Disususn oleh:
Ari Amalia Rossiana (2387201001)
Sidoarjo, 2 November
2023
Penulis
DAFTAR ISI
MAKALAH.............................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................................6
1. Zaman Megalitikum.........................................................................................................................6
A. Pengertian Zaman Megalitikum...................................................................................................6
B. Penyebaran Kebudayaan Megalitikum........................................................................................6
C. Kehidupan Sosial Pada Zaman Megalitikum...............................................................................6
D. Peninggalan Zaman Megalitikum................................................................................................7
2. Zaman Logam (Paleometalik).........................................................................................................9
A. Pengertian Zaman Logam (Paleometalik)...................................................................................9
B. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat.........................................................................................9
C. Benda-benda Peninggalan Bangsa Indonesia Yang Terbuat dari Logam..................................10
BAB III..................................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................................................11
B. Kritik dan Saran.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman Megalitukum
Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar dan lithos yang berarti batu.
Zaman Megalitikum sering juga disebut dengan Zaman Batu Besar karena pada masa itu
manusia sudah mampu menciptakan dan mengembangkan kebudayaan yang berlandaskan
pada batu-batu besar. Kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum hingga Zaman
Perunggu. Pada saat itu, masyarakat sudah mengenal kepercayaan. Meski kepercayaan
mereka masih tahap pertama yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang.
Berdasarkan pembagian zamannya Masa megalitikum diyakini sebagai suatu masa
berada dalam batas-batas zaman Neolitikum akhir dan berkembang pada zaman Pendagian
dan Megalitikum terbagi menjadi dua periode, yaitu periode megalitik tua yang diperkirakan
antara tahun 2500 hingga 1500 SM. Bangunan-bangunannya berupa menhir, tangga batu, dan
monumen simbolis yang unik pada era neolitik dan megalitik muda (Soejono, 1981b).
Megalitik sifatnya universal dan ditemukan di berbagai penjuru dunia.Menurut
kalangan difusionis kebudayaan muncul dari suatu tempat yang kemudian melakukan
penyebaran ke berbagai arah. Kalangan itu antara lain adalah MacMillan Brown, W.J. Perry,
Elliot Smith, Robert Von Heine-Geldern. Perbedaan pendapat dinyatakan oleh James
Fergusson (1872) menyatakan bahwa persebaran budaya tidak selalu disertai oleh suatu
gerakan migrasi penduduk, melainkan hanya gagasan-gagasan atau konsep yang
melatarbelakangi pendirian bangunan megalitik (Brown, 1907). Persebaran kebudayaan
megalitik tersebut masuk ke Indonesia dibawa oleh Ras Kaukasia yang datang dari daerah
Mediterania melalui Benua Asia bagian Selatan (Prasetyo, 2015).
Zaman Paleometalik
Pada masa paleometalik teknologi pembuatan alat jauh lebih tinggi tingkatnya
dibandingkan dengan masa sebelumnya. Hal tersebut dimulai dengan penemuan baru berupa
teknik peleburan, pencampuran, penempaan, dan pencetakan jenis-jenis logam Penemuan
logam merupakan bukti kemajuan pyrotechnology karena manusia telah mampu
menghasilkan temperatur yang tinggi untuk dapat melebur bijih logam (Wertime 1973).
Pada zaman ini orang sudah membuat alat-alat dari logam selain alat-alat dari batu.
Orang sudah mengenal teknik melebur logam dan mencetaknya menjadi peralatan. Teknik
pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan
dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode Logam disebut juga
masa perundagian karena dalam masyarakat terdapat kaum undagi. Kata perundagian diambil
dari kata dasar undagi, yang artinya seseorang yang memiliki keterampilan jenis usaha
tertentu, seperti pembuatan gerabah, perhiasan, kayu, batu, dan logam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian zaman megalitikum?
2. Bagaimana penyebaran kebudayaan megalitikum di Indonesia?
3. Bagimana kehidupan sosial pada zaman megalitikum?
4. Apa saja peninggalan zaman megalitikum?
5. Bagaimana keadaan sosial ekonomi masyarakat pada zaman paleometalikum?
6. Apa saja benda peninggalan bangsa Indonesia yang terbuat dari logam?
C. Tujuan
1. Memperkenalkan sejarah kehidupan manusia pada zaman megalitikum
2. Menjelaskan penyebaran kehidupan di zaman megalitikum (Placeholder1)
3. Menjelaskan kehidupan sosial zaman megalitikum
4. Memberikan contoh peninggalan zaman megalitikum
5. Menjelaskan keaadaan sosial ekonomi masyarakat pada zaman megalitikum
6. Memberikan contoh benda peninggalan bangsa Indonesia yang terbuat dari logam
BAB II
PEMBAHASAN
1. Zaman Megalitikum
A. Pengertian Zaman Megalitikum
Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar karena pada zaman
ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang terbuat dan
batu-batu besar. kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum sampai zaman
Perunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan. Walaupun
kepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek
moyang. Kepercayaan ini muncul karena pengetahuan manusia sudah mulai
meningkat dan berkembang pesat pada zaman logam.
B. Penyebaran Kebudayaan Megalitikum
Menurut Van Heine Galdern penyebaran kebudayaan megalitikum di Indonesia
dibagi menjadi dua tahap sebagai berikut:
Megalitikum Tua. Pada tahap ini menghasilkan bangunan-bangunan seperti menhir,
punden berundak, dan arca-arca statis. Kebudayaan ini terutama dibawa oleh orang-
orang Proto Melayu dan berkembang pada masa neolitikum.
Megalitikum Muda. Tahap perkembangan megalitik muda menghasilkan bangunan
kubur peti batu, dolmen, waruga, sarkofagus, dan arca-arca dinamis. Tradisi budaya
ini menyebar ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Deutro Melayu (pendukung
kebudayaan Dongson) dan berkembang pada zaman perunggu di Indonesia sekitar
tahun 1000-100 SM.
Berdasarkan uraian di atas dapat dibuktikan dengan adanya penemuan bangunan
batu besar seperti kuburan batu pada zaman prasejarah, banyak ditemukan manik-
manik, alat-alat perunggu dan besi. Hasil kebudayaan megalitikum biasanya tidak
dikerjakan secara halus. tetapi hanya diratakan secara kasar dan terutama hanya untuk
mendapatkan bentuk yang diperlukan.
C. Kehidupan Sosial Pada Zaman Megalitikum
Pada zaman ini manusia melakukan banyak kegiatan yang Mengenai
kehidupannya. Mereka sudah mepunyai aktivitas seperti berburu dan mengumpulkan
makanan, cocok ditanam Kebudayaan megalitikum adalah Kebudayaan yang
menghasilkan bangu nan-bangunan dari batu besar yang muncul sejak zaman
Neolitikum. Kehidupan dalam masyarakat masa perundagian tampil rasa solidaritas
yang kuat. Peranan solidaritas ini tertanam dalam hati setiap orang sebagai warisan
yang telah berlaku sejak saat itu nenek nenek moyang.
Manusia pendukung dari zaman megalitikum sudah didominasi oleh Homo
Sapiens. Manusia Homo Sapiens ini antara lain berasal dari bangsa Proto Melayu,
yaitu sekitar 2000 tahun sebelum maschi, yang juga didominasi oleh Suku Nias,
Dayak, Sasak, Toraja.
Adat kebiasaan dan kepercayaan merupakan ikatan yang kuat dalam mewujudkan
sifat itu. Akibatnya, kebebasan individu agak terbatas karena adanya aturan-aturan
yang apabila dilanggar akan membahayakan masyarakat. Pada masa ini sudah ada
kepemimpinan dan pemujaan kepada sesuatu yang suci diluar diri manusia yang tidak
mungkin disaingi serta berada diluar batas kemampuan manusia.
Ciri-cirinya adalah:
1. Manusia sudah dapat menciptakan dan meninggalkan kebudayaan yang baik
terbuat dari batu-batu besar.
2. Berkembang dari zaman neolitikum sampi zaman perunggu.
3. Manusia sudah mengenal kepercayaan utamanya animisme.
D. Peninggalan Zaman Megalitikum
1. Menhir
Pada zaman ini manusia melakukan banyak kegiatan yang Mengenai
kehidupannya. Mereka sudah mepunyai aktivitas seperti berburu dan mengumpulkan
makanan, cocok ditanam Kebudayaan megalitikum adalah Kebudayaan yang
menghasilkan bangu nan-bangunan dari batu besar yang muncul sejak zaman
Neolitikum. Kehidupan dalam masyarakat masa perundagian tampil rasa solidaritas
yang kuat. Peranan solidaritas ini tertanam dalam hati setiap orang sebagai warisan
yang telah berlaku sejak saat itu nenek nenek moyang.
Manusia pendukung dari zaman megalitikum sudah didominasi oleh Homo
Sapiens. Manusia Homo Sapiens ini antara lain berasal dari bangsa Proto Melayu,
yaitu sekitar 2000 tahun sebelum maschi, yang juga didominasi oleh Suku Nias,
Dayak, Sasak, Toraja.
Adat kebiasaan dan kepercayaan merupakan ikatan yang kuat dalam
mewujudkan sifat itu. Akibatnya, kebebasan individu agak terbatas karena adanya
aturan-aturan yang apabila dilanggar akan membahayakan masyarakat. Pada masa
ini sudah ada kepemimpinan dan pemujaan kepada sesuatu yang su ci diluar diri
manusia yang tidak mungkin disaingi serta berada diluar batas kemampuan manusia.
2. Punden Berundak
Punden berundak merupakan bangunan yang di susun secara bertingkat-tingkat
yang di maksudkan untuk melakukan pemujaan terhadap roh nenek nenek moyang,
bangunan ini kemudian menjadi konsep dasar bangunan candi pada masa Hindu
budha. Struktur dasar punden berundak ditemukan pada situs-situs purbakala dari
masa kebudayaan megalit- neolitikum pra hindu budha masyarakat austronesia.
Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat
penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di
Jawa Timur.
3. Kubur Batu
Bentuknya mirip seperti bangunan kuburan seperti yang dapat kita miliki lihat
saat ini, umumnya tersusun dari batu yang terdiri dari dua sisi panjang dan dua sisi
lebar. Sebagian besar kubur batu yang di temukan terletak membujur dari arah timur
ke barat. Pada masa pra sejarah ketika Kebudayaan megalitikum berkembang bahwa
kubur batu merupakan salah satu dari jenis peninggalan batu-batu besar (megalit).
Sedangkan sesuai dengan namanya fungsi dari kubur batu itu sendiri sebagai tempat
penguburan bagi orang-orang yang dihormati di lingkungan masyarakat yang hidup
pada masa megalit. Kubur batu ini sudah dilakukan pengamanan dengan cara diberi
pagar keliling yang terbuat dari kayu dengan ukuran panjang 5.50 meter dan lebar 5
meter. Sedang bagian atas di beri cungkup seng dengan tiang penyangga dari kayu
dan pondasi air mani.
4. Sarkofagus
Sejenis kubur batu tetapi memiliki tutup di atasnya, biasanya antara wadah dan
tutup berukuran sama. Pada dinding muka sarkofagus biasanya diberi ukiran
manusia atau binatang yang dianggap memiliki kekuatan magis. Sarkofagus sering
disimpan di atas tanah. Oleh karena itu sarkofagus seringkali diukir, dihias dan
dibuat dengan teliti. Beberapa dibuat untuk dapat berdiri sendiri, sebagai bagian dari
sebuah makam atau beberapa makam sementara beberapa yang lain dimaksudkan
untuk disimpan di ruang bawah tanah. Di mesir kuno, sarkofagus merupakan lapisan
perlindungan bagi mumi keluarga kerajaan.
5. Dolmen
Dolmen merupakan bangunan megalitik yang memiliki banyak bentuk dan
fungsi, sebagai pelinggih roh atau tempat sesaji pada saat upacara. Dolmen biasanya
terletakan di tempat-tempat yang dianggap keramat, atau di tempat pelaksanaan
upacara yang ada secara teknis dengan pemujaan kepada roh leluhur. Dolmen adalah
sebuah meja yang terbuat dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-
sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkannya
mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki
mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Hal ini menunjukkan
kalau masyarakat pada masa itu meyakini akan adanya sebuah hubungan antara yang
sudah meninggal dengan yang masih hidup, mereka percaya bahwa jika terjadi
hubungan yang baik akan menghasilkan keharmonisan dan keselarasan bagi kedua
belah pihak.
6. Arca Batu
Arca batu banyak ditemukan di beberapa tempat di wilayah indonesia,
diantaranya pasemah, sumatra selatan dan sulawesi tenggara. Bentuknya dapat
menyerupai binatang atau manusia dengan ciri negrito, Di pasemah ditemukan area
yang disebut batu gajah, yaitu sebongkah batu besar berbentuk bulat diatasnya
terdapat pahatan wajah manusia yang mungkin merupakan nenek moyang nenek
moyang yang menjadi objek pemujaan.
7. Waruga
Waruga adalah kubur batu yang tidak memiliki tutup, waruga banyak
ditemukan di situs Gilimanuk, Bali. Waruga adalah kubur atau makam leluhur orang
minahasa yang terbuat dari batu dan terdiri dari dua bagian. Bagian atas berbentuk
segitiga seperti bubungan rumah dan bagian bawah berbentuk kotak yang bagian
tengahnya ada ruang.
Kapak Perunggu
Bentuk kapak perunggu beraneka ragam, ada yang berbentuk pahat, jantung
atau tembilang Pola hiasannya berupa topang mata dan pola geometri. Tipe kapak
dari Pulau Rote merupakan jenis kapak yang sangat indah bentukarya dan di
Indonesia hanya ditemukan tiga buah, dus buah disimpan di Museum Pusat Jakarta,
sedangkan satu lagi terbakar saat dipamerkan di Paris pada talum 1931.
Bejana Perunggu
Bejana perunggu bentuknya mirip gitar Spanyol, tetapi tanpa tangkai. Pola
hiasan adalah hiasan anyaman dan menyerupai huruf "J". Hingga saat sekarang di
Indonesia telah berhasil ditemukan dua buah bejana perunggu oleh para ahli yaitu di
daerah Madura dan Sumatera.
Arca Perunggu
Bentuk arca (patung) beraneka ragam, seperti menggambarkan orang sedang
menari, naik kuda dan memegang busur panah. Daerah-daerah tempat penemuan
arca seperti di daerah Bangkinang Riau, Lumajang, Bogor dan Palembang.
Perhiasan
Perhiasan yang terbuat dari perunggu, emas, dan besi, banyak ditemukan di
wilayah Indonesia. Biasanya perhiasan ditemukan sebagai bekal kubur. Bentuk
perhiasan beraneka ragam dan digunakan sebagai gelang tangan, gelang kaki, cincin,
kalung, bandul, kalung dan lain-lain. Benda-benda itu banyak ditemukan di daerah
Bogor, Bali, dan Malang. Benda-benda perhiasan dari besi banyak ditemukan
bersamaan dengan benda-benda dari perunggu. Tempat penemuan benda-benda dari
besi antara lain Gunung Kidul Yogyakarta, Bogor, Besuki dan Punung Jawa Timur.
Manik-manik yang ditemukan di wilayah Indonesia memiliki bermacam-mcam
bentuk dan biasa digunakan sebagai perhiasan atau bekal kubur. Bentuknya ada yang
silinder, bulat, segi enam, dan oval. Tempat penemuannya antara lain Sangiran.
Pasemahi Gilimanuk, Bogor, Besuki. Bone dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada zaman megalitikum di indonesia, manusia purba telah mengenal suatu
kepercayaan terhadap kekuatan gaib atau luar biasa diluar kekuatan manusia. Selain
memuja benda-benda dan binatang yang menakutkan dan dianggap gaib, manusia purba
juga menyembah arwah leluhurnya.
Manusia pendukung dari zaman megalithikum sudah didominasi oleh Homo
Sapiens. Kebudayaan Megalithikum menyebar ke indonesia melalui 2 gelombang,
yaitu:
1. Megalithikum Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM)
dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh: menhir,
punden berundak-undak, Arca, Statis.
2. Megalithikum Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM)
dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh: peti kubur
batu, dolmen, waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis.
Zaman logam adalah zaman dimana manusia purba sudah mulai mengenal alat
dari logam Pada zaman paleometalik atau zaman logam kehidupan manusia purba
sudah menggunakan alat-alat dari logam/perunggu. Hasil kebudayaan pada zaman ini
seperti nekara, kapak, bejana, boneka, patung, perahu, dan senjata.
Pada zaman ini orang-orang sudah membuat alat-alat dari logam selain alat-alat
dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam dan mencetaknya menjadi
peralatan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu
yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue.
Kelebihan teknik bivalve dari a cire perdue adalah dapat digunakan berkali-kali.
Periode Logam disebut juga masa perundagian karena dalam masyarakat timbul
golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan.