Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Sejarah Minat yang berjudul "Manusia Purba Di
Asia, Afrika dan Eropa" ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada kelompok yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini, karena tanpa kerja keras dan bantuan anggota kelompok,
penyusunan makalah ini tidak akan berjalan dengan baik. Makalah ini mengupas tuntas
tentang Manusia Purba Di Asia, Afrika dan Eropa, Materi ini berisi tentang jenis-jenis
manusia purba di Asia,Afrika, dan Eropa.Dalam penyusunan makalah ini kami
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan, sehingga kami
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca yang nantinya
akan digunakan sebagai perbaikan makalah ini selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................10
3.2 Saran.................................................................................................................11
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
Penemuan manusia purba di Asia yang cukup terkenal adalah di Tiongkok. Berikut ini
manusia purba yang ada di Asia :
-Hidung pesek.
Peneliti arkeolog kembali dilanjutkan pada periode tahun 1949-1966 setelah terhenti
karena adanya Perang Tiongkok. Dalam penelitian tersebut para arkeolog menemukan
banyak fosil dan artefak. Setelah direkonstruksi para arkeolog berhasil menyimpulkan
bahwa Manusia Purba Sinanthropus Pekinensis mampu berjalan dan berdiri
tegak, Manusia Purba Sinanthropus Pekinensis laki-laki memiliki tinggi badan sekitar
156 cm dan Manusia Purba Sinanthropus Pekinensis perempuan tinggi badan 140 cm.
Manusia purba di Afrika terdapat beberapa jenis manusia purba. Jenis-jenis manusia
purba yang ada di Afrika, antara lain sebagai berikut :
Manusia Purba Homo ergater merupakan spesies hominin yang telah punah, manusia
purba hidup di Afrika timur dan selatan antara 1,9 sampai 1,4 juta tahun yang lalu pada
era pleistosen dan pendinginan iklim global. Penemuan Manusia Purba Homo ergaster
yang lengkap adalah fosil yang ditemukan di Turkana Barat, Kenya. Fosilnya berupa
manusia purba yang masih muda berumur antara 9-12 tahun, berjenis kelamin laki-laki.
Kadang-kadang Manusia Purba Homo ergaster dikategorikan sebagai subspesies dari
Manusia Purba Homo erectus. Namun menurut para ahli paleoantropologi, Manusia
Purba Homo Ergaster paling cocok disebut sebagai nenek moyang Manusia Purba Homo
Sapiens.
b. Manusia Purba Australopithecus afarensis
Manusia purba Australopithecus afarensis dikenal dengan nama Lucy. Fosil Manusia
Purba Lucy yang ditemukan pada tahun 1974 cukup lengkap terdiri dari komponen
tengkorak, rahang bawah, tulang anggota badan, tulang belakang, tulang rusuk, dan
tulang pinggul. Diperkirakan tinggi manusia purba Lucy 1,2 m. Manusia Purba Lucy
sering dijuluki ibu kemanusiaan, karena sifat purba yang dimilikinya.
Hingga saat ini ditemukan sedikitnya 324 spesimen kerangka manusia purba Lucy
di Lembah Hadar dan tiga puluh spesimen di Tanzania. Tubuh manusia purba Lucy
menurut rekonstruksi para ahli mirip simpanse dengan ukuran otak sekira 425 cc, muka
besar dan menonjol ke depan, leher kuat, perkembangan otot nyata, serta rahang yang
kekar. Manusia purba Lucy memiliki tangan panjang dan kaki pendek serta tulang
pinggul dan tulang paha yang menunjukkan bahwa manusia purba Lucy telah mampu
berdiri tegak dan bipedal. Oleh para ahli disepakati bahwa Australopithecus afarensis
merupakan percabangan pertama dari kera ke manusia.
Adapun dasar kesimpulan tersebut adalah pada banyaknya pecahan tulang binatang yang
ditemukan di sekitar fosil manusia purba Australopithecus africanus. Para ahli
menganggap bahwa Manusia Purba Australopithecus africanus merupakan keturunan
langsung dari Manusia Purba Australopithecus afarensis. Hal tersebut karena struktur
fosil Manusia Purba Australopithecus africanus lebih muda daripada Manusia Purba
Australopithecus afarensis.
Penemuan tersebut adalah tengkorak, gigi, tulang panggul, tangan, dan kaki yang
berjumlah 35 potongan. Setelah penemuan tersebut direkontruksi, diperkirakan bahwa
manusia purba Ardipithecus Ramidus memiliki berat sekitar 50 kg dengan tinggi badan
120 cm, volume otak seukuran dengan ukuran otak simpanse dan diperkirakan hidup
pada 4,4 juta tahun yang lalu.
Dengan melalui analisis lengan, jari tangan, dan jari kaki, para ahli menyimpulkan bahwa
Manusia Purba Ardipithecus Ramidus pandai memanjat pohon. Manusia
Purba Ardipithecus Ramidus memiliki gigi seri dan taring yang lebih besar daripada kera
modern. Dari analisis gigi tersebut, maka dapat diketahui bahwa Manusia Purba
Ardipithecus Ramidus merupakan pemakan buah-buahan, tanaman, daun, dan mamalia
kecil.
e. Manusia Purba Australopithecus Robustus
-Muka lebih lebar, lebih datar, dan lebih rendah dibandingkan Australopithecus africanus.
Manusia Purba Australopithecus Robustus menurut para ahli termasuk tipe vegetarian
yang menggantungkan makanannya pada tumbuh-tumbuhan, dedauan, buah-buahan, dan
biji-bijian.
Manusia Purba Homo Rhodesiensis adalah manusia purba Rhodesia. Pada tahun 1921
fosil tempurung kepala Manusia Purba Homo Rhodesiensis ditemukan pertama kali oleh
seorang penambang timah di Gua Broken Hill, Rhodesia bernama Tom Zwiggler.
Penemuan Tom tersebut kemudian diteliti lebih lanjut oleh dua arkeolog yaitu Raymond
Dart dan Robert Broom.
Dalam penelitiannya kedua arkeolog tersebut menemukan tulang paha, rahang, bawah,
dan tulang kering. Selanjutnya mereka menyimpulkan bahwa Manusia Purba Homo
Rhodesiensis merupakan nenek moyang bangsa Afrika dari ras Negroid. Manusia
Purba Homo Rhodesiensis hidup pada 300 ribu-125 ribu tahun lalu dan diperkirakan
memiliki karakteristik kehidupan lebih maju dibandingkan manusia purba
jenis Australopithecus africanus.
G. Manusia Purba Orrorin Tugonensis
Fosil Manusia Purba Orrorin Tugonensis ditemukan oleh tim peneliti dari Prancis yang
dipimpin oleh paleontologis Brigittle Senut dan geologis Martin Pickford di wilayah
Tugen Hills, Kenya Tengah. Para peneliti tersebut menemukan lebih dari 11 fosil yang
berumur 6,2 sampai 6 juta tahun yang lalu. Fosil Manusia Purba Orrorin tugonensis hidup
kira-kira 6 juta tahun yang lalu. Manusia purba ini memiliki kombinasi antara sifat
manusia dan kera yang khas sehingga para ahli memasukkannya dalam genus baru yang
diberi nama Manusia Purba Orrorin tugonensis yang artinya manusia purba asli dari
Tugen.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Diharapkan agar masyarakat dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa
menambah pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan manusia purba pada zaman
dahulu, dan terdapat banya jenis-jenis manusia purba yang ada.