Anda di halaman 1dari 8

Sangiran Laboratorium

Manusia Purba

Karya tulis ini disusun sebagai bagian dari tugas sejarah Indonesia

Oleh

Fitria Nurrahim
X IPA B
SMA IT Granada
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. atas segala karunia dan nikmatnya sehingga karya tulis ini dapat
disusun sesuai harapan. Tentunya dalam penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari peran
orang-orang disekitar saya yang telah membantu saya selama ini, oleh karena itu saya
ucapkan terimakasih kepada :

1. Ayu Paramita selaku guru sejarah Indonesia


2. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memeberikan dukungannya
3. Teman-teman sekelas
4. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Karya tulis ini disusun sebagai proyek ulangan harian Sejarah Indonesia. Saya menyadari
bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan.
Oleh karena itu kepada pembaca diharapkan kritik dan sarannya untuk penyempurnaan karya
tulis ini.

Samarinda, 4 Oktober 2021

Tim Penyusun

I
Daftar Isi

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..…I
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………...II
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………………………………………………………..…1
Tujuan…………………………………………………………………………………………………………….1
Manfaat………………………………………………………………………………………………………....1

BAB II ISI
Sejarah………………………………………….…………………………………………………………..……2
Geologi……………………………………………..………………….…………………………………………2
Koleksi Museum………………………………………………………………………………………………3

BAB III PENUTUP


Pembahasan……………………………………………………………………………………………………4

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….……………………………………5

II
Bab I
Latar Belakang
Sangiran adalah salah satu situs manusia purba terbesar di dunia. Sangiran diakui oleh para
ilmuan dunia sebagai situs paling penting untuk mempelajari fosil manusia purba. Sangiran
terletak di Kabupaten Sragen dan Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia. Dengan luas sekitar
56 𝑘𝑚2 ( 7km x 8km ). Telah ditemukan sekitar 100 fosil Homo Erectus di Sangiran. Situs
Sangiran tidak hanya dapat memberikan gambaran mengenai evolusi fisik manusia semata,
tetapi bahkan mampu memberikan gambaran mengenai evolusi budaya, fauna, dan
lingkungan. Fosil-fosil manusia dan binatang, serta alat-alat batu paleolitik dalam kuantitas
dan kualitas yang prima telah berhasil ditemukan. Oleh karena kandungannya yang
mempunyai nilai tinggi pada kesejarahan dan ilmu pengetahuan, maka Situs Sangiran telah
ditetapkan sebagai daerah Cagar Budaya. Selain itu, UNESCO telah menetapkan Sangiran
sebagai Warisan Budaya Dunia (Word Culture Heritage).

Tujuan
1. Sangiran sebagai situs dunia
2. Sejarah Samgiran

3. Fosil yang terdapat di Sangiran


4. Kondisi geologi Sangiran

Manfaat
1. Mengetahui Situs Sangiran secara umum
2. Mengetahui sejarah Sangiran

3. Mengetahui kondisi geologi


4. Mengetahui fosil yang ditemukan di Sangiran

1
BAB II

Sejarah
Situs Sangiran mulai dikenal tahun 1893, ketika Eugene Dubois datang menelitinya. Kegiatan
pemetaan baru dilakukan pada tahun 1932 oleh L.J.C. van Es. Peta yang dihasilkannya adalah
peta geologi skala detil, yang dua tahun kemudian digunakan oleh G.H.R. von Koenigswald
untuk melakukan survei eksploratif dengan temuan beberapa artefak prasejarah. Temuan
fosil hominid pertama kali terjadi pada tahun 1936 oleh penduduk setempat di Dusun
Ngargorejo (Bukuran, Kalijambe, Sragen), yang kemudian diserahkan kepada Koenigswald.
Temuan tersebut berupa fragmen rahang atas (maxilla) kiri, fragmen rahang bawah
(mandibula) kanan, 3 geraham (molar), dan 1 premolar dari spesies Homo erectus arkaik,
yang kemudian diberi kode Sangiran 1. Temuan-temuan tersebut terkandung dalam lapisan
tanah lempung hitam dari Formasi Pucangan Atas. Sepanjang tahun 1937–1941, Koenigswald
semakin intensif melakukan eksplorasi di Sangiran dengan mengerahkan penduduk setempat.
Sejumlah fosil Homo erectus pun ditemukan.
Pada tahun 1969, sebuah fosil tengkorak Homo erectus yang relatif lengkap ditemukan di
percabangan Kali Pucung di Dusun Pucung (Dayu, Gondangrejo, Karanganyar). Spesimen ini
ditemukan pada endapan pasir fluvio-volkanik Formasi Kabuh, yang kemudian dikenal sebagai
Sangiran 17. Bagian wajahnya cukup banyak terwakili. Pada rahang atas fosil tengkorak
tersebut masih menempel 5 gigi. Namun bagian samping atas (parietal) tengkoraknya tidak
ada.

Geologi
Situs Manusia Purba Sangiran merupakan satu-satunya situs prasejarah di Indonesia yang
telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Secara geografis kawasan Sangiran yang
terletak di lereng barat laut Gunung Lawu, merupakan suatu cekungan alam yang dikenal
dengan nama depresi Solo yang dikelilingi oleh bukit-bukit, dengan puncak tertinggi sekitar
180 m dari permukaan laut. Di sebelah utara terdapat jajaran Pegunungan Kendeng dan di
sebelah selatan terdapat jajaran Pegunungan Selatan. Sangiran dilewati oleh sungai yang
sangat indah, yaitu Kali Cemoro yang bermuara di Bengawan Solo. Daerah inilah yang
mengalami erosi tanah sehingga lapisan tanah yang terbentuk tampak jelas berbeda antara
lapisan tanah yang satu dengan lapisan tanah yang lain. Dalam lapisan-lapisan tanah inilah
yang hingga sekarang banyak ditemukan fosil-fosil manusia maupun binatang purba.

2
Koleksi Museum
1 .Fosil manusia, antara lain Australopithecus africanus (replika),
Pithecanthropus mojokertensis(Pithecanthropus robustus) (replika),
Homo soloensis (replika), Homo neanderthal Eropa (replika),Homo
neanderthal Asia (replika), dan Homo sapiens.

2 Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus


(gajah), Stegodon trigonocephalus(gajah), Mastodon sp (gajah),
Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau),
Sus sp (babi), Rhinoceros sondaicus (badak), Bovidae (sapi,
banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).

3 Fosil binatang laut dan air tawar, antara lain Crocodillus sp (buaya),
ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Moluska
(kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Chelonia sp (kura-kura), dan
foraminifera.

4 Batuan, antara lain rijang, kalsedon, batu meteor, dan diatom.

5 Artefak batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak
persegi, bola batu dan kapak perimbas-penetak. Sebagai bagian dari
warisan budaya dunia (World Culture Heritage) serta bagian dari
Cagar Budaya Nasional, Situs Sangiran memiliki kandungan nilai
tinggi pada kesejarahan dan ilmu pengetahuan, maka sudah
sepantasnya Situs Sangiran perlu terus dijaga kelestariannya.

3
BAB III

Pembahasan
Sangiran merupakan salah satu situs penting untuk perkembangan berbagai
bidang ilmu pengetahuan terutama untuk penelitian di bidang antropologi,
arkeologi, biologi, paleoantropologi, geologi, dan tentu saja untuk bidang
kepariwisataan. Keberadaan Situs Sangiran sangat bermanfaat untuk
mempelajari kehidupan manusia prasejarah karena situs ini dilengkapi dengan
fosil manusia purba, hasil-hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna
purba beserta gambaran stratigrafinya.

Sangiran dilewati oleh sungai yang sangat indah, yaitu Kali Cemoro yang
bermuara di Bengawan Solo. Daerah inilah yang mengalami erosi tanah
sehingga lapisan tanah yang terbentuk tampak jelas berbeda antara lapisan
tanah yang satu dengan lapisan tanah yang lain. Dalam lapisan-lapisan tanah
inilah yang hingga sekarang banyak ditemukan fosil-fosil manusia maupun
binatang purba.

Dilihat dari hasil temuannya, Situs Sangiran merupakan situs prasejarah yang
memiliki peran yang sangat penting dalam memahami proses evolusi manusia
dan merupakan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia.

Menyadari pentingnya nilai Situs Sangiran bagi perkembangan dunia ilmu


pengetahuan, khususnya masalah pemahaman evolusi manusia dan lingkungan
alam, maka pada tahun 1995 pemerintah Republik Indonesia mengusulkan
situs ini ke UNESCO untuk dapat dimasukkan ke dalam World Heritage List.
Akhirnya pada tanggal 5 Desember 1996, Situs Sangiran ditetapkan sebagai
Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO, yaitu sebagai The Early Man Site.

4
DAFTAR PUSTAKA

Putra,Angga. (2014). KKL Evolusi Sangiran. Diakses pada 4 Oktober 2021. Dari
https://www.academia.edu/9278474/KKL_Evolusi_Sangiran
Wikipedia. (2021). Sangiran. Diakses pada 4 Oktober 2021. Dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Sangiran
Kemdikbud,Rumah Belajar. (). Sangiran. Diakses pada 4 Oktober 2021. Dari
https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/sangiran/
Viego, Brandon. (). MAKALAH SITUS SANGIRAN. Diakses pada 4 Oktober 2021. Dari
https://www.academia.edu/32286448/MAKALAH_SITUS_SANGIRAN

Anda mungkin juga menyukai