Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PADA ZAMAN


PRAAKSARA DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :
NAZWA RAMADHANI HARAHAP
SAGITHA RATU AVISENA
TASYA LIVIA CANTIKA
ARIFA RAMADHANI
RENANDA PUTRI
JEFRAN GEOFANI
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Kami menyadari pembuatan makalah ini jauh dari kesempuran, baik
dari cara penyusunan, bahasa, maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru
mata pelajaran Sejarah guna menjadi bekal pengalaman kami untuk menjadi lebih
baik di masa yang akan datang

Batusangkar, juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ II
DAFTAR ISI ...................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................ 1

BAB II ISI PEMBAHASAN .............................................................................. 3


2.1 Pengertian Zaman Praaksara ............................................................. 3
2.2 Perkembangan Teknologi Pada Zaman Praaksara di-
Indonesia ............................................................................................ 3
2.3 Zaman Batu ....................................................................................... 3
2.4 Zaman Logam .................................................................................... 7
2.5 Nilai-Nilai Budaya Praaksara Dan Pengaruhnya ............................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 8


BAB I
PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang


Mempalajari bagaimana kehidupan manusia pada zaman praaksara
merupakan kegiatan yang sangat menarik. Dimana dari zaman ke zaman
kehidupan manusia praaksara selalu senatiasa mengalami perkembangan. Salah
satu perkembangan yang paling menonjol adalah perkembangan teknologi.
Meskipun manusia praaksara belum mengenal tulisan tetapi mereka dapat
mengembangkan teknologi dari bentuk yang paling sederhana hingga yang
kompleks.
Sebagai generasi muda kita dituntut untuk mengetahui lebih mendalam
tentang bagaimana perkembangan teknologi pada zaman praaksara. Hal ini
bertujuan agar kita tidak hanya belajar bagaimana berkompetisi untuk masa depan
tetapi juga bagaimana untuk mengolah kembali masa praaksara dengan berbagai
teknologi yang telah ada pada zaman itu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perkembangan teknologi pada zaman praaksara di Indonesia?
2. Apa saja contoh dari perkembangan teknologi pada zaman praaksara di
Indonesia?
3. Dimana daerah di temukannya alat-alat sebagai perkembangan teknologi
pada zaman praaksara di Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zaman Praaksara


Praaksara berasal dari dua kata,yakni pra yang berarti belum dan aksara
berarti tulisan. Jadi praaksara adalah zaman atau masa kehidupan manusia
sebelum mengenal tulisan. Praaksara sering disebut juga dengan nirleka. Nir
berarti tanpa, sedangkan leka berarti tulisan. Zaman praaksara dimulai sejak
manusia ada dan berakhir ketika manusia sudah mengenal tulisan, tetapi
berakhirnya zaman praaksara untuk setiap bangsa di dunia berbeda tergantung
pada peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar
4000 SM masyakaratnya sudah mengenal tulisan. Sedangkan zaman praaksara di
Indonesia berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai sekitar abad ke-5 yang di
buktikan dengan adanya prasasti berbentuk yupa yang di temukan di tepi sungai
Mahakam, Kalimantan Timur.

2.2 Perkembangan Teknologi Pada Zaman Praaksara di Indonesia


Manusia pada zaman praaksara meskipun belum mengenal tulisan, tetapi
mereka sudah mengembangkan kebudayaan dan teknologi. Teknologi pada zaman
praaksara bermula dari teknologi bebatuan yang digunakan sebagai alat untuk
memenuhi kebutuhan. Dalam praktiknya peralatan atau teknologi bebatuan
tersebut dapat berfungsi serba guna. Pada tahap paling awal alat yang mereka
gunakan masih bersifat kebetulan dan seadanya serta bersifat trial dan eror.
Teknologi bebatuan berkembang dalam kurun waktu yang panjang.
Dalam buku R. Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia I,
dijelaskan bahwa kebudayaan pada zaman batu dibagi menjadi empat yaitu,
Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum sedangkan zaman
logam di bagi menjadi zaman perunggu dan besi.

