KELAS-JURUSAN : X-TKJ
NO.URUT ABSEN : 29
ZAMAN BATU
Zaman Batu adalah masa zaman prasejarah yang luas, ketika manusia menciptakan alat
dari batu (karena tak memiliki teknologi yang lebih baik). Zaman batu juga bisa disebut zaman sebelum
manusia mengenal logam sehingga menggunakan batu sebagai bahan utama untuk membuat peralatan.
Kayu, tulang, dan bahan lain juga digunakan, tetapi batu dibentuk untuk dimanfaatkan sebagai alat
memotong dan senjata. Istilah ini berasal sistem tiga zaman. Zaman Batu sekarang dipilah lagi menjadi
masa Paleolitikum, Mesolitikum,Megalitikum dan yang masing-masing dipilah-pilah lagi lebih jauh.
Zaman ini mencakup sekitar 95% masa prasejarah teknologi manusia. Zaman ini dimulai dari
penggunaan alat batu pertama oleh hominin sekitar 3,3 juta tahun yang lalu hingga akhir Pleistosen
sekitar 11.650 tahun yang lalu.
.Zaman Batu Tua (Palaeolitikum) Disebut Zaman Batu Tua karena alat-alat batu buatan manusia masih
dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini
disebut masa mengumpulkan makanan (food gathering). Manusia di zaman Batu Tua masih hidup secara
nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam.
Homo Wajakensis
Meganthropus paleojavanicus
Homo Erectus dan Homo Soliensis
Kebudayaan zaman paleolitikum
Ada dua kebudayaan yang menjadi patokan zaman Batu Tua, yaitu:
Hidupnya nomaden, Karena mereka belum punya tempat tinggal yang tetap jadi mereka
hidupnya pindah pindah tempat. Tempat mereka tinggal itu di padang rumput, goa, dan yang
deket sama sumber air (sungai, laut, pantai, dll). Mereka nyari tempat tinggal yang deket sama
sumber air soalnya sumber air bisa buat sumber air minum, sumber makanan sama sarana
transportasi.
Hidupnya berkelompok kecil, karna kalo mereka hidup berkelompok kecil lebih mudahin mereka
bergerak buat cari makanan.
Hidupnya bergantung(ketergantungan) sama alam sekitar mereka, mereka makan tinggal
bergantung sama alam disekitar mereka.
Alat alat pada zaman paleolitikum masih pake alat yang sederhana buat bantu kegiatan mereka
mencari makan. Alat yang dibuat bentuknya masih kasar, contohnya kapak genggam yang
fungsinya buat memotong, menggali dan menguliti binatang.
Masih pake bahasa yang sederhana buat berkomunikasi.
Kayak yang tadi dibilang kalo alat alat zaman paleolitikum masih sederhana. Alat alat itu dibuat dengan
cara memukulkannya ke batu lain yang lebih keras, jadi bisa ngehasilin serpihan batu yang lebih kecil.
Berikut ini adalah alat alat pada zaman paleolitikum:
1. Kapak Genggam
Kapak genggam banyak ditemuin di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut “chopper” (alat
penetak/pemotong).
Alat ini dinamain kapak genggam karena alat yang serupa dengan kapak, tapi tidak bertangkai dan cara
makenya dengan cara digenggam.
Cara membuat kapak genggam dengan memangkas salah satu sisi batu sampe menajam dan sisi lainnya
dibiarin apa adanya buat tempat menggenggam.
Kapak genggam gunanya buat menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.
2. Kapak Perimbas
Kapak perimbas ini fungsinya buat merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata Manusia
kebudayan Pacitan adalah jenis Pithecanthropus.
Alat ini juga ditemukin di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra selatan), dan
Goa Choukoutieen (Beijing).Alat ini paling banyak ditemuin di daerah Pacitan, Jawa Tengah jadi sama
Ralp Von Koenigswald disebut kebudayan pacitan.
Salah satu alat peninggalan zaman batu tua yaitu alat yang dibuat dari tulang binatang. Alat-alat dari
tulang ini termasuk hasil kebudayaan Ngandong.Kebanyakan alat dari tulang ini berupa alat
penusuk(belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengorek ubi dan keladi
dari dalam tanah.Abis itu alat ini juga biasa dipake buat menangkap ikan.
4. Flakes
Flakes itu alat alat kecil yang dibuat dari batu Chalcedon, yang bisa dipake buat mengupas
makanan. Flakes juga termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama kayak alat alat dari tulang
binatang.Fungsi alat ini pada umumnya dipake buat berburu, menangkap ikan, mengumpulkan
ubi dan buah-buahan.Sesuai dengan daerah tempat penemuannya, zaman paleolitikum punya dua
macam kebudayaan di Indonesia, yaitu kebudayaan
1.Kebudayaan Pacitan
Kebudayaan pacitan itu ditandai sama ditemuinnya alat batu dan kapak genggam di daerah Pacitan
tahun 1935 yang ditemuin sama Von Koenigswald.Kapak kapak itu adalah kapak kapak yang dibuat
dengan cara kasar yang disebut dengan kapak penetak.Selain di Pacitan, di daerah Sukabumi (Jawa
Barat), Perigi dan Gombong (Jawa Tengah), Tambang Sawah (Bengkulu), Lahat (Sumatra Selatan), serta
di berbagai tempat lainnya kayak di Kalianda (Lampung), Cabenge (Sulawesi Selatan), Awal Bangkal
(Kalimantan Selatan), Truyan (Bali), Maumere (Flores), dan Atambua (Timor) juga banyak ditemuin alat
alat kayak gitu.
2. Kebudayaan Ngandong
Kalo kebudayaan Ngandong ditandai sama ditemuinnya alat alat yang dibuat dari tulang, alat penusuk
dari tanduk rusa, flakes dan ujung tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo.Abis itu, ditemuin
juga alat yang kecil banget dari batu batuan yang cantic di deket Sangiran. Benda ini disebut dengan
Serbih Pilah.Keberadaan kebudayaan Ngandong ini didukung juga sama penemuan lukisan di dinding
dinding goa yang berupa lukisan tapak tangan berwarna merah sama lukisan babi hutan yang ditemuin
di Goa Leang Pattae (Sulawesi Selatan).
Jadi di zaman batu tua ini semuanya masih sederhana, mulai dari alat alat yang dipake sampe cara
mereka buat memenuhi kebutuhan sehari harinya dan mereka juga hidupnya bergantung sama alam
sekitarnya.Peninggalan peninggalan zaman batu tua ini juga lumayan banyak, contohnya ya kayak fosil
fosil sama alat alat yang ditemuin dan buat yang mau liat, bisa liat di museum yang ada di sangiran.Tapi
ga cuma di sangiran doang, di museum nasional juga ada. jadi buat yang penasaran bisa langsung
meluncur kesana.
Keadaan alam pada masa ini relatif lebih stabil sehingga manusia bisa hidup dengan suasana
yang lebih tenang, karena hidup lebih tenang mereka dapat mengembangkan kebudayaan
mereka.
Manusia pendukung kebudayaan mesolitikum yaitu homo sapiens lebih cerdas dari
pendahulunya.
Kehidupan zaman mesolitikum
Kalau ditanya kehidupannya sudah berbeda dengan zaman sebelumnya, tidak jauh berbeda sih. Mereka
masih memenuhi kebutuhan keseharian dengan mengumpulkan makanan dan juga berburu.Tapi, pada
zaman ini manusia lebih cerdas dibandingkan dengan para pendahulunya.Mereka sudah mulai menetap
dan membangun tempat tinggal yang semi permanen dan mereka juga mulai bercocok tanam meskipun
dengan cara yang masih sederhana. Tempat yang mereka pilih untuk dijadikan tempat tinggal umumnya
berlokasi di:
Sehingga di lokasi lokasi tersebut banyak ditemukan peninggalan peninggalan kebudayaan manusia
pada zaman itu.Manusia purba pada zaman ini masih menggunakan alat alat yang terbuat dari tulang
dan tanduk hewan untuk digunakan dalam kehidupan sehari hari seperti pada zaman mengumpulkan
makanan di zaman paleolitikum.Alat alat pada zaman mesolitikum banyak ditemukan di pulau sumatra,
pulau jawa, pulau bali, dan nusa tenggara bagian timur.Manusia yang hidup di zaman batu tengah ini
sudah mempunyai kemampuan untuk membuat gerabah dari bahan tanah liat.
Benda benda hasil budaya mesolitikum yang di temukan, diantaranya adalah kapak genggam sumatra
(sumatralith pebble culture), flake (flakes culture) di daerah toala, alat dari bahan tulang (bone culture)
di sampung.
Sudah tidak lagi nomaden atau sudah mempunyai tempat tinggal yang semi permanen seperti di
gua, dan di pantai.
Sudah mempunyai kemampuan untuk bercocok tanam walaupun masih menggunakan cara yang
sederhana
Sudah bisa membuat kerajinan dari gerabah.
Masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
Alat alat yang dihasilkan hampir sama dengan zaman palaeolithikum yaitu alat alat yang terbuat
dari batu dan masih kasar.
Ditemukannya sampah dapur yang disebut kjoken mondinger.
Manusia pendukung zaman mesolitikum
Manusia purba pada zaman mesolitikum memiliki kecerdasan yang lebih dibandingkan dengan manusia
purba pada zaman paleolitikum.Dengan tatanan sosial yang lebih rapih, tertata dan juga maju pada saat
itu menjadi bukti zaman ini lebih baik.Salah satu jenis manusia pendukung zaman mesolitikum adalah
bangsa melanosoid. Bangsa ini menyerupai nenek moyang orang Sakai, Aeta, Aborigin dan juga Papua.
4. Kebudayaan bacson-hoabinh
Bacson hoabinh merupakan kebudayaan yang ditemuka di dalam bukit-bukit kerang dan gua di Indo-
china, sumatera timur, dan melaka.Terdapat alat seperti batu giling yang ditemukan di gua
itu.Peninggalan yang satu ini cukup unik, kalau ada orang yang meninggal, mayatnya diposisikan dengan
posisi berjongkok kemudian diberi cat warna merah. Tujuan pemberian cat tersebut katanya sih “supaya
mengembalikan hayat kepada mereka yang masih hidup”
5. Kebudayaan toala
Sebagian besar kebudayaan toala membuat alatnya dari batu yang menyerupai batu api dari eropa,
seperti kaleson, jaspis, obsidian dan kapur.Budaya ini beda dengan bacson-hoabinh. Kalau ada yang
meninggal, dia akan dikuburkan didalam gua dan kalau tulang belulangnya telah mengering akan
diberikan kepada keluarganya sebagai kenang-kenangan.Biasanya kaum perempuan akan menjadikan
tulang belulang tersebut sebagai kalung.
Alat zaman mesolitikum
Berikut ini alat-alat pada zaman mesolitikum:
3. Pipisan
Ada juga pipisan, yaitu batu batu penggiling beserta dengan landasannya. Selain digunakan untuk
menggiling makanan, batu ini juga digunakan untuk menghaluskan cat merah yang berasal dari tanah
merah.
Zaman neolitikum atau zaman batu muda yaitu tingkat atau fase kebudayaan yang ada dalam zaman
prasejarah ini mempunyai ciri – ciri berupa unsur kebudayaan.Unsur kebudayaan itu seperti peralatan
yang terbuat dari batu yang diasah, peternakan, pertanian menetap, dan pembuatan tembikar.Pada
zaman neolitikum ini udah hidup jenis Homo sapiens sebagai pendukung kebudayaan zaman batu baru
tersebut.Mereka mulai mengenal bercocok tanam dan beternak, sebagai proses buat menghasilkan atau
memproduksi bahan makanan.Hidup bermasyarakat dengan bergotong – royong mulai dikembangkan
pada masa atau zaman neolitikum ini.
Kira-kira 1500 tahun yang lalu, manusia udah mulai memasuki zaman dimana mengalami berbagai
bentuk perubahan dari masa yang sebelumnya.Karena, mereka udah mempunyai tempat tinggal yang
sifatnya menetap dan melakukan kegiatan bercocok tanam.Waktu itu, jenis tanaman yang dipakai buat
bercocok tanam diantaranya seperti keladi, labu air, ubi rambat, padi gaga, sukun, pisang, dan kelapa.Di
dalam masa ini, cara bertahan hidup yang dipakai oleh masyarakat sudah mengalami perkembangan
yang sangat pesat, yang awalnya menerapkan sistem Food Gathering berubah jadi Food Producting yang
terdiri dari bercocok tanam dan memelihara hewan ternak.Dimasa inilah, manusia udah mempunyai
tempat tinggal berupa rumah panggung yang sifatnya permanen buat melindungi diri mereka dari
perubahan cuaca dan serangan dari binatang buas.Selain itu, mereka juga udah menciptakan lumbung –
lumbung yang dipakai sebagai tempat buat menyimpan hasil panen yang berupa, padi yang akan di
giling jadi beras.Mereka udah mampu bekerja sama dalam menebang hutan, membakar semak,
menabur atau menanam benih, memetik hasil ladang, mendirikan rumah, dan menyelenggarakan
upacara.Buat mengatur kehidupan bersama, mereka juga memulai memilih peran buat dijadikan
pemimpin (primus interpares atau yang utama dari sesamanya), yaitu Ketua Suku/Ratu/Datuk.
Ada beberapa ciri-ciri yang menggambarkan perkembangan di masa Neolitik yang bisa membedakannya
dengan zaman yang sebelumnya, diantarannya yaitu:
Bahan yang dipakai untuk membuat anyaman adalah bambu, rumput, dan rotan. Teknik yang dipakai
yaitu berupa teknik anyak dengan pola geometrik.Kerajinan ini umumnya dipakai sebagai wadah atau
peralatan rumah tangga seperti kursi, meja, bahkan sampai wadah nasi yang masih dipakai sampai saat
ini.
