Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mempelajari dan meneliti kehidupan pada masa lalu memang hal yang menarik,

manusia hidup didunia selalu melakukan perubahan-perubahan baik itu dibidang

sosila budaya atau bahkan kepercayaan. Untuk mengetahui bagaimana kehidupan

dimasa lalu sebagai contoh adalah masa prasejarah para peneliti atau ilmuan

menggunakan fosil dan artefak untuk menggali informasi tentang kehidupan dimasa

lalu. Kehidupan di masa prasejarah adalah kehidupan yang sangat sederhana,

manusia purba selalu hidup berpindah pindah dan untuk mencukupi kebutuhan hidup,

mereka selalu berburu dan meramu

Sejak pertama kali bumi diciptakan hingga saat ini baik bumi maupun kehidupan

didalamnya selalu mengalami perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang,

perkembangan tersebut terbagi dalam setiap zaman seperti arkaezoikum,

paleozoikum, mesozoikum dan neozoikum. Dibawah ini akan dijelaskan sedikit

mengenai zaman-zaman tersebut.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja hasil budaya masyarakat pra aksara
2. Apa saja nilai budaya masyarakat pra aksara

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hasil budaya masyarakat pra aksara
2. Untuk mengetahui nilai budaya masyarakat pra aksara

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hasil Kebudayaan Masyarakat Pra aksara

Masa praaksara atau nirleka (nir; tidak ada, leka; tulisan) adalah sebutan terhadap

suatu masa ketika manusia belum mengenal aksara atau tulisan. Di sebut juga

masaprasejarah.

Meski belum mengenal tulisan, masyarakatnya telah memiliki kemampuan

berbahasa dan berkomunikasi lisan serta mampu merekam pengalaman masa lalunya

sedemikian rupa sehingga kita sekarang dapat memperoleh gambaran tentang

kehidupan masyarakat di masa lalu.

Kurun waktu masa praaksara di awali sejak manusia ada pada kala Pleistosen

yaitu sekitar 3.000.000 sampai 10.000 tahun yang lalu, dan berakhir ketika manusia

mengenal tulisan (masa sejarah). Dengan demikian, batas antara masa

praaksara/prasejarah dan masa sejarah adalah mulai di kenalnya tulisan.

Berakhir masa prasejarah atau di mulainya masa sejarah untuk setiap bangsa

tidak sama, tergantung tingkat peradabannya. Bangsa Mesir, isalnya sudah mengenal

tulisan sekitar tahun 4.000 SM itu berarti bangsa mesir pada waktu itu sudah memasuki

masa sejarah. Bangsa Cina mengenal tulisan sejak tahun 2.000 SM, dan masa sejarah

Cina di mulai sejak saat itu.


Masa praaksara indonesia di perkirakan mulai dari kala Pleistosen sampai sekitar

abad ke-5 M. sebagian ahli berpendapat periodenya tidak sepanjang itu, tetapi mulai

dari 1,7 juta tahun yang lalu sampai abad ke-5. Mulai abad ke-5 indonesia memasuki

masa sejarahhal ini di tunjukan dengan penemuan prasasti berbentuk Yupa di tepi

sungai Mahakam, Kuati, Kalimantan Timur.

Prasasti tersebut tidak berangka tahun, namun bahasa dan bentuk huruf yang di

pakai memberi petunjuk bahwa prasasti itu di buat sekitar tahun 400-an. Meski

demikian, tidak semua wilayah nusantara sudah mengenal tulisan pada sekitar abad

tersebut. Berakhirnya masa prasejarah dan di mulainya masa sejarah untuk tiap

wilayah di indonesia berbeda-beda.


1. Masa berburu dan meramu (mengumpulkan makanan) tingkat sederhana
a) kehidupan manusia terpusat pada upaya mempertahankan diri di tengah-
tengah alam yang penuh tantangan, dengan kemampuannya yang masih
sangat terbatas.
b) Kegiatan pokoknya adalah berburu dan mengumpulkan makanan, dengan
peralatan dari batu, kayu, dan tulang. Kehidupan manusia masih sangat
tergantung pada alam lingkungan sekitarnya, karena cara mendapatkan
makanan secara langsung dari alam, tanpa melalui proses, baik dalam
mengumpulkan sampai pada cara makan.
c) Ada beberapa 4 jenis manusia purba di Indonesia pada masa berburu dan
meramu pada tingkat sederhana yaitu Meganthropus Palaeojavanicus,
Pithecanthropus Erectus, Homo Sapiens, dan Wajak (Homo Wajakensis).
d) Teknologi hanya mengutamakan segi praktis sesuai tujuan penggunaannya
saja, namun lama kelamaan ada penyempurnaan bentuk. Di Indonesia dikenal
dua macam teknik pokok, yaitu teknik pembuatan perkakas batu yang disebut
tradisi kapak perimbas dan tradisi serpih, serta pada perkembangan berikutnya
ditemukan alat-alat dari tulang dan tanduk.
e) Kehidupan sosial
1) menggantungkan kehidupannya pada kondisi alam di daerah sekitar
tempat tinggalnya yang dapat memberikan persediaan makanan dan air
serta menjamin kelangsungan hidupnya.
2) hidup berkelompok dengan pembagian tugas yang laki-laki ikut kelompok
berburu dan yang perempuan mengumpulkan makanan dari tumbuhan dan
hewan-hewan kecil.
3) hidup bekerjasama dalam menanggulangi serangan binatang buas
maupun adanya bencana alam yang sewaktu-waktu dapat mengusik
kehidupan mereka.
4) alat-alat yang dibuat dari batu, kayu, tulang, dan tanduk terus-menerus
mengalami penyempurnaan bentuk sesuai perkembangan alam pikiran
mereka.
2. Masa berburu dan meramu (mengumpulkan makanan) tingkat lanjut
Pada masa praaksara tingkat lanjut (menjelang berakhirnya masa praaksara),
hasil-hasil budaya nenek moyang kita semakin kaya berupa munculnya banyak
hasil budaya yang bersifat nonfisik (nonmaterial). Memang padamasa bercocok
tanam telah satu bentuk hasil budaya nonfisik berupa kepercayaan, namun hasil-
hasil budaya yang bersifat fisik tetap dominan.
Menjelang berakhirnya masa praaksara itu, kepercayaan akan roh-roh nenek
moyang dan kekuatan yang melampaui kehidupan manusia semakin matang dan
menjadi ritus, upacara menghormati roh-roh yang telah mati dan bahkan
menyembah kekuatan supranatural menjadi praktik yang rutin. Mereka juga sadar
akan keberadaan mereka di dunia yang bersifat sementara, serta tujuan hidup
mereka.
Kesadaran sebagai sebuah komunitas juga membuat mereka melembagakan
aturan-aturan yang sudah ada, dan bahkan muncul nilai-nilai baru yang harus di
hayati semua anggota. Singkat kata mereka sadar hidup ini harus bermakna dan
dimaknai, tidak sekedar mencari makan dan menunggu mati. Karena itu perlahan-
lahan terbentuk semacam pandangan hidup atau falsafah hidup ditengah-tengah
mereka, yang terejawantah dalam nilai-nilai, etos, norma, sikap-prilaku, dan ritual-
ritual keagamaan. Ini emua merupakan bentuk hasil-hasil budaya yang bersifat
nonfisik.
