LAPORAN PALEONTOLOGI
Haulaini Kamila
120150004
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Museum Sangilan dan situs arkeologinya tidak hanya menjadi objek wisata yang
menarik, tetapi juga merupakan tempat penelitian terpenting dan terlengkap bagi kehidupan
prasejarah di Asia dan dunia. Di museum ini, Anda bisa mendapatkan informasi lengkap
tentang pola kehidupan manusia purba di Jawa, yang berkontribusi pada perkembangan
antropologi, arkeologi, geologi, paleoantropologi, dan ilmu pengetahuan lainnya.Di lokasi
situs Sangiran ini pula, untuk pertama kalinya ditemukan fosil rahang bawah Pithecantropus
Erectus (salah satu spesies dalam taxon Homo erectus) oleh arkeolog Jerman, Profesor Von
Koenigswald. Berdasarkan virtual tour museum sangiran diharapkan mahasiswa dapat se;uruh
situs peninggalan pada museum Sangiran
1.2 Tujuan
Tujuan dari virtualtour kali ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah paleontology
2. Dapat memahami sejarah peninggalan manusia purba
3. Dapat memahami fosil peniggalan dari manusia purba
a) Teori Darwin
Menjelaskan Konsep dasar evolusi, yaitu spesies, adaptasi, dan evolusi itu sendiri.
Menururt Darwin spesies dari berbagai mahkluk hidup yang adadi muka bumi saat ini
merupakanhasil perkembangan panjang dari proses pembelahan berganda mahkluk
bersel satu jadibersel banyak seperti mahkluk hidup sekarang
b) Perjalanan Panjang Manusia
- Ramapithecus : fosil pecahan rahan serta gigi yang ditemukan dari kala miosen
sekitar 14 juta tahun, ininlah magkluk tertua yang menunjukan ciri manusia
berdasarkan gigi gegiginya
- Australopithecus : menunjukan beberapa spesies, antara lain adalah ramidus,
afarensis , africanus, dan bosel. Fosil ini ditemukan sejak 7 juta sampai 2,5 juta
tahun yang lalu. Kelompok ini menunjukan figure yang telah berjalan tegak
- Homo habilis : ditemukan secara sporadic di Afrika Timur dan Afrika Selatan.
Memiliki atap tengkorak yang lebih tinggi tan bagian bentuk belakang tengkorak
lebih bundar
- Homo erectus : merupakan pendahulu langsung dari manusia modern saat in, homo
sapiens. Pada zamanini telah menggunakan teknologi canggih berupa Acheulean
dna kapak penetak – perimbas
- Homo sapiens : manusia modern yang muncul ke permukaan bumi sekitar 150 ribu
tahun yang lalu dan menguasai seluruh permukaan bumi
c) Homo Erectus Sangiran
Analisis morfologi terhadap fosil terbagi 2 yaitu Homo erectus arkaik, dan homo
erectus tipik
d) Teori migrasi out of Africa
Kedatangan homo erectus dari pulau jawa diperkirakan terjadi pada jaman es kala
plestosen.
2. Tengkoran Sangiran 17
SAngiran 17 (S17) merupakan fosil jenis Homo Erectus yang ditemukan oleh
Twikromo, penduduk setempat di lahan sawah Kali Pucung, Dayu tahun 1969.
Berdasarkan ciri fisik tekngkorak serta posisi stratigrafi nya individu pemilik S17
didugaadalah He tipikal, yang hidup kala Pleistosen tengah. Kini fosil asli S17
dikonservasi di Bandung
3. Kehidupan Homo Erectus diSangiran
Periode 500.000 tahun yang lalu merupajkan masa Homo Erectus di Sangiran. Hidup
dilingkungan terbuka diantara dua gunung api dengan aliran sungai dan danau disekitar
hnya serta aneka ragamfauna yang sangat banyak
4. Poppo (hippopotamus)
Terdapat 2 jenis Kuda Sungai yaitu Hippopotamus dan Hexaprotodon. Hewan ini dapat
hidup di dua ala, dan lebih banyak menghabiskan kehidupan di darat pada malam hari
dan siang hari di air atau di lumpur. Di Sagiran mereka hidup sekitar 1,2 juta tahun
yang lalu saat kondisi lingkungan Sagiran didominasi olehlumpur dan rawa rawa.
5. Tipe Homo Erectus Arkaik
Merupakan tipe homo erectus yag paling tua, ditemukan pada lapisan lempung hitam
pada formasi Puncangan dan grenzbank di Sagiran serta pasir vulkanik diutara Perning
(mojokerto)
Tipe inilebih maju dibandingkan tipe arkaik, adalahbagian dari terbangak dari tipe
homo erectus di Indonesia, banyak ditemukan pada sakiran dan lainnyaditemukan pada
Trinil ( Ngawi), Kedungbrubus (Tegal). Dan semenjak tahun 2011 ditemukan di
Smedo (tegal)
- Jaman paleogen (65 – 55 juta tahun yang lalu) : kala paleosen dan kala eosin
- Jaman neogen (55-38 juta tahun yang lalu ) : kala oligosen, kala miosen, kala
pliosen, kala plestosen
4. Evolusi
Menjelaskan bagaimana dan mengapa mahkluk hidup berubah dari generasi ke
generasi
- Seleksi alam :alam menyeleksi mahluk seperti apa yang akan tetap hidup
- Variasi : setiap mahluk dilahirkan unik dan membawa unsur keturunannya masing
masing, variasi terjadi karena prinsip pewarisan ciri
- Adaptasi : cara setiap mahlukuntuk menyesuaikan diri agar dapat bertahan hidup.
5. Migrasi
- Teori penggusuran (replacement theory)
- Teori kesinambungan setempat
6. Penelitian manusia purba di Indonesia
Sangiran 17 merupakan temuan tengkorak manusia Homo erectus yang paling lengkap,
karena terkonservasi secara baik. Sangiran 17 ditemukan pada tahun 1969 oleh Mr.
Towikromo. Disebut sebagai Sangiran 17 sesuai dengan nomor seri penemuan, fosil manusia
purba ini merupakan penemuan Homo erectus terbaik di Sangiran, karena terdiri atas atap
tengkorak, dasar tengkorak, dan muka yang mash terkonservasi secara baik. Fosil tengkorak in
merupakan satu-satunya fosil Homo erectus di Asia yang mash memiliki muka pada saat
ditemukan. Oleh karena itu, aspek fisik bagian muka Homo erectus Asia hanya dapat dicermati
dari Sangiran. Fosil manusia purba in merupakan salah satu dari dua Homo erectus di dunia
yang ditemukan lengkap dengan mukanya, Fosil Homo erectus lainnya ditemukan di Afrika.
Sangiran 17 merupakan tengkorak dengan Rahang bawah yang cukup lengkap dengan atap
tengkorak yang rendah menonjol dari depan ke belakang, dengan muka maju kedepan dan
tulang tengkorak yang cukup tebal. Dahi Sangiran 17 sangat datar dengan kening yang sangat
tebal dan menonjol keluar, Tulang pipi sangat lebar dengan gigi geligi yang cukup besar,
Volume otak sekitar 900cc dengan insersi perekatan otot yang sangat berkembang. Ciri
terakhir mengindikasikan sebagai individu laki-laki dewasa, kehidupan dari Homo Floresiensis
adalah dengan melakukan perburuan dan meramu makanan yang terjadi antara 30.000-18.000
tahun yang lalu dengan fosil yang kompleks dan menggunakan alat-alat dari kayu, dengan
banyaknya kerangka hewan yang ditemukan disekitar lokasi penemuan dapat diindikasikan
bahwa Homo Florisiensis adalah pemburu yang handal.
BAB III
Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
Pada museum sangiran ini memiliki banyak pengetahuan mengenai manusia purba yang
sangat banyak, dari 50 jenis atau individu. Fosil yang ditemukan di wilayah ini merupakan
50 persen dari temuan fosil di dunia dan 65 persen dari temuan di Indonesia.
Kegiatan virtual tour ini sangat menarik karena dapat menjadi media pembelajaran baru
jarak jauh secaara efesien karena dapat melakukan pengamatan pada museum seperti secara
langsung
3.2 Saran
Virtual tour museum seperti ini mungkin belum dapat di terapkan di museum lapung karena
harus memilikibahan atau property yang lengkap dan detail, namun demi kemajuan
pengetahuan tentang sejarah manusia atau sejarah kehidupan di daerah lampung dapat di
gunakan virtual tour museum dengan spesifikasi yang lebih detail lagi.