2.3 Zaman Batu


1. Antara Batu dan Tulang (Paleolitikum)
Zaman paleolitikum disebut juga zaman batu tua diperkirakan berlangsung
kira-kira 600.000 tahun yang lalu. Pada zaman ini alat yang di hasilkan masih
sangat kasar dan sederhana. Kebudayaan pada zaman ini secara umum terbagi
menjadi :
a. Kebudayaan Pacitan
Kebudayaan ini berkembang di daerah Pacitan, Jawa Timur.
Seorang ahli bernama Von Koenigswald dalam penelitiannya di daerah
punung menemukan beberapa alat bebatuan seperti kapak genggam atau
kapak perimbas. Selain kapak genggam, di Pacitan ditemukan juga alat-
alat serpih yang disebut dengan flakes.
b. Kebudayaan Ngandong
Kebudayaan ngandong berkembang di daerah Ngandong dan juga
Sidorejo, Ngawi, Jawa Timur. Di daerah ini banyak di temukan alat-alat
dari bebatuan dan juga dari tulang-tulang binatang atau tanduk rusa.

2. Antara Pantai dan Gua (Mesolitikum)


Zaman mesolitikum terjadi pada masa Holosen setelah zaman es berakhir.
Pendukung kebudayaan pada zaman ini adalah Homo Sapiens. Secara garis besar
kebudayaan mesolitikum terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu :
a. Kebudayaan Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark, kjokken artinya
dapur dan modding artinya sampah. Jadi kjokkenmoddinger adalah
sampah dapur berupa sisa kulit-kulit siput dan kerang di tepi pantai. Pada
tahun 1925 Dr. PV. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit
kerang pantai Sumatra Timur menemukan jenis kapak genggam yang
terbuat dari batu kali yang pecah atau di belah yang diberi nama pebble
atau lebih dikenal dengan Kapak Sumatra. Selain kapak Sumatra juga di
temukan jenis kapak pendek dan jenis batu pipisan.
b. Kebudayaan Abris Sous Roche
Abris sous roche adalah gua-gua yang digunakan sebagai tempat
tinggal dan untuk berlindung dari panas, hujan, dan serangan hewan
buas. Kebudayaan ini pertama kali di lakukan penelitian oleh Dr. PV.
Van Stein Callenfels pada tahun 1928 sampai 1931. Dalam penelitiannya
di temukan alat-alat berupa ujung panah, flakes, batu penggilingan, juga
alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Kebudayaan ini banyak di temukan
di Besuki, Bojonegoro, juga Lamoncong, Sulawesi Selatan.

3. Sebuah Revolusi (Neolitikum)


Zaman neolitikum juga disebut dengan zaman batu muda yang
diperkirakan berlangsung kira-kira tahun 2000 SM. Pada zaman ini alat-alat yang
ditemukan terbuat dari batu yang sudah dihaluskan serta bentuknya lebih
sempurna dari zaman sebelumnya. Alat-alat yang di temukan pada zaman
neolitikum yaitu :
a. Kapak Persegi
Nama kapak persegi berasal dari Von Heine Geldern. Kapak
persegi ada yang berbentuk persegi panjang dan juga trapesium. Ukuran
alat ini juga bermacam-macam. Kapak persegi yang besar di sebut
dengan beliung atau pacul (cangkul), sedangakan yang kecil di sebut
dengan tarah atau tatah. Kapak jenis ini banyak ditemukan di daerah
Sumatera, Jawa, Bali,dan Nusatenggara.
b. Kapak Lonjong
Nama kapak lonjong disesuikan dengan bentuk penampang alat ini
yang berbentuk lonjong. Kapak lonjong yang berukuran sering disebut
dengan walzenbeil, sedangkan yang kecil disebut dengan kleinbeil.
Penyebaran jenis kapak lonjong ini terutama di Kepulauan Indonesia
bagian timur,seperti Papua, Seram, dan Minahasa.
c. Perhiasan
Perhiasan berupa gelang, kalung, dan anting-anting yang terbuat
dari batu gamping kersikan, tufa kersikan, kalsedon, dan jasper.
d. Tembikar
Penemuan pertama tentang tembikar (periuk belangga) terdapat
dilapisan teratas kjokkenmoddinger di sumatera.

4. Zaman Batu Besar (Megalitikum)


Hasil kebudayaannya meliputi :
a. Menhir
Menhir adalah tiang atau tugu yang terbuat dari batu yang didirikan
sebagai tanda peringatan dan melambangkan arwah nenek moyang
sehingga menjadi benda pujaan. Di temukan didaerah Sumatra Selatan
dan Kalimantan.
b. Dolmen
Dolmen adalah meja batu yang berkakikan menhir. Dolmen
berfungsi sebagai tempat sesajen dan pemujaan kepada nenek moyang.
Di temukan di daerah Sumba, Sumatra Selatan dan Bondowoso, Jawa
Timur.
c. Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan dari batu yang disusun
bertingkat-tingkat. Punden berundak berfungsi sebagai kuburan.
d. Kubur Batu
Kubur batu adalah peti mati yang terbuat dari batu. Kubur batu
banyak di temukan di Kuningan, Jawa Barat.
e. Waruga
Waruga adalah kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat.
Banyak di temukan di daerah Sulawesi Utara.
f. Sarkofagus (Keranda)
Sarkofagus adalah peti mati tempat menyimpan mayat. Berbentuk
seperti lesung yang terbuat dari batu utuh dan diberi penutup. Sarkofagus
ditemukan di Bali.
g. Arca
Arca-arca megalitikum merupakan bangunan batu besar berbentuk
binatang atau manusia yang banyak ditemukan di dataran tinggi
pasemah, Sumatra Selatan.

2.4 Zaman Logam


Zaman logam disebut juga dengan zaman perundingan. Di Indonesia
hanya mengalami zaman peruggu dan besi. Teknik dalam pembuatan logam pada
zaman ini adalah teknik Bi Valve (cetakan untuk membuat alat-alat dari logam
yang bentuknya simetris) dan teknik A Cire Perdue (cetakkan untuk membuat
alat-alat logam yang bentuknya asimetris). Hasil-hasil kebudayaan pada zaman
logam,yaitu :
a. Nekara
Nekara berfungsi sebagai alat upacara. Nekara berbentuk seperti
gendering besar dan banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Pulau
Selayar, dan Kei. Nekara terbesar bernama Nekara Pejeng yang
ditemukan di Bali.
b. Moko
Moko berbentuk seperti nekara tetapi lebih kecil, ramping, dan
memanjang. Umumnya moko digunakan sebagai mas kawin dan benda
pusaka. Moko ini banyak di temukan di daerah Pulau Alor, Flores dan
Manggarai.
c. Kapak Corong (Kapak Sepatu)
Kapak corong berfungsi sebagai alat upacara dan tanda kebesaran
pemimpin atau kepala suku.
d. Bejana Perunggu
Bejana perunggu berbentuk perigi dan berfungsi sebagai tempat air
suci untuk kepentingan upacara.
e. Candrasa
Candrasa berfungsi sebagai alat upacara dan kapak tanda kebesaran
seseorang. Ukuran candrasa bisa mencapai satu meter.

2.5 Pengaruh perkembangan zaman praaksara terhadap pola kehidupan dan


kebudayaan masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut ini:

Pengaruh zaman praaksara terhadap pola kehidupan masyarakat Indonesia


dapat kita lihat pada pola kehidupan yang cenderung tinggal bersama dan
dekan dekat dengan kelompoknya atau pola kehidupan yang komunal.
Selain itu pola kehidupan zaman praaksara juga berpengaruh pada pola
masyarakat Indonesia dalam bekerja yang kental dengan sistem gotong –
royongnya. Pengaruh pola kehidupan zamn praaksara juga mempengaruhi
sistem kepemimpinan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, diman
biasanya orang yang dianggap mampu melindungi kelompoknya akan
dianggap sebagai pemimpin kelompok atau desa.

Pengaruh kebudayaan zaman praaksara terhadap pola kehidupan


masyarakat Indonesia dapat dilihat mulai dari pengaruh sistem bercocok
tanam dan berburu dalam menyediakan bahan makanan untuk
kehidupan sehari -hari
Selain itu juga, kemampuan perkembangan kebudayaan zaman praaksara
dalam membuat alat – alat perkakas telah diturunkan dari generasi ke
generasi hingga sekarang, baik perkakas untuk berburu, bercocok tanam,
maupun perkakas peralaran rumah tangga.

Contoh dari perkakas berburu adalah berbagai jenis kapak, mulai dari
kapak lonjong, kapak persegi. Selain itu juga terdapat pengaruh perkakas
berburu berupa Teknik membuat tombak dan panah.

Contoh dari perkakas rumah tangga adalah Teknik pembuatan pisau,


maupun kapak. Teknik membuat perkakas rumah tangga juga dapat dilihar
dari pembuatan kendi maupun teko dan barang sejenisnya dari tanah liat
yang berasal dari Teknik pembuatan nekar dari zaman praaksara.

Nilai-Nilai Budaya Praaksara

a. Religius
b. Sosial
c. Ekonomi
d. Gotong Royong

Anda mungkin juga menyukai