Di Susun Oleh:
Ketua Kelompok : Eka Lara Anggun S.
Anggota : 1. Fika
2. Kevin
3. Nur Rahmat
4. Zaki
5. Aril
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praaksara merupakan istilah dulu yang sering dipakai untuk
menggambarkan perkembangan kehidupan dan budaya manusia sebelum
mengenal tulisan. Namun dewasa ini penggunaan istilah tersebut dirasa kurang
tepat. Demikian karena dari segi bahasa saja pengertian praaksara sudah tidak
relevan. Pra berarti sebelum dan sejarah adalah sejarah sehingga praaksara berarti
sebelum ada sejarah. Sebelum ada sejarah berarti sebelum ada aktivitas kehidupan
manusia. Dalam kenyataannya sekalipun belum mengenal tulisan, makhluk yang
dinamakan manusia sudah memiliki sejarah dan sudah menghasilkan kebudayaan.
Oleh karena itu, para ahli mempopulerkan istilah praaksara untuk menggantikan
istilah praaksara.
Untuk membedakannya diperlukan sebuah batas antara zaman sejarah dan
zaman praaksara. Batas antara zaman praaksara dengan zaman sejarah adalah
mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa praaksara
adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman
setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman praaksara atau dimulainya zaman
sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa
tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM
masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir
sudah memasuki zaman sejarah. Zaman praaksara di Indonesia diperkirakan
berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5; dibuktikan
dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai
Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Hasil Budaya Masyarakat Praaksara
1. Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Hasil kebudayaan tertua di Indonesia (Palaeolithikum) dibagi menjadi dua,
yaitu kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong.
a. Di daerah Pacitan sejumlah alat-alat batu berupa kapak genggam, chopper,
alat penetak/kapak berimbas (berupa kapak tetapi tidak bertangkai digunakan
dengan digenggam di tangan).
b. Di daerah Ngandong ditemukan alat-alat dari tulang yang berfungsi sebagai
penusuk/belati
3
2. Zaman Batu Madya (Mesolithikum)
Kebudayaan Mesolithikum di Indonesia ditemukan di daerah Sumatra,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi, serta Flores.Peninggalannya antara lain:
a. Kjokkenmoddinger (kjokken=dapur, modding=sampah) yang berarti dapur
sampah adalah berupa gundukan cangkang (kulit kerang) menyerupai bukit
kecil, terbentuk karena manusia purba saat makan kerang membuang kulitnya
sedemikian rupa sehingga berumpuk menjadi bukit.
b. Pebble (kapak Sumatra), yang terbuat dari batu kali yang dipecah atau dibelah
dengan sisi luar yang sudah halus tidak diapa-apakan sedangkan sisi dalamnya
sudah dibentuk sesuai keperluan, ditemukan di dalam kjokkenmoddinger.
c. Hache courte (kapak pendek) Kapak ini cara penggunaannya dengan
menggenggam.
d. Abris sous roche (gua untuk tempat tinggal).Alat yang ditemukan antara lain
adalah ujung panah
e. Flakes (alat serpih) berupa alat-alat dari tulang dan tanduk rusa.
Diperkirakan kebudayaan mesolithikum di Indonesia ada kaitannya
dengan pusat kebudayaan mesolithikum di asia tenggara yaitu kebudayaan bscon
hoabinh di Indo Cina. Mereka juga sudah mengenal bentuk kesenian, terbukti
pada tahun 1950 ditemukan gambar-gambar yang berwarna merah di di Gua
Leang-leang Sulsel, dll
4
3. Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Perkembangan kebudayaan pada zaman batu muda ini sudah sangat maju
daripada zaman-zaman sebelumnya.
Hal ini disebabkan adanya migrasi secara bergelombang penduduk proto
melayu dari Yunnan, Cina Selatan ke Asia Tenggara, termasuk ke Indonesia.
Neolithikum di Indonesia dibagi menjadi dua yaitu kebudayaan kapak lonjong dan
kebudayaan kapak persegi.
a. Kapak Persegi
Dinamakan Kapak Persegi berdasarkan penampangnya berupa persegi
panjang atau trapesium. Pengertian kapak persegi bukan hanya kapak saja, tetapi
banyak alat lain dalam berbagai ukuran dan keperluan seperti beliung/pacul alat
yang besar , dan yang kecil yaitu tarah digunakan untuk mengerjakan kayu.
b. Kapak Lonjong
Kapak lonjong didasarkan atas penampang yang berbentuk lonjong.
