Anda di halaman 1dari 3

Ciri-ciri kehidupan manusia purba zaman paleolitikum

Paleolitikum berasal dari dua kata yaitu paleos yang artinya tua dan lithikum dari kata litos
yang berarti batu, karena itu zaman Paleolitikum sering juga di sebut zaman batu tua. Zaman
ini di perkirakan berlangsung pada masa pleistosen awal, yaitu pada 600.000 tahun yang lalu.
Alat-alat hasil budayanya terbuat dari batu yang masih sangat kasar buatannya.

Bidang Sosial

1. Hidup berkelompok, yang terdiri dari 20-30 orang


2. Sudah ada pembagian kerja antara laki-
laki dan wanita
3. Hidupnya masih Nomaden (Berpindah-pindah tempat)

Bidang Ekonomi

1. Berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana.


2. Hidupnya tergantung pada alam
3. Hidup Berburu penangkap ikan, dan pengumpul bahan makanan seperti buah-buahan,
umbi-umbian, dan bahan makanan lainnya, menjadi sebuah kebiasaan sehari-hari mereka,
berusaha mengumpulkan makanan sebanyak-banyaknya

Bidang Kepercayaan

• Animisme dan Dinamisme


• Menyakini adana hubungan antara orang yang telah meninggal dengan yang masih
hidup
• Kepercayaan kepada kekuatan-kekuatan alam dan penguburan mayat
Bidang Kebudayaan

Alat-alat yang terbuat dari batu yang masih kasar, yaitu : kapak genggam, dan kapak
perimbas ( chopper )

Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa

Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon

Sudah ada pembagian kerja antara laki-laki dan wanita, yaitu :

Wanita bertugas meramu untuk di jadikan makanan (meramu tanam-tanaman) dan mengasuh
anak

Laki-laki melakukan pekerjaan kasar seperti berburu binatang

Kehidupan manusia ini nomaden (hidupnya berpindah-pindah), mereka tinggal di padang


rumput, goa, dan dekat dengan sumber air (sungai, laut, pantai dll) karena sumber air tersebut
berfungsi sebagai :

• Sumber air minum


• Sumber makanan
• Sarana transportasi

Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh
alat-alat tersebut adalah:

1. Kapak Genggam

Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut “chopper”
(alat penetak/pemotong). Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa
dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengancara
menggenggam. Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi
batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam.
Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.

2. Kapak Perimbas

Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata.
Manusia kebudayan Pacitan adalah jenis Pithecanthropus. Alat ini juga ditemukan di
Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra selatan), dan Goa
Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling banyak ditemukan di daerah Pacitan, Jawa Tengah
sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut kebudayan pacitan.

3. Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa

Salah satu alat peninggalan zaman paleolithikum yaitu alat dari tulang binatang. Alat-alat dari
tulang ini termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kebanyakan alat dari tulang ini berupa alat
penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengorek ubi
dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai alat untuk
menangkap ikan.

4. Flakes

Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan untuk
mengupas makanan. Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama seperti alat-alat dari
tulang binatang. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap ikan,
mengumpulkan ubi dan buah-buahan.

Berdasarkan tempat penemuannya, hasil budaya masa Paleolitikumdibagi menjadi dua yaitu,
kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.

Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat


dikelompokan menjadi kebudayaan pacitan dan kebudayaan ngandong.

a. Kebudayaan Pacitan

Pada tahun 1935, von Koenigswald menemukan alat batu dan kapak genggam di daerah
Pacitan. Kapak genggam itu berbentuk kapak tetapi tidak bertangkai. Kapak ini masih
dikerjakan dengan sangat kasar dan belum dihaluskan. Para ahli menyebutkan bahwa kapak
itu adalah kapak penetak. Selain di Pacitan alat-alat banyak ditemukan di Progo dan
Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Utara).

Alat-alat dari kebudayaan Pacitan berupa kapak genggam, kapak perimbas, kapakpenetak,
dan flakes. Selain di daerah Pacitan (Jawa Timur), alat-alat sejenis ini juga ditemukan di
daerah Sukabumi (Jawa Barat), Perigi dan Gombong (Jawa Tengah), Tambang Sawah
(Bengkulu), Lahat (Sumatra Selatan), serta di berbagai tempat lainnya seprti di Kalianda
(Lampung), Cabenge (Sulawesi Selatan), Awal Bangkal (Kalimantan Selatan), Truyan (Bali),
Maumere (Flores), dan Atambua (Timor). Hal ini sekaligus membuktikan proses migrasi
manusia purba memang menyebar hampir ke seluruh kepulauan indonesia.

b. Kebudayaan Ngandong

Para ahli berhasil menemukan alat-alat dari tulang, flakes, alat penusuk dari tanduk rusa dan
ujung tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo. Selain itu di dekat Sangiran
ditemukan alat sangat kecil dari betuan yang amat indah. Alat ini dinamakan Serbih Pilah,
dan banyak ditemukan di Cabbenge (Sulawesi Selatan) yang terbuat dari batu-batu indah
seperti kalsedon. Kebudayaan Ngandong juga didukung oleh penemuan lukisan pada dinding
goa seperti lukisan tapak tangan berwarna merah dan babi hutan ditemukan di Goa Leang
Pattae (Sulawesi Selatan).

Sedangkan peralatan kebudayaan Ngandong, sebuah daerah di dekat kota Ngawi, Jawa
Timur hampir sama dengan alat-alat dari kebudayaan Pacitan, tetapi di Ngandong banyak di
temukan juga alat dari tulang-belulang hewan. Alat yang sama juga di temukan di daerah
Sangiran (Jawa Tengah), Cabenge (Sulawesi Selatan).

Anda mungkin juga menyukai