Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Zaman Batu

Di Susun Oleh : Kelompok 4


1. Gabriella Jacquiline
2. Farel Sitohang
3. Imam Haykal
4. Rasya harwin
5. Amelia Novita Sari
6. Maylinda Safitri
7. Clarieza Anindietya

SMAN 9 KOTA TANGERANG


Alamat : Jl. H. Jali No.9, RT.001/RW.002, Kunciran Jaya, Kec. Pinang, Kota
Tangerang, Banten 15144
2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Sejarah yang berjudul
“zaman paleolitikum”

Makalah Sejarah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini "untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah sejarah ini

Akhir kata kami berharap semoga makalah Sejarah tentang zaman paleolitikum ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca !

Tangerang , 29 Januari 2024

Penyusun

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kebudayaan Zaman Batu di Indonesia terbagi dalam 4 masa. Zaman ini disebut
kebudayaan batu karena alat-alat keseharian kebanyakan terbuat dari batu, yang terdiri dari
zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum . Dan makalah ini akan
membahas tentang zaman paleolitikum .
Paleolitikum adalah zaman batu tua dimana zaman ini di perkirakan berlangsung
pada masa pleistosen awal yaitu pada 600.000 tahun yang lalu . Di zaman paleolitikum juga
terdapat manusia pendukung diantaranya yaitu Pithecantropus erectus , Homo Wajakensis ,
Meganthropus Paleojavanicus, dan Homo soloensis. Pada zaman paleolitikum ini
menunjukkan kemampuan manusia yang terbatas dalam memanfaatkan bahan-bahan yang
disediakan oleh alam sekitarnya. Berburu adalah mata pencarian di zaman ini dimana pada
zaman ini manusia juga hidupnya masih berpindah-pindah tempat (nomaden) . Di zaman ini
alat-alat yang di hasilkan masih sangat sederhana dan dibuat dari batu yang masih kasar
karena hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup saja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan zaman paleolitikum ?
2. Bagaimana keadaan manusia di zaman paleolitikum ?
3. Alat-alat apa saja yang di hasilkan di zaman paleolitikum ?
4. Bagaimana ciri-ciri kebudayaan zaman paleolitikum ?
5. Bagaimana teknologi yang sudah digunakan pada zaman paleolitikum?

C. Tujuan
1. Dengan mempelajari makalah ini, mahasiswa di harapkan :
2. Mengerti apa itu zaman paleolitikum .
3. Mengetahui keadaan manusia pada waktu zaman paleolitikum .
4. Mengetahui alat-alat yang di hasilkan di zaman paleolitikum.
5. Mengetahui ciri-ciri kebudayaan zaman paleolitikum .

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zaman Paleotikum

Paleolitikum memiliki arti Zaman Batu Tua. Paleolitikum adalah Zaman Purba
yang berlangsung antara 750.000 – 15.000 tahun yang lalu. Ditandai oleh pemakaian alat –
alat dari batu dan alat-alat serpih. Disebut Zaman Batu Tua karena kebanyakan alat-alat batu
yang dipakai dan dibuat oleh manusia masih dikerjakan secara kasar dan tidak diasah /
dipolis terlebih dahulu..
Apabila dilihat dari mata pencahariannya, priode ini disebut masa berburu dan
meramu makanan tingkat sederhana. Masa paling awal dari peradaban manusia ini ditandai
dengan fosil-fosil manusia purba yang dalam perhitungan ilmiah berusia 1juta tahun yang
lalu. Contoh manusia purba pada Zaman itu, adalah Pitecanteropus Erectus yang dari bentuk-
bentuk ukurannya dapat dikatagorikan sebagai, Homo Erectus / manusia yang berjalan tegak.
Peninggalan pada Zaman Paleolitikum adalah Kapak Genggam (untuk berburu),
yang menunjukan corak produksi manusia masa itu masih dalam masa pemburuan. Dalam
masa ini manusia masih hidup berpindah-pindah (nomaden) dari satu tempat ketempat yang
lain dalam usaha mendapatkan makanan ataupun juga binatang buruan. Pada zaman itu
belum ditemukan logam jadi semua alat pemenuh kebutuhan terbuat dari batu, tulang, kayu,
dan kulit hewan. Di zaman ini pula para manusia seringkali tinggal di gua-gua.

