Anda di halaman 1dari 7

MANUSIA PURBA DAN

KARAKTERISTIK

Disusun untuk melengkapi tugas sejarah

GURU PENGANTAR
Fitri Maylana S.Pd

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK KAMIS
Keysa Ananda

Nayla Farellita

Davina Seftya Ramadhani

Ajay Saputra

Shevia Eka Cahyani

Rhenzo Thaariq Gunawan

Ferry Ardiansyah
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas tentang “Manusia Purba dan
Karakteristiknya” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih kepada Bapak Fitri Maulana S.Pd. selaku Guru mata pelajaran Sejarah yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Adapun tujuan tugas ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kemampuan berkomunikasi (tulis maupun lisan) dan
kemampuan berkolaborasi siswa.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai manusia purba. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah kami buat dimasa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri sebagai penulismaupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahankata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang

Jakarta, 05 Agustus 2022

Penyusun,

KELOMPOK KAMIS

MANUSIA PURBA
Dan Karakteristiknya

Mempelajari kehidupan manusia tidak terlepas dari manusia itu sendiri. Bagaimana muncul dan
terjadinya kehidupan manusia dan kebudayaan yang beranekaragam yang memiliki keunikan dan
ke-khasannya sendiri sendiri. Bangsa Indonesia hidup berabad lamanya di Indonesia dengan
penuh kebersamaan dalam keberagaman. Secara umum turun temurun nenek moyang
menumbuhkembangkan beragam nilai dan kearifan sehingga membentuk karakter suku bangsa.
Nilai dan kearifan itu penting untuk dipelajari, ditumbuh kembangkan, dan diwariskan dari
generasi ke generasi.
Peninggalan purbakala yang masih ada dan tersebar di belahan bumi Indonesia merupakan
representasi kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia. Salah satu peninggalan purbakala yang
menyita perhatian masyarakat adalah situs Sangiran. Secara stratigrafis situs Sangiran
merupakan situs manusia purba terlengkap di Asia. Sangiran juga merupakan pusat studi evolusi
di dunia. Sangiran ibarat laboratorium alam yang menyimpan rekaman kehidupan masa lalu yang
tersimpan jutaan tahun lalu.

A. Membukan Tabir Jejak Masa Lampan Sangiran


Sangiran terletak dikawasan berbukit kabupaten Sragen Jawa Tengah. Pada awalnya sangiran
merupakan lautan dangkal, karena adanya dorongan tekanan endogen ( dari dalam bumi ) terjadi
pengangkatan dan pelipatan pada permukaan laut Sangiran. Proses terbentuknya situs sangiram
ini erat kaitannya dengan aktivitas gunung lawu tua yang menyebabkan tanah longsor dan
membentuk kubah tanah di sekitar sungai, cemara pun ikut longsor. Akibat dari hal tersebut
terbentuklah lapisan tanah yang berbeda dari lapasin tanah, jika tanah diiris dengan pola vertikal,
maka akan terlihat lapisan lapisan tanah yang menunjukkan formasi formasi yang berisi fosil
fosil dari kurun waktu tertentu, sebagai berikut :

1. Formasi Kali Beng


Pada lapisan paling bawah terdapat lempeng biru yang di namankam formasi kali beng. Formasi
kali beng ini berusia 2,4 juta tahun dan menunjukkan pada waktu itu. Lapisan ini adalah sadar
lautan pasa masa pliosen. Bukti sebagai dasar lautan adalah ditemukan hewan hewan
bercangkang yang telah mengfosil.
2. Formasi Pucangan
Terjadi akibat adanya endapan lahar vulkanik gunung lawu pirba yang ditandai lempung hitam.
Pada lapisan ini terjadi perubahan yang awalnya sebagai lingkungan laut berubah menjadi rawa
rawa. Banuak ditemukan hewan hewan penghuni lapisan ini antara lain seperti kudanil, buaya
muara, fosil tengkorak Pithecanthropus Erectus, kemudia di temukan juga fosil tengkorak
Meganthropus Paleojavanocus terjadi pada kala pleistosen bawah berumur sekitar 700.00 -
1,800.000 tahun yang lalu
3. Formasi Kabuh
Terjadi pada kala pleistosen tengah yang berumur sekitar 125.000 sampai 700.000 tahun yang
lalu. Pada formasi ini ditemukan alat alat dari batu yang menandakan bahwa Pithecanthropus
pada saat itu sudah mengenal alat alat pemburuan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

4. Formasi Notopuro
Terjadi dikala plastosen atas berumur 10.000 - 125.000 tahun yang lalu. Dari formasi formasi di
sangiran dan ditemukan fosil fosil seolah pita pita kaset yang menyimpan rekaman kehidupan
masa lalu.
Pada tanggal 15 maret 1977 sangiran dijadikan cagar budaya oleh pemerintah dan diperkuat lagi
sebagai warisan dunia oleh UNOSE pada tanggal 5 Desember 1996.
Di sangiran kita banyak menemukan fosil fosil, tidak hanya fosil bagian tubuh manusia tetapi ini
kita mendapatkan bukti bahwa manusia purba yang hidup di Sangiran sekitar 2 juta tahun yang
lalu. Secara stratigrafis situs Sangiran merupakan situs manusia purba terlengkap di Asia. Kita
dapat menyaksikan kehidupan manusia purba secara berurutan tanpa terputus sejak 2 tahun lalu.
Mulai dari zaman pliosen akhir hingga pleistosen tengah.
Diawali oleh Uegene Dubois Antropolog Prandis pada tahun 1891, antropolog Prancis
menemukan fosil Pithecanthropus Erectus, manusia purba tertua dari Jawa kemudian pada tahun
1930 dan 1931 di desa Ngandong. Trinil-Mojokerto ditemukan juga fosil fosil manusia purba
yang berasal dari zaman pleistosen. Penemuan penemuan ini mengungkapk sejarah manusia
purba yang hidup berabad abad tahun lalu. Masyarakat modern mulai mengenal Sangiran saat
Heinrich Ralph Von Koeningawald dan Gustaf antropologi dari Jerman meneliti diarea tersebut
pada tahun 1934. Mska Sangiran telah menorehkan tinta emas sebagai salah satu pusat study
evolusi di dunia. Saat itu Von Koeningawald menemukan paling tidak 5 fosil manusia purba
yang berbeda jenisnya. Fosil fosil ini menggaris bawahu keyakinan bahwa manusia berevolusi
dari kera menjadi manusia modern seperti bentuk sekarang ini. Sejak saat itu, para peneliti baik
dari Indonesia atau asing twrus berkerja di Sangiran. Koeningawald bukalah orang pertama yang
mencoba menguak misteri manusia purba ditanah Jawa. Pada tahun 1936 Koeningawald berhasil
menemukan dosil rahan atas manusia dan selanjutnya ia memberi nama fosil itu sebagai
Megantropus Paleojavanicus. Tahun 1973 ua menemukan manusia purba yang dicari oleh
Eugene do bois yaitu Pithecanthropus Erectus.

B. Koleksi Koleksi Museum Sangiran


Koleksi sangiran yang berada di meseum saat ini semua berasal dari sekitar situs Sangiran,
koleksi koleksi tersebut berupa fosil manusia, fosil hewan, fosil tumbuhan, batu batuan,
sedimentani, dan juga peralatan dapur yang dulu permah dibuat dam digunakan oleh manusia
pirba yang pernah bermukim di Sangiran
1. Fosil Kayu
1. Fosil kayu yang terdiri dari :

· Temuan dari dukuh jambu desa Dayu Gendongrejo Kabupaten Karanganyar

· Ditemukan pada tahun 1995 pada lapisan tanah lempung

· Warna abu abu

· Formasi Pucangan
B. Fosil Batang Pohon :

· Temuan dari desa Krikilan Kecamatan Kali Jambe Kabupaten Sragen


· Fosil ini ditemukan pada tahun 1977 pada lapisan tanah lempung

· Warna abu abu dari endapan

· Formasi pucangan
2. Tulang Hasta ( Ulna ) Stegodon Trigonecephalus

· Ditemukam dikawasan Cagar Sangiran

· Pada tanggal 23 November 1975 pada lapisan tanah lempung

· Warna abu abu

· Formasi kabuh bawah


3. Tulang Paha

· Ditemukam di desa Ngabung, Kecamatan Kali Jambe Kabupaten Sragen

· Pada tanggal 4 Febuari 1989 pada lapisan tanah lempung

· Warna abu abu

· Formasi pucangan atas

Anda mungkin juga menyukai