peninggalan arkeologi (dari piramida sampai gubuk-gubuk jerami) dapat
dimanfaatkan untuk memahami kehidupan masyarakat Aztek. Namun, arkeolog juga
memerlukan keterangan dari sumber-sumber lain untuk menafsirkan konteks sejarah
dari suatu artefak. Terdapat banyak sumber sejarah yang ditulis oleh penduduk asli
maupun oleh orang Spanyol pada permulaan zaman penjajahan. Teks-teks ini
mengandung keterangan-keterangan yang sangat berharga mengenai sejarah Aztek
pada zaman prapenjajahan. Sumber-sumber tersebut menunjukkan sejarah politik
berbagai negara kota Aztek dan garis keturunan penguasanya. Selain itu, sejarah Aztek
juga disajikan di dalam kodeks-kodeks. Beberapa di antaranya hanya berisi gambar
dan sering kali dilengkapi dengan glif-glif. Setelah penaklukan oleh bangsa Spanyol,
banyak sumber sejarah lain yang ditulis dalam abjad Latin oleh orang Aztek yang

16
melek huruf atau oleh frater Spanyol yang mewawancara penduduk asli mengenai adat
istiadat dan kisah mereka. Teks berisi alfabet dan gambar yang menjadi sumber
sejarah yang penting adalah Kodeks Mendoza dari awal abad ke-16, yang dinamai dari
wali raja Spanyol di Meksiko yang pertama (dan pembuatan kodeks itu sendiri
mungkin juga diperintahkan olehnya). Kodeks tersebut disusun untuk memberitahukan
kepada penguasa monarki Spanyol mengenai struktur ekonomi dan politik di Aztek.
Di dalam kodeks tersebut, terdapat keterangan tentang nama masyarakat
berpemerintahan yang ditaklukan oleh Persekutuan Tiga Kaum Aztek, upeti yang
dipersembahkan kepada Aztek, dan struktur kelas/gender di masyarakat mereka.
Selain kodeks, terdapat pula tarikh-tarikh yang ditulis oleh sejarawan Nahua
yang mencatat sejarah masyarakat berpemerintahan mereka. Tarikh-tarikh ini
merupakan sejarah bergambar yang kemudian diubah menjadi tarikh yang ditulis
dengan abjad Latin. Beberapa penulis tarikh dan kronik yang berasal dari golongan
penduduk asli adalah Chimalpahin dari Amecameca-Chalco; Fernando Alvarado
Tezozomoc dari Tenochtitlan; Alva Ixtlilxochitl dari Texcoco, Juan Bautista
Pomar dari Texcoco, dan Diego Muñoz Camargo dari Tlaxcala. Terdapat pula catatan
sejarah yang disusun oleh para conquistadores, seperti Bernal Díaz del Castillo yang
menulis tentang sejarah penaklukan.
6. Keluarga dan gender
Dalam sistem keluarga Aztek, warisan diberikan kepada anak laki-laki dan
perempuan. Maka dari itu, perempuan bisa mempunyai harta benda seperti laki-laki,
alhasil mereka menikmati kebebasan ekonomi yang cukup besar. Laki-laki dan
perempuan dalam masyarakat Aztek dituntut untuk memenuhi peranan gender mereka.
Laki-laki bekerja di luar rumah sebagai petani, pedagang, pengrajin, dan prajurit,
sementara perempuan mengurus rumah tangga. Walaupun begitu, perempuan juga bisa
menjadi pedagang kecil, dokter, imam, dan bidan. Selain itu, berperang merupakan
kegiatan yang sangat dihargai dalam masyarakat Aztek, dan pekerjaan perempuan
secara metaforis digambarkan seperti perang. Pekerjaan perempuan juga dianggap
sama pentingnya dalam menjaga keseimbangan dunia dan dalam memuaskan para
dewa. Oleh sebab itu, para ahli menggambarkan ideologi gender Aztek bukan sebagai
ideologi yang mengatur hierarki gender, tetapi sebagai ideologi dengan peranan gender

17
yang saling mengisi; dalam kata lain, peranan-peranan tersebut terpisah, tetapi
dianggap setara. Di kalangan bangsawan, pernikahan sering dijadikan strategi politik.
Para bangsawan rendah menikahkan putri-putri mereka dengan laki-laki dari garis
keturunan yang lebih bergengsi, dan status yang lebih bergengsi tersebut kemudian
akan diturunkan kepada anaknya. Bangsawan-bangsawan sering kali
mempraktikkan poligami. Namun, poligami bukanlah hal yang lumrah di kalangan
rakyat jelata, dan beberapa sumber bahkan menyatakan bahwa praktik tersebut
dilarang.
7. Pertanian

