Anda di halaman 1dari 15

“SITUS MENHIR DUPLANG KAMAL ARJASA”

SEBAGAI BAHAN AJAR IPS DAN PEMBERDAYAAN


KEKAYAAN SEJARAH

PROPOSAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah KKL Terpadu

Dosen Pengampu : Depict Pristine Adi M.pd

Oleh : Fatahillah Akbar

T20189034

PROGAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) JEMBER

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengizinkan saya
untuk menyelesaikan laporan dan tidak lupa telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya untuk kita semua serta anugerahnya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan KKL Terpadu. Penyusunan KKL Terpadu dengan judul :
SITUS MENHIR DUPLANG KAMAL ARJASA” SEBAGAI BAHAN AJAR
IPS DAN PEMBERDAYAAN KEKAYAAN SEJARAH.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan


ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. H. Babun. SE.,MM. Selaku Rektor IAIN Jember.
2. Ibu Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I Selaku Dekan Fakultas Tarbiah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Musyarofah M.Pd Selaku Ketua Prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial.
4. Bapak Depict Pristine Adi M.Pd Selaku dosen mata kuliah KKL Terpadu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan serta penyusunan Laporan


KKL Terpadu ini masih jauh dari kata sempurna dan oleh sebab itu perlunya saran
dan kritik yang membangun agar penulisan kedepannya bisa lebih baik. Semoga
Laporan KKL Terpadu tentang “SITUS MENHIR DUPLANG KAMAL
ARJASA” SEBAGAI BAHAN AJAR IPS DAN PEMBERDAYAAN
KEKAYAAN SEJARAH “ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca
sekalian.

Jember, 29 Desember 2020

ii
Penulis

Daftar Isi

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
D. Manfaat penelitian.......................................................................................................4
E. Metode Penelitian.......................................................................................................4

BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................6
BAB III.............................................................................................................................9
DEKRIPSI OBJEK..........................................................................................................9
BAB IV............................................................................................................................10
PEMBAHASAN.............................................................................................................10
BAB V.............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. Kesimpulan.............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................11
Daftar Pustaka...............................................................................................................12
LAMPIRAN.....................................................................................................................14

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Situs merupakan daerah yang dimana ada temuan-temuan benda-benda
purbakala atau zaman dahulu sekali yang dimana masih keasliannya terjaga dalam
bentuk temuan-temuan yang sudah tidak seperti mapanlagi tapi memiliki nilai
sejarah yang tercipta oleh zaman sebelum kita. Disebuah desa Kamal daerah
bagian Arjasa terdapat sebuah Situs Duplang yang merupakan peninggalan nenek
moyang di zaman purba.peninggalannya berupa batu lereng di Argopuro yakni
Menhir, Dolmen, Batu Kenong dalam hal ini situ ini tidak begitu di gubris oleh
pemerintah daerah dalam hal pemantauwan dan perawatan sehingga ada beberapa
peninggalan situs tidak terakomodir dan rusak dimakan zaman, kalau kita
aplikasikan situs itu sebagai bahan ajar sejarah dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial situs itu sangan bisa dijadikan media sebagai bahan ajar yang membantu
kita dalam memahami peninggalan sejarah.

B. Rumusan permasalahan

1. Bagaimana keadaan peninggalan situs Duplang?


2. Bagaimana keadaan ekonomi dan sosial pada situs Duplang?
3. Bagaimana pemanfaatna situs Duplang bagi bahan aja IPS?
C. Tujuan Kegiatan
1. Mengetahui peninggalan sejara di Situs Duplang.
2. Mengetahui keadaan ekonomi dan sosial pada situs Duplang.
3. Mengetahui manfaat situs Duplang sebagai bahan ajar IPS.
D. Manfaat Kegiatan
Penelitian ini akan memberikan manfaat kepada:
1. Dapat mengoptimalkan kegunaan situs Duplang sebagai bahan ajar IPS
Sebagai bahan ajar dalam mata pelajaran sejaran yang dimana menjelaskan
peninggalan sejaran dari aspek batu-batu purba.

1
2. Menumbuhkan rasa kepedulian terhadan peninggalan sejarah
Untuk semakin lebih peduli terhadap peninggalan-peninggalan yang ada
disekitar area perkebunan dan lebih bisa mengembangkan situs yang ada
di daerah tersebut

3. Mengetahui apa saja peninggalan sejaran disitus Duplang


Manfaat penelitian ini mengetahui apa saja peninggalan-peninggalan
sejaran yang berada di situs duplang itu serta mengundang kuriositas
berkelanjut dikalangan para peneliti untuk meneliti disana.
E. Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan wawancara yang dimana saya
mendatangi tempat situs itu dan melakukan wawancara kepada nara sumber atau
yang menjaga dan merawat situs itu yang bernapa Bapak Abdul Rohim yang
mengabdi disitus dari generasi kegenerasi yang dipasrahi dan diamati oleh
almarhum ayahnya untuk menjaga dan merawat Situs tersebut.

Situs merupakan tempat-tempat dimana ditemukan peninggalan-


peninggalan arkeologi, di kediaman makhluk manusia pada zaman dahulu
dikenal dengan nama situs. Situs biasanya ditentukan berdasarkan survey suatu
daerah. Ahli arkeologi mempelajari peninggalan- peninggalan yang berupa
benda untuk menggambarkan dan menerangkan perilaku manusia. Jadi situs
sejarah adalah tempat dimana terdapat informasi tentang peninggalan-
peninggalan bersejarah (Warsito, 2012: 25).1

1
Warsito. (2012). Antropologi Budaya. Yogyakarta: Penerbit Ombak

2
BAB III

DESKRIPSI OBJEK

Situs Menhir Duplang Kamal Arjasa merupakan salah satu situs yang ada
di daerah Jember yang terletak di Arjasa. Situs ini merupakan salah satu warisan
cagar budaya yang dimana dilindungi karena merupakan salah satu situs yang
masih asli dan belum teratur dalam pengelolahannya tidak ditempatkan pada satu
tempat yang sama melainkan masih berpencar seperti di sungai, dipemukiman
warga, dan masih terkubur atau masih belum ditemukan. Situs Duplang ini
dikelolah oleh salah satu tokoh masyarakat yang dimana mengabdi dari generasi
ke generasi untuk menjaga dan merawat situs tersebut. Saya melakukan penelitian
ini dibantu oleh Bapak Abdul Rohim yang sekaligus perawan dan penjaga situs
tersebut dan beliaupun menjelaskan apa saja yang ada di situs tersebut seperti
menhir,dolmen,dan batu jenong.

3
BAB IV

PEMBAHASAN

1.1 Sejarah Situs Seputih Mayang (Sarkofagus,Dolmen, Batu kangkang)

Disebuah situs dupalng yang merupakan salah satu peninggalan nenek


moyang dizaman purba. Peninggalannya berupa batu Menhir, batu Dolmen, batu
Kenong dan yang menjaga atau merawatnya adalah Sudarman alias bapak Abdur
Rohim yang kelahiran 1938 sebelum indonesia merdeka, bapak rohim menjadi
juru pelihara dikarenakan memang turun temurun dan pada hari selasa dan sabtu
ada selametan bersama sebagai simbol pendekatan hubungan antara bapak rohim
dengan warga, maupun bapak rohim dengan hal-hal kepercayaannya yang dia
yakini bahwasannya situs tersebut memiliki muatan mistis. Bapak rohim dalam
hal ini masih terus menerus mengumpulkan batu-batu yang diyakini belum
ditemukan di daerah tersebut.

4
Berikut Deskripsi situs-situs yang ada di Desa Seputih Kecamatan Mayang:

1. Menhir
Menhir atau batu tegak ini terbuat dari batu andesit berwarna abu-
abu , yang diletakkan secara sengaja sebagai bentuk peringatan
pada orang yang telah mati, menhir ini merupakan tempat
pemujaan kepada roh nenek moyang atau orang prasejarah
 Deskripsi Menhir

Panjang : 1,50 cm

Lebar bawah : 30 cm

Lebar atas : 10 cm

2. Batu Kenong

Batu yang memiliki kenong yang dimana ada yang memiliki tonjolan satu
maupun memiliki tonjolan dua batu ini berfungsi sebagai penunjuk arah yang
menunjukkan arah tempat keberadaan hartakarun atau penunjuk mata angin. Batu
ini jika mengelilingi dolmen makan dapat dipastikan bahwasannya itu makam
tempat para raja yang dikelilingi oleh para abdinya.

Deskripsi Batu kenong

Panjang: 270 cm

Diameter badan: 220 cm

Bahan: batu andesit

Keterangan: utuh, bagian atas aus karena alam.

3. Dolmen

Meja batu tempat sesajen persembahan kepada nenek moyang. Batu besar
yang dibentuk dengan sangat sederhana ditopang dengan batu menhir berjumlah
genap. Dolmen sebagai tempat kuburan pada masa meghalithikum dengan cara

5
menempatkan mayat di bawah batu.bersama bekal kubur berup manik, arca,
senjata polok, dan terakota ditutup dengan papan papang batu sebagai pintu.

 Deskripsi Dolmen

Panjang: 202 cm

Lebar: 186 cm

Tinggi: 216 cm

Bahan: batu sedimen

Batu-batu yang berada di situs Duplang ini merupakan masuk kategori batu
Megalitik, berdasarkan struktur konstruksinya. Tradisi Megalitik diartikan sebagai
tradisi budaya manusia dalam mendirikan bangunan-bangunan monumental yang
disusun dari batu-batu besar. Manusia yang meninggalkan bangunan-bangunan
megalitik adalah manusia yang hidup pada zaman prasejarah. Dalam pengerjaanya
batu-batu tersebut biasanya tidak dikerjakan secara halus-halus, hanya diratakan
secara kasar saja untuk mendapatkan bentuk yang diperlukan. Jadi, dapat
dikatakan bahwa tradisi megalitik adalah suatu adat kebiasaan yang menghasilkan
benda-benda atau bangunan dari batu yang berhubungan dengan upacara atau
penguburan. Bangunan batu besar didirikan guna mengabdikan jasa dari seorang
kerabat yang sudah mati. Hal tersebut dilakukan berdasarkan kepercayaan akan
adanya hubungan antara hidup dan yang mati. Keberadaan tradisi Megalitik sudah
berlangsung sejak zaman dulu, yakni dimulai atau muncul pada masa neolitik
(masa bercocok tanam) dan berkembang pesat pada masa perundagian (Geldren,
dalam Sumarno, 1989:7).

Geldren menggolongkan tradisi megalitik menjadi dua, yakni tradisi


megalitik tua dan tradisi megalitik muda.

1) Tradisi Megalitik Tua Tradisi Megalitik Tua berkembang pada masa


neolitik atau masa bercocok tanam. Bentuk-bentuk megalit yang dihasilkan
sebagai peninggalan Tradisi Megalitik Tua, seperti dolmen, undak batu, limas

6
(piramida) berundak, pelinggih, tembok batu, dan jalan batu (Geldern, dalam
Poesponegoro dan Notosusanto, 2009:249). masyarakat pada masa ini memiliki
kepercayaan terhadap alam kehidupan sesudah mati. Dalam penguburannya mayat
orang yang meninggal diletakkan di suatu tempat dan diarahkan ke suatu tempat
yang dimaksud. Hal tersebut bertujuan roh orang yang meninggal tidak tersesat
dalam perjalanan menuju tempat asal mereka.

2) Tradisi Megalitik Muda Tradisi Megalitik Muda berkembang pesat pada


masa perundagian, dengan menghasilkan bentukbentuk seperti kubur peti batu,
dolmen, sarkofagus, dan bejana batu (Geldern, dalam Poesponegoro dan
Notosusanto, 2009:249). Berdasarkan klasifikasi tradisi Megalitik di atas,
peninggalan benda-benda purbakala yang ada di situs Seputih termasuk dalam
Tradisi Megalitik Muda Hal tersebut dikarenakan ragam benda-benda peninggalan
yang terdapat di situs Seputih sama dengan benda-benda peninggalan yang
dihasilkan pada masa Tradisi Megalitik Muda. Benda-benda peninggalan tersebut
merupakan bentuk dari tradisi Megalitik berupa tradisi penguburan.

1.2 Keadaan Sosial dan Ekonomi pada Situs Duplang

Berbicara keadaan sosial dan ekonomi ditengah masyarakat dan


perannya situs itu ditengah kehidupan masyarakat, memiliki pengaruh yang sangat
kuat yakni dalam hal kepercayaan diyakini oleh masyarakat sana bahwasannya
batu itu memiliki manfaat kepercayaan yang diyakini beberapa orang sebagai
tempat bersemayamnya roh-roh ataupun kekuatan-kekuatan adikrodratri ada yang
mengganggap itu Cuma sebagai peninggalan sejarah biasa yang dibuat oleh
orang-orang dulu. Bahkan ada beberapa oknum orang yang mencuri batu disitus
Duplang lalu dijual keluar daerah sebagai sarana pariwisata bagi yang ingin
membuka wahana pariwisata dan ada beberapa situs yang letaknya dipemukiman
warga dan warga itupun merawat batu itu sebagai sarana penghasilan komesil,
adapun dalam membantu mengumpulkan batu-batu yang dilakukan sendiri oleh
bapak rohim tidak luput pula bantuan dari warga-warga sekitar dalam pengawasan
situs itu sebagai keamanan kekayaan cagar budaya. Di Situs Duplang ini dijadikan

7
tempat wisata edukasi bagi pelajar yang ingin mengetahui sejarah dari situs
duplang. Bukan dijadikan tempat wisata liburan. Dampak positif dari gerakan
wisata edukasi pra sejarah antara lain : Menemukan rasa cinta negara dan tanah air
serta menambah pengetahuan potensi sumber daya alam, sosial budaya, politik
dan ekonomi bagi para pelajar. Melalui wisata edukasi pra sejarah para pelajar
dapat mengenal nilai-nilai luhur dan keragaman budaya nusantara. Selain itu
wisata edukasi pra sejarah juga dapat mendorong sinergi antara pemerintah
dengan masyarakat dalam menjaga dam melestarikan alam, lingkungan, dan
warisan sosial budaya. Serta dapat menemukan pusat-pusat kegiatan sosial budaya
di daerah yang memiliki potensi yang bernilai positif seperti di desa seputih ini.

1.3 Manfaat situs Duplang sebagai bahan ajar IPS

Situ Duplang yang berada di desa Kamal bagian Arjasa kabupaten Jember
ini sangat bisa menjadi bahan pengajaran secara langsung maupun bahan ajaran
didalam kelas dalam pembelajaran di dalam kelas kita sebagai guru IPS bisa
menggunakan sempel Situs Duplang sebagai bahan rujukan bahan ajar yang
dimana ada Menhir,Dolmen,Batu Kenong sehingga kita bisa menjelaskan
kekayaan cagar budaya di jember dan tidak perlu diluar daerah sebagai bahan ajar
dan objek penelitain, dalam pengajaran secara langsung kita bisa mengajar anak
didik atau peserta didik untuk ikut serta dan turun langsung dalam pengaplikasian
sebagai Bakti Situs yang dimana merupakan warisan sejarah dan kita sebagai
generasi mudanya memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan merawat situs itu
demi keberlangsungan generasi berikutnya, adanya aksiologi dalam penanaman
pada rasa suka pada situs maka akan dapat dipastikan kita menyelamatkan salah
satu warisan budaya Indonesia.

8
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut.

1. Sejarah Situs Duplang Kecamatan Arjasa

Di Desa Kamal, Arjasa terdapat benda-benda peninggalan sejarah zaman


megalithikum yang ditemukan dan dikumpulkan oleh bapak Abdur Rohim yang
diamanahkan dari generasi kegenerasi lalu dirawat dan dijaga karena merupakan
salah satu kekayaan indonesia yang dilindungi oleh pemerintah sebagai cagar
budaya dan situs inipun sudah dilindungi oleh hukum.

2. Keadaan Sosial dan Ekonomi Di Situs Duplang

Batu-batu ini merupakan masuk pada periodeisasi Megalitik yang dimana


menggunakan media batu-batu besar sebagai sarana atau peralatannya dan identik
dengan batu besar dalam hal sosial batu ini diyakini memiliki arti yang sangat
khusus bagi yang mempercayai kepercayaan yang berkembang disana dan dari
aspek ekonomi situs ini dijadikan sarana rekreasi atau pembelajaran lapanga
secara langsung bagi yang ingin mengenal dan meneliti situs duplang

3. Manfaat situs Duplang sebagai bahan ajar IPS

Di situs Duplang ini kita mengaktualisasikan pembelajaran IPS sebagai sarana


penanaman kecintaan terhadap situs dan pembelajaran sekolah yang dimana
kita bisa mengajak anak didik kita untuk terjun langsung dan bukan hanya itu
ini bisa menjadikan lahan Pembelajaran IPS baik dari sejarannya maupun hal-
hal yang berkembang disekitar situs dari hal-hal kepercayaannya terhadap
batu-batu ataupun pemanfaatan dalam segi ekonomi sebagai sarana rekreasi
atau tempat wisata.

9
4. Saran

Penulis sadar dalam penelitian ini baik tulisan yang disajikan maupun data
yang uraikan masih kurang sempurna. Oleh karenanya perlunya kritik dan saran
yang membangun agar bisa dijadikan pembelajaran dalam penulisan kedepa.

10
11
Daftar Pustaka

LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai