PROPOSAL
T20189034
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengizinkan saya
untuk menyelesaikan laporan dan tidak lupa telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya untuk kita semua serta anugerahnya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan KKL Terpadu. Penyusunan KKL Terpadu dengan judul :
SITUS MENHIR DUPLANG KAMAL ARJASA” SEBAGAI BAHAN AJAR
IPS DAN PEMBERDAYAAN KEKAYAAN SEJARAH.
ii
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
D. Manfaat penelitian.......................................................................................................4
E. Metode Penelitian.......................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................6
BAB III.............................................................................................................................9
DEKRIPSI OBJEK..........................................................................................................9
BAB IV............................................................................................................................10
PEMBAHASAN.............................................................................................................10
BAB V.............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. Kesimpulan.............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................11
Daftar Pustaka...............................................................................................................12
LAMPIRAN.....................................................................................................................14
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Situs merupakan daerah yang dimana ada temuan-temuan benda-benda
purbakala atau zaman dahulu sekali yang dimana masih keasliannya terjaga dalam
bentuk temuan-temuan yang sudah tidak seperti mapanlagi tapi memiliki nilai
sejarah yang tercipta oleh zaman sebelum kita. Disebuah desa Kamal daerah
bagian Arjasa terdapat sebuah Situs Duplang yang merupakan peninggalan nenek
moyang di zaman purba.peninggalannya berupa batu lereng di Argopuro yakni
Menhir, Dolmen, Batu Kenong dalam hal ini situ ini tidak begitu di gubris oleh
pemerintah daerah dalam hal pemantauwan dan perawatan sehingga ada beberapa
peninggalan situs tidak terakomodir dan rusak dimakan zaman, kalau kita
aplikasikan situs itu sebagai bahan ajar sejarah dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial situs itu sangan bisa dijadikan media sebagai bahan ajar yang membantu
kita dalam memahami peninggalan sejarah.
B. Rumusan permasalahan
1
2. Menumbuhkan rasa kepedulian terhadan peninggalan sejarah
Untuk semakin lebih peduli terhadap peninggalan-peninggalan yang ada
disekitar area perkebunan dan lebih bisa mengembangkan situs yang ada
di daerah tersebut
1
Warsito. (2012). Antropologi Budaya. Yogyakarta: Penerbit Ombak
2
BAB III
DESKRIPSI OBJEK
Situs Menhir Duplang Kamal Arjasa merupakan salah satu situs yang ada
di daerah Jember yang terletak di Arjasa. Situs ini merupakan salah satu warisan
cagar budaya yang dimana dilindungi karena merupakan salah satu situs yang
masih asli dan belum teratur dalam pengelolahannya tidak ditempatkan pada satu
tempat yang sama melainkan masih berpencar seperti di sungai, dipemukiman
warga, dan masih terkubur atau masih belum ditemukan. Situs Duplang ini
dikelolah oleh salah satu tokoh masyarakat yang dimana mengabdi dari generasi
ke generasi untuk menjaga dan merawat situs tersebut. Saya melakukan penelitian
ini dibantu oleh Bapak Abdul Rohim yang sekaligus perawan dan penjaga situs
tersebut dan beliaupun menjelaskan apa saja yang ada di situs tersebut seperti
menhir,dolmen,dan batu jenong.
3
BAB IV
PEMBAHASAN
4
Berikut Deskripsi situs-situs yang ada di Desa Seputih Kecamatan Mayang:
1. Menhir
Menhir atau batu tegak ini terbuat dari batu andesit berwarna abu-
abu , yang diletakkan secara sengaja sebagai bentuk peringatan
pada orang yang telah mati, menhir ini merupakan tempat
pemujaan kepada roh nenek moyang atau orang prasejarah
Deskripsi Menhir
Panjang : 1,50 cm
Lebar bawah : 30 cm
Lebar atas : 10 cm
2. Batu Kenong
Batu yang memiliki kenong yang dimana ada yang memiliki tonjolan satu
maupun memiliki tonjolan dua batu ini berfungsi sebagai penunjuk arah yang
menunjukkan arah tempat keberadaan hartakarun atau penunjuk mata angin. Batu
ini jika mengelilingi dolmen makan dapat dipastikan bahwasannya itu makam
tempat para raja yang dikelilingi oleh para abdinya.
Panjang: 270 cm
3. Dolmen
Meja batu tempat sesajen persembahan kepada nenek moyang. Batu besar
yang dibentuk dengan sangat sederhana ditopang dengan batu menhir berjumlah
genap. Dolmen sebagai tempat kuburan pada masa meghalithikum dengan cara
5
menempatkan mayat di bawah batu.bersama bekal kubur berup manik, arca,
senjata polok, dan terakota ditutup dengan papan papang batu sebagai pintu.
Deskripsi Dolmen
Panjang: 202 cm
Lebar: 186 cm
Tinggi: 216 cm
Batu-batu yang berada di situs Duplang ini merupakan masuk kategori batu
Megalitik, berdasarkan struktur konstruksinya. Tradisi Megalitik diartikan sebagai
tradisi budaya manusia dalam mendirikan bangunan-bangunan monumental yang
disusun dari batu-batu besar. Manusia yang meninggalkan bangunan-bangunan
megalitik adalah manusia yang hidup pada zaman prasejarah. Dalam pengerjaanya
batu-batu tersebut biasanya tidak dikerjakan secara halus-halus, hanya diratakan
secara kasar saja untuk mendapatkan bentuk yang diperlukan. Jadi, dapat
dikatakan bahwa tradisi megalitik adalah suatu adat kebiasaan yang menghasilkan
benda-benda atau bangunan dari batu yang berhubungan dengan upacara atau
penguburan. Bangunan batu besar didirikan guna mengabdikan jasa dari seorang
kerabat yang sudah mati. Hal tersebut dilakukan berdasarkan kepercayaan akan
adanya hubungan antara hidup dan yang mati. Keberadaan tradisi Megalitik sudah
berlangsung sejak zaman dulu, yakni dimulai atau muncul pada masa neolitik
(masa bercocok tanam) dan berkembang pesat pada masa perundagian (Geldren,
dalam Sumarno, 1989:7).
6
(piramida) berundak, pelinggih, tembok batu, dan jalan batu (Geldern, dalam
Poesponegoro dan Notosusanto, 2009:249). masyarakat pada masa ini memiliki
kepercayaan terhadap alam kehidupan sesudah mati. Dalam penguburannya mayat
orang yang meninggal diletakkan di suatu tempat dan diarahkan ke suatu tempat
yang dimaksud. Hal tersebut bertujuan roh orang yang meninggal tidak tersesat
dalam perjalanan menuju tempat asal mereka.
7
tempat wisata edukasi bagi pelajar yang ingin mengetahui sejarah dari situs
duplang. Bukan dijadikan tempat wisata liburan. Dampak positif dari gerakan
wisata edukasi pra sejarah antara lain : Menemukan rasa cinta negara dan tanah air
serta menambah pengetahuan potensi sumber daya alam, sosial budaya, politik
dan ekonomi bagi para pelajar. Melalui wisata edukasi pra sejarah para pelajar
dapat mengenal nilai-nilai luhur dan keragaman budaya nusantara. Selain itu
wisata edukasi pra sejarah juga dapat mendorong sinergi antara pemerintah
dengan masyarakat dalam menjaga dam melestarikan alam, lingkungan, dan
warisan sosial budaya. Serta dapat menemukan pusat-pusat kegiatan sosial budaya
di daerah yang memiliki potensi yang bernilai positif seperti di desa seputih ini.
Situ Duplang yang berada di desa Kamal bagian Arjasa kabupaten Jember
ini sangat bisa menjadi bahan pengajaran secara langsung maupun bahan ajaran
didalam kelas dalam pembelajaran di dalam kelas kita sebagai guru IPS bisa
menggunakan sempel Situs Duplang sebagai bahan rujukan bahan ajar yang
dimana ada Menhir,Dolmen,Batu Kenong sehingga kita bisa menjelaskan
kekayaan cagar budaya di jember dan tidak perlu diluar daerah sebagai bahan ajar
dan objek penelitain, dalam pengajaran secara langsung kita bisa mengajar anak
didik atau peserta didik untuk ikut serta dan turun langsung dalam pengaplikasian
sebagai Bakti Situs yang dimana merupakan warisan sejarah dan kita sebagai
generasi mudanya memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan merawat situs itu
demi keberlangsungan generasi berikutnya, adanya aksiologi dalam penanaman
pada rasa suka pada situs maka akan dapat dipastikan kita menyelamatkan salah
satu warisan budaya Indonesia.
8
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut.
9
4. Saran
Penulis sadar dalam penelitian ini baik tulisan yang disajikan maupun data
yang uraikan masih kurang sempurna. Oleh karenanya perlunya kritik dan saran
yang membangun agar bisa dijadikan pembelajaran dalam penulisan kedepa.
10
11
Daftar Pustaka
LAMPIRAN
12