Disusun oleh :
2105220019
2105220048
UNIVERSITAS GALUH
2022
KATA PENGANTAR
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan umur panjang dan kesehatan
sampai sampai tersampainya penyelesaian makalah ini.
2. Tito Wardani, S.Pd., M.hum.. selaku dosen pengampu mata kuliah Prasejarah.
3. Kawan-kawan se-angkatan dan aktivis FARMACI, yang dengan tulus
memberikan dorongan moral dari awal hingga terselesaikannya penulisan
makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan taufik hidayah-Nya serta balasan
yang berlipat ganda atas segala amal yang telah diberikan. Amien. Akhirnya penulis
harapkan semoga makalah yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Ciamis, Oktober2022
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat Prasejarah pada masa berburu dan meramu tingkat lanjut mulai
hidup secara menetap. Hal tersebut ditandai dengan memanfaatkan lingkungan
sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, mulai dari
mengumpulkan makanan dan berburu fauna di sekitar tempat tinggal. Perilaku
masyarakat prasejarah dalam memanfaatkan fauna yang ada di alam memiliki pola
dan karakteristik tesrsendiri. Bahan makanan diperoleh dengan cara berburu, fauna
yang ada disekitar untuk dimanfaatkan saat itu juga, sehingga aktivitas berburu
dilakukan hampir setiap hari. Jika pada suatu wilayah tidak lagi memiliki sumber
daya makanan yang dapat memenuhi kebutuhan kelompok, maka akan dilakukan
perluasan wilayah buruan atau bahkan berpindah tempat tinggal (Binford, 1980).
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan zaman paleolitikum ?
2. Bagaimana keadaan manusia di zaman paleolitikum ?
3. Alat-alat apa saja yang di hasilkan di zaman paleolitikum ?
4. Bagaimana ciri-ciri kebudayaan zaman paleolitikum ?
5. Bagaimana teknologi yang sudah digunakan pada zaman paleolitikum?
B. Tujuan
1. Dengan mempelajari makalah ini, mahasiswa di harapkan :
2. Mengerti apa itu zaman paleolitikum .
3. Mengetahui keadaan manusia pada waktu zaman paleolitikum .
4. Mengetahui alat-alat yang di hasilkan di zaman paleolitikum.
5. Mengetahui ciri-ciri kebudayaan zaman paleolitikum .
BAB II
PEMBAHASAN
2. Budaya
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum
dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah:
1. Kapak Genggam
Salah satu alat peninggalan zaman paleolithikum yaitu alat dari tulang
binatang. Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kebanyakan
alat dari tulang ini berupa alat penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi
dari alat ini adalah untuk mengorek ubi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga biasa
digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan
3. Flakes
Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat
digunakan untuk mengupas makanan. Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong
sama seperti alat-alat dari tulang binatang. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya
untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
Sumber:pendidikan4sejarah.blogspot.com)
Berdasarkan penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba hidup pada
zaman Paleolitikum adalah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, dan Homo
Soloensis. Fosil ini ditemukan di aliran sungai Bengawan Solo, Ngandong, Pacitan,
Trinil, dan Wajak. Selain itu diluar negeri juga diketemukan fosil-fosil manusia purba
seperti di Cina, Afrika, Eropa
2. Kebudayaan
Di Indonesia sendiri Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat
kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat dikelompokan menjadi kebudayaan Pacitan
dan kebudayaan Ngandong.
a. Kebudayaan Pacitan
Pada tahun 1935, von Koenigswald menemukan alat batu dan kapak genggam
di daerah Pacitan. Kapak genggam itu berbentuk kapak tetapi tidak bertangkai.
Kapak ini masih dikerjakan dengan sangat kasar dan belum dihaluskan. Para
ahli menyebutkan bahwa kapak itu adalah kapak penetak. Selain di Pacitan
alat-alat banyak ditemukan di Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi
(Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Utara)
b. Kebudayaan Ngandong
Para ahli berhasil menemukan alat-alat dari tulang, flakes, alat penusuk dari
tanduk rusa dan ujung tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo.
Selain itu di dekat Sangiran ditemukan alat sangat kecil dari batuan yang amat
indah. Alat ini dinamakan Serbih Pilah, dan banyak ditemukan di Cabbenge
(Sulawesi Selatan) yang terbuat dari batu-batu indah seperti kalsedon.
Kebudayaan Ngandong juga didukung oleh penemuan lukisan pada dinding
goa seperti lukisan tapak tangan berwarna merah dan babi hutan ditemukan di
Goa Leang Pattae (Sulawesi Selatan)
Zaman Paleolithikum ditandai dengan kebudayan manusia yang masih
sangat sederhana. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman Paleolithikum, yakni:
Alat-alat serpih biasanya digunakan sebagai serut, gurdi, penusuk dan pisau.Teknik
pengerjaan alat-alat serpih sedikit agak maju yakni dengan menyiapkan bentuk-
bentuk alat secara teliti sebelum dilepaskan dari batu intinya, sehingga pada sejumlah
alat tampak faset-faset di dataran pukulnya (teknik pseudo levallois). Alat ini banyak
di temukan di wilayah asia tenggara terutama di sangiran
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
A. Saran