Zaman paleolitikum ada 3 antara lain :

1. Zaman Paleotikum Tua

Kira-kira 600.000 tahun yang lalu umat manusia sudah mulai berkembang kearah
makhluk yang berbudaya. Bukti-bukti yang ditemukan di beberapa tempat, misalnya di dekat
danau Turkana, di Kenya, dan di Etiopia Selatan dan Jurang Olduvai, yang berupa peralatan-
peralatan dari batu meskipun itu masih amat kasar, menandai permulaan zaman Paleolitikum
Tua.
Pada masa ini mulai munculnya peralatan dari batu seperti ini sering kali lebih
dikenal dengan tradisi peralatan Oldowan. Karakteristik pembuatan alat-alat ini adalah cara
pembuatannya dengan menggunakan system benturan, yaitu memukuli bahan baku dengan
batu lain atau memukulkan bahan baku tersebut pada batu besar untuk melepaskan kepingan-
kepingannya. Meskipun dalam segi hasil alat penetak ini masih amat kasar, tapi tradisi alat
oldowan ini merupakan kemajuan teknologi yang penting bagi Hominida Purba. Mereka bias
lebih mudah mencari bahan-bahan makanan di alam. Tradisi oldowan ini juga menandai
salah satu waktu bahwa sesuatu jenis makhluk beradaptasi secara cultural dan tidak secara
fisik kepada kondisi lingkungan. Alat–alat oldowan ini banyak ditemukan di tepi danau,
sungai, dan di tengah-tengah padang rumput, dan juga bahwa mereka hidup dalam kelompok-
kelompok
kecil yang masih berpindah-berpindah tempat. Adapun alat-alat zaman Peleolitikum Tua,
termasuk tradisi peralatan oldowan banyak terdapat di jurang olduvai. Dalam perkembangan

2
penetekoldowan berubah menjadi lebih canggih dan berkembang menjadi kapak genggam
acheulean. Dalam periode ini mulailah terjadi diversivikasi kebudayaan peralatan, Homo
Erectus, dimana tidak hanya membuat kapak genggam tapi juga menciptakan alat penyerut
dan alat-alat kepingan, dan semua alat ini terbuat dari batu.
Keuntungan utama dari kemunculan alat ini adalah semakin banyak sumber daya
alam yang dapat didayagunakan dalam waktu yang lebih singkat, dengan tenaga yang lebih
sedikit, dan dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Dalam zaman Acheulean yang lebih
mudah, di dunia barat dikembangkan dua tehnik pembuatan peralatan ,yang menghasilkan
kapak yang lebih tipis dan lebih canggih dengan bagian mata yang lebih lurus dan lebih
tajam. Metode tongkat memanfaatkan pemukul dari tulang atau tanduk rusa untuk memukul
tepi gumpala batu api, sedangkan bidang pukulan berfungsi untuk membuat kapak yang
lebih tajam dan lebih tipis. Peradaban Homo Erectus semakin berkembang dengan
ditemukannya penggunaan api, karena bias dipastikan dengan kemampuan mereka
menggunakan api memungkinkan merekau ntuk berpindah kedaerah-daerah yang lebih
dingin. Transisi kebudayaan Hominida antara Homo Erectus dan Homo Sapiens tidak banyak
berubah dari pendahulu mereka. Homo Sapiens Primitif tetap menggunakan tradisi peralatan
acheulean sampai beberapa ribu tahun. Akan tetapi menjelang dua ratus ribu tahun yang lalu
orang mulai menggunakan teknik Levalloision untuk membuat peralatan.

2. Zaman Paleotikum Madya

Zaman Paleolitikum Madya ditandai oleh munculnya manusia Neanderthal. Di


zaman ini muncul tradisi baru, teradisi Mousterian, yaitu teradisi pembuatan peralatan dari
manusia Neanderthal di Eropa, Asia Barat Daya, dan Afika Utara, yang menghasilkan alat-
alat kepingan yang lebih tipis daripada alat kepingan Levalloisian. Banyak situs Neandhertal
yang menunjukan bahwa pada masa ini telah adanya kepercayaan dan upacara keagamaan,
misalnya di goa Shanidar di Irak terdapat bukti bahwa adanya penguburan disertai dengan
upacara kematian. Yang paling umum terdapat di situs-situs Mousterian adalah bukti
mengenai pemujaan binatang, khususnya pemujaan beruang gua. Situs-situs Mousterian yang
menghasilkan sejumlah artifak.

3. Zaman Paleotikum Muda

Bukti –bukti arkeologis menunjukkan bahwa teknik pembuatan peralatan


kebudayaan zaman Paleolitikum Muda di Eropa dan Asia barat merupakan perkembangan
dari tradisi Mousterian yang sebelumnya. Peralatan mereka semakin berkembang dengan
pesat,dizaman Paleolitikum Muda mereka telah menemukan panah, pelempar tombak dan
pisau batu. Dua alat yang pertama memungkinkan mereka dalam hal penyempurnaan teknik
perburuan dan mengurangi resiko bagi sipemburu saat berburu binatang buas. Pada
Paleolitikum Muda dikenal dua teknik untuk membuat peralatan, teknik pisau adalah teknik
pembuatan alat batu dengan memukul lepas kepimgan–kepingan panjang secara parallel dari
sisi sebuah gumpalan batu yang sudah dipersiapkan secara khusus, sedangkan teknik tekanan
adalah teknik pembuatan alat batu dengan menggunakan alat tulang, tanduk rusa, atau

3
kayu yang ditekan dan tidak dipukulkan untuk melepaskan kepingan–kepingan kecil–kecil
dari sebuah batu api. Ada juga sebuah alat yang bernama pahat, yaitu alat alat batu yang
bagian matanya menyerupai pahat, berfungsi untuk menggarap tulang, tanduk rusa dan
sejenisnya. Kegunaan penemuan busur tidak hanya menyempurnakan teknik berburu saja,
tapi busur juga bisa digunakan untuk membuat alat musik. Pada masa ini kita tidak hanya
membahas tentang satu kebudayaan tunggal saja, karena telah adanya penyebaran manusia
purba keberbagai pelosok bumi, yang mana disetiap sisinya memiliki alam yang berbeda
yang menimbulkan tradisi yang berbeda pula.

B. Cara Kehidupan Manusi Zaman Paleotikum


1. Kehidupan Bekelompok

Manusia zaman paleolithikum mengalami kehidupan yang sangat


menggantungkan diri pada kondisi alam. Mereka menempati tempat-tempat yang cukup
mengandung bahan-bahan makanan dan air. Mereka hidup berpindah-pindah. Dalam sistem
perburuan mereka menciptakan alat-alat secara sederhana. Cara lain ialah dengan membuat
lubang jebakan atau menggiring hewan ke arah jurang yang terjal (Soejono, 1984 : 119).
Perburuan itu dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil dan hasilnya dibagi bersama-sama.
Kelompok berburu tersusun dari keluarga kecil dimana yang laki-laki berburu dan yang
perempuan mengumpulkan makanan (Kartodirdjo, 1975 : 109).

2. Budaya

Untuk membantu kegiatan berburu maka diperlukan alat-alat yang terbuat dari
batu, kayu, tulang, dan tanduk. Mungkin manusia zaman paleolithikum lebih banyak
memanfaatkan batu sebagai bahan pembuat alat-alat dan kapak-kapak perimbas serta serpih
dan mengalami perkembangan lebih lanjut dalam bentuk dan teknik pembuatan meskipun itu
masih sangat sederhana. Bahasa sebagai alat komunikasi sudah dimulai pada zaman berburu,
mereka menciptakan sejenis alat komunikasi melalui kata-kata dan tanda-tanda dengan
menggunakan gerakan badan (Soejono, 1984 : 123).

C. Alat – alat Zaman Paleotikum

Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan.
Contoh alat-alat tersebut adalah:

1. Kapak Genggam

Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya


disebut”chopper” (alat penetak/pemotong). Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat
tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengan
cara menggenggam. Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah
satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanya sebagai tempat
menggenggam. Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti
binatang.

4
 Kapak Perimbas

Kapak perimbas berfungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata. Alat
ini sangat identik dengan kebudayan Pacitan terutama jenis Pithecanthropus. Alat ini juga
ditemukan di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra selatan), dan
Goa Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling banyak ditemukan di daerah Pacitan, Jawa
Tengah sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut kebudayan Pacitan.

2. Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa

Salah satu alat peninggalan zaman paleolithikum yaitu alat dari tulang binatang.
Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kebanyakan alat dari tulang
ini berupa alat penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari alat ini adalah untuk
mengorek ubi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai alat untuk
menangkap ikan

3. Flakes

Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan untuk
mengupas makanan. Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama seperti alat-alat dari
tulang binatang. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap ikan,
mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
Sumber:pendidikan4sejarah.blogspot.com)

D. Ciri – ciri Zaman Paleotikum


1. Jenis Manusia

Berdasarkan penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba hidup pada zaman
Paleolitikum adalah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, dan Homo Soloensis. Fosil
ini ditemukan di aliran sungai Bengawan Solo, Ngandong, Pacitan, Trinil, dan Wajak. Selain
itu diluar negeri juga diketemukan fosil-fosil manusia purba seperti di Cina, Afrika, Eropa

2. Kebudayaan

Di Indonesia sendiri Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan


Paleolithikum tersebut dapat dikelompokan menjadi kebudayaan Pacitan dan kebudayaan
Ngandong.

a. Kebudayaan Pacitan

Pada tahun 1935, von Koenigswald menemukan alat batu dan kapak genggam di
daerah Pacitan. Kapak genggam itu berbentuk kapak tetapi tidak bertangkai. Kapak
ini masih dikerjakan dengan sangat kasar dan belum dihaluskan. Para ahli
menyebutkan bahwa kapak itu adalah kapak penetak. Selain di Pacitan alat-alat

5
banyak ditemukan di Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat),
dan Lahat (Sumatera Utara)

b. Kebudayaan Ngandong

Para ahli berhasil menemukan alat-alat dari tulang, flakes, alat penusuk dari tanduk
rusa dan ujung tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo. Selain itu di dekat
Sangiran ditemukan alat sangat kecil dari batuan yang amat indah. Alat ini dinamakan
Serbih Pilah, dan banyak ditemukan di Cabbenge (Sulawesi Selatan) yang terbuat dari
batu-batu indah seperti kalsedon. Kebudayaan Ngandong juga didukung oleh
penemuan lukisan pada dinding goa seperti lukisan tapak tangan berwarna merah dan
babi hutan ditemukan di Goa Leang Pattae (Sulawesi Selatan)

Zaman Paleolithikum ditandai dengan kebudayan manusia yang masih sangat


sederhana. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman Paleolithikum, yakni:

1. Hidup berpindah-pindah (Nomaden)


2. Berburu dan mengumpulkan makanan (Food Gathering)
3. Menangkap ikan
4. Pembuatan alat-alat yang masih sangat kasar dan sederhana

E. Teknologi Zaman Paleotikum


1. Perkembangan teknologi pada masa paleolitik

zaman paleolitikum atau zaman batu tua, kebudayaan dan teknologi menjadi
sangat penting sebagai sarana untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia dan ini
dimungkinkan oleh perkembangan evolusi otak manusia yang semakin baik. Hal ini
berpengaruh terhadap alat-alat dan teknologi yang dipakai, waktu itu kebudayaan manusia
menjadi beraneka ragam dan perkembangan teknologi yang terjadi meningkat. Manusia tidak
hanya membuat peralatan dari berbagai macam batu, tetapi juga objek-objek lain seperti
kayu, dan tulang. Peralatan ini mereka gunakan untuk keperluan hidup sehari-hari atau juga
kegiatan upacara.
Pada masa berlangsungnya hidup berburu tingkat lanjut di kala pasca-plestosen,
corak hidup yang berasal dari masa sebelumnya masih sangat berpengaruh. Keadaan
lingkungan hidup pada masa pasca-plestosen tidak banyak berbeda dengan masa sekarang ini.
Hidup berburu dan mengumpulkan bahan-bahan makanan yang terdapat di lingkungan alam
sekitar, dilanjutkan dengan adanya berbagai macam teknolongi yang dapat membantu
terlangsunganya kehidupan hingga sampailah pada diketemukannya api..
a). Tradisi Peralatan Oldowan
Alat-alat zaman paleolithikum tua yang usianya paling tua terletak di Jurang
Olduvai dan termasuk tradisi peralatan Oldowan (Oldowan Tool tradition). Karakteristik
tradisi alat ini merupakan alat penetak untuk segala keperluan. Cara pembuatannya adalah
dengan memukul beberapa lempengan dari sebuah batu, umumnya adalah batu kali yang
terbawa oleh air, dengan menggunakan batu lain sebagai alat pemukul (hammerstone), atau
dengan memukulkan batu kali itu kepada sebuah batu besar untuk melepaskan kepingan-
kepingan. Sistem ini disebut dengan sistem benturan (percussion method).
Produk akhirnya adalah sebuah alat penetak bertepi tajam, yang digunakan secara
efektif untuk memotong dan menetak.
Dari bentuknya yang khas diduga bahwa alat penetak itu digunakan untuk
berbagai keperluan, seperti memotong daging, membelah tulang untuk menggambil sum-
sumnya. 6
Meskipun kasar, penetak dan alat Oldowan itu merupakan kemajuan teknologi
yang penting bagi hominida purba. Sebelum itu mereka tergantung pada adanya benda-benda
temuan, yang tidak banyak memerlukan modifikasi seperti tulang, tongkat, atau batu yang
bentuknya sesuai dengan keperluan. Alat-alat Oldowan membuka kemungkinan untuk
menambahkan bahan-bahan makanan baru, karena tanpa alat-alat seperti itu, pada hominida
hanya dapat menyantap binatang yang dapat dikuliti dengan gigi atau kuku. Oleh karena itu,
makanan mereka yang berupa protein binatang, sangat terbatas. Penemuan alat penetak dan
peralatan Oldowan itu bukan hanya menghasilkan penghematan tenaga dan waktu, tetapi juga
membuka kesempatan untuk mendapatkan daging secara teratur. Daging juga dapat diperoleh
dengan mengumpulkannya seperti yang dilakukan oleh Australopithecus atau bahkan dengan
mencurinya dari binatang-binatang pemburu. Susunan gigi yang dimiliki
olehAustralopithecus dan homo tidak sesuai jika digunakan untuk memakan daging dalam
jumlah yang besar, untuk dapat memakan daging dalam jumlah yang besar dibutuhkan gigi-
gigi yang tajam seperti yang dimiliki oleh binatang pemakan daging atau karnivor.
Permulaan pembuatan alat tersebut merupakan akibat dari proses adaptasi pada
lingkungan hutan yang berubah menjadi padang rumput. Perubahan-perubahan fisik
merupakan adaptasi hominida pada daerah baru yang berumput mendorong pembuatan alat-
alat tersebut. Padang rumput Afrika adalah lingkungan dengan musim panas yang panjang, di
mana hominida yang kecil, tidak memiliki sarana biologis untuk melindungi dirinya dan
masih belum bisa untuk memakan daging. Oleh karena itu dibutuhkan cara untuk melengkapi
sumber bahan makanan yang terbatas. Penggunan alat pemotong yang tajam untuk membuka
kulit antelop, alat pemukul untuk memecah tulang panjang, atau cangkok kura-kura, alat
runcing untuk menggali akan untuk menambah kuantitas dan variasi bahan pangan yang
dapat disantap secara teratur. Bagi hominida alat-alat itu juga akan berguna sebagai senjata
pertahanan.
Tradisi Oldowan itu boleh jadi menandai salah satu waktu pertama kali dan
diketahui, bahwa sesuatu jenis makhluk beradaptasi secara kultural, dan tidak secara fisik
pada kondisi lingkungan.

b). Tradisi Peralatan Acheulean (Acheulean tool Tradition)


Asia timur alat penetak yang merupakan bagian-bagian dari alat-alat Oldowan
dan Acheulean tetap bertahan selama zaman paleolitikum. Kapak genggam adalah sebuah
alat yang khas dalam tradisi Acheulean, kapak genggam yang tertua dibuat dari gumpalan
batu api. Dengan memukuli semua sisi dari gumpalan itu dengan menggunakan batu pemukul
(hammerstone). Tradisi Acheulean tubuh dari tradisi Oldowan.
Alat-alat Acheulean memiliki kemajuan dibandingkan dengan alat-alat penetak
dan penyerut umum dari tradisi Oldowan. Dalam periode ini mulailah terjadi diservikasi
kebudayaan peralatan tersebut. Selain kapak genggam Homo Erectus alat-alat tersebut untuk
membelah. Jumlah peralatan yang berkembang pesat dalam tradisi Acheulean menunjukkan
bahwa Homo Erectus dapat mendayagunakan lingkungannya secara efektif. Semakin banyak
jenis yang digunakan, semakin banyak sumber alam yang dapat didayagunakan dalam waktu
yang lebih singkat, dengan tenaga yang lebih sedikit, dan dengan tingkat efisiensi yang lebih
tinggi.

c). Penggunaan Api


Tanda lain pekembangan Homo Erectus adalah penggunaan dan kegiatan
memasak yang dipastikan dengan penemuan batu-batu yang terbakar dan tungku di Goa
Choukoutien di dekat Peking di Cina dan di Goascale di Perancis selatan. Memasak adalah
suatua adaptasi kultural yang amat penting. Penggunaan api juga penting bagi manusia
karena berbagai alasan. Panas yang dihasilkan dapat membantu mereka mengawasi hawa
dingin, karena mereka tinggal di dalam Gua di dekat Danau. Api juga dapat digunakan
sebagai penghalau apabila ada binatang buas yang mendekat.

2. Kemajuan teknologi masa paleolitik

Kemajuan dalam teknologi pada dasarnya merupakan bentuk peningkatan


intelegensi dan kesanggupan berkomunikasi. Salah satu hal menentukannya adalah
meningkatnya adaptasi terhadap suatu ekosistem yang beraneka ragam sehinggamenuntut
mereka untuk beradaptasi dengan lebih baik. Dari contoh bahwa suku aborigin Australia
dengan teknologi sederhana dan sedikit benda-benda materinya yang secara arkeologis
bertahan bahkan telah mengembangkan sistem filsafat dan sosial yang sangat kompleks dan
canggih. Dapat disimpulkan bahwa piranti sederhana mencerminkan kehidupan sosial yang
dangkal atau kehidupan intelektual yang miskin dalam teknologi piranti, ini menunjukkan
bahwa tata cara kehidupan para pembuatnya tidak berubah ke arah kompleksitas dan
kecanggihan serta pengetahuan yang lebih tinggi dalam peralihan generasi.
Tetapi kemajuan-kemajuan yang sangat lamban selama awal masa pembuatan
piranti merupakan masalah yang dipersoalkan. Nampaknya bukan suatu keharusan bagi
manusia untuk memperdulikan teknologi selama itu masih berfungsi. Bertindak dengan cara
lama yang sederhana sering memberi kebebasan lebih daripada bertindak dengan cara baru
yang rumit. Jika telah mencapai pada tekanan jumlah penduduk atau perubahan-perubahan
lingkungan yang menggangu keseimbangan maka akan memunculkan dorongan terhadap
manusia untuk meningkatkan teknologi sehingga dapat meningkatatkan kebudayaan manusia
yang lebih baik. Sehingga dalam perkembangannya di masa paleolitikum terciptalah teknik-
teknik pembuatan alat-alat dari batu dengan teknik yang semakin lebih baik mulai dari batu
yang hanya dipakai begitu saja sampai akhirnya mulai ada pemolesan-pemolesan dengan cara
dibentur-benturkan.

3. Teknologi yang dihasilkan pada masa paleolitikum


Alat-alat batu tertua yang diketahui pernah dibuat oleh homonida ditemukan di
dekat Danau Turkana di Kenya, dan di Etiopia selatan tepatnya di Jurang Olduvia, Tanzania.
Munculnya alat-alat tersebut menandakan permulaan zaman Paleozoikum Tua, yaitu bagian
pertama dari zaman batu tua (paleolitikum). 8
Alat-alat purba itu memperlihatkan persamaan yang mencolok yang menunjukan
bahwa alat-alat itu dimungkinkan merupakan hasil produk suatu kebudayaan yang
mempunyai tradisi membuat alat yang sesuai dengan pola atau model yang ideal. Semula
alat-alat yang hanya dibuat sederhana dan praktis yakni hanya sesuai tujuannya saja seperti
mengumpulkan dan mencari makanan kemudian 8 terus berkembang sampai pada seni lukis
yang biasanya mereka lakukan pada gua-gua tempat mereka tinggal. Alat –alat ini mereka
buat dari batu, kayu, tulang, dan juga alat-alat serpih. Sedangkan di indonesia dibagi menjadi
3 yakni tradisi kapak perimbas, tradisi alat serpih dan tradisi alat tulang.

a) Tradisi kapak perimbas

Kapak perimbas yakni adalah semacam kapak yang digenggam danberbentuk masif. Teknik
pembuatannya masih sangat kasar dan dan tidak mengalami perubahan dalam waktu
perkembangan yang panjang. Alat ini di duga diciptakan oleh manusia pithecantropus dan
bukti nyatanya adalah diketemukannya alat ini di China, Pakistan, Malaysia, Birma, dan
Indonesia yang dimana tempat-tempat ini selain diketemukan alat-alat tersebut juga di
ketemukan pula fosil dari manusia pithecantropus. Alat ini dibuat dengan pemangkasan pada
salah satu sisi maupun ujungnya, atau permukaannya. Dalam tradisi kapak perimbas ini
digunakan pula alat-alat lain seperti, kapak penetak, kapak genggam, dan kapak perimbas itu
sendiri.

b) Tradisi alat serpih

Alat-alat serpih biasanya digunakan sebagai serut, gurdi, penusuk dan pisau.Teknik
pengerjaan alat-alat serpih sedikit agak maju yakni dengan menyiapkan bentuk-bentuk alat
secara teliti sebelum dilepaskan dari batu intinya, sehingga pada sejumlah alat tampak faset-
faset di dataran pukulnya (teknik pseudo levallois). Alat ini banyak di temukan di wilayah
asia tenggara terutama di sangiran

c) Tradisi alat tulang

Untuk sementara tradisi pembuatan alat-alat dari tulang banyak ditemukan di Ngandong
sebagai unsur dalam konteks Pithecantropus soloensis. Misalnya seperti tanduk dan duri ikan
yang digunakan sebagai mata tombak. Selain itu perkakas tanduk digunakan sebagai pencukil
dan belati. Sedangkan di wilayah lain alat-alat dari tulang ini jarang ditemukan.
BAB
9 III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Zaman Paleolitikum dibagi menjadi tiga, yaitu zaman Paleolitikum Tua, zaman Paleolitikum
Madya, dan zaman Paleolitikum Muda. Di zaman paleolitikum ini manusia hidup masih
bertempat tinggal dengan berpindah-pindah tempat dan mata pencahariannya adalah berburu
dan mengumpulkan makanan dari alam. Alat-alat yang di hasilkan pada zaman paleolitikum
ini masih kasar karena hanya sekedar memenuhi kebutuhan hidup saja dan hanya
memanfaatkan bahan-bahan yang di sediakan oleh alam sekitarnya. Selama zaman
paleolitikum seiring terjadi perkembangan otak di iringi pula dengan kebudayaan mereka.
Hingga akhirnya mereka sampai menemukan api.

A. Saran

Kita harus melestarikan kebudayaan di negara ini dan harus menjaga peninggalan
yang ada sejak zaman dahulu. Dan kehidupan sejarah masa lalu harus dijadikan pedoman
supaya kita tidak hidup terbelakang seperti dulu, tetapi harus semakin maju dan maju seperti
alur zaman
10

Sumber Refrensi Penulis


 https://id.wikipedia.org/wiki/Zaman_Batu
 https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/15/173000469/zaman-
batu-pembagian-zaman-dan-hasil-kebudayaan?page=all
 https://mediaindonesia.com/humaniora/551940/pembagian-zaman-
batu-ciri-ciri-dan-peninggalannya
 https://www.gramedia.com/literasi/zaman-praaksara-berdasarkan-
arkeologi/
 https://www.kompas.com/stori/read/2022/10/31/173000579/4-
pembagian-zaman-batu
 https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230906160836-569-
995630/mengenal-periodisasi-masa-praaksara-zaman-batu-hingga-
logam
 https://ditsmp.kemdikbud.go.id/periodesasi-zaman-batu-di-masa-
praaksara/
 https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Zaman_Batu
 https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7036486/contoh-contoh-
peninggalan-manusia-purba-zaman-batu-tua-sampai-batu-besar
 https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/06/130000879/
perkembangan-teknologi-manusia-purba?page=all
 https://gramedia.com/literasi/perkembangan-teknologi-manusia-
purba/
11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
…………………………………………………… i
DAFTAR ISI
………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………...
11.1

Latar Belakang……………………………………………….…..
11.2
Rumusan Masalah………………………………………………..
11.3
Tujuan…………………………………………………………….
1
BAB II PEMBAHASAN
………………………………………………...
32.1
Pengertian Kelompok…………………………………………….
32.2 Tipe

Tipe Kelompok……………………………………………
42.2.1 Fungsi

Fungsi Kelompok………………………………….
52.2.2 Ciri

Ciri Utama Kelompok………………………………..


62.2.3 Manfaat Kelompok bagi
Organisasi………………………...
72.3
Syarat Pembentukann Kelompok………………………………...
72.3.1
Alasan Mengapa Orang Membentuk Kelompok……………
82.4
Sumber Kelompok……………………………………………….
92.5
Perbedaan Kelompok dan Tim…………………………………..
9
BAB III KESIMPULAN
…………………………………………………
123.1
Kesimpulan………………………………………………………
12
DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................... 14

Anda mungkin juga menyukai