disusun oleh:
Kepala Sekolah,
Muhammad Syakur
ii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama mari kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT,yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis yang
berjudul "Laporan Literasi Budaya" ini dengan baik tanpa ada halangan. Laporan literasi
budaya ini berisi kegiatan literasi budaya yang di laksanakan oleh siswa/siswi kelas 9 MTs
Negri 1 Klaten Filial Wonosari.
Terselesaikannya laporan ini tentu tidak lepas dari bpk pembimbing saya yaitu bpk
Juni Tri kuswaya S.Pd, Maka dari itu saya ucapkan banyak terimakasih kepada bpk Juni Tri
Kuswaya S.Pd karena telah membantu saya dalam mebuat laporan ini.
Laporan ini di susun untuk melengkapi tugas bahasa Indonesia. Selain itu,
kami berharap semoga laporan karya wisata ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
menjadi referensi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Oleh karna itu, saya mengharap banyak kritik dan saran, dari bpk ibu guru dan
temen-temen agar dapat menjadikan laporan ini menjadi lebih baik lagi. Saya mohon maaf
bila banyak kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Semoga dengan saya membuat karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan memberikan
motivasi bagi para pembacanya, khusus-Nya bagi saya dan para generasi yang akan datang.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. TUJUAN......................................................................................................2
BAB II ISI.............................................................................................................3
1. Museum Sangiran.........................................................................................3
D. Gajah purba..............................................................................................5
E. Buaya Sangiran........................................................................................5
F. Kura-kura sangiran...................................................................................6
G. Kudanil purba..........................................................................................6
2. Ndayu Park...................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Museum Sangiran
Museum Sangiran atau Museum Prasejarah Sangiran adalah museum arkeologi
terletak di Kalijambe, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.Lokasi Museum
Sangiran terletak di dekat situs fosil purbakala Sangiran.Selain fosil, kita juga bisa
melihat perlengkapan berburu seperti kapak batu yang dulu digunakan oleh manusia
purba untuk bertahan hidup. Buku-buku tua juga akan kamu temukan di museum ini.
Museum Sangiran berdiri pada tahun 1977.Pembangunan Museum Sangiran
dilakukan dengan banyaknya penemuana benda-benda purbakala yang ditemukan di
daerah situs manusia purba Sangiran ini
Daerah situs Sangiran merupakan pusat kehidupan manusia purba pada zaman
pra sejarah.Area situs merupakan jejak tinggalan berumur dua juta hingga 200.000
tahun yang lalu masih dapat ditemukan hingga saat ini.
2. Ndayu park
Ndayu Park adalah taman rekreasi dengan wahana lengkap untuk bersantai
maupun pertemuan resmi. Wisata ini memiliki kebun binatang, kolam renang dan
waterboom, dan wahana lainnya.
Wahana untuk Outbond Traning, Fun Game, Agrowisata, Villa & Cottage,
restoran juga tersedia.Lokasi Ndayu park terletak di Gembong RT 08 / IV
Saradan, Karangmalang, Sragen.
1
B. TUJUAN
Kegiatan literasi budaya yang di laksanakan oleh MTs negri 1 Klaten Fillial
Wonosari pada tanggal 25 Januari 2023 mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan wawasan bagi siswa/siswi MTs Negri 1 Klaten Fillial Wonosari
tentang peradaban manusia purba.
2. Melaksanakan study lapangan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
bidang study ilmu pengetahuan (IPS).
3. Siswa/siswi dapat membuat karya tulis ( laporan literasi budaya) untuk memenuhi
tugas bahasa Indonesia.
4. Mengetahui koleksi-koleksi situs Sangiran
5. Mengetahui lebih jelas manusia-manusia purba
2
BAB II
ISI
1. Museum Sangiran
A. Sejarah Singkat Museum Sangiran
Selama kurang lebih 2,4 juta tahun, telah terbentuk lima formasi tanah di Sangiran,
yaitu Formasi Kalibeng (2,4 juta tahun silam), Formasi Pucungan (1,8 juta tahun
silam), Grenzbank (900.000 tahun silam), Formasi Kabuh (700.000 tahun silam) dan
Formasi Notopuro (250.000 tahun silam).
Proses giologi pun terus bekerja di Sangiran. Sekitar 100 ribu tahun silam terjadi
deformasi lapisan tanah akibat pergerakan endogen maupun eksogen sehingga
menjadi kubah raksasa.
Lapisan-lapisan tanah yang sudah terbentuk sebelumnya mengikuti bentuk kubah.
Erosi yang terjadi di puncak kubah pada tahab selanjutnya telah memberikan
singkapan-singkapan tanah, sehingga lapisan-lapisan tanah purbanya dapat di
temukan di permukaan tanah sekarang.
Sisa-sisa kehidupan masa lalu berupa fosil manusia dan binatang, serta alat-alat
batu sebagai aspek budaya mereka kemudian bermunculan di permukaan tanah.
C. Proses Pembangunan Kubah
1. Pada awalnya, Sangiran merupakan daerah datar. Endapan-endapan dari bermacam-
macam material membentuk lapisan tanah berusia juta-an tahun. Di setiap lapisan
tersebut terdapat berbagai kehidupan, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
2. kemudian terjadi aktivitas giologi sehingga terbentuk kubah di Sangiran.
4
3. Pada akhirnya, puncak kubah tersebut mengalami erosi dan terjadilah bentuk seperti
sekarang ini. Sisa-sisa kehidupan masa lalu kemudian di temukan di permukaan tanah.
D. Gajah purba
5
E. Buaya Sangiran
Buaya yang pernah hidup di Sangiran adalah buaya dari famili Crocodylus dan
Gavialus. Contoh spesies buaya dari famili tersebut yang pernah mendiami Sangiran
adalah Gavialis bengawenensis.
F. Kura-kura sangiran
Kura-kura diatas adalah jenis kura-kura darat, yang hidup pada tahun 300.000 -
700.000.Kura-kura tersebut di temuka oleh Suprapto, di desa ngebung kecamatan
kalijembe, kabupaten Sragen
G. Kudanil purba
Kudanil purba (Hippopotamus sp,dan Hexaprotodon) ini hidup sekitar 1,2 juta
tahun yang lalu di Sangiran.
6
H. Tengkorak sangiran 17
Dikota, Sragen terdapat sebuah tempat wisata yaitu Taman Edukasi “Ndayu Park”
yang
merupakan wahana refresing dan edukasi. Ndayu Park Sragen Jawa Tengah
merupakan suatu tempat wisata yang berupa resort,
berlokasi di Gembong RT 08 / IV
Saradan, Karangmalang, Sragen. “Ndayu Park” tak sekedar tempat wisata, namun
sekaligus wahana untuk belajar. Dimana menempatkan alam sebagai sumber
pembelajaran. Di sana juga terdapat banyak wisata, di antaranya:
Perahu gayuh
8
Sepeda gantung
Membuat gerabah
Membatik, selain itu di sana juga ada beberapa kolam renang.
9
BAB III
KESIMPULAN
Museum adalah sarana yang efektif dalam membantu proses penelitian atau pembelajaran
karena museum memberikan bukti nyata yang dapat disaksikan secara langsung oleh kita
sehingga mempermudah pemahaman kita dalam menyimpulkan suatu pemikiran tentang
suatu bentuk gambaran masa purbakala. Pada saat sekarang ini kesadaran masyarakat akan
perlunya perhatian terhadap kelestarian sebuah peninggalan sejarah masih sangat kurang,
berkurangnya perhatian masyarakat tentang peninggalan situs bersejarah dan peninggalan
purbakala dapat menjadikan masyarakat bersifat tidak menjaga atau melindungi sebuah
peninggalan benda-benda atau barang-barang dari masa lampau.
Kenyamanan sebuah bangunan museum atau standar bangunan harus diterapkan di
sebuah bangunan publik seperti museum karena sebuah standar bangunan sangat penting
untuk diperhatikan seperti halnya skala manusia dan bangunannya. Karena sebuah bangunan
museum seharusnya sangat memperhatikan sirkulasi pengunjung, pengelola dan letak cerita
pameran museumnya untuk membuat rasa nyaman dan aman kepada wisatawan dewasa,
anak-anak, maupun penyandang disabilitas yang berhak untuk menikmati keindahan tentang
kehidupan prasejarah atau benda-benda prasejarah atau berkunjung dan rekreasi ke sebuah
museum. Sedangkan untuk strategi Redesain Kawasan Pariwisata dalam Rencana Tata Ruang
(RTRW) Kabupaten Karanganyar Tahun 2013-2032 yang salah satunya meliputi Redesain
dan melestarikan peninggalan budaya dan sejarah sebagai daya tarik wisata.
Peraturan bangunan setempat yang berkaitan dengan bangunan publik adalah sebagai
berikut :
1. KDB 60%
2. KLB sebesar 1,2;
3. GSB 20 meter
Setelah mengetahui kondisi eksisting site, kemudian dilakukan
analisa mengenai aspek perencanaan dan perancangan arsitektur. Aspek perancangan tersebut
yaitu aspek fungsional, aspek kontekstual, aspek teknis, aspek kinerja, dan aspek arsitektural
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat penulis sarankan dalam merencanakan dan
merancangan sebuah Museum Purbakala Sangiran Klaster Dayu di Kabupaten Karanganyar
nantinya berpedoman terhadap kelima aspek perencanaan dan perancangan arsitektur. Aspek
tersebut, yaitu aspek fungsional, aspek kontekstual, aspek teknis, aspek kinerja, dan aspek
10
arsitektural. Selama berpedoman terhadap aspek tersebut proses desain berjalan sesuai
harapan.
Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan di dalam aspek tersebut, diantaranya yaitu:
1. Standarisasi dan persyaratan ruang yang digunakan.
2. Pendekatan dan asumsi yang dilakukan harus jelas.
3. Pengguna Museum Purbakala Sangiran Klaster Dayu
yang
perlu diperhatikan.
4. Sirkulasi pengunjung dan pengelola museum harus lebih
jelas.
5. Lebih memperhatikan persyaratan ruang dan hubungan ruang.
11
DAFTAR PUSTAKA
12