2. Pakaian
Berdasarkan temuan yang ditemukan di Ampah, Kalimantan Selatan, di Kalumpang, Minanga, Sippaka
(Poso, Sulawesi Tengah) yaitu berupa alat pemukul kulit kayu, di yakini alat tersebut dipakai untuk
membuat pakaian.Pakaian tersebut dibuat dari tenunan serat dari kulit kayu. Bahan yang dipakai untuk
membuat pakaian pada masa itu yaitu serat abaka (sejenis pisang) dan rumput doyo.
3. Gerabah
Bahan dasar yang dipakai berupa tanah liat yang dicampur dengan pasir dan teknik yang dipakai
yaitu teknik tangan dikombinasi teknik tatap jadi hasil gerabah masih kasar dan juga tebal.Contoh
gerabah yang dihasilkan diantaranya seperti periuk, cawan, piring, dan pedupaan.Gerabah ini sering
sekali dipakai sebagai tempat makanan, minuman, dan buat keperluan upacara adat.Gerabah pada
Zaman Neolitikum banyak ditemukan di daerah Kendenglembu, Banyuwangi (Jawa Timur),
Kalumpang dan Minanga, Sippaka (Sulawesi Tengah), Danau Poso (Sulawesi Tengah), dan Minahasa
(Sulawesi Utara).
4. Kapak Persegi
Kapak persegi ini dibuat dari batu persegi. Kapak tersebut dipakai buat mengerjakan kayu, menggarap
tanah, dan melaksanakan upacara.Di Indonesia, kapak persegi disebut juga dengan beliung persegi yang
banyak sekali ditemukan di daerah Jawa, Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Nusa tenggara.
5. Kapak Lonjong
Kenapa, kok bisa disebut dengan kapak lonjong? Karena penampangnya berbentuk lonjong dan
ukurannya itu ada yang besar serta ada yang kecil.Alat ini dipakai sebagai cangkul buat menggarap tanah
dan memotong kayu atau pohon. Jenis kapak lonjong ini ditemukan di Maluku, Papua, dan Sulawesi
Utara.
6. Perhiasan
Masyarakat praaksara udah mengenal perhiasan, diantaranya berupa gelang, kalung, serta juga anting-
anting.Perhiasan ini banyak sekali dan kamu bisa temukan di daerah Jawa Barat, dan juga Jawa Tengah.
7. Mata Panah
Mata panah ini terbuat dari batu yang diasah dengan secara halus dan fungsi dari mata panah ini buat
berburu.Penemuan mata panah terbanyak di Jawa Timur dan juga Sulawesi Selatan.
8. Perahu
Teknik yang dipakai untuk membuat perahu saat itu masih sangat sederhana. Bahan yang dipakai seperti
batang pohon, meranti, lanang, dan kedondong.Setiap pohon yang dipilih untuk membuat perahu,
sebelum ditebang harus didahului dengan upacara. Pembuatan perahu dimulai dari luar ke dalam.Sisi
dalam dari perahu itu dikeruk memakai ujung pasak yang dipakukan dan dibuat dengan ketebalan yang
sama dengan kondisi luar.Supaya perahu gak terbalik, dipasang cadik atau katik yang fungsinya sebagai
penyeimbang dan buat menggerakan perahu udah dipasang sebuah layar.Umumnya, layar yang dipakai
adalah layar sudu – sudu (sudu = suru dalam bahasa Jawa).Selain itu, saat ini juga udah dikenal sistem
perdagangan dengan cara barter atau tukar menukar barang. Nilai dari besar kecilnya suatu barang
ditentukan oleh kesepakatan kedua belah pihak.Benda atau bahan yang biasanya dibarterkan yaitu
ramuan hasil hutan, hasil pertanian/peternakan, hasil kerajinan seperti gerabah, beliung, perhiasan,
perahu, dan garam/ikan laut.
Membujur
Terlipat atau meringkuk.
Mayat selalu dibaringkan mengarah ke tempat roh/arwah para leluhur (contohnya di puncak
gunung).Ada juga bekal buat sang mayat atau jenazah dalam perjalanan ke dunia roh berupa seekor
anjing, unggas, serta manik – manik.Penguburan seperti ini bisa kamu temui atau jumpai di Anyer dan di
Plawangan (Jawa Barat), serta Rembang (Jawa Tengah).
Penguburan dengan teknik ini biasanya diterapkan di daerah Gilimanuk (Bali), Lomblen Flores (NTT),
Melolo (Sumba), dan Lesung Batu (Sumatra Selatan).Cara penguburannya yaitu mayat dikubur secara
langsung didalam tanah, tanpa diikuti dengan upacara atau doa tertentu.Setelah diperkirakan mayat
udah berubah jadi kerangka, makam lalu digali lagi. Kemudian, kerangka tersebut dicuci dan diberi
hematit pada persendian, lalu diletakkan dalam tempayan atau sarkofagus.Ada kepercayaan yang
menyebutkan, kalo seseorang yang udah meninggal jiwanya akan ada di alam roh dan setiap orang
punya tempatnya yang beda dengan orang lain.Perbedaan tempat tesebut ditentukan dengan amal
perbuatan yang dilakukan selama masih hidup di dunia dan besarnya upacara kematian/penguburan
yang diselenggarakan.Puncak dari penyelenggaraan upacara ditandai dengan pendirian bangunan batu
besar yang juga disebut dengan megalith.
Kehidupan masyarakat dalam bidang ekonomi ini sangat berkembang pesat, karena udah ada sistem
perdagangan dengan cara barter atau tukar menukar barang.Kepercayaan di zaman neolitikum ini mulai
mengenal Dewa, dan saat itu juga udah mengenal sistem berburu dengan memakai mata
panah.Masyarakat pada saat ini udah mengerti cara bercocok tanam, hidup menetap, beternak, dan
mulai membuat peraturan hidup bersama dalam suatu kelompok.
Arca atau patung merupakan batu yang berbentuk binatang atau manusia, buat melambangkan nenek
moyang dan dipakai sebagai pujaan.Arca atau patung ini banyak sekali ditemukan di daerah Pasemah
(Sumatra Selatan) dan Lembah Bada Lahat (Sulawesi Selatan).
2. Menhir
Menhir merupakan sebuah batu besar tunggal yang bentuknya seperti tiang atau tugu, fungsinya
sebagai tanda peringatan arwah nenek moyang.Menhir ini bisa kamu temukan di daerah Rembang
(Jawa Tengah), Lahat (Sumatra Selatan), Pasemah (Sumatra Selatan), dan Ngada (Flores).
3. Punden Berundak-undak
Punden berundak merupakan bangunan yang berteras – teras dan dipakai sebagai tempat pemujaan
roh nenek moyang.Dalam perkembanyannya, pundek berundak-undak juga disebut sebagai bentuk awal
dari candi di Indonesia.Pundek berundak ini banyak sekali ditemukan di daerah Kuningan (Jawa Barat),
Lebak Sibedug (Banten Selatan), dan Leles (Garut).
4. Waruga
Wargua merupakan kubur batu yang bentuknya kubus atau bulat, terbuat dari batu utuh yang
besar.Waruga ini banyak sekali dan bisa kamu temukan di daerah Sulawesi Utara dan juga Sulawesi
Tengah.
