Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANUSIA PUSPA DI ASIA

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 3
1. ARIEF WAHYU E.P
2. FALYA AKBAR
3. IKHWANOL M
4. MELANI SALWA F

KELAS :X IPS 1(GENAP)

GURU PEMBIMBING
Yusuar Yalfi Pasma S.Pd
Nip: 197009292005012005

MADRASAH ALIYAH NEGRI 1 OKU


TAHUN PELAJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Dzat Yang Maha Kuasa dan Pengatur semesta alam

ini. Hanya atas izin-Nya lah, laporan tugas makalah ini telah terselesaikan.

Untuk itu, penulis mengucapkan Syukur Alhamdulillah, selain itu penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis

dalam merumuskan dan menyelesaikan tugas makalah. Secara singkat makalah ini

dibuat untuk membahas mengenai Manusia Purba

Untuk Penulis kira di dalam makalah ini masih banyak sekali kekurangan

yang dilakukan oleh penulis. Maka, segala saran, kritik dan masukan akan sangat

membantu penulis untuk semakin menyempurnakan makalah ini. Dan semoga

makalah ini bisa bermanfaat bagi kami dan semua orang yang membaca makalah

ini. Amin Ya Robbal Alamiiin.

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................. i

KATA PENGANTAR........................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Asal Usul Manusia Di Indonesia ..................................................... 3


B. Para Peneliti Manusia Purba Di indosesia ..................................... 5
C. Jenis jenis Manusia Purba Di indosesia .......................................... 7
D. Wilayah penyebaran Manusia purba di Indonesia ......................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 11
B. Saran ......................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia yang hidup pada zaman Praaksara sekarang sudah berubah

menjadi fosil. Fosil manusia yang ditemukan di Indonesia dalam

perkembangan terdiri dari beberapa jenis. Penemuan - penemuan fosil ini

banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan

wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok dihuni manusia kala itu.

Penemuan - penemuan fosil sangat berguna bagi perkembangan ilmu

sejarah sekarang ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu.

Hewan yang pernah hidup dan bagaimana evolusi manusia hingga menjadi

sekarang ini. Indonesia banyak menyumbang fosil manusia - manusia purba.

Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia maka dapat dipastikan Indonesia

mempunyai banyak sejarah peradapan manusia mulai saat manusia hidup.

Dengan begitu ilmu sejarah akan terus berkembang sejalan dengan fosil-fosil

yang ditemukan. Hal ini diketahui dari kedatangan para ahli dari Eropa pada

abad ke-19, dimana mereka tertarik untuk mengadakan penelitian tentang

fosil manusia di Indonesia. Itu sebabnya makalah ini dibuat untuk mengetahui

lebih jelas dan terperinci mengenai pengertian manusia purba yang ditemukan

di Indonesia dan homo sapiens serta kehidupannya pada masa itu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kehidupan manusia purba pada zaman dahulu?


2. Bagaimana kehidupan manusia homo sapiens pada zaman dahulu?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kehidupan manusia purba pada zaman dahulu

2. Untuk mengetahui kehidupan manusia homo sapiens pada zaman dahulu

D. Manfaat Penulisan
a. Mengetahui Perkembangan Manusia Purba di Indonesia pada masa

dahulu

b. Mengetahui penyebaran manusia purba pada masa dahulu


BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal Usul Manusia Purba Di Indonesia

Sebelum kita beranjak pada asal-usul manusia purba, hendaknya kita

mengetahui apa itu manusia purba? Manusia purba adalah manusia yang

hidup pada zaman praaksara (prasejarah). Banyak bukti-bukti otentik yang

menguatkan keberadaan manusia purba khususnya Indonesia, mulai dari fosil,

ukiran, alat-alat rumah tangga, dan sebagainya. Telah banyak kita lihat para

peneliti yang berhasil menemukan fosil-fosil manusia purba di dataran

Indonesia terutama di pulau Jawa.

Organisme seperti manusia, hewan, dan tumbuhan yang telah lama

mati kemudian tertimbun tanah dan menjadi batu disebut sebagai fosil.

Sedangkan kebudayaan ataupun alat-alat pendukung kehidupan masa lampau

yang terbuat dari barang sederhana seperti tulang, kulit, batu, gigi disebut

sebagai artefak.

Di Indonesia sendiri penemuan manusia purba pertama sekali didapati di

wilayah Jawa, khususnya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Manusia

purba di Indonesia telah ada sejak zaman quartair atau dapat dikatakan telah

hidup sejak 600 ribu tahun yang lalu. Zaman quartair terbagi menjadi 2

bagian, yang pertama disebut zaman Dilluvium (pleistocen), sedang zaman

kedua disebut zaman alluvium (Holocen). Di Indonesia zaman Dilluvium

menurut Dr. Von Koenigswald terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu lapisan


bawah, lapisan tengah, dan lapisan atas. Yang mana masing-masing lapisan

tersebut memiliki fosil manusia purba tersendiri.

1. Dilluvium Bawah

Lapisan ini merupakan lapisan tertua, terdapat 3 jenis fosil manusia purba di

dalamnya, yaitu:

a. Meganthropus Palaeojavanicus, adalah fosil tertua atau banyak yang

menyebutnya sebagai manusia purba pertama, fosil ini ditemukan di

daerah Sangiran.

b. Pithecanthropus Dubius, adalah fosil yang belum jelas apakah fosil

manusia atau kera, oleh sebab itu fosil ini diberi nama Pithecanthropus

Dubius yang berarti manusia kera yang meragukan. Fosil ini didapati di

daerah Sangiran juga.

c. Pithecanthropus Robustus atau Plthecanthropus Mojokertensis adalah

fosil yang juga di temukan di daerah Sangiran. Seorang sarjana

Weidenreich memberi nama fosil tersebut Pithecanthropus Robustus,

sedangkan seorang penemu bernama Von Koenigswald menamai fosil

tersebut Plthecanthropus Mojokertensis sebab ia mengatakan bahwa ia

pertama kali menemukan fosil tersebut di dataran Mojokerto

2. Dilluvium Tengah

Dr. Eugene Dubois merupakan tokoh yang menemukan fosil jenis ini, ia

mengatakan bahwa pada masa ini manusia purba telah mampu berdiri
dengan tegak, oleh karena itu ia menamainya Pithecanthropus Erectus yang

berarti manusia kera yang berjalan dengan tegak.

3. Dilluvium Atas

Di lapisan ini ditemukan fosil manusia purba termuda yang ditemukan

di Ngandong, kemudian diberi nama Homo Soloensis. Sedangkan fosil

manusia purba yang ditemukan di Wajak (Tulungagung) dalam jenis yang

sama diberi nama Homo Wajakensis.

B. Para Peneliti Manusia Purba Di Indonesia

Penelitian manusia purba di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19.

Penelitian terhadap fosil manusia purba di Indonesia pertama kali dilakukan

oleh Eugene Dubois. Keberhasilannya menemukan fosil tengkorak di Trinil

pada 1890 menjadi bagian penting dalam sejarah paleoantropologi.

Peristiwa ini sekaligus mengawali serangkaian dan Tokoh penelitian fosil

manusia purba di Indonesia.

1. Eugene Dubois

Eugene Dubois bertolak ke Indonesia pada pertengahan 1880-an

untuk mengejar obsesinya dalam mencari fosil manusia purba. Pada 1889,

ia mendapat kiriman sebuah fosil tengkorak yang ditemukan di Wajak,

Tulung Agung, dari B.D Van Reitschotten. Fosil tersebut kemudian

diteliti oleh Eugene Dubois dan dinamai Homo wajakensis. Setelah itu,

Eugene Dubois melanjutkan penelitiannya ke beberapa lokasi, seperti

Trinil dan Sangiran. Namanya semakin terkenal setelah menemukan fosil


tengkorak di Trinil pada 1890 yang kemudian dinamai Pithecanthropus

erectus. Antara tahun 1895-1900,

2. Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald

Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald merupakan ahli

paleontologi berkebangsaan Jerman yang pada awalnya bertugas untuk

mengembangkan bio-stratigrafi Pulau Jawa. Dengan berbekal buku van

Es, G.H.R von Koenigswald mencermati endapan-endapan purba

Sangiran, hingga menemukan alat-alat paleolitik pada 1934. Alat-alat

serpih berwarna kuning kemerahan dari batuan kalsedon yang

ditemukan ini kemudian menjadi sangat terkenal dengan sebutan alat

serpih Sangiran. Pada 1936, von Koenigswald mendapat temuan yang

menakjubkan berupa fosil tempurung kepala manusia purba yang sejenis

dengan temuan Eugene Dubois di Trinil. Oleh karena itu, temuan ini

kemudian dinamai Pithecanthropus II. Berkat temuannya ini, sebagian

teka-teki seputar keberadaan manusia Jawa mulai terjawab.

3. Ter Haar dan Ir. Oppennoorth

Dalam melakukan penelitian, G.H.R von Koenigswald sering

bekerjasama dengan peneliti lain, termasuk Ter Haar dan Ir.

Oppennoorth. Antara 1931-1934, ketiganya menemukan fosil Homo

soloensis di Sangiran, Jawa Tengah.

4. Teuku Jacob Teuku Jacob

adalah peneliti manusia purba dari Indonesia pertama yang memulai

penelitiannya pada 1952. la adalah salah satu murid dari von


Koenigswald dan juga penerusnya dalam penelitian terhadap fosil-fosil di

Indonesia. Penelitian yang dimpimpin oleh Teuku Jacob dilakukan di

daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo

C. Jenis-jenis Manusia Purba Di Indonesia

1. Meganthropus Paleojavanicus

Manusia purba ini dianggap manusia besar tertua dari Jawa.

Diambil dari kata Mega yang artinya besar, sedangkan Anthropus

yang berarti manusia, Paleo yang artinya tua, dan Javanicus yang

artinya Jawa. Dinamakan Javanicus karena kerangka ini

ditemukannya di Sangiran, Jawa Tengah oleh G. H. R. von

Koenigswald pada tahun 1936 hingga 1941.

2. Pithecanthropus Mojokertensis

Pithecanthropus Mojokertensis, artinya manusia kera dari

Mojokerto. Diambil dari kata Pithecos yang artinya kera dan

Anthropus yang artinya manusia.Karena ditemukannya di

Mojokerto, Jawa Timur, jadilah dinamakan Mojokertensis. Berbeda

dengan Meganthropus yang lebih tinggi dan mencapai lebih dari 2

meter. Maka Mojokertensis kisaran tingginya hanya mencapai 165

hingga 180 meter Fosil manusia purba ini juga ditemukannya oleh

von Koenigswald, pada tahun 1936. Menurut para ahli, fosil

Pithecanthropus Mojokertensis ini dipercaya sebagai manusia tertua

pada zamannya.

3. Pithecanthropus Erectus
Masih kategori Pithecanthropus, namun dengan jenis Erectus,

yang artinya manusia kera berbadan tegak. Diambil dari kata

Erectus yang berarti tegak. Ditemukannya oleh Eugene Dubois pada

1891 di Lembah Bengawan Solo, Jawa Tengah.

4. Pithecanthropus Soloensis

Pertama kali ditemukan oleh von Koenigswald bersama para

rekannya pada 1931 di Desa Ngandong, Jawa Tengah.

Pithecanthropus Soloensis adalah manusia kera berbadan tegak dari

Solo.

5. Homo Wajakensis
Kata Homo artinya manusia, sehingga manusia purba tidak
disebut sebagai kera melainkan manusia. Homo Wajakensis
diartikan sebagai manusia dari Wajak. Ini karena fosil ditemukan di
Desa Wajak, Jawa Timur oleh van Rietschoten pada 1889.

6. Homo Floresiensis
Adapun homo kedua, yakni Homo Floresiensis yang berarti
manusia dari Flores. Ini karena fosilnya ditemukan di Pulau Flores,
Nusa Tenggara oleh Peter Brown pada 2002.Penemuan fosil ini
sempat jadi perbincangan oleh para ahli, karena diduga Homo
Floresiensis ini merupakan nenek moyang pribumi Indonesia.Fakta
uniknya, karena tingginya hanya sekitar 1 meter beberapa ahli lantas
menyebutnya sebagai manusia 'Hobbit'.

7. Homo Soloensis
Homo Soloensis artinya manusia dari Solo. Fosil ini juga
ditemukan oleh von Koenigswald dan para rekannya pada 1931 di
Sangiran, Jawa Tengah. Sebagai catatan, meski serupa dengan fosil
Pithecanthropus Soloensis karena sama-sama ditemukan di solo,
namun lokasi penemuan fosil dan cirinya jelas berbeda

8. Homo Sapiens
Homo Sapiens sering disebut sebagai manusia cerdas atau
bijaksana. Sapiens berarti bijaksana, dan ditemukan oleh von
Koenigswald bersama para rekannya periode tahun 1931 hingga
1934. Perlu diingat homo sapiens adalah kategori umum, sehingga
Homo Soloensis, Wajakensis, dan Floresiensis termasuk di dalam
kategori homo sapiens, meskipun ciri dan khasnya jelas berbeda

D. Wilayah Penyebaran Manusia Purba Di Indonesia

a. Tahun 60.000 hingga 50.000 SM, diketahui bahwa manusia purba

melakukan pergerakan dari Afrika Tengah ke Afrika Selatan. Sebelum

akhirnya, di tahun 50.000 hingga 45.000 SM, mulai menyebar luas lagi

ke Arab, India, dan Indonesia. Dari sini, mereka lalu mencapai Australia,

Jepang, Cina, Alaska, hingga Amerika Utara.

b. Zaman Es, yang terjadi sekitar tahun 45.000 hingga 40.000 SM sedikit

membuat penyebaran manusia-manusia ini tersendat. Saat itu,

penyebaran hanya terjadi di kawasan Jazirah Arab. Baru di tahun 40.000

hingga 35.000 SM, pergerakan kembali terjadi. Kala itu tujuannya adalah

Iran, Afganistan, dan Pakistan. Sebelum akhirnya menuju Pegunungan

Himalaya dan sampai ke Myanmar. Dari Himalaya pula, yakni sekitar

tahun 35.000 hingga 30.000 SM, manusia purba menyebar ke

Kazakhstan dan Mongolia.


c. Zaman Es, yang terjadi sekitar tahun 45.000 hingga 40.000 SM sedikit

membuat penyebaran manusia-manusia ini tersendat. Saat itu,

penyebaran hanya terjadi di kawasan Jazirah Arab. Baru di tahun 40.000

hingga 35.000 SM, pergerakan kembali terjadi. Kala itu tujuannya adalah

Iran, Afganistan, dan Pakistan. Sebelum akhirnya menuju Pegunungan

Himalaya dan sampai ke Myanmar. Dari Himalaya pula, yakni sekitar

tahun 35.000 hingga 30.000 SM, manusia purba menyebar ke

Kazakhstan dan Mongolia.

d. Dari Kazakhstan, manusia yang disebut Caucasoid ini lantas bergerak ke

Eropa dan Semenanjung Portugal. Diikuti oleh pergerakan kembali dari

Afrika Tengah ke Afrika Selatan di tahun 25.000 hingga 20.000 SM.

e. Tahun 20.000 hingga 10.000 SM, manusia jaman baheula ini telah

menduduki seluruh benua Afrika kecuali wilayah utara dan barat Gurun

Sahara. Sementara itu, yang berasal dari Asia Tengah bergerak ke

Alaska.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia

purba.  Manusia purba di Indonesia telah ada sejak zaman quartair atau dapat

dikatakan telah hidup sejak 600 ribu tahun yang lalu. Zaman quartair terbagi

menjadi 2 bagian, yang pertama disebut zaman Dilluvium (pleistocen),

sedang zaman kedua disebut zaman alluvium (Holocen). Di Indonesia zaman

Dilluvium menurut Dr. Von Koenigswald terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu

lapisan bawah, lapisan tengah, dan lapisan atas.

B. SARAN

Diharapkan agar masyarakat dapat memahami maksud dari makalah ini

dan bisa menambah pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan manusia

purba pada zaman dahulu. Diharapkan bagi penulis lain untuk mencari

referensi yang lebih relevan sebagai bahan dalam pembuatan makalah guna

menciptakan karya tulis yang lebih bermanfaat mengenai kehidupan manusia

homo sapiens pada zaman dahulu.


DAFTAR PUSTAKA

Zul Fahmi. 2013. Manusia Purba Pithecanthropus Erectus.


http://zulfahmigo.blogspot.com/2013/01/manusia-purba-pithecanthropus-
erectus.html. Diakses pada: Rabu , 12 Januari 2022

Jagoips. 2012. Kehidupan Manusia Pra Aksara.


http://jagoips.wordpress.com/2012/12/28/kehidupan-manusia-pra-aksara/.
Diakses pada: Senin, 10 Januari 2022

Anisa. 2015. Makalah Manusia Purba. http://4shared.blogspot.com. Diakses


pada: Sabtu, 8 Januari 2022

Anda mungkin juga menyukai