PURBA DI SANGIRAN
2. FINNARIQOTUL AISIYAH ( )
LEMBAGA PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 LAMONGAN
TP. 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini. Salam dan
salawat semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menuntun kita ke arah yang benar, sehingga saya dapat menyelesaikan karya
tulis yang berjudul SANGIRAN LABORATORIUM MANUSIA PURBA.
Terima kasih kepada bapak/ibu guru yang telah memberikan kesempatan untuk
mengerjakan karya tulis ilmiah ini, dan ibu dan bapak dirumah yang
memfasilitasi dan memberikan doanya untuk kelancaran penulisan ini, dan
teman-teman sekalian yang membantu.
Dalam penyusunan karya tulis ini mungkin terdapat banyak kesalahan,
maka saran dan kritikan dibutuhkan untuk bias memperbaiki kesalahan dalam
penulisan karya tulis ini.
DAFTAR ISI
1.3. Tujuan
Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
Formasi Kalibeng
Formasi Pucangan
Formasi Grenzbank
Formasi Kabuh
Formasi Notopuro
Formasi Teras Solo (Kali Pasir)
Kawasan Sangiran menyimpan misteri yang sangat menarik untuk diungkap. Manusia
purba jenis Homo erectus yang ditemukan di wilayah Sangiran ada sekitar lebih dari 100
individu yang mengalami masa evolusi tidak kurang dari 1 juta tahun. Jumlah ini mewakili
65% dari seluruh fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia dan merupakan 50% dari
jumlah fosil sejenis yang ditemukan didunia. Jenis Homo erectus yang ditemukan adalah dari
masa Pleistosen Awal dan Pleistosen Tengah, dan mungkin juga pada Pleistosen Akhir.
Manusia jenis ini mempunyai ciri-ciri tinggi badan kurang lebih 165-180 cm dengan postur
yang tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus. Mereka memiliki geraham yang masih besar,
rahang kuat, tonjolan kening tebal serta melintang pada dahi dari pelipis ke pelipis dan
tonjolan belakang kepalanya nyata, dagu belum ada dan hidung lebar. Perkembangan otaknya
baru memiliki volume sekitar 800-1100 cc dan manusia ini digolongkan dalam Homo erectus
arkaik.
Keseluruhan fosil yang telah ditemukan sampai saat ini sebanyak 13.809 buah. Sebanyak
2.934 fosil disimpan di Ruang Pameran Museum Sangiran dan 10.875 fosil lainnya disimpan
di gudang penyimpanan. Beberapa fosil manusia purba disimpan di Museum Geologi
Bandung dan Laboratorium Paleoanthropologi Yogyakarta. Berdasarkan bentuk fisik dan
lingkungan endapan asalnya, secara umum temuan fosil-fosil manusia purba di Indonesia
dikategorikan menjadi 3 kelompok utama (Widianto, 1996); yaitu kelompok Pithecanthropus
arkaik yang berasal dari Formasi Pucangan (Plestosen Bawah) yang ditaksir mempunyai usia
antara 1,7 – 0,7 tahun. Termasuk dalam kelompok ini adalah Meganthropus palaeojavanicus
dan Pithecanthropus mojokertensis. Kelompok kedua adalah jenis Pithecanthropus klasik
yang berasal dari Formasi Kabuh (Plestosen Tengah) yang mempunyai usia sekitar 800.000 –
400.000 tahun. Jenis kelompok ini (Homo erectus) yang paling banyak ditemukan di
Sangiran. Kelompok yang ketiga adalah Pithecanthropus progresif yang berasal dari Formasi
Notopuro (Plestosen Atas) dan mempunyai umur antara 400.000 – 100.000 tahun. Termasuk
dalam kelompok ini adalah temuan Homo soloensis dari Ngandong dan Trinil (Widianto
1996, Semah et.al. 1990).
Gambar Manusia Purba Sangiran
Demikianlah karya ilmiah mengenai “Sangiran Laboratorium Manusia Purba” ini.
Sebagai warga negara yang baik kita harus bisa melestarikan kekayaan budaya baik itu wisata
maupun sejarah bangsa. Agar tidak punah oleh waktu. Selain itu kita juga harus bisa
menjaganya agar tetap lestari dan berkembang.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Ladang fosil di situs Sangiran sangat khas, Anda dapat melihat jelas pada bagian yang
bertebing curam yaitu stratigrafi yang menunjukkan empat formasi (lapisan tanah). Stratigrafi
merupakan studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan
tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi.
Keberadaan Kawasan Sangiran sangatlah penting dan menarik, secara nyata Anda dapat
melihat lokasi temuan dan lapisan stratigrafi yang sudah berumur jutaan tahun. Saat ini
arealnya seluas 56 km² tersebut masih dihuni oleh masyarakat sekitar Sangiran. Sangiran
merupakan aset yang sangat penting secara nasional maupun internasional.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Sangiran adalah sebuah situs arkeologi (Situs Manusia Purba) di Jawa, Indonesia.
Sangiran terletak di sebelah utara Kota Solo dan berjarak sekitar 15 km (tepatnya di desa
krikilan, kec. Kalijambe, Kab.Sragen).
2. Ditemukan lebih dari 13.685 fosil 2.931 fosil ada di Museum, sisanya disimpan di
gudang penyimpanan. Sebagai World Heritage List (Warisan Budaya Dunia).
3.2. SARAN
Kita sebagai penerus bangsa Indonesia harus tetap menjaga penemuan-
penemuan purbakala baik yang berada di daerah kita maupun di daerah lain.
REFERENSI