Anda di halaman 1dari 41

TUGAS

KELOMPOK
Anggota Kelompok

Alfianus Nggazu
Anitasia Batista Siti Idjo
Desy Kusumawardany
Marchellino Fransisco S. Bhigu
Mario Patrisius Suka
MATERI :

MANUSIA YANG MENGHUNI


NUSANTARA & ASAL USUL
MEREKA DARI TIAP MASA
Sub-materi

1. Masa berburu & mengumpulkan makanan tingkat


sederhana : Budaya Paleolitik
2. Masa berburu & mengumpulan makanan tingkat
lanjut : Budaya Mesolitik
3. Masa bercocok tanam : Budaya Neolitik
4. Masa bercocok tanam tingkat lanjut :Zaman
Perundagian/Zama logam
Masa Berburu &
Mengumpulkan
Makanan Tingkat
Sederhana: Budaya
Paleolitik
1) Gambaran Umum

Zaman ini disebut Zaman Batu Tua / Paleolitikum (dari bahasa Yunani palalos = purba, & liyhos = batu)
karena alat penunjang utama untuk berburu & mengumpulkan makanan sebagian besar terbuat dari batu
yang masih kasar / belum diasah/dihaluskan.

Masa ini diperkirakan terjadi antara munculnya manusia purba pertama sampai sekitar 12.000 thn yang
lalu.

Di Indonesia pada masa ini, hidup manusia purba jenis Meganthropus/Homo Brectus. Yang diteliti oleh ahli
paleontologi Belanda, yaitu

Eugene Dubois (1858-1940)


G. H. R. Von Koenigswald (1902-1982)
Gambar
Meganthropus
atau Homo Brectus

1) Kapak genggam/
perimbas untuk
memotong,
menggali, menguliti, Eugene Dubois
dsb.
& G. H R. Von
2 & 3) Alat-alat yang
terbuat dari kayu dan Koenigwald
tulang hewan
2) Corak Kehidupan
Sosial-Ekonomis
Makanan manusia purba pada masa ini bergantung sepenuhnya pada alam dengan berburu & mengumpulkan
makanan. Karena hewan & tumbuhan telah merata di bumi. Kehidupan manusia purba Indonesia pada masa ini,
sejak Pithecanthropus sampai Homo sapiens, bersifat nomaden mengikuti gerak hewan buruan serta sumber air.

Migrasi hewan buruan dipengaruhi beberapa faktor :


Adanya perubahan iklim yang ekstrem
Bencana alam
Ancaman sesama hewan
Gangguan manusia
Tumbu-tumbuhan (khususnya herbivora)

Dan cara berkomunikasi dalam masa ini, masih dalam bentuk bunyi mulut, yaitu kata-kata atau gerak badan
(bahasa isyarat) yang sederhana.
3) Hasil-Hasil Budaya

Sesuai perkembangan otaknya yang terbatas, alat yang mereka gunakan pada masa ini juga masih sangat
sederhana, yaitu alat-alat dari batu, kayu, dan tulang hewan yang masih kasar.

Berikut jenis alat yang ditemukan di Indonesia pada masa berburu & mengumpulkan makanan tingkat sederhana
(budaya paleolitikum).
1. Kapak Perimbas : Sejenis senjata yang digenggam & berbentuk masif. Teknik pembuatannya pada umumnya
masih kasar & tidak mengalami perubahan dalam waktu perkembangan yang panjang.
2. ALat Serpih (Flakes) : Temuannya pertama kali ditemukan oleh von Koenigswald pada 1934. Dikumpulkan dari
permukaan tanah barat laut Desa Ngebung, Sragen, JaTeng
3. Alat Tulang : Pembuatannya hanya diketahui di Ngandong sebagai unsur yang ditemukan dalam konteks
Pithecanthropus soloensis & alat-alat lain yang dibuat dari tanduk, serpih, dan batu-batu bundar.
Gambar

Pithecanthropus

Kapak Alat Tulang


Perimbas/Kapak
Genggam
Homo Sapiens

Alat Serpih (Flakes)


Masa Berburu &
Mengumpulkan
Makanan Tingkat
Lanjut: Budaya
Mesolitik
1) Gambaran Umum
Penyebutan Zaman Batu Tengah/Madya atau Mesolitikum (dari
bahasa Yunani mesos = tengah lithos = batu) menunjukkan 2
pengertian:

Pertama, pada periode ini, alat penunjang utama untuk berburu &
mengumpulkan makanan masih sama dengan periode sebelumnya,
yaitu terbuat dari batu yang masih kasar.
Kedua, periode merupakan masa peralihan dari Zaman Batu Tua ke Poesponegoro Notosutanto
Zaman Batu Muda.

