Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KARYA

SANGIRAN LABORATORIUM
ILMIAH
MANUSIA PURBA

DISUS
DESTRA
UN
FAJRUL
OLEH
RAMADHA
N
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah SANGIRAN.
2.1 Jenis jenis manusia purba
1. Megantropus paleojavanicus..
2. Homo Erectus.
3. Homo Soloensis.
4. Pithecanthropus Erectus..
5. Pithecanthropus Mojokertensis
6. Pithecanthropus Soloensis.

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN .
3.2 SARAN.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini. Salam dan salawat semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita ke arah yang benar,
sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul SANGIRAN
LABORATORIUM MANUSIA PURBA. Terima kasih kepada bapak/ibu guru yang telah
memberikan kesempatan untuk mengerjakan karya tulis ilmiah ini, dan orangtua dirumah
yang memfasilitasi dan memberikan doanya untuk kelancaran penulisan ini, dan teman-teman
sekalian yang membantu.
Dalam penyusunan karya tulis ini mungkin terdapat banyak kesalahan, maka saran dan
kritikan dibutuhkan untuk bisa memperbaiki kesalahan dalam penulisan karya tulis ini. aya
ucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membaca karya ilmiah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sangiran merupakan lahan perbukitan tandus yang berada di perbatasan Kabupaten
Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Lahan itu dikenal dengan nama Situs Sangiran. Sangiran
adalah situs arkeologi manusia purba terlengkap di Asia. Sangiran pertama kali ditemukan
oleh P.E.C Schemulling tahun 1864 dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso.
Luas situs Sangiran mencapai 56 km2 , lokasi tersebut merupakan pusat perkembangan
manusia dunia, yang memberikan petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun
yang lalu. Dilokasi Sangiran ini pula ditemukan fosil rahang bawah Pithecantropus Erectus
untuk pertama kalinya oleh arkeolog Jerman, Profesor Von Koeningswald.
Koleksi yang tersimpan di museum Sangiran mencapai 13.806 yang tersimpan pada
dua tempat yaitu 2.931 tersimpan di ruang pameran dan 10.875di dialam ruang penyimpanan.
Bahkan banyak orang asing yang menggunakan kawasan Sangiran sebagai pusat
laboratorium penelitian manusia purba. Museum Sangiran menyumbang perkembangan ilmu
pengetahuan seperti Antropologi, Geologi, Paleoanthropologi.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaiman sejarah situs Sangiran ?
2. Apa saja jenis - jenis manusia purba yang ditemukan di Sangiran
3. Mengapa Sangiran dijadikan laboratorium penelitian manusia purba ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah situs Sangiran.
2. Untuk mengetahui jenis - jenis manusia purba yang ditemukan di Sangiran.
3. Untuk mengetahui alasan Sangiran dijadikan labratorium penelitian manusia purba.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah situs Sangiran
Akhir abad ke-19, Eugene Dubois pernah melakukan penelitian di Sangiran, namun
tidak terlalu intensif, kemudian ia memusatkan aktivitas di kawasan Trinil, Ngawi.
Tahun 1934, ahli antropologi Gustav Heinrich Ralph von Koenigswaldmemulai
penelitian diarea sangiran, setelah mencermati laporan laporan berbagai penemuan balung
buta ("tulang raksasa") oleh warga. Dengan dibantu oleh Toto Marsono, kepala desa
Krikilan, setiap hari von Koenigswald meminta penduduk untuk mencari balung buta, yang
kemudian ia bayar.
Pada tahun tahun berikutnya hasil penggalian menemukan berbagai fosil Homo
erectus lainnya. Ada sekitar 60 lebih fosil Homo erectus atau hominidlainnya dengan variasi
yang besar, termasuk seri Meganthropus palaeojavanicus, telah ditemukan di situs tersebut
dan kawasan sekitarnya. Penggalian oleh tim von Koenigswald berakhir 1941. Koleksi -
koleksinya sebagian disimpan di bangunan yang didirikannya bersama Toto Marsono di
Sangiran, yang kelak menjadi Museum Purbakala Sangiran
Sangiran merupakan sebuah situs arkeologi ( situs manusia purba ) di Indonesia dan
merupakan museum terlengkap diasia. Sangiran terletak disebelah utara Kota Solo dan
berjarak sekitar 15 km ( tepatnya di desa krikilan, kec. Kalijambe, Kab.Sragen). Gapura Situs
Sangiran berada di jalur jalan raya Solo Purwodadi dekat perbatasan antara Gemolong dan
Kalioso ( Kabupaten Karanganyar ). Gapura ini dapat dijadikan penanda untuk menuju Situs
Sangiran, Desa Krikilan. Jarak dari gapura situs Sangiran menuju Desa Krikilan 5 km. Situs
Sangiran memunyai luas sekitar 59, 2 km (SK Mendikbud 070/1997) secara
administratif termasuk kedalam dua wilayah pemerintahan, yaitu : Kabupaten Sragen
(Kecamatan Kalijambe, Kecamatan Gemolong, dan Kecamatan Plupuh) dan Kabupaten
Karanganyar (Kecamatan Gondangrejo), Provinsi Jawa Tengah (Widianto & Simanjuntak,
1995).
Sementara itu, Museum Sangiran masih berlokasi di sekitaran situs arkeologi ini. Di
sini dapat terlihat sekitar 13.809 koleksi fosil manusia purba dan merupakan terlengkap di
Asia. Ada juga fosil hewan bertulang belakang, fosil binatang air, batuan, fosil tumbuhan
laut, alat-alat batu, dan beberapa jenis hewan seperti badak, sapi, rusa, banteng, dan kerbau.
Tersedia juga ruang audio visual untuk menyaksikan fosil tinggalan kehidupan masa
prasejarah di Sangiran. Museum Sangiran saat ini menjadi sebuah museum megah dengan
arsitektur modern. Di sini anda dapat melihat dari dekat koleksi fosil manusia purba, binatang
yang hidup pada masa itu, hingga peralatan yang digunakannya.
Situs Sangiran merupakan obyek wisata ilmiah yang menarik. Tempat ini memiliki
nilai tinggi bagi ilmu pengetahuan dan merupakan aset Indonesia. Pada tahun 1977 Sangiran
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya. Oleh
karenanya Dalam sidangnya yang ke 20 Komisi Warisan Budaya Dunia di Kota Marida,
Mexico. Tahun 1996 Sangiran terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO sebagai World
Heritage (No. 593, dokumen WHC-96/Conf.201/21).
Sejak ditetapkannya sebagai World Heritage oleh UNESCO, Sangiran memberi
sumbangannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia khususnya ilmu arkeologi,
geologi, paleoanthropologi, dan biologi. Dilihat dari hasil temuannya, Situs Sangiran
merupakan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia.
Situs Sangiran mencakup tiga kecamatan di Kabupaten Sragen yaitu Kalijambe,
Gemolong dan Plupuh serta Gondangrejo di Kabupaten Karanganyar. Awalnya Situs
Sangiran adalah sebuah kubah penelitian yang dinamakan Kubah Sangiran kemudian tererosi
bagian puncaknya sehingga membentuk sebuah depresi akibat pergerakan dari aliran sungai.
Pada depresi itu ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan di
masa lampau.
Kawasan Sangiran menyimpan misteri yang sangat menarik untuk diungkap. Manusia
purba jenis Homo erectus yang ditemukan di wilayah Sangiran ada sekitar lebih dari 100
individu yang mengalami masa evolusi tidak kurang dari 1 juta tahun. Jumlah ini mewakili
65% dari seluruh fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia dan merupakan 50% dari
jumlah fosil sejenis yang ditemukan di dunia. Jenis Homo erectus yang ditemukan adalah
dari masa Pleistosen Awal dan Pleistosen Tengah, dan mungkin juga pada Pelistosen Akhir.
Manusia jenis ini mempunyai ciri - ciri tinggi badan kurang lebih 165-180 cm dengan postur
yang tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus. Mereka memiliki geraham yang masih besar,
rahang kuat, tonjolan kening tebal serta melintang pada dahi dari pelipis ke pelipis dan
tonjolan belakang kepalanya nyata, dagu belum ada dan hidung lebar. Perkembangan otaknya
baru memiliki volume sekitar 800-1100 cc dan manusia ini digolongkan dalam Homo
erectus arkaik.

2.1 Jenis - jenis manusia purba di Sangiran

1. Megantropus paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus berasal dari kata Megan = besar, Anthropus = manusia
, Paleo = tua , Javanicus = dari Jawa. Jadi dapat disimpulkan bahwa Megantropus
paleojavanicus adalah Manusia tertua berbadan besar yang berasal dari Jawa. Mereka hidup
denan cara mengumpulkan makanan. Makanan mereka berasal dari tumbuh -tumbuhan dan
buah - buahan. Ditemukan oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama Von koenigswald di
Daerah Sangiran, Jawa tengah antara 1936 - 1941 pada lapisan bawah (Plestosen bawah ) dan
diperkirakan hidup satu sampai dua juta tahun yang lalu.
ciri-ciri fisik :
Memiliki tulang pipi yang tebal

Memiliki otot kunyah yang kuat

Memiliki tonjolan kening yang mencolok

Memiliki tonjolan belakang yang tajam

Tidak memiliki dagu

Memiliki perawakan yang tegap

2. Homo Erectus
Manusia purba dari genus Homo adalah jenis manusia purba yang berumur paling
muda, fosil manusia purba jenis ini diperkirakan berasal dari 15.000-40.000 tahun SM. Dari
volume otaknya yang sudah menyerupai manusia modern, dapat diketahui bahwa manusia
purba ini sudah merupakan manusia (Homo) dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus).
Homo merupakanmanusia purba yang memiliki fikiran yang cerdas.
Homo erectus adalah takson paling penting dalam sejarah manusia, sebelum masuk
pada tahapan Homo sapiens, manusia modern.
Homo erectus pada awal penemuannya diberi nama ilmiah Pithecanthropus erectus. Memiliki
arti manusia - kera yang dapat berdiri.
Telah ditemukan sebanyak 50 individu fosil manusia Homo erectus di Sangiran. Jumlah ini
mewaikili 65% dari fosil Homo erectus yang ditemukan di Indonesia atau 50% dari
populasi Homo erectus di dunia.
Terdapat sebuah penemuan bernama Sangiran 17 (S17) yang merupakan temuan fosil Homo
erectus terbaik.
Ciri-ciri Fisik:
Dahi sangat datar
Tulang kening menonjol
Orbit mata persegi
Pipi lebar menonjol
Mulut menjorok kedepan
Tengkorak pendek memanjang
otaknya baru memiliki volume sekitar 800-1100 cc
Berdasarkan Morfologi, tengkorak adalah individu laki - laki dewasa yang hidup di
Sangiran pada saat Sangiran didominasi lingkungan sungai yang luas sekitar 700.000 tahun
yang lalu.

3. Homo Soloensis
Fosil Homo soloensis ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran dan Sambung
Macan, Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald pada tahun 19311933
dari lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000 sampai
300.000 tahun yang lalu. Volume otaknya mencapai 1300 cc.
Menurut Von Koenigswald makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan
dengan Pithecanthropus Erectus. Diperkirakan makhluk ini merupakan evolusi dan
Pithecanthropus Mojokertensis. Oleh sebagian ahli, Homo Soloensis digolongkan dengan
Homo Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens dari Asia,
Eropa, dan Afrika berasal dari lapisan Pleistosen Atas.
\Ciri - Ciri fisik :

Volume otaknya antara 1000 1200 cc

Tinggi badan antara 130 210 cm

Otot tengkuk mengalami penyusutan

Muka tidak menonjol ke depan

Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna


4. Pithecanthropus Erectus

Pithecanthropus erectus, yang artinya Manusia kera yang berjalan tegak, berdasarkan
fosil yang di temukan di desa Trinil lembah bengawan solo oleh E. Dubois (1890). Fosil yang
ditemukan berupa tulang rahang atas, tengkorak, dan tulang kaki.

5. Pithecanthropus Mojokertensis

Pithecanthropus mojokertensis, disebut juga dengan Pithecanthropus robustus. Fosil


manusia purba ini ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1936 di Mojokerto, Jawa
Timur. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak anak-anak.

6. Pithecanthropus Soloensis
Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald
dan Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran antara tahun 1931 - 1933. Fosil yang ditemukan
berupa tengkorak dan juga tulang kering.

Cirri cirri fisik :


Memiliki tinggi tubuh antara 165-180 cm.
Badan tegap, namun tidak setegap Meganthrophus.
Volume otak berkisar antara 750 1350 cc.
Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
Hidung lebar dan tidak berdagu.
Mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar.
Makanan berupa tumbuhan dan daging hewan buruan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ladang fosil di situs Sangiran sangat khas, Anda dapat melihat jelas pada bagian yang
bertebing curam yaitu stratigrafi yang menunjukkan empat formasi (lapisan tanah). Stratigrafi
merupakan studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan
tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi.

Keberadaan Kawasan Sangiran sangatlah penting dan menarik, secara nyata Anda
dapat melihat lokasi temuan dan lapisan stratigrafi yang sudah berumur jutaan tahun. Saat ini
arealnya seluas 56 km tersebut masih dihuni oleh masyarakat sekitar Sangiran. Sangiran
merupakan aset yang sangat penting secara nasional maupun internasional.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Sangiran adalah sebuah situs arkeologi (Situs Manusia Purba) di Jawa,Indonesia.
Sangiran terletak di sebelah utara Kota Solo dan berjarak sekitar 15 km (tepatnya di desa
krikilan, kec. Kalijambe, Kab.Sragen).
2. Ditemukan lebih dari 13.685 fosil 2.931 fosil ada di Museum, sisanya disimpan di
gudang penyimpanan. Sebagai World Heritage List (Warisan Budaya Dunia).

.3.2 SARAN
Kita sebagai penerus bangsa Indonesia harus tetap menjaga penemuan-penemuan purbakala
baik yang berada di daerah kita maupun di daerah lain.
DAFTAR PUSTAKA
http//:google.co.id

http//:soekanto1986.blogspot.co.id/sejarah-sangiran.html

Anda mungkin juga menyukai