Anda di halaman 1dari 8

Zaman Paleolitikum

Pengertian Zaman Paleolitikum

Zaman paleolitikum atau zaman batu tua kira-kira berlangsung di awal pleistosen
yakni sekitar 600.000 tahun yang lalu.

Berdasarkan temuan di zaman ini, manusia zaman paleolitikum memenuhi


kebutuhan kesehariannya dengan cara berburu secara mengelompok lalu meracik
makanan dengan cara yang masih sangat sederhana.
Manusia Purba Zaman Paleolitikum

Ditemukannya berbagai fosil manusia purba menjadikan bukti bahwa zaman


paleolitikum pernah ada di muka bumi, serta diperkirakan berumur lebih dari 1 juta
tahun yang lalu.

Adapaun tiga jenis yang hidup pada zaman paleolitikum, ketiga manusia tersebut
yaitu:

1. Homo Wajakensis
2. Meganthropus paleojavanicus
3. Homo Erectus dan Homo Soliensis

Ciri Ciri Zaman Paleolitikum


Adapaun ciri yang dimiliki zaman paleolitikum, sehinga kita dapat dengan mudah
membedakan zaman ini dengan zaman lainnya.

Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

 Hidup berpindah-pindah atau nomaden, sebab manusianya belum memiliki


tempat tinggal yang tetap. Pada waktu itu, tempat tinggal mereka yaitu
padang rumput, goa, dan yang deket sama sumber air (sungai, laut, pantai,
dll). Kenapa mereka mencari tempat tinggal yang dekat dengan sumber air?
Sebab airnya dapat digunakan sebagai sumber air minum, makanan,
sekaligus sebagai sarana transportasi menuju tempat lainnya.
 Berkelompok kecil dengan tujuan untuk memudahkan pergerakan dalam hal
mencari makan.
 Bergantung dengan alam sekitar.
 Menggunakan peralatan yang sederhana. Alat tersebut masih bertekstur
kasar, contohnya kapak genggam yang berfungsi untuk memotong, menggali
dan menguliti binatang.
 Menggunakan bahasa yang sederhana.

Manusia yang hidup di zaman paleolitikum berdasarkan fosil yang ditemukan


merupakan jenis Pithecanthropus Erectus yang berjalan tegap atau tegak,
Meganthropus paleojavanicus, Homo Wajakensis, dan Homo Soliensis.

Fosil yang ditemukan berada di aliran sungai Bengawan Solo.

Kehidupan Sosial Ekonomia


 Menggunakan sistem food gathering atau berburu untuk mengumpulkan atau
mencari makan.
 Hidupnya berpindah-pindah atau nomaden. Mereka nantinya akan mencari
tempat baru yang dapat memberikan makanan yang cukup.
 Tinggal dekat dengan sumber air. Sebab hewan yang diburu selalu
berkumpul di area sumber air, selain itu sumber air juga dapat dimanfaatkan
untuk kebutuhan lainnya.
Kebudayaan Zaman Paleolitikum

Berdasarkan temuan oleh para arkeolog, pada zaman paleolitikum terdapat dua
macam kebudayaan di Indonesi. Perhatikan penjelasan di bawah.

1. Kebudayaan Pacitan

Penemuan kapak genggam dan peralatan batu oleh Von Koenigswald. Pada tahun
1935 di daerah Pacitan merupakan tanda kebudayaan pacitan turut serta
melengkapi zaman paleolitikum.

Kapak dalam kebudayaan ini masih sangat kasar yang juga disebut sebagai kapak
penetak. Tak hanya di Pacitan, alat tersebut juga banyak ditemukan di Gombang
dan Progo (Jawa Tengah), Suka Bumi, dan Lahat.

2. Kebudayaan Ngandong

Keberadaan kebudayaan ngandong ditandai dengan temuan alat-alat berbahan


dasar tulang, alat penusuk berbahan tanduk rusa, flakes. Serta ujung tombak bergigi
yang ditemukan di daerah Ngandong dan Sidoarjo.

Tak hanya itu saja, beberapa alat yang berukuran kecil berbahan dasar bebatuan
yang indah juga ditemukan di daerah dekat Sangiran.

Advertisement

Benda tersebut juga disebut sebagai Serbih Pilah. Penemuan lukisan telapan tangan
berwarna merah serta lukisan babi hutan pada dinding-dinding gua juga mendukung
keberadaan kebudayaan Ngandong.

Lukisan tersebut ditemukan di Goa Leang Pattae (Sulawesi Selatan)


Kepercayaan Pada Zaman Paleolitikum

Sistem kepercayaan yang dianut pada zaman paleolitikum yaitu animisme


dinamisme, serta pemujaan terhadap roh nenek moyang.

Animisme merupakan kepercayaan bahwa dalam setiap benda memiliki roh. Hal
tersebut dibuktikan dengan adanya tulang belulang manusia yang telah mati di
dalam gua.

Dinamisme merupakan kepercayaan bahwa setiap benda mempunyai kekuatan


ghaib. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya menhir.

Sementara pemujuaan terhadap nenek moyang merupakan kepercayaan bahwa


setiap orang yang meninggal akan menuju ke alam atau tempat yang lebih baik.

Manusia paleolitikum yakin bahwa setiap kejadian disebabkan kemarahan nenek


moyang.

Sebagai contoh ketika gunung meletus. Mereka yakin bahwa penunggu gunung
sedang marah, atau saat gempa bumi berlangusn, mereka yakin penunggu tanah
juga sedang marah. 

Peninggalan Zaman Paleolitikum


Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa pada zaman paleolitikum semua
peralatannya masih sangat sederhana.

Manusia di zaman ini hanya membuat peralatan dengan cara memukul batu ke batu
lain yang lebih keras, sehingga nantinya akan menghasilkan serpihan lain yang lebih
kecil.

Berikut adalah peninggalan alat-alat yang ada di zaman paleolitikum:


1. Kapak Genggam

Kapak genggam ini banyak ditemukan di daerah Pacitan dan biasa disebut sebagai
“chopper” (alat penetak/pemotong).

Dinamakan kapak genggam karena alat ini bentuknya menyerupai kapak namun
tidak memiliki tangkai atau pegangan, sehingga cara menggunakannya dengan cara
menggenggam.

Cara membuat kapak ini yakni memangkas salah bagian dari batu hingga tajam
serta sisi lainnya dibiarkan begitu saja.

Kapak genggam berfungsi sebagai alat untuk menggali umbi, memotong, dan
menguliti binatang.

2. Kapak Perimbas
Fungsi dari kapak perimbas yaitu untuk merimbas kayu, memahat tulang, serta
digunakan sebagai senjata.

Alat ini juga ditemukan di daerah Pacitan, selain itu alat ini juga ditemukan di
Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), Lahat, (Sumatra Selatan), dan
Goa Choukoutieen (Beijing).

Namun karena kebanyakan kapak ini ditemukan di Pacitan, maka oleh Ralp Von
Koenigswald disebut sebagai kebudayan Pacitan.

3. Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa

Alat-alat yang berbahan tulang binatang dan tanduk rusa juga merupakan
peninggalan dari zaman ini.

Alat ini merupakan hasil dari kebudayaan ngandong. Alat ini didominasi dengan alat
yang berupa penusuk (belati) serta ujung tombak yang bergerigi.

Alat ini berfungsi sebagai pengorek ubi dan juga keladi dari dalam tanah serta
digunakan untuk menangkap ikan.
4. Flakes

Flakes merupakan peralatan yang berbentuk mini yang terbuat dari batu Chalcedon
berfungsi sebagai alat pengupas makanan.

Flakes juga merupakan hasil dari kebudayaan ngandong. Selain digunakan sebagai
alat pengupas makanan, flakes juga digunakan untuk berburu, menangkap ikan,
mengumpulkan ubi serta buah-buahan.

Anda mungkin juga menyukai