DISUSUN OLEH :
KELOMPOK
1. RISMA ALIFATUN N
2. VERA NUR AZIZAH
3. TIARA AYU DIAH
4. YOSUA SIDAURUK
5. M. FHATUR RAHMAN
KELAS : X IPA 1
PENYUSUN
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ii
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Asal Usul dan Peradaban Nenek Moyang Bangsa Indonesia......................2
1. Bangsa Proto Melayu (Bangsa Melayu Tua)........................................2
2. Bangsa Deutero Melayu (Bangsa Melayu Muda).................................2
3. Golongan Papua Melanesoid.................................................................3
4. Golongan Negroid.................................................................................3
5. Golongan Weddoid...............................................................................3
6. Golongan Melayu Mongoloid...............................................................3
Teori Out of Taiwan dan Out of Afrika...................................................3
B. Corak Kehidupan Masyarakat Masa Pra-Aksara.........................................5
1. Pola Hunian...........................................................................................5
2. Masa Berburu dan Meramu (Mengumpulkan makanan)......................7
3. Masa Bercocok Tanam..........................................................................8
4. Sistem Kepercayaan............................................................................10
BAB III PENUTUP................................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mempelajari bagaimana kehidupan dimasalalu merupakan kegiatan yang amat
menarik.Kahidupan manusia dari jaman kezaman senantiasa mengalami
perkembangan.Kehidupan manusia pada jaman pra aksara atau jaman pra sejarah dapat di
pelajari melalui berbagai temuan fosil dan artefak sisa kehidupan dimasa lalu.Kehidupan
manusia purba adalah kehidupan yang amat sederhana. Manusia purba hidup dan memenuhi
kebutuhanya dengan cara berburu dan meramu, berpindah pindah dari satu empat ketempat
lain (nomaden). Pada masa pra sejarah manusia belum mengenal tulisan sehingga masa ini di
sebut dengan masa pra aksara.Sejak pertama kali bumi diciptakan hingga saat ini, bumi telah
banyak sekali mengalami perubahan dan perkebangan.Diperkirakan bumi saat ini telah
berusia kurang lebih 2.500 juta tahun.Para ahli geologi membagi masa perkembangan bumi
mejadi beberapa zaman yaitu arkeozoikum, paleozoikum, mesozoikum, neozoikum.
Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu.
Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah.Sehubungan dengan konsep waktu, dalam
ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo meliputi perkembangan, keberlanjutan/kesinambungan,
pengulangan dan perubahan. Disebut mengalami perkembangan apabila dalam kehidupan
masyarakat terjadi gerak secara berturut-turut dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain.
Perkembangan terjadi biasanya dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks.
Misalnya adalah perkembangan demokrasi di Amerika yang mengikuti perkembangan kota.
Pada awalnya masyarakat di Amerika tinggal di kota-kota kecil. Di kota-kota kecil itulah
tumbuh dewan-dewan kota, tempat orang berkumpul. Dari kota-kota kecil mengalami proses
menjadi kota-kota besar hingga menjadi kota metropolitan. Di sini, demokrasi berkembang
mengikuti perkembangan kota.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia dan Corak
Kehidupan Masyarakat Masa Pra-Aksara
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan lebih memahami Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang
Bangsa Indonesia dan Corak Kehidupan Masyarakat Masa Pra-Aksara
1
BAB II
PEMBAHASAN
5
Kehidupan manusia pada masa prasejarah tergantung pada lingkungan dan
penguasaan teknologi.Sumber-sumber subsistensi dari lingkungan ditambah dengan
penguasaan teknologi pada masa itu, mengakibatkan pola kehidupan berburu dan
mengumpulkan makanan.Selain itu, manusia juga memanfaatkan bentukan alam untuk
mempertahankan hidupnya. Oleh karena itu, gua dan ceruk menjadi salah satu alternatif
tempat tinggal bagi manusia pada masa prasejarah (Nurani,1999:1-13).
Selain sumber daya yang memadai, aspek-aspek fisik lingkungan merupakan faktor
penting lainnya yang menentukan kelayakan suatu lokasi untuk permukiman. Dalam
kaitannya dengan hunian gua, faktor-faktor tersebut meliputi morfologi dan dimensi tempat
hunian, sirkulasi udara, intensitas cahaya, kelembaban, kerataan dan kekeringan tanah, dan
kelonggaran dalam bergerak (Yuwono,2005).
Kawasan Gunung Sewu merupakan daerah yang bercirikan ribuan bukit karst yang
menampilkan sejarah kehidupan manusia, setidaknya sejak kala Pleistosen Akhir hingga
Holosen Awal.Salah satu karakter budaya yang khas adalah pemanfataan gua dan ceruk
secara intensif. Ekskavasi yang telah dilakukan di sejumlah gua hunian prasejarah di
Gunungkidul memberikan gambaran adanya aktivitas pemanfaatan bahan baku yang tidak
berasal dari wilayah permukimannya. Beberapa temuan yang didapatkan di gua-gua itu
merupakan hasil dari daerah pantai, bukan dari daerah pedalaman, seperti peralatan dan
perhiasan dari cangkang kerang laut dan juga adanya temuan hasil eksploitasi daerah pantai
di situs-situs pedalaman tetapi belum diketahui bagaimana temuan itu dapat sampai di
pedalaman. Dari hasil barter antara komunitas pantai dan pedalaman, atau hasil eksploitasi
komunitas pedalaman di daerah pantai. Dengan terungkapnya bagaimana hubungan itu terjadi
maka data tersebut berguna untuk memahami proses penghunian dan migrasi manusia purba
di Jawa dan Indonesia (Tanudirjo dkk,2003:1–2).
Data yang diperoleh dari hasil survei penelitian pendahuluan di Kecamatan
Tanjungsari, Gunungkidul yang dilakukan oleh Tim PTKA UGM pada tahun 2003
(Tanudirjo, dkk., 2003; Yuwono, 2005: 40-51; lihat Peta 1) dan survei lanjutan oleh penulis
pada tahun 2006 diketahui adanya 53 situs gua dan 23 diantaranya merupakan situs gua dan
ceruk yang potensial dijadikan hunian pada masa prasejarah. Dari hasil PTKA tahun 2003
tersebut diketahui adanya pola spasial gua dan ceruknya, terdiri atas tiga kelompok yaitu
daerah pesisir, daerah pedalaman, dan daerah ‘antara’.Namun dari penelitian tersebut tipe
hunian gua dan ceruk tersebut belum diketahui, gua untuk hunian sementara atau atau hunian
menetap.
6
2. Masa Berburu dan Meramu (Mengumpulkan Makanan)
Masa berburu dan mengumpulkan makanan bergantung pada alam sekitar. Wilayah-
wilayah yang ditempati manusia praaksara adalah wilayah yang banyak menyediakan bahan
makanan dalam jumlah yang cukup dan mudah memperolehnya. Wilayah tersebut juga
memiliki banyak hewan sehingga manusia praaksara mudah untuk berburu hewan. Manusia
yang hidup pada zaman berburu dan mengumpulkan makanan ini diperkirakan satu masa
dengan zaman paleolitikum.
Secara geografis, pada zaman ini masih bergantung pada kondisi alam sekitar. Daerah
sungai, danau, padang rumput merupakan tempat-tempat ideal bagi manusia praaksara,
karena di tempat itulah tersedia air dan bahan makanan sepanjang tahun. Pada zaman itu
manusia praaksara menempati tempat tinggal sementara di gua-gua payung yang dekat
dengan sumber makanan seperti ikan, kerang, air, dan lain-lain.
Dalam mengetahui corak kehidupan zaman Paleolitikum lebih baik. buku Babad
Bumi Sadeng Mozaik Historiografi Jember Era Paleolitik oleh Zainollah Ahmad dalam kamu
jadikan referensi, dimana pada buku ini menggambarkan asumsi adanya manusia Jember di
masa peninggalan Prasejarah tersebut.
Untuk sumber penerangan manusia prakasara menggunakan api yang diperoleh
dengan cara membenturkan sebuah batu dengan batu sehingga menimbulkan percikan api dan
membakar bahan-bahan yang mudah terbakar seperti serabut kelapa kering, dan rumput
kering.
a. Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi pada masa berburu dan mengumpulkan makanan adalah
bergantung pada alam. Mereka akan tetap tinggal di wilayah tersebut selama persediaan
bahan makanan masih cukup. Ketika merreka telah kehabisan sumber makanan maka mereka
akan berpindah dan mencari tempat lain yang kaya akan makanan. Kehidupan yang selalu
berpindah-pindah inilah ciri-ciri manusia praaksara. Hasil perburuan mereka kumpulkan
untuk keperluan perpindahan ke tempat lain sebagai cadangan sebelum mereka mendapatkan
tempat baru.
b. Kehidupan sosial
Mereka hidup secara berkelompok dan tersusun dalam keluarga-keluarga kecil, dalam
satu kelompok ada seorang pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok inilah yang dalam
perkembangannya disebut sebagai ketua suku. Ketua suku memimpin anggota kelompoknya
untuk berpindah tempat dari tempat satu ke tempat lain. Anggota kelompok laki-laki bertugas
7
memburu hewan sedangkan yang perempuan bertugas mengumpulkan makanan dari tumbuh-
tumbuhan.
c. Kehidupan budaya
Kehidupan budaya ini dapat dilihat dari karya-karya yang telah berhasil dibuat. Alat-
alat pada zaman praaksara memberikan petunjuk bagaimana cara manusia pada zaman itu
bertahan hidup.
Karena peralatan manusia zaman praaksara terbuat dari batu maka hasil budaya yang
dikembangkan pada zaman itu adalah hasil budaya batu. Tidak heran jika zaman tersebut
dikenal dengan zaman batu. Hasil-hasil kebudayaan batu yang pernah ditemukan di
antaranya: kapak genggam, kapak perimbas, serpih bilah, dan lain-lain.
3. Masa Bercocok Tanam
Bagi mereka, dengan bercocok tanam dirasakan persediaan makanan akan tercukupi
sepanjang tahun tanpa harus membuka ladang lagi. Selain bercocok tanam juga mereka
mengembangkan hewan ternak untuk dipelihara.
Manusia yang hidup pada masa ini diperkirakan satu masa dengan zaman neolitikum.
Secara geografis, pada zaman ini sangat menggantungkan iklim dan cuaca alam. Hal ini
sangat dibutuhkan untuk bercocok tanam. Hasil dari panen juga sangat dipengaruhi oleh
kondisi tekstur tanah yang digunakan.
a. Kehidupan ekonomi
Secara ekonomi, manusia pada zaman ini telah menghasilkan produksi sendiri untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka membabat hutan untuk ditanami dan produk yang
mereka hasilkan antara lain umbi-umbian.
Selain pertanian, sumber ekonomi mereka adalah dengan beternak (memelihara ayam,
kerbau, babi hutan dan lain-lain). Manusia pada masa bercocok tanam ini diperkirakan telah
melakukan kegiatan perdagangan sederhana yaitu barter. Barang yang ditukarkan adalah hasil
cocok tanam, hasil laut yang dikeringkan dan hasil kerajinan tangan seperti gerabah dan
beliung. Hasil umbi-umbian sangat dibutuhkan oleh penduduk pantai dan sebaliknya hasil
ikan laut yang dikeringkan dibutuhkan oleh mereka yang tinggal di pedalaman.
b. Kehidupan sosial
Dengan hidup bercocok tanam, memberikan kesempatan manusia untuk menata hidup
lebih teratur. Mereka hidup secara berkelompok dan membentuk masyarakat perkampungan
kecil. Dalam sebuah kampong terdiri dari beberapa keluarga dan dalam kampong dipimpin
oleh ketua suku. Strata social ketua suku adalah palin tinggi karena kriteria yang diambil
berdasarkan orang yang paling tua atau yang paling berwibawa secara reigius. Dengan
8
dmeikian semua aturan yang telah ditetapkan harus ditaati dan dijalankan oleh seluruh
kelompok tersebut.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berakhirnya masa praaksara tiap-tiap bangsa tidak bersamaan.Mengapa demikian?Hal
ini berkaitan erat dengan tingkat peradaban dari bangsa-bangsa yang bersangkutan.Bangsa
Sumeria misalnya, telah mengenal tulisan sejak 4000 SM. Bangsa Sumeria menggunakan
simbol-simbol sebagai huruf yang disebut piktograf. Sedangkan, Bangsa Mesir Kuno
mengenal tulisan sejak 3000 SM. Tulisan Bangsa Mesir Kuno hampir sama dengan tulisan
Bangsa Sumeria. Hanya perbedaannya, huruf Bangsa Mesir Kuno menggunakan simbol-
simbol seperti perkakas, hewan, atau alat transportasi tertentu.Huruf ini disebut hieroglif.
B. Saran
Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman praaksara, keterangan
mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi,
geologi, antropologi, arkeologi.Dalam artian bahwa bukti-bukti praaksara didapat dari
artefak-artefak yang ditemukan di daerah penggalian situs praaksara.Oleh sebab itu ada
baiknya kita menjaga dengan baik benda-benda peninggalan manusia praaksara, agar kita
dapat mengetahui kehidupan jaman dahulu.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://jhonmiduk8.blogspot.com/2014/08/proses-terbentuknya-kepulauan-indonesia.html
http://brainly.co.id/tugas/496331
zulkhanbrambang.blogspot.com
http://herydotus.wordpress.com/2012/03/01/ras-manusia-di-indonesia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Negrito
Makalah Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
http://molamakalah.blogspot.com/2018/10/asal-usul-dan-persebaran-nenek-moyang.html
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5926981/mengulas-kehidupan-masyarakat
praaksara-di-indonesia
https://www.gramedia.com/literasi/corak-hidup-manusia-zaman-praaksara/
12