Seperti puak-puak lainnya di Mesoamerika, masyarakat Aztek sangat bertumpu


pada pertanian jagung. Selain jagung, tanaman-tanaman utama di peradaban Aztek
meliputi kacang-kacangan, labu, cabai, dan amaranth. Pertanian secara intensif
dimungkinkan oleh lingkungan yang lembap di Lembah Meksiko serta keberadaan
danau-danau dan rawa-rawa. Salah satu metode yang paling penting di lingkungan
seperti ini adalah chinampa, yakni pulau buatan yang dapat mengubah perairan
dangkal menjadi perkebunan yang sangat subur dan dapat ditanami sepanjang tahun.
Chinampa dibuat dari lapisan-lapisan lumpur yang berasal dari dasar danau dan juga
dari berbagai tumbuh-tumbuhan. Pulau-pulau buatan tersebut dipisahkan oleh terusan-
terusan kecil, dan para petani dapat berpindah dari satu pulau ke pulau lainnya dengan
menggunakan kano. Tanah di chinampa sangatlah subur, dan rata-rata dapat dipanen
sebanyak tujuh kali setiap tahunnya. Berdasarkan hasil panen dari chinampa yang ada
saat ini, diperkirakan bahwa satu hektare chinampa dapat memberi makan 20 orang,
sementara 9.000 hektare chinampa dapat memenuhi kebutuhan pangan 180.000 orang.
Orang-orang Aztek semakin memutakhirkan pertanian mereka dengan
membangun sistem irigasi. Walaupun sebagian besar kegiatan pertanian berlangsung
di luar wilayah yang berpenduduk padat, terdapat pula metode pertanian berskala kecil
di dalam kota. Setiap keluarga memiliki sebidang tanah yang ditanami dengan jagung,
buah-buahan, herbal, dan tanaman-tanaman penting lainnya. Setelah Tenochtitlan
menjadi kota yang besar, air dipasok lewat akuaduk dari mata air di tepi danau, dan
mereka juga membuat sistem pengumpulan kotoran manusia untuk dijadikan pupuk.
Berkat kemampuan mereka dalam bercocok tanam, pertanian Aztek dapat memenuhi

18
kebutuhan pangan para penduduk di kota besar. Danau juga merupakan sumber
protein yang kaya dari hewan-hewan air seperti ikan, amfibi, udang, serangga dan telur
serangga, serta unggas air. Berkat tersedianya berbagai sumber protein, mereka tidak
terlalu memerlukan daging hewan-hewan yang telah didomestikasi (mereka hanya
punya kalkun dan anjing), dan para ahli telah memperkirakan bahwa penduduk di
Lembah Meksiko tidak kekurangan protein.
8. Kerajinan dan perdagangan
Berkat kelebihan pangan, masyarakat Aztek dapat bekerja di luar bidang
produksi pangan. Selain memastikan ketersediaan pangan di rumah, perempuan
membuat tenunan dari serat agave dan kapas. Laki-laki juga menjadi pengrajin
keramik, alat-alat dari obsidian dan rijang, atau barang-barang mewah seperti barang
yang terbuat dari manik-manik dan bulu burung serta alat-alat musik. Kadang-kadang
seluruh calpollis hanya mengerjakan satu macam kerajinan saja. Di beberapa situs
arkeologi, bahkan telah ditemukan daerah-daerah besar yang hanya memusatkan
perhatian pada satu bidang kerajinan semata. Orang-orang Aztek tidak banyak
membuat barang-barang logam, tetapi mereka sudah menguasai
teknologi peleburan emas, dan mereka memadukan emas dengan batu-batu mulia
lainnya seperti giok dan pirus. Barang-barang yang terbuat dari tembaga biasanya
diimpor dari Taraska.
9. Upeti

Halaman Codex Mendoza yang menggambarkan upeti-upeti yang


dipersembahkan kepada Tenochtitlan oleh altepetl Xoconochco di wilayah pesisir

19
Samudra Pasifik. Altepetl yang ditaklukan oleh Aztek dipaksa membayar upeti. Upeti
tersebut biasanya berupa barang-barang yang paling berharga di wilayah setempat.
Beberapa halaman di Kodeks Mendoza mencantumkan daftar kota pembayar upeti dan
jenis-jenis upeti yang mereka persembahkan. Upeti yang diberikan tidak hanya berupa
barang-barang mewah seperti bulu burung, pakaian yang indah, atau manik-
manik batu hijau, tetapi juga bisa berupa barang-barang untuk keperluan sehari-hari
seperti pakaian, kayu bakar, dan makanan. Upet biasanya dibayarkan dua atau empat
kali setiap tahunnya.
Hasil penggalian arkeologis di provinsi-provinsi yang pernah diperintah oleh
Aztek menunjukkan bahwa kekuasaan Aztek di wilayah tersebut menghadirkan
manfaat dan kerugian tersendiri bagi rakyat di provinsi tersebut. Di satu sisi,
Kekaisaran Aztek mendukung kegiatan perdagangan, dan barang-barang eksotis yang
terbuat dari obsidian hingga perunggu dapat dinikmati oleh rakyat jelata maupun
bangsawan. Mitra-mitra dagang mereka juga meliputi suku Purépecha (juga dikenal
dengan nama Taraska), yang memasok alat-alat perunggu dan perhiasan kepada Aztek.
Di sisi lain, upeti yang dipungut oleh kekaisaran sangat membebani rakyat jelata,
karena mereka harus bekerja lebih giat lagi agar dapat membayarkan upeti. Sementara
itu, bangsawan biasanya diuntungkan oleh kekuasaan kekaisaran karena susunan
pemerintahan kekaisaran tidak bersifat langsung. Kekaisaran bergantung kepada raja
dan bangsawan setempat dan menawarkan kepada mereka keistimewaan jika mereka
membantu menjaga ketertiban dan tetap membayarkan upeti.
10. Kalender

"Batu kalender Aztek" atau "Batu Matahari", monolit batu besar yang
ditemukan pada tahun 1790 di Kota Meksiko. Batu ini menggambarkan lima zaman

20
dalam sejarah mitos AztekKehidupan keagamaan Aztek berpusat pada kalender.
Seperti kebanyakan suku bangsa di Mesoamerika, orang-orang Aztek menggunakan
dua kalender secara bersamaan: kalender ritual yang terdiri dari 260 hari dan
disebut tonalpohualli, serta kalender matahari sepanjang 365 hari yang
dinamai xiuhpohualli. Setiap hari memiliki nama dan nomornya sendiri di masing-
masing kalender, dan kombinasi dari kedua tanggal tersebut hanya muncul setiap 52
tahun. Tonalpohualli umumnya digunakan untuk keperluan ramalan. Kalender ini
terdiri dari 20 penanda hari dan angka yang berkisar dari 1-13. Sementara
itu, xiuhpohualli terdiri dari 18 "bulan", dan masing-masing "bulan" terdiri dari 20
hari, ditambah dengan 5 hari "kosong" di akhir siklus sebelum
siklus xiuhpohualli yang baru dimulai. Setiap "bulan" dinamai dari perayaan ritual
tertentu yang memulai masing-masing bulan, dan banyak dari antaranya yang terkait
dengan siklus pertanian. Para ahli sendiri masih membahas apakah orang-orang Aztek
melakukan penyesuaian terhadap kalender mereka untuk tahun kabisat, serta
bagaimana mereka melakukan hal tersebut. Ritual-ritual bulanan melibatkan semua
penduduk dan digelar di setiap rumah, di kuil-kuil calpolli, dan di daerah suci utama.
perayaan-perayaan yang digelar kebanyakan meliputi kegiatan menari, peragaan ulang
kisah-kisah mitos oleh orang yang berpura-pura menjadi dewa, serta pengorbanan
makanan, hewan, dan manusia.
Setiap 52 tahun sekali, kedua kalender Aztek kembali mencapai titik awalnya,
dan siklus kalender baru pun dimulai. Peristiwa ini dirayakan dengan ritual yang
disebut Xiuhmolpilli atau "Upacara Api Baru". Selama upacara ini, tembikar-tembikar
lama dihancurkan di semua rumah, dan semua api di peradaban Aztek dipadamkan.
Api baru kemudian dinyalakan di atas dada salah satu tumbal manusia, dan seorang
pelari akan membawa api baru tersebut ke berbagai komunitas calpolli untuk
membagikan api tersebut. Sementara itu, malam tanpa api terkait dengan ketakutan
bahwa roh jahat tzitzimime (yang terkait dengan bintang-bintang) akan turun dari
langit dan menelan bumi untuk mengakhiri matahari kelima.

21
11. Tulisan dan ikonografi

Orang-orang Aztek tidak memiliki aksara yang mutakhir seperti orang-orang


Maya. Namun, seperti halnya orang-orang Maya dan Zapotek, mereka menggunakan
sistem penulisan yang menggabungkan tanda-tanda logografi dengan tanda-tanda suku
kata fonetik. Contoh penggunaan logogram adalah gambar gunung yang
melambangkan kata tepetl (yang juga berarti "gunung"), sementara contoh tanda suku
kata fonetik adalah gambar gigi tlantli untuk melambangkan suku kata tla dalam kata-
kata yang sama sekali tidak berkaitan dengan gigi. Dengan menggabungkan kedua hal
ini, orang-orang Aztek dapat melambangkan nama orang dan tempat. Narasi-narasi
biasanya disajikan dalam bentuk urutan gambar yang menggunakan tata
cara ikonografi yang berbeda-beda, seperti jejak kaki untuk menunjukkan jalan, kuil
yang terbakar untuk menggambarkan peristiwa penaklukan, dan sebagainya.
Ahli epigraf Alfonso Lacadena telah menunjukkan bahwa tanda-tanda suku kata yang
digunakan oleh orang-orang Aztek dapat mewakili semua suku kata yang paling sering
digunakan dalam bahasa Nahuatl (dengan beberapa pengecualian), tetapi kebanyakan
ahli berpendapat bahwa kefonentikan tanda-tanda tersebut baru terwujud
pascapenaklukan setelah bangsa Spanyol memperkenalkan asas-asas penulisan fonetik
kepada orang-orang Aztek. Ahli-ahli yang lain, terutama Gordon Whittaker, merasa
bahwa aspek-aspek suku kata dan fonetik dalam tulisan Aztek tidak terlalu sistematis
dan lebih bersifat kreatif, dan ia meyakini bahwa tulisan Aztek tidak pernah

22
berkembang menjadi sistem penulisan yang sepenuhnya bersifat silabis seperti tulisan
Maya. Tulisan Aztek malahan menggunakan berbagai jenis penanda fonetik.
Gambar di sebelah kanan menunjukkan penggunaan tanda-tanda fonetik untuk
menuliskan nama tempat menurut Kodeks Mendoza yang berasal dari zaman
penjajahan. Tempat yang ada di paling atas adalah "Mapachtepec", secara harfiah
berarti "Di Atas Bukit Rakun". Di atas glif gunung "TEPETL", terdapat tanda fonetik
"MA" (tangan) dan "PACH" (lumut) untuk mengeja kata "mapach" ("rakun") secara
fonetik dan bukan secara logografik. Dua nama tempat lainnya,
yakni Mazatlan ("Tempat dengan Banyak Rusa") dan Huitztlan ("Tempat dengan
Banyak Duri"), menggunakan unsur fonetik "TLAN" yang dilambangkan oleh gigi
(tlantli). Glif kepala rusa "MAZA" (mazatl = rusa) dipadukan dengan tanda gigi
"TLAN" untuk menghasilkan "Mazatlan", dan begitu pula glif "HUITZ" (huitztli =
duri) digabung dengan tanda gigi "TLAN" untuk menghasilkan "Huitztlan".
12. Musik, lagu, dan puisi

Upacara "Satu Bunga" dirayakan dengan menabuh dua gendang. Gendang di


latar depan disebut teponaztli, sementara yang berada di latar belakang
dinamai huehuetl. Gambar berasal dari Kodeks Firenze Lagu dan puisi sangat dihargai
di peradaban Aztek. Pertunjukan dan lomba puisi sering kali digelar selama perayaan-
perayaan. Terdapat pula pertunjukan-pertunjukan drama yang melibatkan pemeran,
pemusik, dan pemain akrobat. Selain itu, terdapat beberapa
jenis cuicatl (lagu): Yaocuicatl dipersembahkan untuk dewa(-dewa)
perang, Teocuicatl untuk dewa-dewa dan mitos penciptaan, xochicuicatl untuk

23
bunga-bunga (lambang puisi dan menunjukkan sifat puisi yang sangat metaforis, yang
sering kali memiliki makna yang tersirat). Sementara itu, "prosa" disebut tlahtolli.
Unsur penting dalam seni puisi Aztek adalah penggunaan paralelisme, yakni
pengulangan bentuk-bentuk yang sama. Puisi Aztek juga mengandung difrasisme,
yaitu metafor-metafor yang mengungkapkan suatu konsep abstrak dengan
menggunakan dua konsep yang lebih konkret. Contohnya, cara mengungkapkan kata
"puisi" dalam bahasa Nahuatl adalah in xochitl in cuicatl, yang berarti "bunga, lagu".
Banyak puisi semacam ini yang dikumpulkan pada zaman penaklukan. Kadang-
kadang, puisi dikaitkan dengan penulis-penulis tertentu,
seperti Nezahualcoyotl (tlatoani Texcoco) dan Cuacuauhtzin (penguasa Tepechpan),
tetapi tidak diketahui secara pasti apakah puisinya benar-benar ditulis oleh mereka
secara langsung. Kumpulan puisi Aztek yang penting meliputi Romances de los
señores de la Nueva España (yang dikumpulkan pada tahun 1582, kemungkinan
oleh Juan Bautista de Pomar)[nb 8] dan Cantares Mexicanos.

24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bangsa Aztek adalah suku pengembara (nomaden), Suku Aztek bermukim pada
dua pulau berawa disebelah selatan Danau Texcoco. Bangsa Aztek menganut
kepercayaan politheisme. Pada 1320-an mereka mulai membangun kota Tenochtitlan
pada salah satu pulau tersebut. Kemudian tahun 1500 Kekaisaran Aztek berpenduduk
lebih dari 10 juta dan menjadi penguasa tunggal di sebagian besar Meksiko. Tahun 1521
kekaisaran Aztek berakhir dikarenakan Cortes mengkhianati bangsa aztek menjadika
bangsa aztek tawanan, dan membantai ratusan bangsawan Aztek.
Bentuk-Bentuk Hasil Peradaban Aztec berupa kuil-kuil yang mengah sebagai
tempat pemujaan yang mereka bangun. suku aztek juga memiliki sekolah umum yang wajib
untuk semua anak. Dalam bidang seni dan olahraga, meskipun secara umum suku aztek
dianggap liar, sebenarnya mereka adalah orang-orang yang sangat artistic, mereka
membuat tembikar dan patung serta laying-layang.
Kelangsungan hasil peradaban aztec pada zaman sekarang dapat di lihat dari
Metro Moctezuma, dengan logo berupa mahkota berbulu ala Aztek bahasa Nahuatl kini
dituturkan oleh sekitar 1,5 juta orang, kebanyakan di wilayah pegunungan di Meksiko
tengah. Nama-nama tempat di Kota Meksiko, terdapat berbagai nama yang mengenang
para penguasa Aztek, termasuk stasiun Moctezuma (dinamai dari Motecuzoma II)
dan Cuauhtemoc di jalur 1 Metro Kota Meksiko.
B. Saran
Peradaban tingkat tinggi di Aztec Meksiko sangat menarik untuk kita pelajari.
Walaupun di bangasa kita tidak mengalami masa peredaban tinggi pada waktu dulu,
dengan mempelajari bangsa Aztec harus membuat kita termotivasi akan semangatnya
mereka, namun kita harus tetap pada konteks masa kini yang kita jalani saat ini. Kita
dapat mengambil manfaat dari semua peradaban bangsa Aztec namun hanya sisi yang
positif yang kita ambil, sisi primitif yang terkandung didalamanya harus kita buang jauh-
jauh karena sudah tidak singkron dengan era globalisasi masa kini.

25
DAFTAR PUSTAKA

Arnold Toynbee, Sejarah Umat Manusia, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006

Brading, the first amerika : the Spanish monarchy, creole patriots and the liberal state,
Cambridge university press, 1991 .

Carrasco The Aztec : A very short introduction, oxford university press, 2012.

Cho Han Ook, why? Asal Mula Manusia dan Peradaban, Jakarta: Gramedia, 2011.

Humbolt views of the cordilleras and monuments of the indigenuous peoples of the americas.
2014.

Ibid.

John Farndon , Sejarah Dunia Untuk Anak Pintar, Platinum : Jogjakarta, 2009.

Keen Benjamin the Aztec image in western thought. (New Brunswick : Rutgers university press,
1971.

Moh. Yatim,Jejak Peradaban Dunia Dalam Konteks Masa Kini, Direktorat Pembinaan
Pendidikan Keaksaraan, 2018.

Prof. Arysio Santos, Atlantis The Lost Continent Finally Found, PT. Tamaprint Indonesia :
Jakarta, 2009.

Simon Adams, Sejarah Dunia : Dari Mesir Kuno Hingga Tsunami Asia, Erlangga : Jakarta, 2007.

26

Anda mungkin juga menyukai