5. Sarkofagus
Sarkofagus juga merupakan peti yang dipakai buat menyimpan jenazah, cuma aja bentuk dari
sarkofagus seperti palung atau lesung yang terbuat dari batu utuh dan udah diberi penutup.Sarkofagus
ini banyak sekali ditemukan di daerah Bali dan juga Bondowoso (Jawa Timur).
6. Kubur Batu
Kubur batu merupakan peti yang dipakai sebagai tempat penyimpanan jenazah atau mayat dan terbuat
dari bahan dasar batu.Kamu bisa menemukan kubur batu ini di daerah Cepu (Jawa Tengah), Wonosari
(Yogyakarta), Bali, Cirebon (Jawa Barat), Pasemah (Sumatera Selatan).
7. Dolmen
Dolmen merupakan meja batu yang dipakai sebagai tempat sesaji dan pemujaan kepada nenek
moyang.Dolmen atau meja batu ini mempunyai fungsi sebagai penutup sarkofagus.Kamu bisa
menemukan Dolmen atau meja batu ini di daerah Besuki, Jawa Timur dan dikenal sebagai pandhusa.
Food Producing atau menghasilkan makanan sendiri terjadi saat manusia udah mulai bisa bercocok
tanam dan hidup secara menetap (sedenter).Perubahan dari food gathering (mengumpulkan makanan)
jadi food producing (menghasilkan makanan sendiri), lalu pola tempat tinggal yang dari berpindah-
pindah (nomaden) jadi menetap (sedenter) dengan membuat rumah.Perubahan ini terjadi pada zaman
neolitikum, dengan bukti ditemukan alat – alat seperti Kapak Persegi dan Kapak Lonjong yang
diperkirakan dipakai sebagai alat pertanian.Jadi pada masa food producing, pada kehidupan manusia
purba mengalami perubahan yang signifikan yaitu BENAR.Dan juga sebab pada masa food producing,
manusia mulai hidup menetap dan mengolah tanah, juga BENAR dan punya hubungan.
Pengertian megalitikum
Zaman Batu Besar (Megalitikum), Kenapa disebut zaman batu besar, karena waktu itu manusia masih
hidup memakai batu yang berukuran besar sebagai peralatan sehari-hari.Menurut hasil analisis dari para
ahli arkeolog, menyebutkan bahwa Ciri-ciri zaman atau masa megalitikum ini terletak pada fosil yang
ditemukan
Ada beberapa ciri – ciri mendasar pada zaman megalitikum ini, diantaranya sebagai berikut:
6.Menggunakan sistem hukum rimba (primus interpercis) yaitu memilih yang terkuat dari yang terkuat.
Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan megalitikum ini menyebar ke Indonesia melalui 2 gelombang,
yaitu:
1.Megalitikum Tua
Megalitikum tua ini menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum sekitar (2500 sampai 1500 SM)
yang dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu).Contoh bangunan Megalitikum:
Arca-arca, Statis, Menhir, Punden berundak-undak.
2. Megalitikum Muda
Megalitikum muda ini menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu sekitar (1000 sampai 100 SM) yang
dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu).Contoh bangunan megalitikum: Dolmen,
Arca-arca dinamis, Peti kubur batu, dan Waruga Sarkofagus.
* Menhir
Tugu batu atau tiang batu terbuat dari batu tunggal dan ditempatkan di tempat tertentu. Berfungsi sebagai
tempat pemujaan roh nenek moyang dan tanda peringatan orang yang telah meninggal. Ditemukan di
Sumatera, Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
* Dolmen
Meja batu tempat untuk meletakkan sesaji yang akan dipersembahkan kepada roh nenek moyang.Di bawah
dolmen biasanya terdapat kubur batu.Ditemukan di Sumatera Barat dan Sumbawa.
* Sarkofagus
Peti jenazah yang terbuat dari batu utuh (batu tunggal). Sarkofagus yang ditemukan di Bali sampai sekarang
tetap dianggap keramat dan memiliki kekuatan magis oleh masyarakat setempat.
*Kubur batu
Peti jenazah yang terdiri dari lempengan batu pipih. Ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat.
*Punden berundak
Bangunan suci tempat memuja roh nenek moyang yang dibuat dengan bentuk bertingkat-tingkat. Ditemukan
di daerah Lebak, Cibedug, Banten.
*Waruga
Kubur batu yang berbentuk kubus dan terbuat dari batu utuh. Ditemukan di Sulawesi Tengah dan Utara.
*Arca
Patung yang menggambarkan manusia atau binatang. Binatang yang dibuat arca antara lain kerbau, gajah,
dan kera. Ditemukan di Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
1. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial ini udah ada sejak zaman neolitikum sampai dengan zaman perunggu.Manusia pada
zaman megalitikum ini udah bisa membuat dan meninggalkan kebudayaan di zaman batu besar.
2. Kehidupan Kebudayaan
Megalitikum meninggalkan kebudayaan yang cukup unik dan menarik. Bahkan di zaman modern
sekarang ini, kita masih bisa menemui kebudayaan tersebut.Hal terebut disebabkan adanya suku di
Indonesia yang masih tetap melestarikan kebudayaan yang ada di masa atau zaman megalitikum.
Contohnya: Bangunan dengan batu yang berundak, hal tersebut sama dengan peninggalan yang ada di
zaman ini yang disebut pundek berundak.
Kapak persegi
Kapak lonjong
Menhir
Dolmen
Kubur batu
Waruga
Sarkobagus
Puden berudak-undak
Arca – arca.
3. Kehidupan Ekonomi
Pada kehidupan ekonomi ini, alat – alat yang dipakai pada zaman megalitikum yaitu berbahan dasar dari
batu.
4. Kehidupan Kepercayaan
Pada kehidupan kepercayaan ini, mulai berinisiatif buat mendirikan bangunan batu yang berukuran
besar atau megalitik sebagai tempat beribadah.
Budaya megalitik inilah yang menjadi ciri khas asli dari nenek moyang Indonesia, sebelum menerima
pengaruh dari Hindu, Islam, serta Kolonial.
Ada beberapa jenis manusia pendukung yang hidup pada zaman megalitikum, diantaranya yaitu:
Apa itu zaman pembentukan bumi masa ini adalah masa terbentuknya lapisan kulit bumi,berdasarkan
ilmu geologi perkembangan
Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba, Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal
pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Batuan masa ini
ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua.
Coba perhatikan, masa ini adalah masa pembentukan kerakbumi. Jadi kerakbumi terbentuk setelah
pendinginan bagian tepi dari “balon bumi” (bakal calon bumi). Plate tectonic / Lempeng tektonik yang
menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini. Lingkungan hidup mas itu tentunya mirip dengan
lingkungan disekitar mata-air panas.
Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal
terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera berupa
mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan
Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan awal terbentuknya
hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal
menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes). Enkaryotes ini akan menjadi tumbuhan
dan prokaryotes nantinya akan menjadi binatang.
Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-
ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai
sebagai fosil sejati pertama.
Kambrium berasal dari kata “Cambria” nama latin untuk daerah Wales di Inggeris sana, dimana batuan
berumur kambrium pertama kali dipelajari.
Banyak hewan invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan berada di
lautan. Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai pelindung. Fosil yang umum
dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska, Ekinodermata,
Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit).
Sebuah daratan yang disebut Gondwana (sebelumnya pannotia) merupakan cikal bakal Antartika, Afrika,
India, Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau
masih berupa benua-benua kecil yang terpisah.
Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling tua)
dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid
(Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona.Koral dan Alga berkembang
membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah,
sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar. Meluapnya Samudra dari Zaman Es
merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah
samudera yang berada di antaranya.
Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan
berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam lautan. Serbuan ke daratan masih terus
berlanjut selama zaman ini. Hewan Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan. Tumbuhan darat
semakin umum dan muncul serangga untuk pertama kalinya. Samudera menyempit sementara, benua
Gondwana menutupi Eropa, Amerika Utara dan Tanah Hijau (Green Land).
Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan
ampibi meningkat dalam jumlahnya.
Pohon pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa
pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua di muka bumi menyatu membentuk satu masa
daratan yang disebut Pangea, mengalami perubahan lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan. Di
belahan bumi utara, iklim tropis
menghasilkan secara besar-besaran, rawa-rawa yang berisi dan sekarang tersimpan sebagai batubara.
Zaman Perm (290 -250 juta tahun lalu)
Perm adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia.
Reptilia meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan konifer dan Grikgo primitif.
Hewan Ampibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman perm diakhiri dengan kepunahan micsa dalam
skala besar, Tribolit, banyak koral dan ikan menjadi punah.
Benua Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai satu massa daratan, Lapisan es menutup
Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika, membendung air dan menurunkan muka air laut. Iklim
yang kering dengan kondisi gurun pasir mulai terbentuk di bagian utara bumi.
Kesimpulan :
Planet kita diperkirakan mulai terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu. Sejak itu penampilan aslinya hampir
tidak pernah berubah. bumi ini cocok untuk menciptakan dan mengembangbiakkan bentuk kehidupan
sejak pertama kali terbentuk. Tim peneliti barat menolak teori tentang bumi seluruhnya diselubungi
samudera sebelum spesies laut pertama menginjak daratan.
Apa itu big bang,Big bang adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan
dan bentuk awal alam semesta.
Sudah sejak lama Teori Big Bang atau Dentuman Besar disebut sebagai penyebab terbesar
terbentuknya alam semesta pada hampir 14 miliar tahun lalu. Berdasarkan permodelan ledakan ini,
alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus menerus
hingga mendingin pada waktu ini.Dalam pengukuran tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula
sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian dijadikan sebagai referensi waktu terjadinya Dentuman
Besar.Pada tahun 1924, penelitian yang dilakukan oleh Edwin Hubble terhadap jarak nebula spiral
terdekat menunjukkan bahwa material itu sebenarnya merupakan galaksi lain.Georges Lemaitre,
fisikawan dari Belgia, pada tahun 1927 menyebut bahwa resesi nebula yang disiratkan oleh "persamaan
Friedmann" (serangkaian persamaan dalam bidang kosmologi fisik yang mengatur pengembangan ruang
dalam model alam semesta yang homogen dan isotropik dalam konteks relativitas umum, dirumuskan
oleh Alexander Friedmann pada tahun 1922) dan "relativitas umum" Albert Einstein (teori geometri
mengenai gravitasi yang diperkenalkan oleh Einstein pada 1916) diakibatkan oleh alam semesta yang
mengembang.Pada tahun 1931 Lemaitre lebih jauh lagi memaparkan, pengembangan alam semesta --
seiring berjalannya waktu-- memerlukan syarat bahwa alam semesta mengerut seiring berbaliknya
waktu, sampai pada suatu ketika di mana seluruh massa alam semesta berpusat pada satu titik, yaitu
"atom purba", tempat waktu dan ruang bermula.Publik pertama kali diperkenalkan istilah Teori Big Bang
sebagai dasar acuan terbentuknya alam semesta karena astronom Inggris, Fred Hoyle.
Pada tanggal 28 Maret 1949, Hoyle menciptakan ungkapan kontroversial dalam siaran BBC, dengan
mengatakan bahwa gagasan "semua persoalan alam semesta yang diciptakan dalam satu ledakan besar
pada waktu tertentu di masa lampau" adalah tidak masuk akal.Setelah Perang Dunia II, terdapat dua
model kosmologis yang memungkinkan. Satunya adalah "teori keadaan tetap" ala Hoyle, yang
mengajukan bahwa materi-materi baru tercipta ketika alam semesta tampak mengembang.Sedangkan
model lainnya adalah teori milik Lemaitre yang memperkenalkan "nukleosintesis ledakan dahsyat" (Big
Bang Nucleosynthesis atau BBN).Ironisnya, justru Hoyle-lah yang mencetuskan istilah Big Bang dengan
merujuk pada teori Lemaitre. Hoyle kemudian memberikan sumbangsih yang besar terhadap usaha para
fisikawan untuk memahami nukleosintesis bintang, yang merupakan lintasan pembentukan unsur-unsur
berat dari unsur-unsur ringan secara reaksi nuklir.Setelah penemuan radiasi gelombang mikro kosmis
pada tahun 1964, kebanyakan ilmuwan mulai menerima bahwa beberapa skenario teori ledakan
dahsyat memang pernah terjadi."Ada sebuah jendela kecil di waktu di mana nukleus dapat terbentuk,"
kata Glennys Farrar, seorang kosmolog di New York University. "Setelah itu, alam semesta terus
mengembang dan mereka tidak dapat bertemu satu sama lain, dan sebelum (jendela) itu menjadi terlalu
panas."Plasma berawan memenuhi alam semesta selama 378.000 tahun ke depan, sampai pendinginan
lebih lanjut yang membiarkan elektron dan proton membentuk atom hidrogen netral, dan kabut pun
hilang.Sinar yang dipancarkan selama proses ini, yang membentang menjadi gelombang mikro, adalah
objek paling awal yang dapat dipelajari oleh para peneliti secara langsung.Dikenal sebagai cosmic
microwave background (CMB), banyak peneliti menganggapnya sebagai bukti terkuat untuk Dentuman
Besar.Setelah berpuluh-puluh tahun mencari di angkasa luar, para ilmuwan kini mengklaim telah
mendeteksi ikatan molekul pertama yang terbentuk di awal Alam Semesta, usai Dentuman Besar atau
Big Bang.Penemuan ion helium hidrida (HeH+) di nebula NGC 7027 mengakhiri perburuan epik para
astronom untuk menemukan molekul yang sulit dipahami di antariksa."Kurangnya bukti tentang
keberadaan helium hidrida di Alam Semesta telah mempertanyakan pemahaman kami tentang kimia di
awal terbentukna Jagat Raya," kata ahli astronomi Rolf Gusten kepada ScienceAlert, yang dikutip pada
Jumat, 19 April 2019."Pendeteksian yang dilaporkan sekarang, sudah menyelesaikan keraguan semacam
itu," lanjutnya.Begitu awal Alam Semesta mendingin usai Big Bang pada hampir 14 miliar tahun yang
lalu, teori menyatakan bahwa ion-ion unsur cahaya mulai bergabung kembali satu sama lain."Dalam
lingkungan yang bebas logam dan kepadatan rendah ini, atom-atom helium netral membentuk ikatan
molekul pertama Alam Semesta dalam ion helium hidrida (HeH+), melalui hubungan radiatif dengan
proton," Gusten dan rekan peneliti menjelaskan dalam sebuah makalah baru.
Cara Mendeteksi
Para ilmuwan memperkirakan HeH+ mungkin terbentuk di nebula pada tahun 1970-an, tetapi sampai
sekarang mereka masih belum pernah bisa mendeteksinya.
Menurut para peneliti, hal itu disebabkan karena atmosfer Bumi pada dasarnya adalah penghalang
untuk spektrometer (instrumen untuk menentukan panjang gelombang pelbagai macam sinar) yang
berbasis di daratan.
Tim dari Gusten mampu mengatasi hambatan-hambatan ini secara serempak, berkat kemampuan
German Receiver for Astronomy at Terahertz Frequencies (GREAT) ketika diterbangkan oleh pesawat
antariksa Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy (SOFIA) milik NASA.
Menurut Gusten, GREAT adalah satu-satunya perangkat yang dapat melakukan pengamatan semacam
ini dan hanya mampu melihat helium hidrida di angkasa luar jika dilepaskan terlebih dahulu di udara.
"Seseorang atau sesuatu tidak dapat melakukan pencarian sejenis ini dari observatorium berbasis darat,
karena pada panjang gelombang 149 μm, atmosfer Bumi benar-benar buram," papar Güsten.
"Jadi, kami harus pergi ke antariksa atau mengoperasikan instrumen kami dari platform dengan terbang
di ketinggian tertentu, seperti SOFIA yang melayang di atas atmosfer yang lebih rendah," lanjutnya.
LEMPENGAN BUMI
Pengertian lempengan bumi,Lempeng bumi merupakan berbagai luasan area yang tercipta
atau terbentuk akibat adanya pecahan pada kerak bumi yang masih-masing memiliki gerakan kearah
tertentu akibat terjadinya konveksi di astenosfer (bagian dalam bumi). Teori
tektonik lempeng merupakan teori yang dikembangkan pada tahun 1960 dan merupakan teori
pembentukan lempeng bumi yang paling masuk aka
Berikut beberapa teori-teori pembentukan lempeng bumi yanjg dikemukakan oleh beberapa ahli.
Kontraksi dan Pemuaian (Contraction and Expansion); Penyusutan bumi terjadi karena adanya
proses pendinginan. Teori ini diambil dari peristiwa penyusutan atau penkerutan pada kulit apel
yang mengering. Kontraksi dan pemuaian mampu menjelaskan beberapa daerah yang
mengalami tekanan seperti deretan gunung berapi, namun tidak dapat menjelaskan tempat-
tempat seperti cekungan dan lembah. Orang yang pertama kali memperkenalkan teori ini adalah
Descretes, Elie de Baumant, dan James Dana tahun 1596 – 1650.
Pengapungan Benua (Continental Drift); Memasuki awal abad ke 20, para ilmuwan tidak
mampu menjelaskan proses dan struktur terbentuknya lempeng bumi menggunakan satu teori
saja. Sehingga banyak ilmuwan yang berlomba-lomba memperkenalkan teori masing-masing
dari mereka. Salah satu ilmuwan tersebut adalah Alfred Wegner seorang meteorologi Jerman
yang mempelajari tentang iklim kuno pergeseran benua. Teori yang dikemukakan oleh Alfred
adalah pengapungan benua pada tahun 1910. Prinsip utama teori ini adalah benua diposisikan
berada di lempengan atau bebatuan yang mengapung di sepanjang permukaan bumi setiap
saat. Kelemahan teori ini adalah tidak masuk akal, sebab menurut Alfred benua menggelincir
diatas dasar laut.
Laurasia-Gondwana; Teori Laurasia-Gondwa adalah teori yang dikemukakan oleh Alexander Du
Toit seorang ahli geologis asal Afrika Selatan. Setelah melakukan kunjungan ke Amerika Selatan,
Alexander menjadi pendukung teori Alfred dan memperkenalkannya pada observasi di A
Geological Comparison of South Amerika with South Africa. Akan tetapi, tidak berselang lama
setelah memperkenalkan teori Alfred. Alexander mengembangkan pemikirannya sendiri pada
tahun 1937 dalam Our Wondering Contonents dan menyatakan pemisahan Pangea
menghasilkan dua benua yaitu Laurasia dan Gondwana.
Pola Magnetik Purba Batuan (Paleomagnetism); Saat perang dunia terjadi, Harry Hass sang
komandan militer memperkerjakan Geologis di Universitas Princeton. Saat itu, Geologis bersama
Harry memperkenalkan penelitian tentang dasar laut untuk memahami topografi dasar laut dan
menyatakan dua topografi penting yaitu punggung samudra serta palung samudra. Selain itu,
mereka berdua juga berpendapat jika benua tidak bergerak di sepanjang kerak bumi. Melainkan,
benua dan kerak bergerak secara bersama-sama.
Arus Konveksi (Convection Current); Teori arus konveksi menjelaskan jika perpecahan benua
dan pergerakan pada lempeng dikarenakan adanya energi yang menggerakannya. Energi yang
mampu menggerakannya berasal dari arus konveksi yang ada di dalam astenosfer bumi.
Sea Floor Spreading; Pergerakan lempeng yang saling menjauhi akhirnya diketahui oleh para
ahli. Pergerakan tersebut mengakibatkan terbentuknya pegunungan yang sangat panjang di
daerah yang jauh. Hal tersebut membuat Morely, Vine, dan Matthews tertarik mempelajarinya
serta mengumpulkan informasi-informasi. Akhirnya setelah melakukan penelitian, ketiganya
menemukan penemuan penting yaitu diantara dua lempeng yang berjauhan ditengahnya akan
terbentuk lempeng samudra baru. Penemuan penting tersebut dinamakan dengan Sea Floor
Spreading dan menjawab pertanyaan pada teori pengapungan benua atau Continental Drill.
Tektonik Lempeng; Teori ini merupakan penggabungan dari beberapa teori seperti pengapungan
benua, Sea Floor Spreading, dan informasi serta teori terbaru. Teori tektonik lempeng merupakan
teori yang dikembangkan pada tahun 1960 dan merupakan teori pembentukan lempeng bumi yang
paling masuk akal. Sebab, teori ini mampu menjelaskan bagaimana terjadinya pembentukan,
pergerakan lempeng terluar bumi dan membuka pola pikiran manusia tentang bumi. Bukan hanya itu
saja, sebab teori ini sangat berguna untuk mendeteksi kejadian geologi hingga menjelakan seluruh
aspek yang ada di bumi ini
PRINSIP-PRINSIP UTAMA
Bagian lapisan luar, interior bumi dibagi menjadi lapisan litosfer dan lapisan astenosfer
berdasarkan perbedaan mekanis dan cara terjadinya perpindahan panas. Llitosfer lebih dingin dan
kaku, sedangkan astenosfer lebih panas dan secara mekanik lemah. Selain itu, litosfer kehilangan
panasnya melalui proses kondisi, sedangkan astenosfer juga memindahkan panas melalui
konveksi dan memiliki gradien suhu yang hampir adiabatik. Pembagian ini sangat berbeda dengan
pembagian bumi secara kimia menjadi inti, mantel, dan kerak. Litosfer sendiri mencakup kerak dan
juga sebagian dari mantel.
