Anda di halaman 1dari 17

BAHAN AJAR

SEJARAH
Fase E Kelas X (Sepuluh)

Materi Esensial:
MENGENAL MANUSIA PRA-AKSARA

Penyusun:
ADI SETIAWAN, S.Pd., Gr.

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 SEKAMPUNG
T.P 2023/2024

1
BAHAN AJAR

SEJARAH

Materi Esensial:
MENGENAL MANUSIA PRA-AKSARA

Nama Penyusun : Adi Setiawan, S.Pd., Gr.


Asal Instansi : SMA Negeri 1 Sekampung
Tahun Penyusunan : 2023
Jenjang Sekolah : Sekolah Menengah Atas
Kelas : X (Sepuluh)
Kata Kunci : Manusia, Pra-aksara
Moda : Tatap Muka
Alokasi Waktu : 3 JP x 1 Pertemuan (135 Menit)

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 SEKAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah... puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan rahmat dan
kasih sayangnya sehingga kami dapat menyelesaikan bahan ajar ini.

Penyusunan modul ini memiliki harapan agar peserta didik, khususnya di SMA
Negeri 1 Sekampung, Lampung Timur lebih mudah memahami. Panyajian materi
di dalam modul ini didasarkan pada pembelajaran discovery learning. Dimana
peserta didik berperan aktif di dalam pembelajaran. Modul yang disusun ini
dilengkapi dengan gambar serta link yang disajiakan dalam barcode yang mudah
diakses oleh peserta didik.

Kami menyadari di dalam penyusunan modul ini telah mendapatkan banyak


bantuan dari semua pihak. Terakhir kami berharap modul ini dapat bermanfaat
bagi siapapun yang menggunakannya. Kami memohon maaf terhadap semua
pihak atas kesalahan ang terdapat dalam penyusunan modul ini serta
mengharapkan saran demi kebaikan selanjutnya.

Sekampung, 15 Oktober 2023

Adi Setiawan, S.Pd., Gr.

3
DAFTAR ISI

Kata pengantar 3

Daftar isi 4

A. Mengenal Manusia Pra-aksara 5

B. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 14

C. Latihan Soal Sumatif 15

D. Referensi 17

4
MENGENAL MANUSIA PRA-AKSARA

Tujuan Pembelajaran:

Setelah mengikuti pembelajaran bab ini siswa diharapkan dapat:

▪ Mampu menganalisis
A. PENGERTIAN SEJARAH ciri-ciri manusia pra-aksara.
▪ Mampu membuat kesimpulan jenis-jenis manusia pra-aksara.

Gambar 1. Fosil Manusia Pra-aksara (Sumber: Kompas.com)

Apa yang kalian tahu tentang fosil? Lalu tahukah kalian tentang fosil manusia pra-aksara?

A. PENGERTIAN PRA-AKSARA
Pernahkah kalian berkunjung ke museum-museum purbakala? Di sana kalian akan
menemukan berbagai diorama dan juga contoh barang-barang peninggalan purbakala. Salah
satu hal yang menarik ketika mengunjungi museum purbakala adalah banyaknya perkakas-
perkakas dan juga peralatan yang terbuat dari batu. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Masa praaksara adalah sebuah masa di mana manusia belum mengenal tulisan. Masa
ini ditandai dengan manusia yang masih menggunakan batu dan logam sebagai teknologinya
kala itu. Jadi, masa praaksara terbagi menjadi ke dalam dua zaman, yaitu zaman batu dan
juga zaman logam.

Masa praaksara disebut juga dengan masa nirleka (nir artinya tidak ada dan leka
artinya tulisan). Dalam buku Kehidupan Masyarakat Pada Masa Praaksara, Masa Hindu
Budha, dan Masa Islam (2019) karya Tri Worosetyaningsih, bangsa Indonesia mengakhiri
masa praaksara sekitar abad IV Masehi. Prasasti pada Yupa berangka tahun abad V Masehi di
Kuati Kalimantan Timur membuktikan bangsa Indonesia telah masuk masa aksara.

5
B. Penemuan Fosil Manusia Pra-aksara di Indonesia
Beberapa daerah di Indonesia pada masa lampau disinyalir sebagai tempat hunian
manusia pura, hal ini karena ditempat-tempat tersebut pada masa kini banyak ditemukan
fosil-fosil yang diperkirakan bagian dari tubuh manusia purba. Daerah-daerah itu
diantaranya:

1. Sangiran
Situs Sangiran adalah sebuah situs arkeologi di Jawa, Indonesia. Area ini memiliki
luas 48 km² dan terletak di Jawa Tengah, 15 kilometer sebelah utara Surakarta di lembah
Sungai Bengawan Solo dan terletak di kaki gunung Lawu. Secara administratif Sangiran
terletak di kabupaten Sragen dan kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah. Pada tahun 1977
Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar
budaya. Pada tahun 1996 situs ini terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO.

Tahun 1934 antropolog Gustav Heinrich Ralph


von Koenigswald memulai penelitian di area tersebut.
Pada tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian
menemukan fosil dari nenek moyang manusia
pertama, Pithecanthropus erectus (“Manusia Jawa”).
Ada sekitar 60 lebih fosil lainnya di antaranya fosil
Meganthropus palaeojavanicus telah ditemukan di
situs tersebut.

Di Museum Sangiran, yang terletak di wilayah ini juga, dipaparkan sejarah manusia
purba sejak sekitar 2 juta tahun yang lalu hingga 200.000 tahun yang lalu, yaitu dari kala
Pliosen akhir hingga akhir Pleistosen tengah. Di museum ini terdapat 13.086 koleksi fosil
manusia purba dan merupakan situs manusia purba berdiri tegak yang terlengkap di Asia.
Selain itu juga dapat ditemukan fosil hewan bertulang belakang, fosil binatang air, batuan,
fosil tumbuhan laut serta alat-alat batu.

Pada awalnya penelitian Sangiran adalah sebuah kubah yang dinamakan Kubah
Sangiran. Puncak kubah ini kemudian terbuka melalui proses erosi sehingga membentuk
depresi. Pada depresi itulah dapat ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi
tentang kehidupan di masa lampau.

2. Trinil
Situs Trinil terletak di Provinsi Jawa Timur, yaitu sebelah barat kota Ngawi sekitar 14
km. Alamat pastinya di Dukuh Pilang Desa Kawu Kecamatan Kedunggalar. Lokasi situs
Trinil berada di kaki Gunung Lawu dengan lapisan tanah terangkat dan tersingkap yang
masuk pada lapisan pleistosen. Situs Trinil masuk pada formasi Kabuh yang juga banyak
ditemukan fosil hewan purba dan tumbuhan purba. Sedangkan di bagian atas dari situs Trinil
merupakan teras suatu sungai yang masuk dalam lingkungan formasi Notopuro.

6
Seorang ahli bernama Eugene Dubois menemukan fosil Pithecanthropus erectus di
Situs Trinil pada tahun 1893. Penemuan tersebut membuat banyak ahli lain yang ingin
meneliti di sekitar daerah Trinil. Seperti seorang ahli yang bernama Selenka yang menggali
tanah pada lokasi tersebut pada tahun 1907-1908 dan berhasil menemukan banyak fosil
hewan purba tetapi tidak mendapatkan fosil manusia purba satupun. Selanjutnya sekita
1962 ada penelitian oleh Proyek Penetian Paleoantropologi Nasional, Departemen Geologi
ITB & Direktorat Geologi yang menemukan beberapa alat serpih yang diperkirakan dibuat
oleh Pithecanthropus Soloensis.

Salah satu temuan besar di Situs Trinil adalah Pithecanthropus Erectus yang saat
ditemukan dalam bentuk fosil tengkorak dan tulang-tulang paha yang berwarna cokelat
kehitaman. Sebagai tanda lokasi tersebut ditemukan fosil tersebut dibuat sebuah tugu di
selatan Sungai Bengawan Solo di Klitheh. Umur dari fosil manusia trinil itu diperkirkan
masuk pada masa pleistosen sekitar 500.000 – 830.000 tahun yang lalu.

Pithecanthropus Erectus atau manusia Trinil ini mempunyai tubuh yang tegap dengan
tinggi badan mencapai 165 – 170 cm. Perkiraan berat badan mencapai 104 kg dan volume
otak sekitar 900cm3 atau 2/3 isi otak manusia modern. Bagian gigi manusia trinil terlihat
lebih mencolok dan besar dengan otot kunyahnya yang kuat. Selain itu ada tonjolan yang ada
di atas mata dan tengkorak berbentuk menyempit pada belakang mata.

Untuk pola hidup masih tergantung pada alam dengan berburuh hewan dan meramu
tumbuh-tumbuhan yang ada di hutan. Hewan yang diburuh biasanya hewan yang besar untuk
memenuhi kebutuhan makan mereka. Kemungkinan saat itu juga sudah ditemukan api
sehingga hewan tidak langsung makan tetapi mereka bakar atau masak dulu.

C. Jenis-jenis Manusia Purba


Berdasarkan penelitian yang dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia, jenis-jenis
manusia purba di Indonesia sebagai berikut:

1. Meganthropus Palaeojavanicus
Ditemukan oleh seorang arkeolog dari negeri Belanda bernama Van Koenigswald.
Dia pertama kali menemukan fosil ini di daerah Sangiran pada tahun 1936. Manusia purba di
Indonesia tidak seperti jenis jenis manusia purba di dunia. Pada era tersebut paling banyak
fosil ditemukan dalam kondisi seperti orang Barat. Maka ketika arkeolog menemukan fosil
yang berbeda dari sebelumnya, membangkitkan gairah ilmiah di kalangan arkeolog untuk
lebih mendalami tentang fosil manusia purba yang ditemukan di indonesia.

Diperkirakan manusia besar ini


hidup antara 1 juta dan 2 juta tahun yang
lalu. Hal ini dibuktikan dari fosil dengan
teknik peluruhan karbon. Sehingga usia
dari fosil tersebut bisa kita ketahui. Dengan

7
adanya sifat waktu paruh itu, banyak sekali fosil, batuan dan elemen lainnya yang bisa kita
perkirakan umurnya. Bahkan umur Bumi yang kita cintai ini bisa kita perkirakan dengan
waktu paruh dari unsur karbon pada material atau zat. Meganthropus Palaeojavanicus
mempunyai ciri :
• Memiliki tulang pipi yang tebal,
• Memiliki otot rahang yang kuat,
• Tidak memiliki dagu,
• Memiliki tonjolan belakang yang tajam,
• Memiliki tulang kening yang menonjol,
• Memiliki perawakan yang tegap,rahang bawah Meganthropus, Sangir memakan
tumbuh-tumbuhan, dan hidup berkelompok dan berpindah-pindah.

2. Pithecanthropus Mojokertensis
Ini adalah jenis pithecanthropus yang pertama
ditemukan oleh Weidenreich pada tahun 1936 di desa Jetis,
Mojokerto. Weidenreich menemukan fosil berupa tulang
tengkorak dan tulang paha yang digali dari dalam bumi.
Peninggalan sejarah dari Pithecanthropus Mojokertensis
adalah kapak perimbas, kapak penetak, kapak genggam,
pahat genggam, alat serpih dan alat – alat tulang. Ciri – ciri
dari pithecathropus mojokertensis yaitu:
• Memiliki tubuh tegak
• Tidak memiliki bentuk dagu
• Tinggi badannya sekitar 165 – 180 cm
• Keningnya menonjol
• Volume otak berkisar antara 750 – 1300 cc
• Tulang tengkoraknya tebal
• Tulang rahang dan geraham cukup kuat
• Masa hidupnya berlangsung sekitar 2 juta – 2,5 juta tahun lalu.
• Bentuk tengkoraknya lonjong.

3. Pithecanthropus Soloensis
Ini adalah jenis pithecanthropus yang kedua, dan
kerap dikenal sebagai manusia kera dari Solo. Fosilnya
pertama ditemukan sekitar tahun 1931-1934 oleh
Oppenorth, G.H.R Von Koenigswald dan Ter Haar di
sekitar lokasi lembah sungai Bengawan Solo tepatnya di
Ngandong. Masa hidupnya diperkirakan sekitar 900 ribu
sampai 200 ribu tahun lalu di Kalimantan, Sumatera,
hingga ke Cina pada masa Pleistosen Tengah. Penemuan
fosil pithecanthropus soloensis memberi arti yang
penting karena pada penemuan tersebut didapatkan satu seri tengkorak berjumah besar dalam
waktu yang singkat di satu tempat.

8
Penemuan berupa bagian atas tengkorak, tulang dahi, fragmen tulang pendinding,
serta tulang kering. Para peneliti dapat memperkirakan jenis kelamin, usia, dan kapasitas otak
dari penemuan tersebut. Ciri – ciri dari Pithecanthropus Soloensis bisa dilihat dari bentuk
tengkoraknya. Mereka memiliki bentuk tengkorak yang memanjang, lonjong dan tebal.
Rongga matanya juga berbentuk lebar dan memanjang dengan struktur tulang yang padat.
Karena memiliki ciri yang hampir sama dengan Homo Sapiens, maka keduanya sering
disamakan. Ciri – ciri Pithecanthropus Soloensis yang lebih rinci yaitu:
• Tinggi tubuhnya antara 165 – 180 cm
• Berbadan tegap tetapi tidak setegap Meganthropus
• Volume otaknya sekitar 750 – 1350 cc
• Memiliki tonjolan kening lebar dan melintang di sepanjang pelipisnya
• Hidung berbentuk lebar dan tidak memiliki dagu
• Rahangnya kuat dan geraham besar
• Makanannya adalah tumbuhan dan hewan buruan.

4. Pithecanthropus Erectus
Fosil manusia purba jenis pithecanthropus ini adalah manusia kera yang dapat
berjalan dengan tegak. Ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di Trinil, lembah
Sungai Bengawan Solo yang berasal dari masa pleistosen tengah atau lapisan Trinil.
Penemuan fosil pithecanthropus erectus berupa tulang rahang, dua geraham, bagian atas dari
tengkorak dan tulang paha kiri. Volume otak pithecanthropus erectus ada diantara volume
otak kera dan manusia.

Pada waktu itu tidak banyak fosil yang bisa


ditemukan melainkan hanya tulang tempurung tengkorak,
tulang paha atas dan tiga buah gigi. Hingga saat ini tidak
ada bukti bahwa ketiga spesimen itu berasal dari spesies
yang sama. Ketika fosil yang lebih lengkap ditemukan di
Sangiran, Jawa Tengah yang berlokasi 18 km utara kota
Solo, fosil itu diberi nama Pithecanthropus Soloensis. Ciri
– ciri dari Pithrcanthropus Erectus adalah:
• Dapat berjalan dengan tegak dan berbadan tegap
• Memiliki volume otak lebih dari 900 cc
• Berat badannya berkisar antara 100 kg
• Tinggi badan mulai 165 – 170 cm
• Masih sedikit mengunyah hingga makanannya masih kasar
• Diperkirakan hidup antara 1 juta – 1,5 juta tahun lalu
• Memiliki alat pengunyah yang kuat

9
5. Pithecanthropus Robustus
Arti nama dari jenis pithecanthropus ini adalah manusia
kera berahang besar atau manusia kera yang sangat kuat.
Fosilnya ditemukan di Sangiran pada tahun 1939 oleh
Weidenreich. Kerap disamakan dengan Pithecanthropus
Mojokertensis terutama oleh Von Koenigswald, ciri-ciri
Pithecanthropus robustus adalah bentuk hidung yang melebar
mirip dengan kera. Pada tahun 1936, Tjokrohandoyo yang
bekerja sebagai anak buah ahli purbakala Duyfjes menemukan
fosil tengkorak anak – anak yang berlokasi di Kepuhklagen,
sebelah utara Perning, Mojokerto.

Fosil ini ditemukan pada lapisan Pucangan atau pleistosen bawah dan diberi nama
pithecanthropus mojokertensis. Diperkirakan hidup pada masa sekitar dua perempat juta
tahun lalu hingga satu setengah juta tahun lalu, dan paling banyak ditemukan di Mojokerto,
Kedung bribus, Trinil, Sangiran, Sambung Macan, Sragen dan Ngandong. Mereka masih
hidup dengan cara mengumpulkan makanan dan ditemukan di lapisan Jetis atau lapisan
pleistosen bawah.

6. Homo Floresiensis
Fosil manusia ini ditemukan di Gua Liang Bua, Folres, NTT. Homo floresiensis
diperkirakan hidup antara 95.000 sampai 18.000 tahun yang lalu. Tim peneliti yang
menemukan Homo floresiensis dipimpin oleh Raden Pandji (Indonesia) dan Mike Morwood
(Australia). Tim peneliti tersebut melakukan penggalian sampai kedalaman 5 meter. Pada
penggalian tersebut ditemukan tulang belulang manusia yang berukuran relatif pendek atau
kerdil. Temuan kerangka ini selanjutnya disebut Homo floresiensis. Temuan kerangka ini
belum seutuhnya mengeras dan membatu (bukan fosil) tetapi lembab dan bertekstur rapuh.
Penemuan tulang belulang ini bertempat di Liang Bua yang digunakan untuk pemakaman
masal. Liang Bua merupakan tempat yang digunakan untuk pemakaman masal. Pengambilan
tulang belulang ini dilakukan dengan perekatan dan pengeringan pada saat pemindahan.

Temuan kerangka Homo Floresiensis yang


mendekati utuh berjenis kelamin perempuan.
Bagian yang ditemukan adalah bagian tengkorak
kepala, tulang badan, dan tiga tungkai tanpa lengan
kiri berusia kurang lebih 18.000 tahun. Namu,
individu lainnya yaitu 94.000 dan 13.000 dalam
penanggalan usia yang didasarkan usia lapisan
tanah sekitar temuan kerangka, bukan pendugaan
dari tulangnya. Pada lokasi tersebut juga banyak ditemukan fosil manusia purba, stegodon,
biawak, dan tikus yang berukuran cukup besar yang diduga menjadi makanan mereka dahulu.
Tim peneliti juga menemukan peralatan yang terbuat dari batu, seperti pisau, mata panah,
beliung, dan tulang yang terbakar.

10
Ciri-ciri fisik manusia purba Homo floresiensis yakni sebagai berikut:
1. Memiliki ukuran tubuh yang kerdil
2. Memiliki tengkorak yang relatif panjang dan rendah
3. Mempunyai ukuran otak yang sangat kecil
4. Memiliki volume otak sebesar 380 cc
5. Memiliki rahang yang menonjol
6. Mempunyai dahi yang sempit
7. Mempunyai berat badan 25 Kg
8. Mempunyai tinggi badan sekitar 106 cm

Berdasarkan pada ciri-ciri fisik yang telah disebutkan di atas, maka kapasitas cranical
Homo floresiensis di bawah dari Homo erectus yang memiliki kapasitas cranial sebesar 1000
cc dan Homo sapiens yang memiliki kapasitas cranial sebesar 1400 cc.

7. Homo Wajakensis
Homo Wajakensis berarti homo yang berasal dari Wajak. Perselisihan antar kelompok
masih menjadi masalah pada masa purba menjadikan tiap daerah memiliki bentuk fosil yang
berbeda-beda pula. Kita hanya bisa memperkirakan seperti apa kehidupan sosialnya. Namun
para ahli telah meneliti pengaruh letak geografis Indonesia terhadap keadaan alam dan iklim.
Dengan begitu sejauh yang kita perkirakan, kehidupan sosial manusia purba bisa jadi tidak
berbeda dengan keadaan sekarang kecuali dalam hal berkomunikasi. Di Wajak inilah, yang
bila di gambarkan dekat daerah Tumenggung Jawa Timur, pada tahun 1889 Eungene Dubois
menemukan fosil manusia purba asli Indonesia.

8. Homo Soloensis
Merupakan jenis manusia purba Homo yang ditemukan fosilnya di wilayah Solo
pulau Jawa. Siapa saja yang meneliti manusia purba di indonesia? Yang paling terkenal
tentunya Eungene Dubois, kemudian Van Koenigswald, kemudian ada Weidenreich. Berikut
keterangan penelitian tentang manusia purba soloensis:
• Dan peneliti peneliti lain yang mungkin catatanya tidak sebanyak peneliti yang
disebutkan diatas.
• Namun tentunya kontribusi para peneliti tersebut menjadikan khazanah bagi jenis-
jenis manusia purba purba di Asia dan tentunya Dunia.

Sungai bengawan Solo merupakan jantung dari sebuah kehidupan primitif di masa
lampau Indonesia. Banyaknya penemuan di kawasan ini menunjukkan kecenderungan
manusia purba jaman dulu hidup dengan kedekatan pada sumber air. Belum ditemukannya
sistem irigasi, seolah memaksa manusia purba untuk tidak jauh dalam memberikan
intervensi. Dengan mempunyai tempat tinggal dekat sungai, memberikan keuntungan bagi
manusia purba.

9. Homo Sapiens
Bisa diartikan sebagai manusia cerdas. Berasal dari zaman holosen. Bentuk tubuh
Homo Sapiens sudah menyerupai dengan bentuk orang Indonesia sekarang. Pada masa itu,

11
golongan manusia ini sudah memiliki strukur organisasi dan pembagian tugas. Berdasarkan
penelitian tersebut, tidak hanya bentuk fisik dari manusia purba, tetapi kehidupan sosialnya
juga bisa kita kaji. Tentunya dengan penelitian yang intens dan dalam jangka waktu lama.
mereferensikan bahwa manusia adalah mahluk yang memiliki kelebihan dalam hal akal.
Dengan mempelajari tentang Homo Sapiens, kehidupan kita bisa bertambah dalam khazanah
dan pengalaman dengan produk tertentu. Jenis manusia purba ini memiliki ciri sebagai
berikut :
1. Volume otaknya antara 1.000 cc – 1.200 cc;
2. Tinggi badan antara 130 – 210 m;
3. Otot tengkuk mengalami penyusutan;
4. Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan;
5. Muka tidak menonjol ke depan;
6. Berdiri dan berjalan tegak,
7. Berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat.

Dengan melihat spesifikasi di


atas, maka bisa kita ketahui bahwa
jenis Homo Sapiens sudah
menggunakan akalnya. Meskipun
dalam hal sederhana, tetapi jenis ini
sudah memiliki karakteristik berburu.
Tidak hanya mengumpulkan makanan
seperti halnya jenis lain. Homo sapiens
juga menunjukkan bahwa bangsa
Indonesia mempunyai banya ragam
dan budaya serta ras. Dengan
mentahnya teori evolusi pada masa
sekarang ini, muncul asumsi bahwa 'manusia kera' adalah jenis manusia juga tetapi berbeda
ras. Seperti halnya ras Asia, Afrika dan Eropa. Bahkan dengan sesama bangsa Asia pun
memiliki keanekaragaman ras dan budaya. Secara telusur, menurut peneliti bahwa didapatkan
leluhur manusia seperti ini :
• Ras Mongoloid, berciri kulit kuning, mata sipit, rambut lurus.
• Ras Mongoloid ini menyebar ke Asia Timur, yakni Jepang, Cina, Korea, dan Asia
Tenggara.
• Ras Kaukasoid, merupakan ras yang berkulit putih, tinggi, rambut lurus, dan hidung
mancung. Ras ini penyebarannya ke Eropa, ada yang ke India Utara (ras Arya), ada
yang ke Yahudi (ras Semit), dan ada yang menyebar ke Arab, Turki, dan daerah Asia
Barat lainnya.
• Ras Negroid, memiliki ciri kulit hitam, rambut keriting, bibir tebal. Penyebaran ras ini
ke Australia (ras Aborigin), ke Papua (ras Papua sebagai penduduk asli), dan ke
Afrika.

12
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Petunjuk Mengerjakan:

▪ Siapkan kertas dan alat tulis untuk mengerjakan LKPD.


▪ Jangan lupa tulis identitas kalian.
▪ Kerjakan dengan sebaik-baiknya.
▪ Gunakan berbagai referensi (buku dan internet) untuk menyelesaikan LKPD.
▪ Kumpulkan hasil diskusi kepada guru.

TUGAS !
➢ Kalian telah mempelajari materi tentang mengenal manusia pra-aksara.
➢ Tugas kalian adalah mencari perbedaan dari setiap jenis manusia pra-aksara di Indonesia.
➢ Buat dalam bentuk tabel

Tabel Jenis-jenis Manusia Pra-aksara di Indonesia


No Jenis Manusia Pra-aksara Penemu Tempat Ciri-ciri
Penemuan
1 a.
b.
c.
d.
2 a.
b.
c.
d.
3 a.
b.
c.
d.
4 a.
b.
c.
d.
5 a.
b.
c.
d.
6 a.
b.
c.
d.
7 a.
b.
c.
d.

13
8 a.
b.
c.
d.
9 a.
b.
c.
d.

14
LATIHAN SOAL SUMATIF

Petunjuk Mengerjakan:

▪ Pilihlah jawaban yang benar.


▪ Kerjakan mandiri dan jujur.

1. Tahap awal dari zaman yang dilalui oleh peradaban manusia adalah zaman Pra-aksara. Zaman ini
berlangsung selama ribuan tahun. Apa yang dimaksud dengan masa praaksara?
a. Masa ketika manusia pertama kali muncul di Bumi.
b. Periode sejarah ketika tulisan belum ditemukan.
c. Zaman ketika teknologi modern pertama kali digunakan.
d. Era ketika bangsa-bangsa besar pertama kali terbentuk.
e. Waktu ketika era dinosaurus berakhir.

2. Setiap bangsa memiliki perbedaan dalam mengakhiri masa Pra-aksara. Bangsa Mesir mengakhiri
masa pra-aksara pada 2000 SM. Sementara bangsa Indonesia pada abad 4 Masehi. Secara umum
dapat disimpulkan bahwa masa praaksara berakhir?
a. Masa praaksara berakhir ketika teknologi modern ditemukan.
b. Masa praaksara berakhir pada zaman dinosaurus.
c. Masa praaksara berakhir ketika manusia pertama kali muncul di Bumi.
d. Masa praaksara berakhir ketika manusia pertama kali menulis sejarahnya.
e. Masa praaksara tidak memiliki akhir yang pasti.

3 Jenis manusia prasejarah yang pertama kali ditemukan di Indonesia adalah


a. Homo sapiens
b. Pietecantropus erectus
c. Homo habilis
d. Homo floresiensis
e. Megantropus paleojavanicus

4. Fosil manusia prasejarah yang ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah, termasuk dalam jenis manusia
apa?
a. Homo sapiens
b. Pietecantropus erectus
c. Homo habilis
d. Homo floresiensis
e. Megantropus paleojavanicus

5. Umumnya fosil-fosil makhluk purba yang ditemukan para arkeolog terdapat di daerah aliran
sungai. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ….
a. Pemakaman makhluk purba terletak di tepi sungai
b. Adanya kehidupan masyarakat terapung di masa lalu
c. Makhluk purba tinggal, beraktifitas, dan melakukan interaksi sosial di sekitar aliran sungai
d. Banyak makhluk purba yang meninggal di daerah aliran sungai
e. Daerah tempat tinggal makhluk purba di masa lalu berubah menjadi sungai di masa kini

6. Perhatikan ciri-ciri manusia purba berikut!


(1) Berjalan tegak

15
(2) Tinggi badan 130-210 cm
(3) Tengkoraknya lebih bulat
(4) Muka tidak terlalu menjorok ke depan
(5) Ditemukan pada tahun 1889
Ciri-ciri tersebut merupakan ciri-ciri manusia purba jenis….
a. Homo Soloensis
b. Homo Sapiens
c. Homo Wajakensis
d. Pithecanthropus Erectus
e. Meganthropus Paleojavanicus

7. Pithecanthropus erectus diperkirakan merupakan makhluk yang bermigrasi dari daratan Cina ke
Indonesia. Hal ini terbukti dengan ….
a. Alat yang digunakan sama dengan di Cina daratan yaitu kapak genggam
b. adanya kesamaan antara kebudayaan Pacitan dengan kebudayaan Ton Kin Cina
c. Pithecanthropus erectus sebagai pendukung kebudayaan Pacitan
d. Pithecanthropus rectus dan Sinanthropus Pekinensis ditemukan pada lapisan yang sama yaitu
Pleistosen Tengah
e. Adanya kemiripan ciri fisik antaraPithecanthropus

8. Fosil manusia purba yang dikenal dengan manusia kerdil ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J.
Morwood pada tahun 2004 adalah ... .
a. Homo Soloensis
b. Homo Floresensis
c. Homo Wajakensis
d. Pithecanthropus Erectus
e. Meganthropus Paleojavanicus

9. Perhatikan ciri-ciri fosil berikut !


1) Volume otaknya sekitar 700 cc
2) Postur tubuh tegap
3) Ditemukan Eugene Dubois
4) Dikenal dengan nama Manusia Raksasa dari Pulau Jawa
Ciri-ciri fosil Pithecantropus Erectus ditunjukkan pada angka...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4

10. Selain memiliki volume otak yang lebih besar, Homo Sapiens dikategorikan sebagai manusia
modern karena...
a. Memiliki tinggi badan lebih dari 1 meter, tidak beda jauh dengan manusia modern sekarang
b. Suka berburu dan mengumpulkan makanan, yang juga masih senang dilakukan manusia
modern sekarang
c. hidup sekitar 200.00 tahun yang lalu, tahun yang dianggap laing dekat dengan manusia
sekarang
d. memiliki kemampuan dan ciri-ciri fisik seperti manusia yang hidup sekarang
e. sudah hidup berkelompok, sedangkan manusia purba belum mengenal kelompok

16
REFERENSI

https://situswarisandunia.wordpress.com/?s=situs+trinil
http://kukerjakanprmu.blogspot.com/2017/06/situs-trinil.html
https://materiips.com/jenis-jenis-manusia-purba
https://sejarahlengkap.com/pra-sejarah/jenis-pithecanthropus

17

Anda mungkin juga menyukai