Masa ini diperkirakan terjadi antara 10.00-2.500 thn yang lalu atau
pada masa Holosen. Adapun manusia purba pendukung zaman ini
adalah Homo sapiens yang lebih cerdas karena otaknya mengalami
perkembangan.

Menurut Poesponegoro dan Notosutanto (1990), Homo sapieens di


Nusantara adalah ras pendatang baru yaitu Ras Australomelanesoid Ras Proto Australoid
yang diyakini sebagai keturunan Proto Australoid & ras Mongoloid. Australomelanesoid
1) Gambaran Umum

Menurut Sarasin berrsaudara, penduduk asli Kep. Indonesia,


yang ciri-ciri fisik & kemampuan otaknya sudah sama
dengan manusia modern sekarang adalah ras bertubuh
agak gelap & kecil. Oleh Sarasin, penduduk asli Indonesia
itu disebut sebagai bangsa Vedda. Ras Mongoloid

Di Indonesia, yang termasuk dalam ras ini dan


keturunannya yang masih ada sampai sekarang adlah
suku bangsa Kubu/atau suku Anak Dalam (Jambi), Sarasin
Lubu/orang Ulu (Jambi & Sumatra Selatan, Talang Mamak
(Riau), & Toala di Sulawesi

Bangsa Vedda
2) Corak Kehidupan Sosial-Ekonomi

Corak kehidupan mereka tetap sama seperti sebelumnya. Yang membedakan adalah:
1. Mereka mampu membuat alat-alat dari tulang & kulit kerang
2. Mereka mengenal pembagian tugas/kerja laki-laki & perempuan
3. Mereka mengenal kebiasaan bertempat tinggal secara tidak tetap
4. Mulai mengenal tradisi melukis

Pada masa ini pula, untuk pertama kalinya manusia purba menemukan api. Kemudian di tahap
terakhir masa ini, mereka telah mengenal masa bercocok tanam yang sangat sederhana &
dilakukan secara berpindah-pindah menurut kondisi kesuburan tanah.
3) Hasil-Hasil Budaya
Pada masa ini, berkembang 3 tradisi pokok pembuatan alat-alat di Indonesia, yaitu: tradisi
serpih-bilah, alat tulang, & kapak genggam sumatra. Tradisi pembuatan alat pada masa ini
mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan Bacskn dan Hòa Bình (± thn 12000-8000 SM) dari
Vietnam Utara, yang diduga merupakan daerah asal pendatang baru ras Austromelanesoid.

a.) Serpih-bilah (flakes). Tradisi serpih terutama berlangsung dalam kehidupan di gua-gua
SulSel, seperti di Leang Karassa & pulau-pulau NTT. Adapun di gua-gua di Jawa, serpih-bilah
tidak memainkan peran penting dalam konteks tradisi tulang.
b.) Alat tulang. Banyak ditemukan di JaTim oleh Arkeolog L. J. C. van Es, seperti di Gua Lawa,
dekat Sampung (JaTim) meliputi alat tulang (2 macam bentuk sudip tulang & semacam belati
dari tanduk), mata panah batu yang bersayap & berpangkal konveks, hematit (beso oksida),
lesung batu, serta perhiasan dari kulit kerang.
c.) Kapak genggam Sumatra (Sumatralith). Berasal dari Asia Tenggara & ditemukan di Tiongkok
Selatan, Vietnam, Kamboja, Annam, Thailand, & Semenanjung Malaya.
Gambar

L. J. C. van Es

Kapak
Perimbas/Kapak
Genggam

Alat Tulang

kebudayaan Bacskn
Alat Serpih (Flakes) dan Hòa Bình
4) Bentuk Kepercayaan Awal

Selama bertempat tinggal di gua-gua, mereka mulai


mengenal tradisi melukis di dinding-dinding gua,
misalnya :
Diyakini sebagai simbol kekuatan/lambang kekuatan
Gua Leang-Leang
pelindung terhadap gangguan roh-roh jahat.
(Sulawesi Selatan)
cap-cap tangan yang jari-jarinya tidak lengkap,
diperirakan merupakan ungkapan brduka atau
berkabung.

Papua
4) Bentuk Kepercayaan Awal

Menurut H. R. van Heekeren, cap tangan


menggambarkan suatu perjalanan dari arwah mereka
yang telah meningga, yang sedang meraba-raba
menuju alam arwah.
H. R. van Heekeren

Menurut Robert dan Galis, lukisan-lukisan gua bertalian Robert


dengan upacara penghormatan nenek moyang, upacara
kesuburan, keperluan ilmu dukun, atau memperingati
kejadian penting.