Bentuk kapaknya sendiri bulat telur, ujungnya agak lancip ditempatkan di tangkai
dan ujung lain yang bulat diasah tajam
Alat-alat yang digunakan sudah sangat halus pembuatannya karena mereka
sudah mengenal teknik mengasah dan mengupam.
Melihat benda-benda yang ditemukan diperkirakan masa ini sudah
mengenal berbagai perhiasan berupa gelang dari batu-batu yang indah.
Hasil-hasil kebudayaannya zaman ini adalah: Kapak Persegi, Kapak
lonjong, Kapak Bahu, Gerabah, Perhiasan (gelang dan manik-manik), Alat
pemukul kayu, hidup menetap, membentuk perkampungan, bercocok tanam,
bahasanya adalah Polinesia, dll
4. Masa Logam
Manusia sudah dapat mempergunakan pekakas dari logam. Teknik untuk
membuat pekakas loga dinamakan a cire perdue.Caranya adalah benda yang
dikehendaki dibuat dahulu dari lilin kemudian ditutup dengan tanah lalu
dipanaskan, selubung tanah menjadi keras sedangkan lilin mencair.Logam cair
kemudian dimasukan kedalam lubang bekas lilin. Setelah dingin, selubung tanah
5
di pecah tinggalah logam yang sudah dicetak tadi. Hasil kebudayaan masa logam
di Indonesia adalah kapak corong/kapak sepatu yang ditemukan di Sumatra
Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi tengah dan Selatan, P.Selayar, dan Papua. Peralatan
lainnya adalah candarasa (kapak yang panjang di satu sisi), nekara (benda
berbentuk dandang yang tertelungkup).
6
ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi
Tengah dan Kalimantan.
2. Punden Berundak-undak
Punden berundak-undak adalah
bangunan dari batu yang bertingkat-
tingkat dan fungsinya sebagai tempat
pemujaan terhadap roh nenek moyang
yang telah meninggal.
Bangunan tersebut dianggap sebagai
bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya adalah Lebak
Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur
3. Dolmen
Dolmen merupakan meja dari batu
yang berfungsi sebagai tempat
meletakkan saji-sajian untuk pemujaan.
Adakalanya di bawah dolmen dipakai
untuk meletakkan mayat, agar mayat
tersebut tidak dapat dimakan oleh
binatang buas maka kaki mejanya
diperbanyak sampai mayat tertutup rapat
oleh batu.
Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat
disebut dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari
Kuningan / Jawa Barat, Bondowoso / Jawa Timur, Merawan, Jember / Jatim,
Pasemah / Sumatera, dan NTT.
4. Sarkofagus
Sarkofagus adalah keranda batu atau
peti mayat yang terbuat dari batu.
Bentuknya menyerupai lesung dari batu
utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus
7
yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa
periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi.
Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali. Menurut masyarakat
Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib.
5. Kubur Batu
Yaitu peti mayat dari batu, keempat sisi dan penutupnya berupa batu
6. Waruga
Yaitu kubur batu berbentuk kubus atau bulat, dibuat dari batu utuh.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pra Aksara atau Pra Sejarah atau Nirleka ( nir : tidak ada, leka : tulisan ).
adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan sejarah
yang tertulis belum tersedia, dengan kata lain Masa Pra aksara berarti jaman
sebelum ditemukan tertulis /jaman sebelum manusia mengenal tulisan. Masa
berakhirnya jaman pra aksara tidak sama di masing masing wilayah, misalnya di
Mesir Kuno 3000 tahun sebelum masehi sudah ditemukan peninggalan tertulis
berupa huruf hierogliph, sedangkan di Indonesia peninggalan tertulis tertua yang
ditemukan adalah prasasti yupa peninggalan kerajaan Hindu Kutai pada abad ke 5
atau sekitar tahun 400 an Masehi.
Kehidupan zaman praaksara berdasarkan hasil kebudayaan yaitu terdiri :
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum), Zaman Batu Madya (Mesolithikum), Zaman
Batu Muda (Neolithikum), Masa Logam dan Zaman Batu Besar (Megalithikum).
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk
perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.