Paleolitikum memiliki arti Zaman Batu Tua. Paleolitikum adalah Zaman Purba yang
berlangsung antara 750.000 – 15.000 tahun yang lalu. Ditandai oleh pemakaian alat – alat dari
batu dan alat-alat serpih. Disebut Zaman Batu Tua karena kebanyakan alat-alat batu yang
dipakai dan dibuat oleh manusia masih dikerjakan secara kasar dan tidak diasah / dipolis
terlebih dahulu. Apabila dilihat dari mata pencahariannya, priode ini disebut masa berburu
dan meramu makanan tingkat sederhana
Masa paling awal dari peradaban manusia ini ditandai dengan fosil-fosil manusia purba
yang dalam perhitungan ilmiah berusia 1juta tahun yang lalu. Contoh manusia purba pada
Zaman itu, adalah Pitecanteropus Erectus yang dari bentuk-bentuk ukurannya dapat
dikatagorikan sebagai, Homo Erectus / manusia yang berjalan tegak.
Peninggalan pada Zaman Paleolitikum adalah Kapak Genggam (untuk berburu), yang
menunjukan corak produksi manusia masa itu masih dalam masa pemburuan. Dalam masa
ini manusia masih hidup berpindah-pindah (nomaden) dari satu tempat ketempat yang lain
dalam usaha mendapatkan makanan ataupun juga binatang buruan. Pada zaman itu belum
ditemukan logam jadi semua alat pemenuh kebutuhan terbuat dari batu, tulang, kayu, dan
kulit hewan. Di zaman ini pula para manusia seringkali tinggal di gua-gua.
Zaman paleolitikum ada 3 antara lain :
a. Zaman Paleolitikum Tua
Kira-kira 600.000 tahun yang lalu umat manusia sudah mulai berkembang kearah
makhluk yang berbudaya. Bukti-bukti yang ditemukan di beberapa tempat, misalnya di dekat
danau Turkana, di Kenya, dan di Etiopia Selatan dan Jurang Olduvai, yang berupa peralatan-
peralatan dari batu meskipun itu masih amat kasar, menandai permulaan zaman
Paleolitikum Tua
b. Zaman Paleolitikum Madya
Zaman Paleolitikum Madya ditandai oleh munculnya manusia Neanderthal. Di zaman
ini muncul tradisi baru, teradisi Mousterian, yaitu teradisi pembuatan peralatan dari manusia
Neanderthal di Eropa, Asia Barat Daya, dan Afika Utara, yang menghasilkan alat-alat
kepingan yang lebih tipis daripada alat kepingan Levalloisian. Banyak situs Neandhertal yang
menunjukan bahwa pada masa ini telah adanya kepercayaan dan upacara keagamaan,
misalnya di goa Shanidar di Irak terdapat bukti bahwa adanya penguburan disertai dengan
upacara kematian. Yang paling umum terdapat di situs-situs Mousterian adalah bukti
mengenai pemujaan binatang, khususnya pemujaan beruang gua. Situs-situs Mousterian
yang menghasilkan sejumlah artifak.
c. Zaman Paleotikum Muda
Bukti –bukti arkeologis peralatan kebudayaan zaman Paleolitikum Muda di Eropa dan
Asia barat merupakan perkembangan dari tradisi Mousterian yang sebelumnya. Peralatan
mereka semakin berkembang dengan pesat,dizaman Paleolitikum Muda mereka telah
menemukan panah, pelempar tombak dan pisau batu. Pada Paleolitikum Muda dikenal dua
teknik untuk membuat peralatan, teknik pisau adalah teknik pembuatan alat batu dengan
memukul lepas kepingan–kepingan panjang secara parallel dari sisi sebuah gumpalan batu
yang sudah dipersiapkan secara khusus, sedangkan teknik tekanan adalah teknik pembuatan
alat batu dengan menggunakan alat tulang, tanduk rusa, atau kayu yang ditekan dan tidak
dipukulkan untuk melepaskan kepingan–kepingan kecil–kecil dari sebuah batu api.
B. Cara Kehidupan Manusia Zaman Paleotikum
1. Kehidupan Berkelompok
Manusia zaman paleolithikum mengalami kehidupan yang sangat menggantungkan diri pada
kondisi alam. Mereka menempati tempat-tempat yang cukup mengandung bahan-bahan makanan dan
air. Mereka hidup berpindah-pindah. Dalam sistem perburuan mereka menciptakan alat-alat secara
sederhana. Cara lain ialah dengan membuat lubang jebakan atau menggiring hewan ke arah jurang
yang terjal.
2. Budaya
Untuk membantu kegiatan berburu maka diperlukan alat-alat yang terbuat dari batu, kayu,
tulang, dan tanduk. Mungkin manusia zaman paleolithikum lebih banyak memanfaatkan batu sebagai
bahan pembuat alat-alat dan kapak-kapak perimbas serta serpih dan mengalami perkembangan lebih
lanjut dalam bentuk dan teknik pembuatan meskipun itu masih sangat sederhana. Bahasa sebagai alat
komunikasi sudah dimulai pada zaman berburu, mereka menciptakan sejenis alat komunikasi melalui
kata-kata dan tanda-tanda dengan menggunakan gerakan badan.
1
C. Alat-alat Zaman Paleolitikum
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh
alat-alat tersebut adalah:
1. Kapak Genggam
Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut”chopper”
(alat penetak/pemotong). Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan
kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengan cara menggenggam
2. Kapak Perimbas
Kapak perimbas berfungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata.
Alat ini sangat identik dengan kebudayan Pacitan terutama jenis Pithecanthropus.
3. Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa
Salah satu alat peninggalan zaman paleolithikum yaitu alat dari tulang binatang. Alat-alat
dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kebanyakan alat dari tulang ini berupa alat
penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengorek ubi
dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan.
4. Flakes
Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan untuk
mengupas makanan. Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama seperti alat-alat dari
tulang binatang. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap ikan,
mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
3. Ciri – ciri Zaman Paleotikum
1.Jenis Manusia
Berdasarkan penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba hidup pada zaman Paleolitikum
adalah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, dan Homo Soloensis. Fosil ini ditemukan di aliran sungai
Bengawan Solo, Ngandong, Pacitan, Trinil, dan Wajak. Selain itu diluar negeri juga diketemukan fosil-fosil
manusia purba seperti di Cina, Afrika, Eropa.
2. Kebudayaan
Di Indonesia sendiri Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut
dapat dikelompokan menjadi kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
• Kebudayaan Pacitan
Pada tahun 1935, von Koenigswald menemukan alat batu dan kapak genggam di daerah Pacitan.
Kapak genggam itu berbentuk kapak tetapi tidak bertangkai. Kapak ini masih dikerjakan dengan sangat
kasar dan belum dihaluskan. Para ahli menyebutkan bahwa kapak itu adalah kapak penetak. Selain di
Pacitan alat-alat banyak ditemukan di Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan
Lahat (Sumatera Utara).
• Kebudayaan Ngandong
Para ahli berhasil menemukan alat-alat dari tulang, flakes, alat penusuk dari tanduk rusa dan ujung
tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo. Selain itu di dekat Sangiran ditemukan alat sangat kecil
dari batuan yang amat indah. Alat ini dinamakan Serbih Pilah, dan banyak ditemukan di Cabbenge
(Sulawesi Selatan) yang terbuat dari batu-batu indah seperti kalsedon. Kebudayaan Ngandong juga
didukung oleh penemuan lukisan pada dinding goa seperti lukisan tapak tangan berwarna merah dan babi
hutan ditemukan di Goa Leang Pattae (Sulawesi Selatan).
D. Teknologi Zaman Paleotikum
Perkembangan teknologi pada masa paleolitik :
Di zaman paleolitikum atau zaman batu tua, kebudayaan dan teknologi menjadi
sangat penting sebagai sarana untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia dan ini
dimungkinkan oleh perkembangan evolusi otak manusia yang semakin baik. Hal ini
berpengaruh terhadap alat-alat dan teknologi yang dipakai, waktu itu kebudayaan manusia
menjadi beraneka ragam dan perkembangan teknologi yang terjadi meningkat. Manusia
tidak hanya membuat peralatan dari berbagai macam batu, tetapi juga objek-objek lain
seperti kayu, dan tulang. Peralatan ini mereka gunakan untuk keperluan hidup sehari-hari
atau juga kegiatan upacara.
a). Tradisi Peralatan Oldowan
Alat-alat zaman paleolithikum tua yang usianya paling tua terletak di Jurang Olduvai
dan termasuk tradisi peralatan Oldowan (Oldowan Tool tradition). Karakteristik tradisi alat
ini merupakan alat penetak untuk segala keperluan. Cara pembuatannya adalah dengan
memukul beberapa lempengan dari sebuah batu, umumnya adalah batu kali yang terbawa
oleh air, dengan menggunakan batu lain sebagai alat pemukul (hammerstone), atau dengan
memukulkan batu kali itu kepada sebuah batu besar untuk melepaskan kepingan-kepingan.
Sistem ini disebut dengan sistem benturan (percussion method). Produk akhirnya adalah
sebuah alat penetak bertepi tajam, yang digunakan secara efektif untuk memotong dan
menetak. Dari bentuknya yang khas diduga bahwa alat penetak itu digunakan untuk
berbagai keperluan, seperti memotong daging, membelah tulang untuk menggambil sum-
sumnya.
b). Tradisi Peralatan Acheulean (Acheulean tool Tradition)
Di Asia timur alat penetak yang merupakan bagian-bagian dari alat-alat Oldowan dan Acheulean tetap bertahan
selama zaman paleolitikum. Kapak genggam adalah sebuah alat yang khas dalam tradisi Acheulean, kapak genggam yang
tertua dibuat dari gumpalan batu api. Dengan memukuli semua sisi dari gumpalan itu dengan menggunakan batu pemukul
(hammerstone). Tradisi Acheulean tubuh dari tradisi Oldowan Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan.
Alat-alat serpih biasanya digunakan sebagai serut, gurdi, penusuk dan pisau.Teknik
pengerjaan alat-alat serpih sedikit agak maju yakni dengan menyiapkan bentuk-bentuk alat
secara teliti sebelum dilepaskan dari batu intinya, sehingga pada sejumlah alat tampak faset-
faset di dataran pukulnya (teknik pseudo levallois). Alat ini banyak di temukan di wilayah asia
tenggara terutama di sangiran.
Untuk sementara tradisi pembuatan alat-alat dari tulang banyak ditemukan di Ngandong sebagai unsur
dalam konteks Pithecantropus soloensis. Misalnya seperti tanduk dan duri ikan yang digunakan sebagai mata
tombak. Selain itu perkakas tanduk digunakan sebagai pencukil dan belati. Sedangkan di wilayah lain alat-alat dari
tulang ini jarang ditemukan.
Kesimpulan
TERIMAKASIH
WASSALAMUALAIKUM
WR WB