Zaman paleolitikum atau zaman batu tua kira-kira berlangsung di awal pleistosen
yakni sekitar 600.000 tahun yang lalu.
Adapaun tiga jenis yang hidup pada zaman paleolitikum, ketiga manusia tersebut
yaitu:
1. Homo Wajakensis
2. Meganthropus paleojavanicus
3. Homo Erectus dan Homo Soliensis
Berdasarkan temuan oleh para arkeolog, pada zaman paleolitikum terdapat dua
macam kebudayaan di Indonesi. Perhatikan penjelasan di bawah.
1. Kebudayaan Pacitan
Penemuan kapak genggam dan peralatan batu oleh Von Koenigswald. Pada tahun
1935 di daerah Pacitan merupakan tanda kebudayaan pacitan turut serta
melengkapi zaman paleolitikum.
Kapak dalam kebudayaan ini masih sangat kasar yang juga disebut sebagai kapak
penetak. Tak hanya di Pacitan, alat tersebut juga banyak ditemukan di Gombang
dan Progo (Jawa Tengah), Suka Bumi, dan Lahat.
2. Kebudayaan Ngandong
Tak hanya itu saja, beberapa alat yang berukuran kecil berbahan dasar bebatuan
yang indah juga ditemukan di daerah dekat Sangiran.
Advertisement
Benda tersebut juga disebut sebagai Serbih Pilah. Penemuan lukisan telapan tangan
berwarna merah serta lukisan babi hutan pada dinding-dinding gua juga mendukung
keberadaan kebudayaan Ngandong.
Animisme merupakan kepercayaan bahwa dalam setiap benda memiliki roh. Hal
tersebut dibuktikan dengan adanya tulang belulang manusia yang telah mati di
dalam gua.
Sebagai contoh ketika gunung meletus. Mereka yakin bahwa penunggu gunung
sedang marah, atau saat gempa bumi berlangusn, mereka yakin penunggu tanah
juga sedang marah.
Manusia di zaman ini hanya membuat peralatan dengan cara memukul batu ke batu
lain yang lebih keras, sehingga nantinya akan menghasilkan serpihan lain yang lebih
kecil.
Kapak genggam ini banyak ditemukan di daerah Pacitan dan biasa disebut sebagai
“chopper” (alat penetak/pemotong).
Dinamakan kapak genggam karena alat ini bentuknya menyerupai kapak namun
tidak memiliki tangkai atau pegangan, sehingga cara menggunakannya dengan cara
menggenggam.
Cara membuat kapak ini yakni memangkas salah bagian dari batu hingga tajam
serta sisi lainnya dibiarkan begitu saja.
Kapak genggam berfungsi sebagai alat untuk menggali umbi, memotong, dan
menguliti binatang.
2. Kapak Perimbas
Fungsi dari kapak perimbas yaitu untuk merimbas kayu, memahat tulang, serta
digunakan sebagai senjata.
Alat ini juga ditemukan di daerah Pacitan, selain itu alat ini juga ditemukan di
Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), Lahat, (Sumatra Selatan), dan
Goa Choukoutieen (Beijing).
Namun karena kebanyakan kapak ini ditemukan di Pacitan, maka oleh Ralp Von
Koenigswald disebut sebagai kebudayan Pacitan.
Alat-alat yang berbahan tulang binatang dan tanduk rusa juga merupakan
peninggalan dari zaman ini.
Alat ini merupakan hasil dari kebudayaan ngandong. Alat ini didominasi dengan alat
yang berupa penusuk (belati) serta ujung tombak yang bergerigi.
Alat ini berfungsi sebagai pengorek ubi dan juga keladi dari dalam tanah serta
digunakan untuk menangkap ikan.
4. Flakes
Flakes merupakan peralatan yang berbentuk mini yang terbuat dari batu Chalcedon
berfungsi sebagai alat pengupas makanan.
Flakes juga merupakan hasil dari kebudayaan ngandong. Selain digunakan sebagai
alat pengupas makanan, flakes juga digunakan untuk berburu, menangkap ikan,
mengumpulkan ubi serta buah-buahan.