Mereka ingin nilai dan pandangan hidup itu tidak hanya menjadi milik mereka,
tetapi juga milik generasi-generasi berikut. Maka, hasil-hasil bedaya yang bersifat
nonfisik ini mereka wariskan kepada generasi baru. Mereka belum mengenal
tulisan, dan karena itu proses pewarisan dilakukan secara lisan. Hal ini di dukung
semakin berkembangnya kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa.
Melalui bahasa, mereka mewariskan nilai-nilai dan pandangan hidup mereka ke
generasi-generasi berikutnya. Tokoh-tokoh penting dalam proses sosialisasi atau
pewarisan itu adalah keluarga, masyarakat dan para tetua.
Ada dua cara menyampaikan nilai-nilai dan pandangan hidup komunitas
tersebut, yaitu secara langsung melalui nasehat-nasehat dan petuah-petuah, dan
secara tidak langsung melalui contoh hidup dan folklor (mitos, legenda, dongeng,
upacara, nyanyian rakyat, dan lain-lain). Nasehat dan petuah yang disampaikan
orang tua biasanya juga merupakan nasehat dan petuah leluhur mereka.
Folkllor itu bukan sebuah cerita dan/atau aktivitas tanpa makna, di dalamnya
terkandung pandangan hidup, etos, sistem kepercayaan, kebiasaan, atau adat-
istiadat masyarakat praaksara. Dalam kajian sejarah folklor itu juga di sebut tradisi
lisan. Dalam bagian ini, kita akan membahas tentang tradisi lisan dalam bentuk
folklor itu. Namun, sebelumnya kita perlu tahu apa itu tradisi lisan.
a) Di Indonesia sudah ada usaha-usaha bertempat tinggal secara tidak tetap di gua-gua
alam, utamanya di gua-gua payung, yang setiap saat mudah untuk ditinggalkan jika
dianggap sudah tidak memungkinkan lagi tinggal di tempat itu.
b) Keadaan lingkungan
1) Api sudah dikenal sejak sebelumnya, karena sangat bermanfaat untuk berbagai
keperluan hidup untuk memasak makanan, penghangat tubuh, dan menghalau binatang
buas pada malam hari.
2) Terputusnya hubungan kepulauan Indonesia dengan Asia Tenggara pada akhir masa
glasial ke-4 maka terputus pula jalan hewan yang semula bergerak leluasa menjadi lebih
sempit dan terbatas, sehingga terpaksa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
3) Tumbuh-tumbuhan yang mula-mula ditanam adalah kacang-kacangan, mentimun,
umbi-umbian dan biji-bijian, seperti juwawut, padi, dan sebagainya.
c) Keberadaan manusia
1) Ada dua ras yang mendiami Indonesia pada permulaan Kala Holosin,
yaitu Austromelanesoid dan Mongoloid. Mereka berburu kerbau, rusa, gajah, dan badak,
untuk dimakan.
2) Di bagian barat dan utara ada sekelompok populasi dengan ciri-ciri terutama
Austromelanesoid dengan hanya sedikit campuran Mongoloid. Di Jawa hidup juga
kelompok Austromelanesoid yang lebih sedikit dipengaruhi unsur-unsur Mongoloid. Di
Nusa Tenggara, terdapat Austromelanesoid.
d) Teknologi
1) Ada tiga tradisi pokok pembuatan alat-alat pada masa Pos Plestosin, yaitu tradisi
serpih bilah, tradisi alat tulang, dan tradisi kapak genggam Sumatera.
2) Persebaran alatnya meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur,
Maluku, dan Papua.
3) Alat tulang ditemukan di Tonkin Asia Tenggara, sedangkan di Jawa ditemukan di Gua
Lawa Semanding Tuban, di Gua Petpuruh utara Prajekan, dan Sodong Marjan di Besuki.
Kapak genggam Sumatera ditemukan di daerah pesisir Sumatera Utara, yaitu di Lhok
Seumawe, Binjai, dan Tamiang.
e) Kehidupan Masyarakat
1) mendiami gua-gua terbuka atau gua-gua payung dekat dengan sumber air atau sungai
sebagai sumber makanan, berupa ikan, kerang, siput, dan sebagainya.
2) mereka membuat lukisan-lukisan di dinding gua, yang menggambarkan
kegiatannya,dan kepercayaan masyarakat pada saat itu.
3. Masa bercocok tanam dan beternak
a) perubahan dari masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut ke masa
bercocok tanam membutuhkan waktu sangat panjang, karena tingkat kesulitan yang
tinggi.
b) pada masa ini sudah mulai ada usaha bertempat tinggal menetap di suatu
perkampungan yang terdiri atas tempat tinggal-tempat tinggal sederhana yang didiami
secara berkelompok.
c) mulai ada kerjasama dan peningkatan unsur kepercayaan yang diharapkan adanya
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan ketenteraman hidupnya.
d) Manusia
1) manusia yang hidup pada masa bercocok tanam di indonesia barat mendapat
pengaruh besar dari ras Mongoloid, sedangkan di Indonesia Timur sampai sekarang lebih
dipengaruhi ras Austromelanesoid.
2) kelompok manusia sudah lebih besar, karena hasil pertanian dan peternakan sudah
dapat memberi makan sejumlah orang yang lebih besar pula. Jumlah anak yang banyak
sangat menguntungkan, karena dapat menghasilkan makanan yang lebih banyak.
e) Teknologi
1) masa bercocok tanam di Indonesia dimulai kira-kira bersamaan dengan
berkembangnya kemahiran mengasah alat dari batu dan mulai dikenalnya teknologi
pembuatan gerabah.
2) alat yang terbuat dari batu dan biasa diasah adalah beliung, kapak batu, mata anak
panah, mata tombak, dan sebagainya. Di antara alat batu yang paling terkenal adalah
beliung persegi.
f) Kehidupan masyarakat
1) masyarakat mulai meninggalkan cara-cara berburu dan mengumpulkan makanan,
karena mereka sudah menunjukkan tanda-tanda akan menetap di suatu tempat, dengan
kehidupan baru yaitu mulai bercocok tanam secara sederhana dan memelihara hewan.
2) proses perubahan tata kehidupan ditandai dengan perubahan cara memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat, terjadi secara perlahan-lahan, namun pasti.
3) tempat tinggal dari yang masih sangat sederhana berbentuk bulat dengan atap dan
dinding dari rumbai, perlahan-lahan berubah sedikit demi sedikit kepada bentuk lebih
maju dengan daya tampung lebih banyak untuk menampung keluarga mereka.
4) gotong-royong merupakan suatu kewajiban yang diperlukan untuk pekerjaan-
pekerjaan yang memerlukan tenaga orang banyak, seperti mendirikan rumah dan
membersihkan saluran air untuk bercocok tanam.
5) masyarakat merasa bahwa tanah merupakan kunci dari kehidupan, maka mereka
meningkatkan manfaat kegunaan tanah, termasuk penguasaan terhadap binatang-
binatang peliharaan.
6) mereka sudah tidak lagi tergantung pada alam dan sudah mengadakan perubahan-
perubahan dengan menganggap sebagai pemilik atas unsur-unsur yang mengelilinginya.
g) Pemujaan roh nenek moyang
1) pemujaan roh leluhur maupun kepercayaan terhadap adanya kekuatan gaib menjadi
adat kebiasaan masyarakat saat itu yang disebut animisme dan dinamisme.
2) sudah mulai ada kepercayaan tentang hidup sesudah mati, bahwa roh seseorang tidak
lenyap pada saat orang meninggal. Upacara pemakaman dilakukan sedemikian rupa
agar roh yang meninggal tidak salah jalan menuju nenek moyang mereka.
3) tradisi mendirikan bangunan megalitik (batu besar) muncul berdasarkan kepercayaan
adanya hubungan antara yang hidup dengan yang mati, terutama karena adanya
pengaruh yang kuat dari yang telah mati terhadap kesejahteraan masyarakat dan
kesuburan tanaman.
4. Masa perundagian
a) pada masa bercocok tanam, manusia sudah berusaha bertempat tinggal menetap
dengan mengatur kehidupan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka yaitu
menghasilkan bahan makanan sendiri di bidang pertanian maupun peternakan.
b) pada masa perundagian semuanya mengalami kemajuan dan penyempurnaan
dengan mulai ditemukan bijih-bijih logam sehingga berbagai peralatan mulai dibuat dari
logam.
c) pada perkembangan berikutnya, terdapat golongan yang terampil dalam melakukan
jenis usaha tertentu, misalnya terampil dalam membuat rumah kayu, pembuatan
gerabah, pembuatan benda-benda dari logam, perhiasan, dan lain sebagainya.
d) Penduduk
1) manusia yang bertempat tinggal di Indonesia pada masa ini diketahui dari berbagai
penemuan sisa-sisa rangka dari berbagai tempat, di Anyer Utara Jawa Barat, Puger Jawa
Timur, Gilimanuk Bali, dan Melolo Sumba Timur.
2) pada masa perundagian terdapat perkampungan sudah lebih besar, karena adanya
hamparan pertanian, dan mulai mengadakan aktivitas perdagangan.
e) Teknologi
1) Pada masa perundagian teknologi berkembang sangat pesat akibat adanya
penggolongan-penggolongan dalam masyarakat. Dengan beban pekerjaan tertentu,
banyak jenis pekerjaan mempunyai disiplin tersendiri sehingga semakin beraneka ragam
perkembangan teknologi yang terjadi pada masa itu termasuk perkembangan
perdagangan dan pelayaran.
2) Teknologi yang berkembang seiring dengan perkembangan kebutuhan, menyangkut
dan melibatkan berbagai bidang yang lain. Saat itu juga sedang berkembang teknologi
peleburan, pencampuran, penempaan, dan pencetakan berbagai jenis logam yang
dibutuhkan oleh manusia.
3) Di Indonesia, berdasarkan temuan-temuan arkeologis, penggunaan logam sudah
dimulai beberapa abad sebelum masehi, yaitu penggunaan perunggu dan besi.
4) Secara berangsur-angsur dan bertahap, penggunaan kapak batu diganti dengan
logam, Namun logam tidak mudah menggeser peranan gerabah yang masih tetap
bertahan karena memang tidak semuanya dapat digantikan dengan logam.
f) Kehidupan sosial budaya
1) seni ukir dan seni hias diterapkan pada benda-benda megalitik mengalami kemajuan
pesat.
2) pada masa perundagian, kepercayaan kepada arwah nenek moyang sangat menonjol
karena dipercaya sangat besar pengaruhnya terhadap perjalanan hidup manusia dan
masyarakatnya, sehingga arwah nenek moyang harus diperhatikan dan dipuaskan
melalui upacara-upacara.
3) kehidupan masyarakat masa perundagian adalah hidup penuh rasa setia kawan dan
perasaan solidaritas tertanam dalam hati setiap orang sebagai warisan nenek moyang.

B. Nilai-Nilai Peninggalan Budaya Masa Prasejarah

1. Pengertian Nilai.

Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, benar atau berharga bagi seseorang.

Setiap masyarakat atau setiap budaya memiliki nilai-nilai tertentu mengenai

sesuatu. Bahkan budaya dan masyarakat itu merupakan nilai yang tak terhingga

bagi orang yang memilikinya. Bagi manusia nilai dijadikan landasan, alasan,

motivasi dalam segala perbuatan karena nilai itu mengandung kekuatan yang

mendorong manusia meyakini untuk berbuat dan bertindak.

Sedangkan yang dimaksud dengan nilai penggalan budaya adalah penggalan

budaya yang diyakini baik, benar dan berguna bagi masyarakat.

Untuk itu bila masyarakat atau bangsa Indonesia masa kini meyakini kebenaran

nilai-nilai peninggalan budaya masa prasejarah, maka akan dapat menumbuhkan

kesadaran untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan warisan budaya

bangsa.

2. Nilai-Nilai Peninggalan Budaya Masa Prasejarah

Dari penjelasan di atas, tentu Anda ingin tahu lebih jauh tentang nilai apa yang

dapat diwariskan dari peninggalan budaya masa prasejarah ini.

Untuk itu simaklah uaraian materi tentang nilai-nilai peninggalan budaya masa

prasejarah ini yang terdiri dari:


a. Nilai Religius/Keagamaan
Nilai ini mencerminkan adanya kepercayaan terhadap sesuatu yang berkuasa atas
mereka, dalam hal ini mereka berusaha membatasi perilakunya. Dari uraian tersebut,
sikap yang perlu diwariskan adalah sikap penghormatan kepada yang lain, mengatur
perilaku agar tidak semaunya dan penghormatan serta pemujaan sebagai dasar
keagamaan.
b. Nilai Gotong Royong
Masyarakat prasejarah hidup secara berkelompok, bekerja untuk kepentingan
kelompok bersama, membangun rumah juga dilakukan secara bersama-sama. Hal ini
dapat dibuktikan dari adanya bangunan-bangunan megalith yang dapat dipastikan
secara gotong royong/bersama-sama.

Dengan demikian patutlah ditiru bahwa hal-hal yang menyangkut kepentingan


bersama hendaklah dilakukan secara bersama-sama (gotong royong) dengan prinsip
berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
c. Nilai musyawarah
Nilai ini sudah dikembangkan oleh masyarakat prasejarah dalam hidupnya seperti
dalam pemilihan pemimpin masyarakat dalam usaha pertanian dan perburuan. Dari
perilaku tersebut menjadi dasar bagi tumbuh dan berkembangnya asas demokrasi.
d. Nilai Keadilan
Sikap ini sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat prasejarah sejak masa
berburu yaitu adanya pembagian tugas sesuai dengan tenaga dan kemampuannya
sehingga tugas antara kaum laki-laki berbeda dengan kaum perempuan. Sikap keadilan
ini berkembang pada masa perundagian, yaitu pembagian tugas berdasarkan
keahliannya. Dari nilai tersebut mencerminkan sikap yang adil karena setiap orang akan
memperoleh hak yang sama/tugas yang sama apabila didukung oleh kemampuannya.
Demikianlah nilai-nilai peninggalan budaya masa prasejarah yang patut untuk
dibanggakan dan ditiru dalam kehidupan masyarakat pada masa sekarang.
Dalam rangka menambah wawasan berpikir Anda, maka diskusikanlah dengan
teman-teman Anda untuk mencari contoh-contoh perilaku pada masa sekarang yang
mencermikan niali religius, nilai gotong-royong dan nilai musyawarah serta nilai keadilan
seperti yang dikembangkan oleh masyarakat prasejarah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, benar atau berharga bagi seseorang.

Setiap masyarakat atau setiap budaya memiliki nilai-nilai tertentu mengenai

sesuatu. Bahkan budaya dan masyarakat itu merupakan nilai yang tak terhingga

bagi orang yang memilikinya. Bagi manusia nilai dijadikan landasan, alasan,

motivasi dalam segala perbuatan karena nilai itu mengandung kekuatan yang

mendorong manusia meyakini untuk berbuat dan bertindak.

Sedangkan yang dimaksud dengan nilai penggalan budaya adalah penggalan

budaya yang diyakini baik, benar dan berguna bagi masyarakat.

Untuk itu bila masyarakat atau bangsa Indonesia masa kini meyakini kebenaran

nilai-nilai peninggalan budaya masa prasejarah, maka akan dapat menumbuhkan

kesadaran untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan warisan budaya

bangsa.

Nilai-nilai peninggalan budaya masa prasejarah ini yang terdiri dari:


1. Nilai Religius/Keagamaan
2. Nilai Gotong Royong
3. Nilai musyawarah
4. Nilai Keadilan
DAFTAR PUSTAKA

http://usaha321.net/hasil-kebudayaan-masyarakat-praaksara.html
http://ikhwanartmy.blogspot.co.id/2010/01/nilai-nilai-peninggalan-budaya-masa.html

KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan
rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan
waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan
bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis
ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk
menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena
itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk
melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR ISI

KATA PENGATAR............................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
A. Hasil Kebudayaan Masyarakat Pra aksara..................................................

B. Nilai-Nilai Peninggalan Budaya Masa Prasejarah ......................................


BAB III PENUTUP..............................................................................................
A. Kesimpulan .....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

Anda mungkin juga menyukai