Suatu bagian mantel bisa saja menjadi bagian dari litosfer atau astenosfer pada waktu yang
berbeda, tergantung dari suhu, tekanan, dan kekuatan gesernya. Prinsip kunci tektonik lempengan
adalah bahwa litosfer terpisah menjadi lempengan-lempengan tektonik yang berbeda-beda.
Lempengan ini bergerak menumpang di atas astenosfer yang mempunyai viskoelastisitas sehingga
bersifat seperti fluida. Pergerakan lempengan bisa mencapai 10–40 mm/a (secepat
pertumbuhan kuku jari) seperti di Mid-Atlantic Ridge, ataupun bisa mencapai 160 mm/a (secepat
pertumbuhan rambut) seperti di Lempeng Nazca.
Lempeng-lempeng ini tebalnya sekitar 100 km dan terdiri atas mantel litosferik yang di atasnya
dilapisi dengan hamparan salah satu dari dua jenis material kerak.
Yang pertama adalah kerak samudera atau yang sering disebut dengan "sima", gabungan
dari silikon dan magnesium.
Yang kedua adalah kerak benua yang sering disebut "sial", gabungan dari silikon dan aluminium.
Kedua jenis kerak ini berbeda dari segi ketebalan di mana kerak benua memiliki ketebalan yang
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kerak samudera. Ketebalan kerak benua mencapai 30–
50 km sedangkan kerak samudera hanya 5–10 km.
Dua lempeng akan bertemu di sepanjang batas lempeng (plate boundary), yaitu daerah di mana
aktivitas geologis umumnya terjadi seperti gempa bumi dan pembentukan kenampakan topografis
seperti gunung, gunung berapi, dan palung samudera. Kebanyakan gunung berapi yang aktif di
dunia berada di atas batas lempeng, seperti Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) di Lempeng
Pasifik yang paling aktif dan dikenal luas.
Lempeng tektonik bisa merupakan kerak benua atau samudera, tetapi biasanya satu lempeng
terdiri atas keduanya. Misalnya, Lempeng Afrika mencakup benua itu sendiri dan sebagian dasar
Samudera Atlantik dan Hindia.
Perbedaan antara kerak benua dengan kerak samudera ialah berdasarkan kepadatan material
pembentuknya.
Kerak samudera lebih padat daripada kerak benua dikarenakan perbedaan perbandingan
jumlah berbagai elemen, khususnya silikon.
Kerak benua kurang padat karena komposisinya yang mengandung lebih sedikit silikon dan
lebih banyak materi yang berat. Dalam hal ini, kerak samudera dikatakan lebih
bersifat mafik ketimbang felsik.[19] Maka, kerak samudera umumnya berada di bawah
permukaan laut seperti sebagian besar Lempeng Pasifik, sedangkan kerak benua timbul ke atas
permukaan laut, mengikuti sebuah prinsip yang dikenal dengan isostasi.
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak relatif terhadap satu
sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan fenomena yang berbeda di permukaan.
Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:
1. Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan
satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault). Gerakan
relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun
dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah
Sesar san andreas di California.
2. Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika dua lempeng
bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan (rifting) yang aktif adalah
contoh batas divergen
3. Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua lempeng
bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah satu
lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua(continental collision) jika kedua
lempeng mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam biasanya berada di zona subduksi,
di mana potongan lempeng yang terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung
air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan mantel
dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat
kita lihat di Pegunungan andaes di Amerika selatan dan Busur pulau jepang (Japanese island
arc). Batas konvergen dibagi kembali menjadi tiga, yaitu:
1. Bila 2 lempeng samudra yang saling mendekat, lempeng yang satu akan menghunjam
kebawah lempeng yang lain membentuk busur kepulauan.
2. Bila lempeng benua dan lempeng samudra yang saling mendekat, maka lempeng
samudranya akan menghunjam kebawah lempeng benua, membentuk pegunungan
uplift seperti Andes.
3. Bila 2 lempeng benua yang saling mendekat, terjadilah peristiwa tumbukan (collision),
membentuk pegunungan lipatan seperti Himalaya.
Selain 3 jenis batas lempeng di atas, terdapat juga plate boundary zone, dimana interaksi antar
lempengnya belum diketahui. Dan pada umumnya, plate boundary zone melibatkan paling tidak
2 lempeng besar dan beberapa microplate yang bergerak dengan cukup rumit, sehingga pada
daerah tersebut terdapat fitur geologi yang kompleks dan pola gempa bumi. Contoh dari plate
boundary zone adalah daerah Mediterranean-Alpine yang merupakan batas antara lempeng
Eurasia dan Afrika, dimana terdapat kenampakan subduksi, kolisi, dan transform fault.
Pergerakan lempeng tektonik bisa terjadi karena kepadatan relatif litosfer samudera dan karakter
astenosfer yang relatif lemah. Pelepasan panas dari mantel telah didapati sebagai sumber asli dari
energi yang menggerakkan lempeng tektonik. Pandangan yang disetujui sekarang, meskipun masih
cukup diperdebatkan, adalah bahwa kelebihan kepadatan litosfer samudera yang membuatnya
menyusup ke bawah di zona subduksi adalah sumber terkuat pergerakan lempengan.
Pada waktu pembentukannya di mid ocean ridge, litosfer samudera pada mulanya memiliki kepadatan
yang lebih rendah dari astenosfer di sekitarnya, tetapi kepadatan ini meningkat seiring dengan penuaan
karena terjadinya pendinginan dan penebalan. Besarnya kepadatan litosfer yang lama relatif terhadap
astenosfer di bawahnya memungkinkan terjadinya penyusupan ke mantel yang dalam di zona subduksi
sehingga menjadi sumber sebagian besar kekuatan penggerak-pergerakan lempengan. Kelemahan
astenosfer memungkinkan lempengan untuk bergerak secara mudah menuju ke arah zona
subduksi Meskipun subduksi dipercaya sebagai kekuatan terkuat penggerak-pergerakan lempengan,
masih ada gaya penggerak lain yang dibuktikan dengan adanya lempengan seperti lempengan Amerika
Utara, juga lempengan Eurasia yang bergerak tetapi tidak mengalami subduksi di manapun. Sumber
penggerak ini masih menjadi topik penelitian intensif dan diskusi di kalangan ilmuwan ilmu bumi.
Pencitraan dua dan tiga dimensi interior bumi (tomografi seismik) menunjukkan adanya distribusi
kepadatan yang heterogen secara lateral di seluruh mantel. Variasi dalam kepadatan ini bisa bersifat
material (dari kimia batuan), mineral (dari variasi struktur mineral), atau termal (melalui ekspansi dan
kontraksi termal dari energi panas). Manifestasi dari keheterogenan kepadatan secara lateral
adalah konveksi mantel dari gaya apung (buoyancy forces) Bagaimana konveksi mantel berhubungan
secara langsung dan tidak dengan pergerakan planet masih menjadi bidang yang sedang dipelajari dan
dibincangkan dalam geodinamika. Dengan satu atau lain cara, energi ini harus dipindahkan ke litosfer
supaya lempeng tektonik bisa bergerak. Ada dua jenis gaya yang utama dalam pengaruhnya ke
pergerakan planet, yaitu friksi dan gravitasi.
Gaya gesek
Basal drag
Arus konveksi berskala besar di mantel atas disalurkan melalui astenosfer, sehingga pergerakan
didorong oleh gesekan antara astenosfer dan litosfer.[23]
Slab suction
Arus konveksi lokal memberikan tarikan ke bawah pada lempeng di zona subduksi di palung samudera.
Penyerotan lempengan (slab suction) ini bisa terjadi dalam kondisi geodinamik di mana tarikan basal
terus bekerja pada lempeng ini pada saat ia masuk ke dalam mantel, meskipun sebetulnya tarikan lebih
banyak bekerja pada kedua sisi lempengan, atas dan bawah.
Gravitasi
Runtuhan gravitasi: Pergerakan lempeng terjadi karena lebih tingginya lempeng di oceanic ridge. Litosfer
samudera yang dingin menjadi lebih padat daripada mantel panas yang merupakan sumbernya, maka
dengan ketebalan yang semakin meningkat lempeng ini tenggelam ke dalam mantel untuk
mengkompensasikan beratnya, menghasilkan sedikit inklinasi lateral proporsional dengan jarak dari
sumbu ini.:Dalam teks-teks geologi pada pendidikan dasar, proses ini sering disebut sebagai sebuah
doronga. Namun, sebenarnya sebutan yang lebih tepat adalah runtuhan karena topografi sebuah
lempeng bisa jadi sangat berbeda-beda dan topografi pematang (ridge) yang melakukan pemekaran
hanyalah fitur yang paling dominan. Sebagai contoh, pembengkakan litosfer sebelum ia turun ke bawah
lempeng yang bersebelahan menghasilkan kenampakan yang bisa memengaruhi topografi. Lalu, mantel
plume yang menekan sisi bawah lempeng tektonik bisa juga mengubah topografi dasar samudera.
Slab-pull (tarikan lempengan)
Pergerakan lempeng sebagian disebabkan juga oleh berat lempeng yang dingin dan padat yang turun ke
mantel di palung samudera. Ada bukti yang cukup banyak bahwa konveksi juga terjadi di mantel dengan
skala cukup besar. Pergerakan ke atas materi di mid-oceanic ridge mungkin sekali adalah bagian dari
konveksi ini. Beberapa model awal Tektonik Lempeng menggambarkan bahwa lempeng-lempeng ini
menumpang di atas sel-sel seperti ban berjalan.
Namun, kebanyakan ilmuwan sekarang percaya bahwa astenosfer tidaklah cukup kuat untuk secara
langsung menyebabkan pergerakan oleh gesekan gaya-gaya itu. Slab pull sendiri sangat mungkin
menjadi gaya terbesar yang bekerja pada lempeng. Model yang lebih baru juga memberi peranan yang
penting pada penyerotan (suction) di palung, tetapi lempengan seperti Lempeng Amerika Utara tidak
mengalami subduksi di manapun juga, tetapi juga mengalami pergerakan seperti juga Lempeng Afrika,
Eurasia, dan Antartika. Kekuatan penggerak utama untuk pergerakan lempengan dan sumber energinya
itu sendiri masih menjadi bahan riset yang sedang berlangsung
Gaya dari luar
Dalam studi yang dipublikasikan pada edisi Januari-Februari 2006 dari buletin Geological Society of
America Bulletin, sebuah tim ilmuwan dari Italia dan Amerika Serikat berpendapat bahwa komponen
lempeng yang mengarah ke barat berasal dari rotasi Bumi dan gesekan pasang bulan yang mengikutinya.
Mereka berkata karena Bumi berputar ke timur di bawah bulan, gravitasi bulan meskipun sangat kecil
menarik lapisan permukaan bumi kembali ke barat.
Beberapa orang juga mengemukakan ide kontroversial bahwa hasil ini mungkin juga menjelaskan
mengapa Venus dan Mars tidak memiliki lempeng tektonik, yaitu karena ketiadaan bulan di Venus dan
kecilnya ukuran bulan Mars untuk memberi efek seperti pasang di bumi.
Pemikiran ini sendiri sebetulnya tidaklah baru. Hal ini sendiri aslinya dikemukakan oleh bapak dari
hipotesis ini sendiri, Alfred Wegener, dan kemudian ditentang fisikawan Harold Jeffreys yang
menghitung bahwa besarnya gaya gesek oasang yang diperlukan akan dengan cepat membawa rotasi
bumi untuk berhenti sejak waktu lama.
Banyak lempeng juga bergerak ke utara dan barat, bahkan banyaknya pergerakan ke barat dasar
Samudera Pasifik adalah jika dilihat dari sudut pandang pusat pemekaran (spreading) di Samudera
Pasifik yang mengarah ke timur. Dikatakan juga bahwa relatif dengan mantel bawah, ada sedikit
komponen yang mengarah ke barat pada pergerakan semua lempeng
Signifikansi relatif masing-masing mekanisme
Vektor yang sebenarnya pada pergerakan sebuah planet harusnya menjadi fungsi semua gaya yang bekerja pada
lempeng itu. Namun, masalahnya adalah seberapa besar setiap proses ambil bagian dalam pergerakan setiap
lempeng Keragaman kondisi geodinamik dan sifat setiap lempeng seharusnya menghasilkan perbedaan dalam
seberapa proses-proses tersebut secara aktif menggerakkan lempeng. satu cara untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan melihat laju di mana setiap lempeng bergerak dan mempertimbangkan bukti yang ada untuk setiap
kekuatan penggerak dari lempeng ini sejauh mungkin.
Salah satu hubungan terpenting yang ditemukan adalah bahwa lempeng litosferik yang lengket pada lempeng yang
tersubduksi bergerak jauh lebih cepat daripada lempeng yang tidak. Misalnya, Lempeng Pasifik dikelilingi zona
subduksi (Ring of Fire) sehingga bergerak jauh lebih cepat daripada lempeng di Atlantik yang lengket pada benua
yang berdekatan dan bukan lempeng tersubduksi. Maka, gaya yang berhubungkan dengan lempeng yang bergerak
ke bawah (slab pull dan slab suction) adalah kekuatan penggerak yang menentukan pergerakan lempeng kecuali
untuk lempeng yang tidak disubduksikan. Walau bagaimanapun juga, kekuatan penggerak pergerakan lempeng itu
sendiri masih menjadi bahan perdebatan dan riset para ilmuwan.
LEMPENG-LEMPENG UTAMA
Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu: