PRA-AKSARA
DI SUSUN
OLEH:
KELAS X
MA AL KHOIRIYAH
DESA SIDO RAHAYU
KECAMATAN ABUNG SEMULI
KABUPATEN LAMPUNG UTARA
TP. 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan,
serta shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga saya dapat
menyalesaikan makalah yang berjudul “Pra-Aksara” dari tugas Sejarah ini dengan tepat pada
waktunya.
Makalah ini berisikan tentang Peradaban Manusia Purba Pada Masa Pra-Aksara,
diharapkan makalah ini dapat menambahkan pengetahuan kita semua, tentang bagaimana
kehidupan pada masa Pra-Aksara zaman dahulu itu.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan,
oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati, saya berharap bagi para pembaca berkenan
untuk memberikan kritik dan sarannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Amin
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... ...... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... ...... 2
2.1 Pengertian Masa Pra-Aksara.............................................................. ...... 2
2.2 Jenis – Jenis Manusia Purba Yang Hidup Pada Masa Pra-Aksara..... ...... 4
2.3 Perkembangan Corak Kehidupan dan Peralatan Yang Digunakan
Manusia Purba.................................................................................... ...... 5
2.4 Sistem Kepercayaan dan Peninggalan Kebudayaan Pada Masa
Perundagian............................................................................................... 10
2.5 Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia................................... ...... 16
BAB III PENUTUP............................................................................................ ...... 19
3.1 Kesimpulan......................................................................................... ...... 19
3.2 Saran................................................................................................... ...... 20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana tahapan perkembangan kehidupan pada masa praaksara ?
2. Apa sajakah jenis - jenis manusia purba yang hidup pada zaman Praaksara ?
3. Apa sajakah peninggalan - peninggalan pada masa praaksara ?
1.3 Tujuan
Dalam menyelesaikan masalah yang telah dibahas sebelumnya, maka tujuan yang
ingin kami capai adalah:
1. Dapat menjelaskan proses muncul dan tahapan perkembangan kehidupan pada masa
Praaksara.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis manusia purba pada masa Praaksara.
3. Untuk mengetahui peninggalan- peninggalan pada masa Praaksara.
BAB II
PEMBAHASAN
a) Kapak perimbas
Kapak perimbas tidak memiliki tangkat dan gunakan dengan cara digenggam.
Penelitian terhadap kapak ini dilakukan di daerah Punung (Kabupaten Pacitan) oleh Von
Koenigswald (1935). Sedangkan para ahli lainnya juga mengadakan penelitian pada tempat-
tempat lain di seluruh wilayah Indonesia, sehingga kapak perimbas tidak hanya ditemukan di
Pacitan melainkan juga pada tempat-tempat seperti Sukabumi, Ciamis, Gombong, Bengkulu,
Lahat (Sumatera), Bali Flores, dan Timor. Para ahli sejarah mengambil suatu kesimpulan
bahwa alat-alat itu berasal dari lapisan yang sama dengan Pithecantropus Erectus dan
diperkirakan juga bahwa Pithecantropus Erectus inilah pembuatnya. Tempat penemuan kapak
perimbas diluar wilayah Indonesia seperti Pakistan, Myanmar (Birma), Malaysia, Cina,
Thailand, Filipina dan Vietnam.
b) Kapak penetak
Kapak penetak memiliki bentuk yang hampir sama dengan kapak perimbas, namun
lebih besar dari kapak perimbas dan cara pembuatanya masih kasar. Kapak ini berfungsi
untuk membelah kayu, pohon, kayu, bambu atau disesuaikan degan kebutuhannya.
c) Kapak genggam
Kapak genggam memiliki bentuk hampir sama dengan kapak perimbas dan kapak
pendek. Tetapi bentuknya jauh lebih kecil. Kapak genggam dibuat masih sangat sederhana
dan belum diasah. Kapak ini juga ditemukan di seluruh wilayah Indonesia. Cara
pemakaiannya digenggam pada ujungya yang lebih kecil.
d) Pahat genggam
Pahat genggam memiliki bentuk lebih kecil dari kapak genggam. Para ahli
menafsirkan bahwa pahat genggam mempunyai fungsi untuk mengemburkan tanah. Alat ini
digunakan untuk mencari ubi-ubian yang dapat dimakan
e) Alat serpih
Alat serpih memiliki bentuk sangat sederhana dan berdasarkan bentuknya itu diduga
digunakan sebagai pisau, gurdi, dan alat penusuk. Dengan alat ini manusia purba mengupas,
memotong, dan juga menggali makanan. Alat serpih ini juga ditemukan oleh Von
Koenigswald pada tahun 1934 di daerah Sangiran (Surakarta). Tempat-tempat penemuan
lainnya di Indonesia antara lain: Cabbenge (Sulawesi Selatan), Maumere (Flores) dan Timor.
Alat-alat serpih sangat kecil dan berukuran antara 10-20 cm serta banyak ditemukan pada
goa-goa tempat tinggal mereka pada waktu itu.Pada umumnya goa-goa tidak terganggu
keadaannya, maka apa yang ditinggalkan oleh manusia purba masih dapat ditemukan dalam
keadaan seperti ditinggalkan oleh penghuninya, sehingga goa-goa menjadi salah satu sasaran
para ahli untuk penelitian.
f) Alat-alat dari tulang
Alat-alat dari tulang dibuat dari tulang-tulang binatang buruan. Alat-alat yang dibuat
dari tulang antara lain pisau, belati, mata tombak, mata panah, dan lain-lainnya. Peralatan dari
tulang itu banyak ditemukan di Ngandong.
3) Kehidupan Ekonomi
Pada masa ini belum ada sistem ekonomi yang kompleks. Kegiatan berburu dan
mengumpulkan makanan hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan anggota
kelompoknya dan tidak pernah ada transaksi dengan kelompok lain. Mereka masih sangat
bergantung pada alam dan akan mencari tempat lain jika tempat tersebut sudah tidak dapat
memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pengolahan makanan masih sebatas dibakar saja. Pada
masa itu manusia telah mengenal api. Untuk makanan yang berasal dari tumbuhan, mereka
memakannya mentah-mentah. Mereka juga belum mengenal teknik menanak nasi.
c) Mata Panah
Merupakan salah satu dari alat perlengkapan berburu atau menangkap ikan. Mata
panah untuk bisa menangkap ikan yang berbeda dengan mata panah untuk dapat berburu.
Mata panah untuk dapat menangkap ikan yang dibuat dengan bentuk bergerigi sama dengan
mata gergaji dan umumnya terbuat dari tulang.
d) Gerabah
Terbuat dari tanah liat yang sudah dibakar. Alat-alat tersebut dipakai sebagai tempat
dalam menyimpan benda-benda berupa perhiasan.
e) Perhiasan
Terbuat dari bahan-bahan yang mudah dalam dicari pada area tempat tinggalnya. Bagi
manusia purba yang tinggal diarea pantai, maka mereka akan membuat hiasan dari kulit
kerang. Dan adapula hiasan yang terbuat dari terrakot yaitu sebuah tanah liat yang sudah
dibakar semisal membuat geraba, sedangkan untuk hiasan yang dibuat berasal dari bahan
batu yaitu gelang, beliung dan kalung.
3. Kehidupan ekonomi
Di masa bercocok tanam, kebutuhan hidup dari masyarakat akan semakin meningkat. Namun,
tak ada satupun anggota masyarakat yang bisa memenuhi segala kebutuhan hidupnya sendiri.
Oleh sebab itu, mereka akan menjalin hubungan dengan masyarakat yang ada diluar daerah
tempat tinggalnya tersebut. Dengan kenyataan tersebut, dalam rangka untuk memenuhi segala
kebutuhannya maka masing-masing butuh mengadakan pertukaran barang dengan
menggunakan sistem barter. Pertukaran barang dengan barang lain akan menjadi suatu awal
kehadiran sistem perdagangan atau sistem perekonomian yang ada dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Priodesasi masa prasejarah berdasarkan ilmu geoligi ini dilakukan untuk mengetahui
terbentuknya bumi dari masa awal sampai seperti saat ini, melalui lapisan-lapisan bumi.
Melalui lapisan-lapisan bumi kita akan mengetahui usia fosil dan benda-benda purbakala.
Semakin dalam dari permukaan tanah tempat ditemukannya fosil atau benda tersebut maka
dpat disimpulkan bahwa usia benda itu semakin tua dan sebaliknya. Melalui pemeriksaan
laboratorium, akan diketahui berapa kira-kira usia bumi beserta makhluk yang pernah
menghuninya.berikut adalah uraian mengenai tahapan-tahapan terciptanya bumi.
Pembabakan prasejarah berdasarkan ilmu arkeologi bertujuan untuk mengetahui usia
manusia purba berdasarkan peninggalan purbakala. Benda-benda tersebut dapat berupa
perkakas rumah tangga, patung, coretan di gua, dan fosil purba. Manusia purba menggunakan
alat-alat untuk memenuhi kebutuhannya seperti mencari dan mengolah makanan dengan
menggunakan perkakas dari batu atau benda-benda alam lainnya yang keras seperti kayu dan
tulang.
Kehidupan masyarakat di Indonesia terus mengalami perkembangan, yakni dari masa
berburu dan mengumpulkan makanan kemudian berkembang ke masa menetap dan bercocok
tanam. Dalam masa menetap dan bercocok tanam masyarakat kemudian berusaha membuat
atau menciptakan berbagai macam peralatan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka maka
lahirlah budaya. Budaya yang semula merupakan budaya batu mulai dari batu tua,madya, dan
muda lalu berkembag ke budaya batu besar dan budaya besi atau perunggu bersamaan
dengan lahrnya budaya batu besar (megalitikum) maka berkembang pula system kepercayaan
masyarakat seperti animisme dan dinamisme
Setelah Disusunnya Makalah ini dapat disimpulkan :
1. Zaman pra-Aksara di berdasarkan ciri kehidupan masyarakat, dibagi dalam empat babak,
yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan
mengumpulkan makanan tingkat lanjut, .masa bercocok tanam, dan masa perundagian.
2. Perubahan dari masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut ke masa bercocok
tanam, memakan waktu yang sangat panjang,
3.2 Saran
Setelah mempelajari kehidupan masa pra aksara dan Setalah kami menyusun makalah
ini kami member saran :
1. Kita Harus Bersyukur Karena kita tidak perlu bersusah keras lagi untuk mencari makanan
kini kita tinggal membeli apa yang kita inginkan .
2. Masa kita sekarang adalah masa yang modern tentunya perlu di syukuri dan dinikmati sesuai
kebutuhan.
3. Jangan lupa bersyukur selalu kepada tuhan yang menciptakan langit dan bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Beberapa Sumber :
http://www.artiini.com/2016/05/pengertian-zaman-praaksara-dan.html
http://usaha321.net/pengertian-zaman-praaksara.html
http://www.seputarilmu.com/2015/12/jenis-jenis-manusia-purba-di-zaman-pra.html
http://avistalingga.blogspot.co.id/2016/01/perkembangan-corak-kehidupan-masyarakat.html
http://www.donisetyawan.com/persebaran-nenek-moyang-bangsa-indonesia/
http://www.donisetyawan.com/wp-content/uploads/2016/07/corak-kehidupan-manusia-
purba.jpg