Anda di halaman 1dari 17

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

PADA MASA PRASEJARAH

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Annisa Dwi Damayanti


2. Zakiah Naila Amalia

Kelas : X.8

Mata Pelajaran : Sejarah

Guru Pembimbing : Aryani Iswani, S.Pd

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 PALEMBANG

TAHUN PELAJARAN 2022 – 2023


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah “Perkembangan Teknologi pada Masa Prasejarah”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
guru mata pelajaran sejarah yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Kami masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan menambah wawasan terhadap
perkembangan teknologi dan kebudayaan para manusia purba pada masa prasejarah

Palembang, 3 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Batasan Rumusan Masalah................................................................................2
D. Tujuan................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Zaman Batu........................................................................................................3
B. Bone Culture......................................................................................................5
C. Pantai & Gua......................................................................................................6
D. Revolusi Kebudayaan........................................................................................7
E. Pola Hunian........................................................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mempelajari bagaimana kehidupan manusia pada zaman praaksara merupakan


kegiatan yang sangat menarik. Dimana dari zaman ke zaman kehidupan manusia praaksara
selalu senantiasa mengalami perkembangan. Salah satu perkembanagan yang paling
menonjol adalah perkembangan teknologi. Meskipun manusia praaksara belum mengenal
tulisan, tetapi mereka dapat mengembangkan teknologi dari bentuk yang paling sederhana
hingga yang kompleks.

Sebagai generasi muda kita dituntut untuk mengetahui lebih mendalam tentang
bagaimana perkembangan teknologi pada zaman praaksara. Hal ini bertujuan agar kita tidak
hanya belajar bagaimana berkompetisi untuk masa depan, tetapi juga begaimana untuk
mengolah kembali masa praaksara dengan berbagai teknologi yang telah ada pada zaman itu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan zaman batu?
2. Bagaimana perilaku dan aktivitas manusia purba pada zaman batu?
3. Apa saja ciri khas dari zaman batu?
4. Apa saja 4 periodisasi zaman batu?
5. Apa saja yang menjadi pembeda antara masing-masing periodisasi pada zaman batu?
6. Apa yang dimaksud dengan bone culture?
7. Dimana saja persebaran kebudayaan bone culture di Indonesia?
8. Alat-alat purba apa sajakah yang terbuat dari tulang?
9. Apa hubungan antara pantai dan gua dengan teknologi pada zaman praaksara?
10. Apa sajakah hasil-hasil dari kebudayaan kjokkenmoddinger?
11. Apa sajakah hasil-hasil dari kebudayaan abris sous poche?
12. Kapan terjadinya revolusi kebudayaan dan teknologi pada zaman praaksara?
13. Apa saja kebudayaan yang berubah saat revolusi terjadi? Dan apa hasil kebudayaannya?
14. Apa sajakah 2 faktor utama yang mempengaruhi pola hunian manusia purba?
15. Bagaimana pola hunian para manusia purba pada masa food gathering (masa berburu dan
meramu) ?
16. Bagaimana pola hunian para manusia purba pada masa food producing?

1
17. Bagaimana pola hunian para manusia purba pada masa perundagian?
C. Batasan Rumusan Masalah
Dari pertanyaan-pertanyaan di atas, penulis merangkumnya dan disusun sebagai barikut:
A. Zaman Batu
1. Pengertian
2. Ciri khas
3. Pembagian atau periodisasi
B. Bone Culture
1. Pengertian
2. Peninggalan
C. Pantai & Gua
1. Hubungan antara pantai dan gua terhadap teknologi dan kebudayaan pada masa
praaksara
D. Revolusi Kebudayaan
1. Pengertian dan penjelasan secara umum
2. Ciri khas
3. Hasil Kebudayaan
E. Pola Hunian
1. Faktor yang mempengaruhi
2. Pola hunian pada masa food gathering (masa berburu dan meramu)
3. Pola hunian pada masa food producing
4. Pola hunian pada masa perundagian
D. Tujuan
1. Mengetahui perkembangan teknologi pada masa prasejarah.
2. Memahami perkembangan teknologi pada masa prasejarah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Zaman Batu

1. Pengertian

Mengutip Kemdikbud RI, zaman Batu adalah zaman ketika manusia membuat alat-
alat kebudayaan dari batu di samping kayu dan tulang.

Zaman batu dimulai sekitar 3.4 juta tahun yang lalu, yaitu pada periode di mana
sebuah fosil tulang yang ditemukan di Lembah Awash Hilir, Ethiopia terdapat bukti guratan
alat batu.Manusia purba pada masa ini belum mengenal teknologi dan tulisan. Selain
memanfaatkan batu, manusia pada masa ini juga memanfaatkan tulang atau kayu sebagai
peralatan mereka. Namun, peninggalan berupa kayu atau tulang tidak dapat ditemukan karena
benda tersebut rapuh dan tidak bertahan lama.

Peralatan zaman batu adalah ragam perkakas yang diciptakan oleh manusia purba
dengan berbahan dasar bebatuan. Umumnya, peralatan ini digunakan untuk kepentingan
penopang kehidupan dasar seperti berburu dan pertahanan diri.

2. Ciri Khas Zaman Batu :


a. Dimulai sekitar tahun 590.000 SM.
b. Peralatan yang digunakan masyarakatnya masih menggunakan bahan dari batu.
c. Alat-alat dari batu digunakan untuk mempertahankan diri dari serangan binatang buas
dan untuk mencari maupun mengolah makanan.
d. Orang zaman batu juga menggunakan peralatan dari kayu, tetapi tidak berbekas utuh
karena lapuk dan tidak tahan lama.

3
e. Pola pikir manusia di zaman ini masih sangat sederhana.

3. Pembagian 4 Zaman Batu

Pembagian zaman batu adalah sebagai berikut.

a. Zaman Batu Tua (Paleolitikum)

Pada masa ini manusia menggunakan batu-batu besar dan kasar sebagai alat bantu. Alat
tersebut digunakan untuk berburu hewan dan memotong tanaman. Mereka hidup berpindah-
pindah atau nomaden untuk mencari sumber makanan dan air. Selain untuk diminum, sumber
air juga tempat hidup ikan yang bisa diburu.

Batu di zaman paleolitkum digunakan untuk membuat kapak perimbas dan alat-alat serpih.

b. Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)

Pada masa ini batu yang besar dan kasar sudah mulai diperhalus. Mereka juga menggunakan
batu yang lebih kecil agar mudah dibawa. Mereka juga sudah mulai menetap, meski tak lama,
yang dibuktikan dengan penemuan sisa kulit kerang bekas makanan yang terkumpul dan
ceruk di gua.

Batu di zaman mesolitikum digunakan untuk membuat kapak Sumatra (pebble) dan mata
panah batu.

c. Zaman Batu Baru (Neolitikum)

Alat bantu sudah mulai berbentuk dan bisa digunakan untuk menghasilkan makanan sendiri
dengan bercocok tanam.

Batu di zaman neolitikum digunakan untuk membuat kapak persegi dan kapak lonjong.

d. Zaman Batu Besar (Megalitikum)

Di zaman ini manusia mulai percaya dengan Tuhan. Batu tidak hanya dijadikan alat bantu
tapi juga sebagai sarana pemujaan. Batu di zaman megalitikum selain digunakan untuk
membuat alat bantu, juga untuk membuat menhir, sarkofagus, punden berundak dan patung.

4
B. Bone Culture

1. Pengertian

Bone Culture merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut alat-alat


peninggalan manusia purba dari Zaman Mesolitikum yang terbuat dari tulang. Di Indonesia,
pembuatan alat-alat tulang pada tingkat Plestosen sementara ini hanya diketahui di
Ngandong. Dari penggalian di lokasi itu, ditemukan alat-alat tulang yang berupa sudip dan
mata tombak yang bergerigi pada kedua belah sisinya. Tradisi Bone Culture kemudian
berlanjut pada kala pasca-Plestosen, terutama dalam kehidupan di gua-gua.

2. Peninggalan Bone Culture


a. Alat Tulang dan Tanduk di Gua Lawa

Berdasarkan buku Sampung Bone Industries dari Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan, ternyata bukan Callenfels yang melakukan penelitian pertama kali tentang
kebudayaan kebudayaan tulang, melainkan geolog asal Belanda L.J.C.Van Es pada 1926.

Namun, penelitian itu dilanjutkan oleh Callenfels yang menemukan tiga strata budaya
yang berbeda di Gua Lawa.

Salah satunya adalah artefak tulang yang akhirnya terkenal dengan Sampung Bone
Industries. Temuan alat-alat tulang dan tanduk rusa di Gua Lawa antara lain terdiri dari jenis
lancipan, sudip dan belati.

Sayangnya, temuan-temuan tersebut masih belum jelas konteks stratigrafinya


sehingga kronologi dan penanggalan situs Gua Lawa masih simpang-siur. Stratigrafi adalah
studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif, distribusi perlapisan tanah, dan
interpretasi lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi.

5
b. Tulang 'Spatula' di Gua Braholo, Gunung Sewu :

Jejak bone culture berupa alat tulang besar menyerupai spatula dengan teknologi
cukup bagus ditemukan di Gua Braholo, seperti dikutip dari buku Prasejarah Indonesia oleh
Arfan Diansyah, Flores Tanjung, dan Abdul Haris Nasution.

Kemungkinan, alat dari tulang yang ditemukan tersebut berfungsi sebagai pembersih
dan pengupas kulit untuk umbi-umbian.

Meski datang dari dua tempat yang berbeda, ciri khas peninggalan bone culture
Sampung adalah dibuat dari tulang yang dibelah memanjang dan satu bagiannya digosok
pada sisi pecahan rongga tempat sumsum hingga rata.

Sisi tajam lebar dibentuk dengan cara menggosok ujung bagian dalam atau luar tulang
sehingga membentuk lereng landai ke arah distal.

Tak hanya itu, pelaku bone culture Sampung diketahui sama dengan kebudayaan
kapak di Sumatera, yakni para manusia Papua-Melanesoid.

C. Pantai & Gua


1. Hubungan antara pantai dan gua terhadap teknologi dan kebudayaan pada masa
praaksara
Pantai dan Gua dalam pelajaran sejarah diidentikkan dengan adanya masa
praaksara,tepatnya masa mesolitikum.
a. Pantai

Pantai adalah tempat adanya kebudayaan Kjokkenmoddinger istilah dari bahasa


Denmark, kjokken berarti dapur dan modding dapat diartikan sampah (kjokkenmoddinger =
sampah dapur). Dalam kaitannya dengan budaya manusia, kjokkenmoddinger merupakan
tumpukan timbunan kulit siput dan kerang yang menggunung di sepanjang pantai Sumatra

6
Timur antara Langsa di Aceh sampai Medan. Dengan kjokkenmoddinger ini dapat
memberi informasi bahwa manusia purba zaman Mesolitikum umumnya bertempat tinggal di
tepi pantai. Pada tahun 1925 Von Stein Callenfals melakukan penelitian di bukit kerang itu
dan menemukan jenis kapak genggam (chopper) yang berbeda dari chopper yang ada di
zaman Paleolitikum. Kapak genggam yang ditemukan di bukit kerang di pantai Sumatra
Timur ini diberi nama pebble atau lebih dikenal dengan Kapak Sumatra. Kapak jenis pebble
ini terbuat dari batu kali yang pecah, sisi luarnya dibiarkan begitu saja dan sisi bagian dalam
dikerjakan sesuai dengan keperluannya. Di samping kapak jenis pebble juga ditemukan jenis
kapak pendek dan jenis batu pipisan (batu-batu alat penggiling). Di Jawa batu pipisan ini
umumnya untuk menumbuk dan menghaluskan jamu.
b. Gua

Gua adalah tempat adanya Kebudayaan Abris Sous Roche.

Kebudayaan abris sous roche merupakan hasil kebudayaan yang ditemukan di gua-
gua. Hal ini mengindikasikan bahwa manusia purba pendukung kebudayaan ini tinggal di
gua-gua. Kebudayaan ini pertama kali dilakukan penelitian oleh Von Stein Callenfels di Gua
Lawa dekat Sampung, Ponorogo. Penelitian dilakukan tahun 1928 sampai 1931. Beberapa
hasil teknologi bebatuan yang ditemukan misalnya ujung panah, flakke, batu penggilingan.
Juga ditemukan alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Kebudayaan abris sous roche ini banyak
ditemukan misalnya di Besuki, Bojonegoro, juga di daerah Sulawesi Selatan seperti di
Lamoncong.
D. Revolusi Kebudayaan
1. Pengertian dan penjelasan secara umum
Pada saat zaman neolitikum di Indonesia, ada sebuah revolusi kebudayaan yang
menandai perubahan dalam kehidupan manusia.

7
Revolusi kebudayaan pada zaman neolitikum di Indonesia adalah terjadinya
perubahan pola hidup manusia. Pada saat revolusi kebudayaan ini, pola hidup food gathering
digantikan dengan food producing.
Saat itu sudah ada jenis Homo sapiens yang mendukung kebudayaan zaman batu baru
atau batu muda. Homo sapiens jenis tersebut mulai mengenal kegiatan bercocok tanam, dan
beternak sebagai proses menghasilkan atau memproduksi bahan makanan. Akhirnya, pada
masa itu juga sudah dikembangkan cara hidup secara gotong royong.
2. Ciri khas
a. Hidup dengan cara menetap
b. Mengenal kegiatan bercocok tanam
c. Hidup dengan cara food producing
d. Mengenal gotong royong dan kepercayaan.
3. Hasil Kebudayaan Zaman Neolitikum
a. Kebudayaan Kapak Persegi
Sebutan kapak persegi diinisiasi oleh von Heine Geldern. Kapak persegi berbentuk
persegi panjang atau trapesium.
Penyebaran kapak persegi terutama ada di kepulauan Indonesia bagian barat,
contohnya Sumatra, Jawa, dan Bali. Diperkirakan, pusat-pusat teknologi kapak persegi ada di
Lahat (Palembang), Bogor, Tasikmalaya, Pacitan-madiun, Sukabumi, dan Lereng Gunung
Ijen.
b. Kebudayaan Kapak Lonjong
Kapak lonjong memiliki bentuk seperti bulat telur. Bagian ujung yang lancip
diberikan tangkai. Kemudian, ujung lainnya diasah hingga tajam.
Kapak lonjong dibagi menjadi dua, yaitu ukuran besar dan kecil. Kapak besar disebut
walzenbeil, sedangkan yang kecil disebut dengan kleienbeil.
Penyebaran kapak lonjong , terutama ada di Kepulauan Indonesia bagian timur,
misalnya Papua , Seram, dan Minahasa.
Di zaman neolitikum ini tak hanya ditemukan kapak batu, tapi juga perhiasan serta
alat-alat gerabah atau tembikar. Di masa ini, manusia juga sudah punya pengetahuan soal
kualitas bebatuan untuk digunakan sebagai peralatan.
E. Pola Hunian
1. Faktor yang mempengaruhi

8
Dalam jurnal Pola Zonal Situs-Situs Arkeologi (1995) karya Subroto, manusia purba
memilih lokasi pemukiman berdasarkan dua faktor utama, yaitu:
a. Faktor validitas lingkungan seperti ketersediaan air, adanya tempat berteduh dan
kondisi tanah yang tidak terlalu lembab.
b. Faktor ketersediaan sumber makanan, baik berupa flora maupun fauna.

2. Pola Hunian pada masa food gathering (berburu dan meramu)

Karakteristik pola hunian manusia purba pada masa berburu dan meramu sangat
tergantung dengan kondisi alam. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya pengetahuan
mereka mengenai teknologi dan kebudayaan.
Manusia purba pada masa berburu dan meramu memiliki pola hunian yang berpindah-
pindah (nomaden). Mereka mulai berpindah ketika sumber daya makanan yang terdapat di
wilayah hunian mulai menipis.
Selanjutnya mereka mencari wilayah baru yang potensial untuk dijadikan sebagai
kawasan pemukiman.
Manusia purba pada masa berburu dan meramu biasanya memanfaatkan bentukan
alam seperti gua, lembah sungai dan kawasan karst pantai untuk difungsikan sebagai
pemukiman.
3. Pola Hunian pada masa food producing

9
Karakter pola hunian manusia purba pada masa food producing tidak terlalu
bergantung pada alam. Manusia purba pada masa ini sudah mampu untuk menciptakan
teknologi dan kebudayaan pertanian sederhana untuk menghasilkan bahan makanan secara
mandiri.
Manusia purba pada masa food producing memiliki pola hunian yang menetap. Pada
masa food producing, manusia purba sudah mampu membuat sistem irigasi untuk pertanian
dalam tingkatan yang sederhana.

4. Pola Hunian pada masa perundagian

Manusia purba pada masa perundagian mampu membuat pola hunian dengan sistem
pembagian kawasan. Pada masa ini, terdapat kawasan pemukiman pengrajin besi, pengrajin
tanah liat, petani, pedagang, dan pasar.

Dalam buku Sejarah Indonesia masa Pra-aksara (2012) karya Herimanto, pola hunia
masa perundagian bisa dikatakan prototype dari pola hunian manusia modern masa kini.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Meskipun belum mengenal tulisan, manusia purba telah mengembangkan teknologi
dan kebudayaan. Teknologi pada masa itu berupa teknologi bebatuan yang digunakan sebagai
alat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Zaman ini dinamakan dengan zaman batu.
Makin berjalannya waktu, alat-alat kebutuhan juga ikut berkembang. Dari yang hanya
terbuat dari batu, lahirlah alat-alat baru yang terbuat dari bahan alam yang bervariasi seperti
alat-alat tulang maupun kerang.
Bukan hanya peralatan-peralatan saja yang berkembang, namun perilaku manusia
purba saat itu juga semakin berkembang mengiringi zaman. Dari zaman ke zaman, kehidupan
manusia dan lingkungannya terus berevolusi, sampailah pada kehidupan manusia modern
sekarang.

B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman para
pembaca mengenai perkembangan teknologi dan kebudayaan pada masa prasejarah. Kita
sebagai manusia modern tentu harus mengetahui bagaimana kehidupan para manusia purba
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan bertahan hidup di alam yang masih liar.

11
12
DAFTAR PUSTAKA
Subroto, P. (1995). Pola-Pola Zonal Situs-Situs Arkeologi. Berkala Arkeologi, 15(3), 133–
138.

Herimanto. 2012. Sejarah Indonesia masa Pra-aksara. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Putri, Arus Sutrisni. 2020. “Zaman Batu: Pembagian Zaman dan Hasil Kebudayaan”,
https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/15/173000469/zaman-batu-pembagian-
zaman-dan-hasil-kebudayaan, diakses pada 3 Januari 2023.

Wulandari, Trisna. 2022. “Ciri-Ciri Zaman Batu Tua, Madya, Muda, dan Besar”,
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6241195/ciri-ciri-zaman-batu-tua-madya-
muda-dan-besar, diakses pada 3 Januari 2023.

Ningsih, Widya Lestari. 2021. “Bone Culture: Pengertian dan Hasil Kebudayaan”,
https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/02/110000279/bone-culture-pengertian-
dan-hasil-kebudayaan, diakses pada 3 Januari 2023.

Savitri, Devita. 2022. “Bone Culure: Sejarah dan Peninggalannya”,


https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6399924/bone-culture-sejarah-dan-
peninggalannya, diakses pada 3 Januari 2023.

Aisyah, Novia. 2021. “Revolusi Kebudayaan Zaman Neolitikum di Indonesia, Ini yang
Terjadi Saat Itu”, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5752723/revolusi-
kebudayaan-zaman-neolitikum-di-indonesia-ini-yang-terjadi-saat-itu, diakses pada 3
Januari 2023.

Prabowo, Gama. 2020. “Pola Hunian Manusia Purba”,


https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/10/164512969/pola-hunian-manusia-
purba?
amp=1&page=2&jxconn=1*1l9ypgv*other_jxampid*bXZDTnpGTE90S054cWVZamh
OZUpqczhJWk9mbWsxOVVwaXRXZDRnVmsxMVFjS0Y1M3loY3NXRUdONVFlR
TBnVA, diakses pada 3 Januari 2023.

Anda mungkin juga menyukai