Galis
4) Bentuk Kepercayaan Awal

Selain itu, alam kepercayaan masyarakat pada


masa itu juga terlihat dalam peristiwa atau
upacara penguburan. Bukti-bukti tentang
Gua Lawa
penguburan ditemuan di :
Gua Sodong
1. Gua Lawa ( JaTeng)
2. Gua Sodong (JaTeng)
3. Bukit Kerang (SumUt)

Bukit Kerang
Masa Bercocok
Tanam :
Budaya Neolitik
1) Gambaran Umum: Apa, Kapan,
Siapa?
Berasal dari bahasa Yunani neo = baru ; lithos = batu. Sebagian para
ahli menyebutnya dengan Zaman Batu Baru karena lahirnya tradisi
bercocok tanam. Pada masa ini juga sudah dikenal teknologi
pembuatan tembikar, perhiasan, dan peternakan.

Menurut R. Soekmono, kebudayaan bercocok


tanam inilah yang menjadi dasar kebudayaan
Indonesia sekarang ini.
1) Gambaran Umum: Apa, Kapan,
Siapa?
Gelombang pertama bangsa Melayu Austronesia dari ras
Mongoloid datang ke Nusantara pada 1500 SM, yang disebut juga
bangsa Proto-Melayu atau Melayu Tua dan jumlahnya lebih
banyak dari penduduk asli. Mereka datang dari Yunnan (wilayah
Tiongkok yang bermigrasi ke Indonesia melalui 2 jalur.
1. Jalur Barat, dari Yunnan menuju Thailand, Semenanjung
Malaya, kemudian ke Sumatra, Jawa, dan Flores
2. Jalur Timur, dari Yunnan melalui Vietnam menuju Taiwan,
Kep. Filipina, kemudian ke Kep. Maluku, Sulawesi, Halmahera,
dan Papua

Keturunan mereka yang masih ada hingga sekarang adalah suku


Dayak, Toraja, Batak, dan Papua
1) Gambaran Umum: Apa, Kapan,
Siapa?
Masa ini juga disebut sebagai zaman kebudayaan kapak persegi
karena banyak ditemukannya kapak dari batu yang sudah halus,
seperti beliung, kapak corong, dan kapak lonjong.
2) Corak Kehidupan Sosial-Ekonomi
Cara hidup berburu & mengumpulkan makanan perlahan ditinggalkan
yang kemudian diganti dengan memelihara hewan-hewan tertentu
(pastoralisme). Sebagian kecil yang tinggal di pantai, memproduksi
garam & mencari ikan.

Kegiatan bercocok tanam dilakukan dengan menebang & membakar


pohon-pohon & belukar (slash & burn). Tanaman yang dikembangkan,
seperti keladi, pisang, kelapa, salak, rambutan, sukun, & duku.
Sementara hewan yang diternak, yaitu ayam, kerbau, anjing, babi.
2) Corak Kehidupan Sosial-Ekonomi
Bangunan tempat tinggal pada masa ini terbuat dari kayu & bambu.

Gotong royong sudah menjadi bagian dari corak kehidupan pada masa
ini.

Pembagian kerja antara kaum wanita dan laki-laki juga sudah dikenal
pada masa ini.

Dan seiring meningkat jumlah penduduk, kegiatan-kegiatan dalam


kehidupan perkampungan ditujukan untuk mencukupi kehidupan
bersama mulai diatur & dibagi di antara anggota-anggota masyarakat.
Pemimpin yang berperan penting disebut primus interpares
3) Hasil-Hasil Budaya
Masa bercocok tanam di Indonesia dimulai kira-kira bersamaan dengan
berkembangnya kemahiran mengupam (menggosok & mengilapkan) alat-
alat batu serta dikenalnya pembuatan gerabah.

a. Beliung persegi. Memiliki variasi yang paling umum yaitu belincung,


belincung berpunggung tinggi. Daerah penemuannya meliputi hampir
seluruh Kep. Indonesia.
3) Hasil-Hasil Budaya
b. Kapak lonjong. Daerah penemuannya di daerah
timur, yaitu Sulawesi, Sangihe-Talaud, Flores,
Maluku, Leti, Tanimbar, & Papua.

c. Alat-alat obsidian. Berkembang di beberapa


daerah seperti Jambi, Leles, Leuwiliang, Minahasa, &
Flores Barat

d. Mata panah. Ditemukan di Jawa Timur & Sulawesi


Selatan.
3) Hasil-Hasil Budaya
e. Gerabah. Bukti-buktinya berasal dari
Kendenglembu, Klapadua, Serpong, Kalumpang &
Minanga, seitar bekas Danau Bandung, & Paso

f. Alat pemukul dari kulit kayu. Ditemukan di


beberapa di Kalimantan & Sulawesi.

g. Perhiasan berupa gelang dari batu & kulit kerang.


Umumnya ditemukan di JaTeng & JaBar.
4) Sistem Kepercayaan
1. Animisme, berasal dari bahasa
Latin anima yang berarti “roh”,
adalah kepercayaan bahwa segala
sesuatu yang ada di bumi baik
hidup maupun mati memiliki roh.
2. Dinamisme, dari bahasa Yunani
dinamos yang berarti kekuatan/daya,
adalah kepercayaan bahwa benda-benda
di sekitar manusia memiliki
daya/kekuatan gaib yang mampu memberi
manfaat ataupun marabahaya bagi
manusia
Masa Bercocok
Tanam Tingkat Lanjut
:Zaman
Perundagian/Zaman
Logam
1) Gambaran Umum: Apa, Kapan, Siapa?
Disebut Zaman Logam karena pada masa ini,
manusia sudah mampu membuat alat-alat dari
logam. Adapaun kaum undagi, yaitu golongan yang
terampil/ahli untuk melakukan pekerjaan tangan.
Aslinya, kata undagi adalah sebutan bagi arsitek
tradisional Bali.

Manusia pada zaman ini adalah gelombang kedua


dari bangsa Melayu Austronesia dari Ras
Mongoloid yang tiba di Nusantara sekitar thn 300
SM, yang disebut bangsa Deutro Melayu atau
Melayu Muda
1) Gambaran Umum: Apa, Kapan, Siapa?

Kepercayaan kepada pengaruh nenek


moyang terhadap perjalanan hidup
manusia serta upacara-upacara
religius yang menyertainya semakin
berkembang pada masa perundagian. Punden berundak menhir
Seperti punden berundak, menhir
(batu tegak), Sarkofagus (keranda
batu), dolmen, kubur batu.
sarkofagus

Kebudayaan pada masa ini disebut


juga kebudayaan megalitik &
kebudayaan logam.
dolmen kubur batu
2) Corak Kehidupan Sosial-Ekonomi

Pada masa ini, tidak semua orang mampu membuat alat-alat logam. Oleh
karena itu, di awal & periode pertengahan masa perundagian, termasuk
barang mahal & langka.

Namun, alat-alat dari logam ini tidak menggantikan gerabah. Karena


munculnya alat-alat dari logam hanya mengganti alat-alat dari batu &
tulang.

Selain itu, munculnya kemampuan membuat alat-alat dari logam tida


menggantikan mata pencaharian pokok, yakni bercocok tanam.
2) Corak Kehidupan Sosial-Ekonomi

Perahu bercadik memainkan peran besar dalam hubungan-


hubungan perdagangan antar-pulau Indonesia & antara Kep.
Indonesia & Daratan Asia. Perdagangan dilakukan dengan
menukar barang (barter).

perahu candik
Benda-benda yang digemari
adalah benda-benda yang
mengandung arti magis &
bersifat khas, misalnya
nekara perunggu, moko, dan
benda-benda perhiasan
moko
seperti manik-manik.
nekara perunggu manik-manik
3) Hasil-Hasil Budaya
a) Alat-alat dari perunggu

Bejana perunggu
Nekara
Moko

Nekara tipe pejeng Kapak perunggu


Arcana perunggu
3) Hasil-Hasil Budaya
a) Alat-alat dari besi

cangkul
mata kapak
mata pisau

mata sabit mata pedang


tongkat
3) Hasil-Hasil Budaya
Tradisi gerabah Nusantara pada masa ini mendapat pengaruh dari 2 tradisi
gerabah di Asia Tenggara, yaitu Sa Huynh-Kalanay & Bau-Malayu. Di masa ini,
penggunaan gerabah tidak hanya untuk keperluan sehari-hari, tetapi juga untuk
kepentingan upacara penguburan, misalnya sebagai tempayan & bekal kubur.

tempayan bekal kubur


4) Bentuk Kepercayaan

Sama seperti zaman sebelumnya, hasil budayanya berupa


bangunan-bangunan besar/megalitik, berfungsi sebagai sarana
pemujaan kepada roh nenek moyang. Yang diyakini bahwa
nenek moyang itu akan melindungi & menyertai perjalanan
hidup manusia apabila selalu diperhatikan & dipuaskan
melalui upacara-upacara.
Sekian.
Penutup/ Kutipan

Bingung? Bagus! Karena kami juga begitu.

Selesai sudah presentasi kelompok kami hari ini,


seperti kamu & dia yang selesai tanpa pernah
dimulai. Kami pamit undur diri, terimakasih
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai