Anda di halaman 1dari 79

Kebudayaan Indonesia

Oleh:
TIM DKI FIB UNS
Referensi

1. Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jilid 1,2,


dan 3. Yogyakarta: Kanisius, 1973.
2. Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan.
Jakarta: Gramedia, 1974.
3. Suprihadi Sastrosupono, Menghampiri Kebudayaan. Bandung:
Penerbit Alumni, 1950.
4. Djoko Soekiman, Kebudayaan Indis. Yogyakarta: Bentang, 2000.
5. Imam Sutardjo, Kajian Kebudayaan Jawa. Solo: Jurusan Sastra
Daerah FSSR UNS, 2008.
6. Ja’cuba Karepesina dkk., Mitos, Kewibawaan, Dan Perilaku
Budaya. Jakarta: Pustaka Grafika Kita, 1988.
7. J.W.M. Bakker, Filsafat Kebudayaan: Sebuah Pengantar.
Yogyakarta: Kanisius, 1984.
8. Kuntowijoyo, Kebudayaan dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1999.
9. Purwanta, Sejarah Cina Klasik. Yogyakarta: Sanata Dharma, 2009.
Kebudayaan
 Secara Harafiah:
a. Buddhayah: budi
Sansekerta: Akal budi
Budaya= Hal yang berhubungan dengan
akal budi
b. culture-colere (Latin): mengolah
daya: kegiatan manusia untuk mengolah
atau mengubah alam spt: bertani dan
mengolah tanah
Konsep
 EB Taylor: Primitive Culture, 1924.:
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dll., kemampuan serta kebiasaan yang
didapat manusia sebagai anggota masyarakat.

 Prof. Djojodigoeno:
kebudayaan adalah hasil cipta, karsa, dan rasa

 Koentjaraningrat:
kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan,
tindakan/kegiatan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan proses belajar
Peradaban / Civilization -Toynbee

1. : Kebudayaan yang halus, maju, dan indah


contoh: kesenian, ilmu pengetahuan, adat,
sopan santun, organisasi kenegaraan, menulis.

2. : Kebudayaan yang mempunyai sistem


teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangun, seni
rupa, sistem kenegaraan dan masyarakat kota
yang maju dan kompleks
3 Wujud Kebudayaan -
Koentjaraningrat
1. Sistem Budaya: kompleks gagasan, ide, norma,
peraturan – bersifat abstrak krn lokasi berada
dalam alam pikiran masyarakat

2. Sistem Sosial: kompleks aktivitas serta tindakan


berpola dari manusia dalam masyarakat. Bersifat
konkret karena bisa ditiru/didokumentasikan

3. Kebudayaan Fisik: sifatnya paling konkret


karena bisa dilihat, diraba, dan
didokumentasikan.
Universal Categories of Culture – Kluckhohn/
Tujuh unsur kebudayaan

1. Religi
2. Bahasa
3. Seni
4. Teknologi
5. Organisasi
6. Pengetahuan
7. Mata Pencaharian
10 Unsur Kebudayaan Indonesia –
1889: J. Brandes
1. Pelayaran
2. Astronomi/perbintangan
3. Pertanian + irigasi
4. Seni wayang
5. Seni gamelan
6. Seni lagu
7. Seni batik
8. Seni mengerjakan logam
9. Sistem mata uang
10. Susunan pemerintahan / ketatanegaraan
Fungsi Kebudayaan

 Caracter Building / Pembentukkan


karakter yang akhirnya menjadi pembatas
atau pembeda antara kebudayaan
masyarakat satu dengan masyarakat lain.
Tujuan Mempelajari DKI

 Menjelaskan tentang keberadaan


kebudayaan-kebudayaan yang ada di
Indonesia dalam kaitan wujud, sejarah
(waktu dan ruang), serta perubahan dan
perkembangannya.
Prasejarah/Nirlikha
Prasejarah/Nirlikha
 Zaman di mana suatu bangsa belum
mengenal tulisan. Jika sudah mengenal
tulisan, maka masuk dalam kategori
zaman sejarah.
 Zaman prasejarah menitikberatkan
sumbernya pada warisan visual. Hal ini
dikarenakan mereka belum bisa
menyatakan kejadian dengan tulisan.
Istilah Nirlikha bagi Prasejarah

 Suwaryadi menyatakan istilah prasejarah tidak


tepat karena prasejarah mengandung pengertian
“sebelum sejarah” (pra=sebelum).

 Padahal zaman prasejarah sudah ada


sejarahnya, hanya belum ada peninggalan yang
berbentuk tulisan.

 Sehingga beberapa ahli memberi istilah Nirlikha.


Nir=hilang/tidak ada; Likh=tulisan. Jadi,
Nirlikha=zaman sebelum ada tulisan.
Kapan Manusia Ada ?

 Kebudayaan yang
berkembang pada
masing-masing
wilayah tidak
sama.

 Hal tersebut
berhubungan
dengan
perkembangan
geologi=ilmu yang
mempelajari kulit
bumi
Periode dalam Geologi
1. ARKAIKUM (archais=kuno sekali)
2500 juta tahun: bumi panas, belum ada penghidupan

2. PALAEZOIKUM (Palaeos=lama) – primer/I


340 juta tahun: kehidupan binatang kecil tanpa tulang belakang, tumbuhan jenis
pakis

3. MEZOZOIKUM (Mezo=tengah) – sekunder/II


140 juta tahun: jenis tumbuhan bertambah, muncul binatang reptil/melata

4. NEOZOIKUM (Neo=baru) – tertier/III


60 juta tahun: binatang dan tumbuhan yang menjadi nenek moyang saat ini.
a. Terdapat jenis orang-orangan: orang utan dan simpanse
b. Muncul manusia
c. Terbentuk gunung berupa keratan kulit bumi dan daya magma dalam bumi.

Quertier – IV
2 juta tahun hingga saat ini:
1. Pleistosen (Dilluvium) 600.000 tahun: a. bawah, b. tengah, dan c. atas.
2. Holosen (Mezolithicum) Alluvium
Sumber Prasejarah
1. Artefak: Monumen dan Relik
2. Ekofak/fosil: -Manusia-Tumbuhan
- Binatang
3. Feature
Artefak: Benda buatan manusia baik
sebagian atau keseluruhan yang telah
berumur 50 tahun, berkaitan dengan ilmu
pengetahuan, sejarah, kebudayaan,
pendidikan dan agama.
-Monumen: Artefak yang tidak dapat
dipindahkan dari satu tempat ke tempat
lain.
-Relik: Artefak yang mudah
dipindahkn
 Ekofak: Benda bukan buatan manusia,
baik sebagaian atau keseluruhan yang
keberadaannya sangat dekat dengan
manusia; ada hubungan dengan ilmu
pengetahuan, sejarah, kebudayaan,
pendidikan dan agama
3. Abris Sous Roches
 Abris Sous Roches atau tempat perlindungan di bawah
karang (gua karang) merupakan tempat tinggal yang
digunakan manusia purba yang terdapat di tepi laut atau
di daerah pegunungan kapur.

 Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan


kebanyakan mereka hidup berkelompok. Tempat tinggal
bersifat sementara yang berbentuk gua.

 Gua-gua yang paling banyak dihuni adalah gua yang di


bagian atasnya terlindung oleh karang = Abris Sous
Roches.
 Banyak di temukan di Pacitan (Jawa
(Maluku), dan Sulawesi Selatan. Timur),
Teluk Tiron (Papua), Pulau Seram
Penemuan gua karang tersebut di
dasarkan pada bukti fosil manusia purba
secara utuh ditemukan di gua karang
dekat Pacitan.
Goa Pawon - Bandung
4. Artefak

 Artefak merupakan peralatan yang dibuat


oleh manusia purba untuk membantu
kelangsungan hidupnya. Alat-alat tersebut
merupakan hasil kebudayaan manusia purba
yang dapat menunjukkan bahwa manusia
mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.
Pembabakan
Prasejarah
A. Jaman Batu
1. Palaeolithikum (jaman batu tua)
2. Mesolithikum (jaman batu tengah)
3. Neolithikum (jaman batu baru)
4.Megalitikum (jaman batu besar)

B. Jaman Logam / Perundagian


A. Jaman Batu

1. Palaeolithikum (jaman batu tua)


2. Mesolithikum (jaman batu tengah)
3. Neolithikum (jaman batu baru)
4.Megalitikum (jaman batu besar)
1. Palaeolithikum (jaman batu tua)

 Alatnya dari batu yang masih kasar yang


berlangsung 40.000 - 8.000 SM. Kehidupan ini
tergantung dari alam, berburu, meramu (food
gathering), mereka hidup berpindah (nomaden),
Membuat alat-alat dari batu yang dipukulkan sampai
terdapat bentuk yang dikehendaki
 Alat dari batu belum halus
 Belum ada pertanian, peternakan, dan tembikar,
serta pertenunan
Homo Wajakensis mampu membuat perencanaan
untk melakukan perburuan bersama
Hasil Kebudayaan
1. Kebudayaan Pacitan yang berupa alat penetak
(chopper), kapak perimbas (kapak tak
bertangkai atau genggam). Pendukungnya
Pithecantropus Erectus.
2. Kebudayaan Ngandong yang berupa kapak
genggam, batu kecil atau flakes, batu indah
disebut chalsedon. Pendukungnya Homo
Soloensis dan Homo Wajakensis.
Temuan Lokasi di Indonesia
 Sumatera: Sungai Saling dan Sungai Kikim
 Kalimantan: Awangbongkal (+/- 16 km dari
Martapura) berupa kapak perimbas yang
berfungsi sebagai alat pembelah
 Bali: Sembiran, Kintamani, dan Trunyan
 Sulawesi: Bulu Kecek (bukit kerakal di Sungai
Wallonae)
 Jawa: Gombong, Kedungbulus (selatan Sungai
Serayu, Ponung (30km Pacitan), dan Ngandong.
Budaya Ngandong
berupa peralatan
dari tulang rusa.
Dinamakan alat
serpih yang
diperkirakan
digunakan untk
mengorek ubi atau
keladi dari dalam
tanah. Selain itu,
alat serpih juga
digunakan untuk
menangkap ikan.
2. Mesolithikum (jaman batu tengah): 10.000 SM

 Alatnya dari batu yang sudah diasah, dihaluskan


sebagian saja. Ditemukan gambar kapal yang
diberi hiasan garis sejajar, ada gambar babi dan
cap tangan berwarna merah, mereka hidup di
bukit sampah (kyoken modinger) dan gua
sampah (abris sous roche) yang ditemukan di
Sumatera, pebble (kapak genggam) dan hache
courte (kapak pendek) serta pipisan alat
penggiling.
Goa Leang-leang: Makassar
Kehidupan Masyarakat Pendukung
 Pendukungnya Homo Sapiens
 Transisi nomaden ke hidup menetap,
mulai bercocok tanam seiring dengan cara
hidup mengumpulkan makanan
 mengenal kesenian.
 Sudah mengenal pula pengolahan tulang
dan tanduk
 Pisau kecil untuk mata panah dan tombak
nomaden
 Mereka berpindah tempat karena lingkungan
alam yang didiami dianggap sudah tidak
produktif lagi. Mereka berusaha untuk mencari
tempat baru yang lebih subur.
 Tentu saja mereka harus bersaing dengan
kelompok lain yang juga mengincar daerah itu.
Jika sudah didapatkan, mereka kemudian tinggal
di sana. Namun, apabila makanan yang
dibutuhkan sudah habis, mereka segera mencari
tempat yang baru lagi. Begitulah seterusnya.
Lokasi Temuan di Indonesia
 Sumatera Timur
 Kalimantan
 Jawa Timur: Sampung, Tuban, Bojonegoro.
 Sulawesi Selatan: Kapur Bone

 Kesemua wilayah tempat ditemukannya mata


panah berada di gua-gua. Selain mata panah,
juga ditemukan perhiasan (gelang dari batu dan
kerang). Selain itu terdapat gerabah (periuk,
cawan dan periuk berkaki).
3. Neolithikum (jaman batu baru): 2000 SM-300 M

 Hidup sudah menetap


 Budaya peninggalannya adalah berladang dan
bercocok tanam.
 mengumpulkan bahan makanan (food
producing) dan beternak
 Muncul perkampungan, kegiatan untuk
memenuhi kepentingan bersama mulai diatur
dan dibagi.
 Teknologi sederhana berfungsi sebagai alat
bantu kerja, bertani, berburu, membuat
gerabah, anyaman kulit kayu untk membuat
pakaian
 Berbagai kapak bahu ditemukan di
Sulawesi Utara dan Halmahera
 kapak persegi (beliung persegi) ditemukan di
Sumatera, Bali, Jawa, dan kapak lonjong yang
ditemukan di Irian, Maluku, Sulawesi Utara,
Tanimbar serta perhiasan dan pakaian dari kalit
kayu.
Kapak lonjong
Berbagai barang perhiasan dari batu
4. Megalitikum (jaman batu besar)

 Alatnya dibuat dari batu besar.


Bangunan yang dibuat untuk
menghormati roh nenek moyang.
 Alat dan bangunan berupa: menhir,
dolmen, keranda, peti kubur, pepundek
berundak, arca batu besar.
Hasil kebudayaan
 Pada masa ini hasil kebudayaan
dihubungkan dengan pemujaan roh nenek
moyang
 Benda yang dihasilkan dibuat untk
keperluan penguburan
Menhir dan Dolmen
Sarkofagus
Peti Kubur
Pepunden Berundak
Arca Batu Besar
 Contoh Kebudayaan megaliticum yang
relevan hingga kini adalah Tana Toraja,
Dayak Benuaq, Pulau Nias, perkampungan
Wanukaka-Irian Jaya, perkampunga desa
purba di Flores
Makan Bukit Lemo-Tana Toraja
Makam Batu Karang Terjal Londa-
Tana Toraja
Kuburan
Bayi Kambira –
Tana Toraja
Makam Dayak Benuaq
Tradisi Megalitik masyarakat Nias abad ke-20
Totem patung
nenek moyang
suku Dayak,
Kalimantan
Tengah
Perkampungan tradisional Wanukaka-Irian Jaya.
Kedamaian terpelihara dengan baik, batu kubur tokoh
leluhur desa masih kokoh, keramat, dan angker. Di atas
batu kubur terdapat dolmen (altar) tempat sesaji untuk
memuliakan arwah leluhur. Di ujung kiri sebuah menhir
yang berbentuk patung nenek moyang.
Perkampungan desa di Flores, lengka
batu tegak dan dolmen di halaman
B. Jaman Logam: 300 – 100 SM
 Jaman logam (jaman perundagian) dalam
mengolah logam khususnya. Jaman logam
terdiri dari tembaga, perunggu dan besi.
Tehnik pembuatan alatnya ada dua cara:

· Tehnik bivalve menggunakan barang


cetakan.
· Tehnik a cire perdue dengan membuat
model benda dari lilin
 kemudian dibungkus dengan tanah liat
kemudian di bakar.

 Di Indonesia sendiri jaman logam dimulai


pada masa jaman perunggu yang tersebar
di Indonesia sejak 500 SM. Mereka sudah
menyembah roh nenek moyang.
Alat yang Dihasilkan
 Nekara perunggu. Benda ini sering
digunakan sebagai salah satu alat dalam
upacara mendatangkan hujan.
 Peninggalan benda ini banyak ditemukan
di Sumatera, Jawa, Bali, P. Roti, P.
Selayar, dan Irian.
 Bejana perunggu
 Kapak perunggu
Nekara perunggu
 Arca Perunggu
 Perhiasan perunggu
manik-manik dari tanah liat seiring dengan
budaya logam
Manusia Purba di Indonesia
1. Meganthropus Palaeojavanicus
(manusia raksasa dari Jawa Kuno)

 Manusia purba jawa (Homo erectus yang


dulu disebut Pithecanthropus erectus)
muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern
yang mempunyai peradaban baru muncul
pada Kala Holosen. Di temukan di Sangiran,
Sala oleh Van Koeningswald tahun 1936.
Tahun 1941 berupa tulang rahang bawah
dan atas, geraham dan umurnya diperkirakan
1,6 juta tahun yang lalu.
 Homo Erectus
2. Pithecanthropus Erectus
(manusia kera berjalan tegak)
 Ditemukan di Trinil, Ngawi oleh E.
Dubois tahun 1890. Berupa tulang
rahang atas tenggorak, geraham
tulang kiri, otaknya 900 cc yang
menurut para ahli disebut missing link
artinya makhluk peralihan dari kera ke
manusia.
 Diperkirakan hidup 1,9 juta tahun yll
3. Pithecantropus Robustus
(manusia kera berahang besar)
 Di temukan di Trinil, Ngawi oleh Von
Koenigswald tahun 1939 dilapisan pletosin
bawah.
4. Pithecantropus Mojokertensis
(manusia kera dari Mojokerto)

 Hidup sekitar 1,9


juta tahun yll

 Di temukan oleh
Von Koeningswald
tahun 1936 berupa
tengkorak anak 5
tahun.
5. Homo Wajakensis
(manusia dari Wajak Tulungagung)

 Oleh E. Dubois tahun 1889,


jenis ini sudah mampu
membuat alat dari batu dan
sudah mengenal memasak
makanan, jenis ini serupa
dengan tengkorak bangsa
asli Australia.
 Volume otak diperkirakan
1530-1650 cc
6. Homo Soloensis
(manusia dari Solo)

 Di Ngandong, Ngawi
oleh Von
Koeningswald dan
Weidenrigh 1931-
1934 berupa 1
tengkorak.
 Diperkirakan hidup
antara 35000-15000
SM.
7. Homo Sapiens (manusia cerdas)

 Volume otaknya
lebih dari 1500 cc.

 Homo sapiens di
Eropa
8. Homo Sapiens Sapiens

Anda mungkin juga menyukai